Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Epidemologi

Penyakit hipertensi dalam kehamilan (Preeklampsia dan Eklampsia)


adalah salah satu dari tiga penyebab utama kematian ibu disamping
perdarahan dan infeksi. Ada sekitar 85% preeklampsia terjadi pada 14%
sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien
mengalami anomali rahim yang berat. Pada ibu yang mengalami hipertensi
kronis, penyakit ginjal, insiden mencapai 25%. Menurut WHO terdapat
sekitar 585.000 ibu meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1%
diantaranya dikarenakan oleh preeklamsia dan eklampsia. [ CITATION Nel14 \l
1033 ]

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, tetapi ada beberapa


keadaan yang dapat menyebabkan kehamilan penuh dengan ancaman. Diawali
dari hasil bertemunya sperma dan ovum yang tidak menempel dengan
sempurna ke rahim, kemungkinan pertumbuhan janin yang terhambat,
berbagai penyakit ibu yang mengancam kehamilan, hingga proses kelahiran
yang juga mempunyai resiko tersendiri. Salah satu penyakit yang sering
mengancam kehamilan adalah hipertensi dalam kehamilan. Penyebab
langsung kematian ibu disebabkan oleh perdarahan (28%), preeklampsia
(24%), infeksi (11%), komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma obstetrik
(5%), emboli obstetrik (3%). [ CITATION Nel14 \l 1033 ]

Di indonesia, preeklampsi dan eklampsi merupakan penyebab kematian


ibu yang berkisar 15% - 25%. Ada beberapa penyakit ibu yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, yaitu riwayat hipertensi kronis,

1
preeklampsia, diabetes mellitus, ginjal kronis dan hioperplasentosis (mola
hoidatidosa, kehamilan multipel, bayi besar).[ CITATION Nel14 \l 1033 ]

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hipertensi dan Preeklampsia ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan hipertensi dan preeklampsia
pada kehamilan ?
3. Bagaiamana penatalaksanaan hipertensi dan preeklampsia pada
kehamilan ?
4. Apa saja pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan kehamilan pada
hipertensi dan preeklampsia ?
5. Apa peran dan tanggungjawab Perawat dalam Asuhan Keperawatan ?

C. Tujuan Masalah
a. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui pengertian Hipertensi dan Preeklampsia.
 Untuk mengetahui penyebab hipertensi dan preeclampsia.
 Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi dan
preeklampsia pada kehamilan.
 Untuk mengetahui diagnosa keperawatan hipertensi dan
preeklampsia pada kehamilan
 Untuk mengetahui rencana keperawatan selanjutnya pada
pasien ibu hamil yang hipertensi dan preeklampsia
 Umtuk mengetahui evaluasi akhir terhadap pasien ibu hamil
yang hipertensi dan preeclampsia
b. Tujuan teoris
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya Hipertensi dan
Preeklampsia pada kehamilan ibu dan penatalaksanaan dan proses
keperawatan pada ibu hamil yang hipertensi dan preeklampsia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
a. Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi
sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas. Hypertensi kronis dalam kehamilan adalah adanya penyakit
hipertensi yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau Hypertensi
yang menetap 6 minggu pasca persalinan, apapun yang menjadi sebabnya.
[ CITATION Diy13 \l 1033 ]
Secara fisiologis tekanan darah mulai menurun pada trimester II yang
mencapai rata-rata 15 mmHg lebih rendah dari tekanan darah sistolik
sebelum hamil pada trimester III.Penurunan ini terjadi baik pada yang
normotensi atau hipertensi kronik.[ CITATION Diy13 \l 1033 ]
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal
dengan tekanan diastolic minimal 90 mmhg atau tekanan sistolik 140
mmhg atau keadaan atau kenaikan tekanan distolik minimal 15 mmhg.
[ CITATION Wah10 \l 1033 ]
b. Preeklampsi
Preeklampsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan.Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas.[ CITATION Eti14 \l 1033 ]
Sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil dan masa nifas
yang terdiri atas hipertensi, oedema dan proteinuria, tetapi ibu hamil tidak
menunjukkan adanya kelainan vaskuler atau hipertensi sebelum hamil.

