Anda di halaman 1dari 11

CLOSED FRACTURE

HUMERUS
PENGERTIAN
Fraktur atau patah tulang adalah gangguan atau terputusnya
kontinuitas dari struktur tulang (Black & Hawks, 2005).
Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang
dengan dunia luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang
meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi
infeksi (De Jong, 2010).
Fraktur humerus adalah dikontinuitas atau
hilangnya struktur dari tulang humerus (Mansjoer,
Arif, 2003). Sedangkan menurut Sjamsuhidayat
(2005) fraktur humerus adalah fraktur pada tulang
humerus yang disebabkan oleh benturan
langsung maupun tidak langsung.
Jadi dapat disimpulkan definisi dari fraktur
humerus adalah dikontinuitas atau hilangnya
struktur dari tulang humerus yang disebabkan
Etiologi
 Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang, hal tersebut akan
menyebabkan fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat
comminuted dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan
 Trauma tak langsung
Apabila trauma di hantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, trauma
tersebut disebut trauma tidak langsung, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat
menyebabkan fraktur pada humerus. Pada keadaan ini jaringan lunak tetap utuh.
 Fraktur yang terjadi
Ketika tekanan atau tahanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tahan
tulang.
 Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.
 Usia penderita
 Kelenturan tulang dan jenis tulang.
KLASIFIKAS
I

Fraktur atau patah tulang humerus terbagi atas :


1.Fraktur Suprakondilar humerus
Jenis fraktur ini dapat dibedakan menjadi :
a. Jenis ekstensi yang terjadi karena trauma langsung pada humerus
distal melalui benturan pada siku dan lengan bawah pada posisi supinasidan
lengan siku dalam posisi ekstensi dengan tangan terfikasi
b.Jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada telapak
tangan dengan tangan dan lenganbawah dalam posisi pronasi dan siku dalam
posisi sedikit fleksi

2.Fraktur interkondiler humerus


Fraktur yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondiler lateralis dan
fraktur kondiler medialis humerus
3.Fraktur batang humerus
Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung yang mengakibatkan
fraktur spiral (fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
disebabkan trauma rotasi)

4.Fraktur kolum humerus


Fraktur ini dapat terjadi pada kolum antomikum (terletak di
bawah kaput humeri) dan kolum sirurgikum (terletak di bawah
tuberkulum)
MANIFESTASI KLINIK

1. Look yaitu pada fase awal cidera klien terlihat mengendong


lengan pada dada untuk mencegah pergerakan. Suatu
benjolan besar atau deformitas pada bahu depan terlihat
dibawah kulit dan kadang-kadang fragmen yang tajam
mengancam kulit
2. Feel didapatkan adanya nyeri tekan pada bahu depan
3. Move karena ketidakmampuan mengangkat bahu ke atas,
keluar dan kebelakang thoraks.
Tanda dan gejala yang biasa
muncul pada fraktur antara lain:

a. Adanya nyeri.
b. Adanya oedema.
c. Keterbatasan LGS.
d. Penurunan kekuatan otot.
e. Penurunan kemampuan aktivitas fungsional.
Komplikasi pada fraktur humerus:

 Mal-union
Mal-union adalah suatu proses penyambungan tulang yang
terjadi tidak pada posisinya Mal-union akan selalu
meninggalkan suatu benjolan; pada anak, benjolan itu selalu
hilang pada waktunya, dan pada orang dewasa biasanya hilang.
Seseorang yang sangat ingin memperoleh hasil kosmetik yang
baik dengan cepat dapat menjalani terapi yang lebih drastis:
fraktur biasanya direduksi dibawah anestesi dan dipertahankan
reduksinya dengan gips yang mengelilingi dada (cuirass)
(Apley, 2000).
 Kekakuan
Kekakuan bahu sering ditemukan tetapi hanya sementara; ini akibat rasa
takut untuk menggerakkan suatu fraktur. Jari juga akan kaku dan
memerlukan waktu berbulan-bulan untuk memperoleh kembali gerakan,
kecuali kalau jari itu diberi latihan (Apley, 2000).
 Non-union
Non-union adalah suatu proses dimana penyambungan tulang terganggu. Non-union
sering terjadi kecuali kalau ahli bedah cukup tak bijaksana dalam melakukan
operasi pada fraktur. Ini dapat diterapi dengan fiksasi internal dan pencangkokan
tulang yang aman (Apley, 2000).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang menurut De Jong (2010) yaitu:


Laboratorium
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui, Hemoglobin, hematokrit
sering rendah akibat perdarahan, Laju endap darah (LED) meningkat
Radiologi
X Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Venogram (anterogram) mengambarkan arus vaskularisasi
CT Scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks
Rontgen yaitu untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur
Scan tulang atau MRI yaitu memperlihatkan fraktur dan menidentifikasi
kerusakan jaringan lunak

Anda mungkin juga menyukai