I.2 Etiologi
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :
I.2.1 Pra renal atau hipoperkusi ginjal adalah masalah aliran darah akibat
hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glomelurus. Kondisi
klinisnya adalah status penipisan volume (hemoragik/kehilangan
cairan melalui saluran gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis atau
anafilaksis), gangguan fungsi jantung (infark miokardium, gagal
jantung kongestif, syok kardiogenik), muntaber, perdarahan, luka
bakar yang luas.
I.2.2 Intra-renal atau kerusakan actual jaringan ginjal adalah akibat dari
kerusakan struktur glomelurus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti
rasa terbakar, cedera akibat benturan, dan infeksi serta agen
nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus akut (ATN) dan
berhentinya fungsi renal, pemakaian obat-obatan anti-inflamasi
non-steroid (NSAID) medikasi ini mengganggu prostaglandin yang
secara normal melindungi aliran darah renal menyebabkan iskemia
ginjal, glomerulonefritis akut (muka sembab, kaki bengkak,
tekanan darah meningkat, kadang disertai nyeri pinggang dan
kencing berwarna merah), keracunan obat.
I.2.3 Pasca renal atau obstruksi aliran urin menyebabkan gagal ginjal
akut biasanya akibat dari obstruksi dibagian distal ginjal, tekanan
ditubulus ginjal meningkat, akhirnya laju filtrasi glomelurus
meningkat, sumbatan saluran kemih (batu, tumor, bekuan darah,
dsb). Ditandai nyeri pinggang hebat seperti diremas-remas, kadang-
kadang kencing berwarna merah, berkurang atau sama sekali tidak
kencing
I.6 Komplikasi
I.6.1 Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic,
katabolisme dan masukan diet berlebih.
I.6.2 Asidosis metabolic
I.6.3 Edema paru
I.6.4 Encephalphaty uremia (Dermawan, 2010).
I.7 Penatalaksanaan
Setelah penyebab ditemukan, tujuan pengobatan adalah untuk membantu
ginjal bekerja lagi dan mencegah cairan dan limbah menumpuk didalam
tubuh. Tidak ada pengobatan khusus, sehingga penanganan manajemen
AKI adalah mengobati penyebab, pemantauan keseimbangan cairan dan
elektrolit secara ketat dan mengoptimalkan status hemodinamik dengan
terapi cairan yang tepat. Manajemen ini meliputi:
I.7.1 Memantau kreatinin, natrium, kalsium, fosfat, glukosa.
I.7.2 Mengidentifikasi dan mengobati infeksi.
I.7.3 Mengoptimalkan keseimbangan cairan.
I.7.4 Mengidentifikasi dan mengobati komplikasi.
I.7.5 Rujukan untuk terapi pergantian ginjal (RRT) :
I.7.5.1 Hiperkalemia
I.7.5.2 Asidosis metabolik
I.7.5.3 Overload cairan
I.7.5.4 Edema paru
I.7.5.5 Gejala atau komplikasi uremia seperti perikarditis atau
uremia encephalophaty
I.8 Pathway
2.3 Perencanaan
Diagnosa1 : Gangguan eliminasi urine (00016)
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
ganggguan eliminasi urine berkurang dengan kriteria hasil:
2.3.1.1 Kontinensia urina : pengendalian eliminasi urine dari
kandung kemih
2.3.1.2 Eliminasi urine : pengumpulan dan pengeluargan urine
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional.
2.3.2.1 Pelatihan kandung kemih : Meningkatkan fungsi kandung
kemih pada individu yang mengalami inkontinensia urine
dengan meningkatkan kemampuan kandung kemih untuk
menahan urine dan kemampuan pasien untuk menekan
urinasi
2.3.2.2 Manajemen eliminasi urine : mempertahankan pola
eliminasi urine yang optimum.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi 3, Jakarta : Media
Aesculapius.
Nahas, Megiud El & Adeera Levin.(2010). Chronic Kidney disease: APractice Guide
to Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Nurarif, A. H. & Kusuma H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda. Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddart.Edisi 8. Jakarta : EGC.
Suyono, Slamet. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi 3. Jilid I, II. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Martapura, Mei 2017
(.............................................) (.............................................)