3
1. Preeklampsi ringan
Adalah Suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya
perfusi organ yang berakhibat terjadinya vasospasme pembuluh darah
dan aktivasi endotel. (Prawirohardjo, 2009. 543). Sedangkan menurut
ilmu kebidanan praktis :61 Adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan / atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. [ CITATION Eti14 \l 1033 ]
2. Preeklampsia berat
Adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmhg atau lebih disertai proteinuria dan atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih menurut ilmu kebidanan
praktis.63. Sedangkan menurut Prawirohardjo ( 2009. 544) adalah
preeklampsia dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan
darah diastolic > 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/ 24 jam.
[ CITATION Eti14 \l 1033 ]
c. Eklampsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang-kejang dan atau koma.
Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala preeclampsia(kejang-
kejang timbul bukan akibat kelainan neurologic).[ CITATION Ern17 \l 1033 ]

B. ETIOLOGI
a. Factor resiko yang terkait dengan perkembangan hipertensi pada ibu
hamil:
1. Keturunan [ CITATION Diy13 \l 1033 ]
2. Kongenital [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
3. Usia; terjadi pada usia 35 tahun [ CITATION Diy13 \l 1033 ]
4. Grand multigravida [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
5. Janin besar [ CITATION Wah10 \l 1033 ]

4
6. Kehamilan dengan janin besar [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
7. Morbit obesitas [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
8. Kebiasaan makan yang banyak mengandung garam[ CITATION Diy13 \l
1033 ]
9. Stress [ CITATION Diy13 \l 1033 ]
b. Preeklampsia
Secara pasti penyebab timbulnya gejala tersebut belum diketahui
secara pasti, diduga ada keterkaitan beberapa hal berikut: Penyakit
Trophoblastic, Multigravida, Penyakit Hipertensi Kronik, Penyakit Ginjal
Kronik, Hidramnion, gemmeli, Usia ibu lebih dari 35 tahun, Cenderung
Genetik, Memiliki riwayat Preeklampsi, DM, Obesitas, hidramnion, mola
hidatidosa. [ CITATION Diy13 \l 1033 ]

C. PATOFISIOLOGI

Faktor pencetus :

Hipertensi kronis yaitu sistol 140


mmHg atau TD diastolik lebih dari 90

Hipertensi gestasional atau


hipertensi sesaat terjadi pada Dapat berlanjut
kehamilan 20 minggu menjadi
hipertensi kronik

Terjadi prokenium sehingga dianggap sebagai


preeklampsi

Preeklamsi

5
D. KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
1. Hypertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan
ialah preeklampsia dan eklampsia adalah hipertensi (140/90 mmHg)
dengan proteiunuria(>300 mg/24 jam) yang terjadi setelah kehamilan 20
minggu pada wanita yang sebelumnya normotensi.[ CITATION Diy13 \l
1033 ]
2. Hypertensi Kronis (preexistising hypertension) adalah tekanan darah
sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolic
lebih dari 90 mmHg yang telah ada sebelum kehamilan. Pada saat
kehamilan 20 minggu yang bertahan sampai lebih dari 20 minggu pasca
partum.[ CITATION Diy13 \l 1033 ]
3. Preeclampsia pada (superimposed) hipertensi kronis adalah hipertensi
pada wanita hamil terdapat hypertensi dan proteinuria,atau yang sebelum
hamil terdapat hypertensi dan proteinuria,adanya kenaikkan mendadak
hypertensi dan proteinuria, trombositpenia, atau peningkatan enzim hati.
[ CITATION Diy13 \l 1033 ]
4. Hipertensi gestasional atau hipertensi sesaat (de novo) dapat terjadi pada
saat kehamilan 20 minggu tetapi tanpa proteinuria. Pada
perkembangannya dapat terjadi proteinuria sehingga dianggap sebagai
preeklampsi, yang dapat berlanjut menjadi hypertensi kronik.[ CITATION
Diy13 \l 1033 ]

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Hipertensi kronis
a. Menderita hipertensi sebelum hamil atau usia kehamilan sebelum 20
minggu.
b. Tekanan darah melebihi 140/90 mmhg.
c. Tidak ada proteinuria.
d. Kadar asam serum normal.

