Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas gunamempertahankan
kesehatannya (Hidayat, 2006).
Gangguan mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas,
dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.
Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi
parsial di antaranya. Beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada di antara
rentang mobilisasi-imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan
berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Potter dan Perry,1994).
Perubahan mobilisasi akan mempengaruhi fungsi metabolisme endokrin, resorpsi kalsium
dan fungsi sistem gastrointestinal. Sistem endokrin menghasilkan hormone mempertahankan dan
meregulasi fungsi vital, seperti : berespon pada stres dan nyeri, pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi, mempertahankan lingkunagn internal serta produksi, pembentukan dan penyimpanan
energi (Potter & Perry, 2009).

B. TUJUAN
a. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kebutuhan dasar manusia
b. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan aktivitas.
2. Untuk mengetahui posisi tidur yang baik dan mamfaat nya.
3. Untuk mengetahui cara memindah kan pasien dari satu posisi ke posisi lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MOBILISASI
Mobilisasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan
diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002).
.Carpenito (2000) menjelaskan bahwa mobilisasi merupakan faktor utama dalam
mempercepat pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi pasca bedah, mobilisasi sangat
penting dalam percepatan hari lama rawat dan mengurangi resiko karena tirah baring lama
seperti terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot-otot diseluruh tubuh, gangguan
sirkulasi darah, gangguan pernafasan, dan gangguan peristaltik maupun berkemih. Kedua
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi adalah suatu upaya mempertahankan
kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi
fisiologis.
Mobilisasi merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan
maupun kemampuan aktivitas (Perry & Potter, 2010). Mobilisasi adalah kemampuan individu
untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Alimul, 2009).

B. Macam-Macam mobilisasi
1. Mobilitas Penuh
Merupakan keadaan di mana kemampuan seseoraang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran sehari-hari.
Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi dari saraf motorik, volunteer dan sensorik untuk
dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebangian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dangan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik
pada area tubuh nya. Hal dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi. Pasien paraplegia tau kelumpuhan dapat mengalami mobilitas
sebagian pada ekstremitas bahwa karena kehilangan control motorik dan sensorik.
Terdapat dua macam mobilitas/mobilisasi sebagian ini,yaitu :
1. Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifat nya sementara.Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversible
pada system musculoskeletal,contoh nya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
2. Mobilitas sebagian permanen
Mobilitas sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifat nya menetap.
Hal tersebut disebabkan oleh rusak nya system saraf yang revesible. Contohnya terjadi
hemiplegia karena stroke,paraplegi karena cedera tulang belakang,dan untuk kasus
polipmyelitisterjadi karena tergan .

C. Indikasi Mobilisasi
Indikasi di perbolehkan untuk latihan rentang gerak menurut Potter,P (2006).
1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
Salah satu efek yang ditimbulkan pada anestesi umum adalah efek anesthesia
yaitu analgesia yang di sertai hilangnya kesadaran (Zunlida dalam Sulistia, 2007).
2. Kelemahan otot
Menurut Zunlida dalam Sulistia (2007) salah satu efek dari trias anesthesia adalah efek
relaksasi otot.
3. Fase rehabilitasi fisik
Beberapa fisioterapis menempatkan latihan pasif sebagai preliminary exercise bagi
pasien yang dalam fase rehabilitasi fisik sebelum pemberian terapi
latihan yang bersifat motor relearning (Irfan, 2012).
4. Klien dengan tirah baring lama
Pemberian terapi latihan berupa gerakan pasif sangat bermanfaat dalam menjaga sifat
fisiologis dari jaringan otot dan sendi pada pasien dengan tirah baring lama. Jenis latihan
mobilisasi dapat di berikan sedini mungkin untuk menghindari adanya komlplikasi akibat
kurang gerak, seperti kontraktur, kekakuan sendi, dan lain-lain (Irfan, 2012).
D. Kontra indikasi Mobilisasi
Kontra indikasi untuk latihan rentang gerak menurut Potter,P (2006).
1. Trombus/emboli pada pembuluh darah
2. Kelainan sendi atau tulang
3. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
4. Trauma medulla spinalis atau trauma system saraf pusat

E. Maamfaat mobilisasi
a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat.
b. Mengurangi rasa sakit dengan demikian pasien merasa sehat.
c. Membantu mempercepat organ organ tubuh berkerja seperti semula.
d. Mobilisasi memungkinkan kita mrngajar kan segera untuk pasien agar dapat merawat
Dirinya sendiri
e. Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi juga meninggkatkan otot.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,


teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk
kemandirian (Barbara konzier,1995).
Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan fisik dari anggota badan dan
tubuh itu sendiri berputar, duduk dan berjalan,hal ini di sebabkan oleh berada pada
posisi tetap dengan gravitasi berkuran seperti saat duduk atau berbaring (susan j.
garrison,2004).

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasa dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena
batasan nya pengetahuan dan kurang nya rujukan atau referensi yang ada hubungan
nya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada Penulis demi kesempurnaannyan makalah
ini dapat memeri kesempatan berikut nya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai