Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PASIEN ARF DAN CRF

Rahel Lumban Gaol

2020

Abstrak

Gagal ginjal merupakan penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat hilangnya
kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostatis tubuh. Penyebab gagal ginjal
akut dibagi dalam tiga kategori, yaitu penyebab Prarenal (hipoperfusi ginjal), penyebab
intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal), pasca renal. Gagal ginjal kronis merupakan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampai nitrogen lain dalam darah)

Asuhan Keperawatan Kritis Pasien ARF

Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Gagal ginjal
akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal secara mendadak, biasanya ditandai dengan
peningkatan konsentrasi urea (azotemia) dan serum kreatinin, oliguria (kurang dari 500
cc dalam 24 jam), hyperkalemia dan retensi natrium (Suharyanto & Madjid, 2009, p.
169).

Gagal ginjal merupakan penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat


hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostatis tubuh. (Nuari &
Widayati, 2017, p. 85) . gagal ginjal akut juga merupakan suatu sindrom yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat terjadinya
penimbunan hasil metabolisme persenyaan nitrogen seperti ureum dan kreatinin.
Etiologi

Penyebab gagal ginjal akut dibagi dalam tiga kategori, yaitu (Nursalam, 2006, pp.
36–37)

1. Penyebab Prarenal (hipoperfusi ginjal)

Kondisi ini menyebabkan berkurangnya alirah darah ginjal dan menurunnya filtrasi
glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah :

a. Hipovolemik (luka bakar, kehilangan cairan dari gastrointestinal, pankreatitis)

b. Vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis)

c. Gangguan fungsi jantung (infark miokardium)

d. Gagal jantung kongesif, disritmia).

2. Penyebab intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal)

Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat trauma jaringan glomerulus atau
tubulus ginjal. Kondisi klinis yang umum adalah :

a. Trauma langsung pada ginjal dan cedera akibat terbakar, cedera akibat benturan.
Cedera akibat terbakar dan cedera akibat benturan menyebabkan pembebasan
hemoglobin dan mioglobin (protein yang dilepaskan dari otot ketika cedera),
sehingga terjadi toksik renal, iskemik atau keduanya.

b. Pemakaian NSAID. Medikasi ini mengganggu prostaglandin yang secara normal


melindungi aliran darah renal, menyebabkan iskemia ginjal.

c. Penyakit glumerovaskular ginjal (glumerulonefritis)


3. Pasca renal

Pasca renal terjadi akibat sumbatan atau gangguan aliran urine melalui saluran
kemih (sumbatan bagian distal ginjal). Tekanan di tubulus meningkat sehingga laju
filtrasi glomerulus meningkat. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya kesulitan
dalam mengosongkan kandung kemih dan perubahan alian kemih. Gangguan yang
terjadi akibat sumbatan saluran aliran kemih yang disebabkan oleh :

a. Obstruksi ureter bilateral yang disebabkan oleh batu saluran kemih, tumor
ganas pada saluran kemih, kelenjar prostat.
b. Tindakan bedah yang disengaja untuk mengikat atau memotong ureter.
Obstruksi uretra yang disebabkan oleh hipertrofi prostat

Faktor Resiko

Faktor resiko dari gagal ginjal akut antara lain :

1. Hipovolemia

2. Hipotensi

3. Penurunan curah jantung dan gagal jantung kongestif

4. Bekuan darah atau batu ginjal

5. Obstruksi ginjal ( saluran urine oleh tumor)

6. Obstruksi bilateral vena atau arteri renalis


Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut

A. Pengkajian

Data yang perlu dikaji :

1. Breath (Dispnea, takipnea, peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan,


bau ammonia, dan batuk produktif).

2. Blood (apakah ada hipotensi edema jaringan umum, pucat, keabnormalan


tekanan darah)

3. Brain (sakit kepala, kram otot/kejang)

4. Bladder (perubahan pola kemih, disuria, retensi abdomen kembung)

5. Bowel (peningkatan berat badan (oedem), penurunan berat badan, mual,


muntah, anoreksia, dan nyeri ulu hati).

6. Bone (oedem (+) pada ekstremitas)

B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipervolemia b.d oliguria

2. Defisit nutrisi b.d anoreksia

3. Risiko penurunan curah jantung b.d kelebihan volume cairan

4. Resiko infeksi b.d depresi pertahanan imunologi

C. Intervensi Keperawatan

1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Mencegah infeksi
3. Meningkatkan nutrisi: pada tahap oliguria, beri cairan yang tidak mencetuskan
muntah sedikit demi sedikit,

4. Terapi diet: tinggi karbohidrat dna lemak selama pembatasan protein, rendah
kalium, selama kondisi hyperkalemia dan tinggi kalium selama hypokalemia.

5. Tangani mual, muntah dengan obat anti-emetik dna tindakan nonfarmakologis

Asuhan Keperawatan Kritis Pasien CRF

Gagal ginjal kronis merupakan dimana keadaan kegagalan fungsi ginjal dalam
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit yang
mengakibatkan destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan
sisa metabolisme (toksik uremik) didalam darah (Muttaqin & Kumala, 2012, p. 35).

Gagal ginjal kronis merupakan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampai
nitrogen lain dalam darah) (Nuari & Widayati, 2017, p. 114).

Etiologi

Adapun etiologi dari gagal ginjal kronik (Nuari & Widayati, 2017, p. 114).

1. Diabetes mellitus

2. Glumerulonefiritis kronis

3. Hipertensi tidak terkontrol

4. Gangguan vaskuler

5. Penyakit ginjal polikistik


Manifestasi Klinis

Adapun manifestasi klinik gagal ginjal kronik antara lain (Nuari & Widayati, 2017, p.
116).

1. Gangguan kardiovaskuler

Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat pericarditis, effuse dan gagal jantung
akinat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema

2. Gangguan gastrointestinal

Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolism protein dalam
usus, pendarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan pendarahan mulut, nafas
bau.

3. Gangguan integument

Kulit berwarna pucat akibat anemia, dan kekuning-kuningan akibat penimbunan


urokrom, gatal-gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.

Asuhan Kperawatan

A. Pengkajian

1. Anamnesa :

a. Persepsi dan manajemen kesehatan

b. Makanan atau cairan

c. Eliminasi
d. Pola mekanisme

e. Pola istirahat tidur

2. Diagnosa Keperawatan

a. Volume cairan berlebih

b. Pola napas tidak efektif

3. Intervensi Keperawatan

A. Volume Cairan Berlebih :

a. Monitor Cairan

b. Manajemen cairan

B. Pola napas tidak efektif :

a. Monitor Pernapasan

b. Terapi oksigen
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, A., & Kumala. (2012). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Perkemihan.Jakarta: Salemba Medika.

Nuari, N. A., & Widayati, D. (2017). Gangguan Pada Sistem Perkemihan &
Penatalaksanaan Keperawatan. Jakarta: Deepublis.

Nursalam. (2006). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Anda mungkin juga menyukai