6
e. Menetap sampai masa nifas hari ke-42. [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
2. Preeklamasi dan eklamasi
a. Preeklamasi
Tanda dan gejala
1) Usia kehamilan lebih 20 minggu.
2) Proteinuria lebih 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam.
3) Proteinuria lebih 1 g/l dalam 2x pengambilan urine dengan
karakter dalam jarak waktu 6 jam.
4) Edema, pittin oedema di daerah pretibia, dinding abdomen,
lumbosakral, wajah dan tangan setelah tirah baring.
5) Kenaikan BB yang melebihi 500 gr/minggu, 2000 gr/bulan atau 13
gr/seluruh umur kehamilan. [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
Preeklamasi di katakan berat apabila :
1) Tekanan sistolik 160 mmhg, dan distolik 110 mmhg atau lebih.
2) Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam.
3) Keluhan serebral, gangguan penglihatan / nyeri di daerah
epigastrium.
4) Edema paru atau sianosis. [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
Beberapa factor predisposisi untuk preeklamasi antara lain:
1) Pimigravida, 6-8 kali lebih tinggi dan dari pada multi patra
2) Hipertensi kronis
3) Factor keturunan.
4) Kehamilan ganda.
5) DM.
6) Molahidatidosa.
7) Hidrocepalus.
8) Umur lebih dari 35 tahun.
9) Obesitas [ CITATION Wah10 \l 1033 ]

7
b. Eklamasi
Gejalannya sama dengan pre eklamasi ditambah adanya kejang atau
konvulsi atau koma. Konvulsi dapat muncul di dahului gangguan
neurologis konfulsi terjadi akibat efek serebral berat preeklamasi.
[ CITATION Wah10 \l 1033 ]
3. Preeklamasi pada hipertensi kronis
a. Superimposisi preeklamasi pada penderita hipertensi kronis
meningkatkan ancaman bagi ibu atau janin.
b. Peningkatan sistolik 30 mmhg.
c. Peningkatan distolik 20 mmhg.
d. Proteinuria.
e. Oedema [ CITATION Wah10 \l 1033 ]
4. Hipertensi transian
Terjadi pada masa kehamilan dalam waktu 24 jam pertama suda
melahirkan. Tanpa disertai preeklamasi dan hipertensi kronis.Hilang
setelah 10 hari pasca persalinan.[ CITATION Wah10 \l 1033 ]

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tekanan darah meningkat
2. USG
3. Laboratorium :
Hitung darah lengkap, trombosit, elekrolit serum, ureum, protein, retinin
dan asam urat,hematokrit.
4. Fungsi hati
5. Fungsi ginjal.[ CITATION Wah10 \l 1033 ]

G. PENATALAKSANAAN
1. Nonfarmakologis

8
a. Tirah baring. Tirah baring terutama pada siang hari mulai setidak-
tidaknya 1 jam dalam sehari dan ditingkatkan sesuai umur kehamila.
Curet menganjurkan bed rest selama 4 jam pada siang hari disamping
tidur malam 10 jam. Keunggulan tirah baring ini dapat meningkatkan
perfusi utero placentae terutama pada posisi tidur miring kiri.
b. Pengawasan ketat
c. Pembatasan aktivitas fisik
d. Diet normal kalau perlu pembatasan garam.[ CITATION Diy13 \l 1033 ]
2. Pemberian obat hipertensi, perlu diperhatikan dosisnya. Dosis yang terlalu
rendah dapat mengurangi perfusi uteo-placenta yang dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan janin.[ CITATION Diy13 \l 1033 ]
3. Diet. Diet yang baik diperlukan bagi pertumbuhan janin dalam Rahim.
Kandungan protein minimal 90 gr setiap hari. Diet rendah garam tidak ada
keuntungan, bila didapatkan proteinuria maka supplement pengganti
protein yang hilang harus dipikirkan. Pada penderita obesitas ada baiknya
menurunkan berat badan. [ CITATION Diy13 \l 1033 ]
4. Pengakhiran kehamilan bila keadaan menjelek atau terjadi gangguan
pertumbuhan janin, apabila janin mampu hidup diluar tubuh ibu, oleh
karena disfungsi plasenta seringkali terjadi pada hypertensi esensial yang
berat, dan kematian bayi pada umur kehamilan 38 minggu tidak berbeda
dengan kehamilan aterm, maka induksi persalinan dianjurkan.[ CITATION
Diy13 \l 1033 ]

H. KOMPLIKASI
1. Solosio plasenta.
2. Hipofibrinogenemia.
3. Hemolisis.
4. Pendarahan otak.

9
5. Kelainan mata.
6. Edema paru.
7. Nekrosis hati.
8. Sindrom help.
9. Kelainan ginjal
10. Prematuristas
11. Kematian janin intrauteri. [ CITATION Wah10 \l 1033 ]

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

1. STUDI KASUS
Ny.A masuk RS pada tanggal 17-10-2017 dengan usia kehamilan trimester
pertama dan Ny.A masuk RS dengan keluhan sering merasakan pusing dan sakit
kepala serta susah tidur. Kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan di dapatkan
TD 140/100 mmHg, N : 82x/menit, S : 36◦C, RR : 21x/menit, serta ibu dan
suaminya merasa cemas dengan keadaan ini.
2. BIODATA
a. Identitas Klien
 Nama : Ny A
 Umur : 23 th
 Agama : Islam
 Suku : Bugis
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Perintis

b. Identitas Penanggung Jawab


 Nama : Tn P
 Umur : 26 th
 Agama : Islam
 Pekerjaan : PNS
 Alamat : Perintis
 Hubungan dengan klien : Suami Istri

11
c. Status Perkawinan
 Umur perkawinan awal : 21 th
 Lamanya menikah : 2,5 th

d. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama : Klien mengatakan merasakan pusing dan sakit kepala
 Keluhan yang menyertai : Klien mengatakan susah tidur
 Penyakit yang di derita : Hipertensi
 Penyakit keturunan : Hipertensi

Genogram

Keterangan :
: Meninggal

: Pembawa Gen

: Laki-Laki

: Perempuan

12
e. Riwayat Kehamilan
G : 1 P :0 A :0
 Masa gestasi : 12 Minggu
 Kelainan selama masa hamil : tidak ada

f. Data Nutrisi :
 Pola makan :
 Jenis makanan : nasi,ikan dan sayur
 Frekuensi makanan : 3X/ hari
 Porsi makanan : di habiskan
 Pola minum : 6X/ hari
 Jenis minuman : air pitih,teh dan sirup
 Frekuensi minuman : 6X/hari

g. Istirahat dan Tidur :


 Tidur malam
Waktu : 4-5 jam/hari
 Tidur siang
Waktu : 1 jam/hari

h. Pola Eliminasi BAB/BAK


BAB
 Frekuensi : 1-2X/ hari
 Konsistensi : padat dan lunak
 Warna : kuning
 Kesulitan : tidak ada
 Bau : khas

13
BAK
 Frekuensi : 4X/ hari
 Warna : kuning keruh
 Bau : amoniag

3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
 Tingkat kesadaran : Composmentis
 TTV : TD : 140/100 mmHg N : 82X/ menit S: 36ᵒC P :
21X/ Menit
b. Pemeriksaan Kepala dan Rambut
 Inspeksi : warna rambut hitam penyebarannya merata, tidak ada
ketombe, bentuk kepala normal, tidak ada kelainan pada kepala.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kepala, tidak teraba adanya
benjolan, tekstur rambut halus.
c. Pemeriksaan Mata
 Inspeksi : bentuk mata normal simetris kiri dan kanan, tidak ada
kelainan pada bentuk mata dan bola mata, fungsi penglihatan normal
namun sclera mata tampak pucat.
d. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi : bentuk normal simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
pada bentuk telinga, tidak ada keluar cairan pada telinga.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga tidak ada teraba benjolan.
e. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi : bentuk normal, tidak ada kelainan pada daerah dan letak
hidung tidak ada pengeluaran cairan pada hidung.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan.
f. Pemeriksaan Gigi dan Mulut

14
 Inspeksi : bentuk mulut norman tidak ada kelainan, penyebaran gigi
merata pada mulut, karies gigi tidak ada, tidak ada luka atau sariawan
pada mulut.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian sekitar mulut dan tidak ada
benjolan atau massa yang teraba.
g. Pemeriksaan Leher
 Inspeksi : bentuk normal tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid,
terlihat adanya vena jugularis.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak teraba adanya masa denyut nadi
teraba.
h. Pemeriksaan Dada
 Inspeksi : bentuk normal simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
pernapasan dada normal
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan, teraba
denjut jantung
 Auskultasi : bunyi paru terdengar bunyi ( bronki ) dan bunyi jantung
normal ( sinus ritme )
i. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : bentuk normal, tidak ada kelainan, tidak ada bekas operasi
 Auskultasi : bising usus terdengar bunyi 5-10X/ menit
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan abdomen teraba agak lunak

15
4. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DS : ibu mengatakan susah Hipertensi Gangguan Pola Tidur
tidur
Sakit kepala dan pusing
DO : terlihat adanya pucat
pada sclera mata Gangguan Pola Tidur
TD: 140/100 mmHg
N : 82x/menit
S : 36ºC
P : 21x/menit
DS : ibu mengatakan Kurangnya Pengetahuan Ansietas
merasa cemas dengan
keadaannya
DO : wajah klien tampak Ansietas
cemas serta sering
bertanya mengenai
kondisinya

5. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan Pola Tidur
2) Ansietas

16
Intervensi Keperawatan

N DIAGNOS TUJUAN/KRITERI TINDAKAN KEPERAWATAN


O A A HASIL NOC NIC
1. Gangguan  Tujuan :  Pengaturan  Tempatkan
Pola Tidur Memperbaiki pola Posisi pada posisi
tidur  Promosi teraupetik.
 Kriteria Hasil Koping  Tinggikan
 Terapi tempat
Relaksasi tidur bagian
kepala.
 Ubah posisi
setiap 2
jam.
 Gunakan
pendekatan
yang
tenang dan
menyakink
an.
 Motivasi
terlibat
dalam
kegiatan
sosial.
 Hindari
mengambil
keputusan
saat pasien

17
berada
dibawah
tekanan.
 Ciptakan
lingkungan
tenang dan
tanpa
gangguan
dengan
pencahayaa
n dan suhu
ruang yang
nyaman,
jika
memungkin
kan.
 Gunakan
pakaian
longgar.
 Gunakan
nada suara
lembut
dengan
irama
lambat dan
berirama.

2. Ansietas  Tujuan :  Reduksi  Temani

18
ansietas pasien untuk
 Terapi mengurangi
relaksasi kecemasan
 Terapi musik jika
memungkink
an.
 Pahami
situasi yang
membuat
ansietas.
 Gunakan
pendekatan
yang tenang
dan
menyakinkan
.
 Anjurkan
mengambil
posisi yang
nyaman.
 Anjurkan
sering
mengulangi
atau melatih
teknik yang
dipilih.
 Anjurkan
rileks dan

19
merasakan
sensasi
relaksasi.
 Pilih musik
yang disukai.
 Berikan
terapi musik
sesuai
indikasi.
 Hindari
pemberian
terapi musik
dalam waktu
yang lama.

Implementasi & Evaluasi

Wakt Implementasi Evaluasi


u
08:15 1. Menciptakan yang 13:30 WITA
nyaman dan tenang. S : klien mengeluh susah tidur
2. Klien mengatakan pusing O :klien tampak lemah
dan sakit kepala TTV:
TD : 140/100 MmHg
N : 82X/menit
S : 36ᵒC
P : 21X/menit

20
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

09:00 1. Klien mengatakan sakit 14:00


kepala berkurang S : klien mengatakan sudah bisa tidur
2. Klien mampu melakukan dengan nyenyak
aktivitas O : klien dapat melakukan beberapa
aktivitas secara mandiri
TD :120/80 mmHg
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi dihentikan

21
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur <20
tahuns 56,5%, primipara 52,7% dan ibu hamil yang memiliki riwayat
hipetensi (preeclampsia-eklamsia) 55,6%.
2. Terdapat hubungan umur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil.
3. Terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
4. Terdapat hubungan antara riwayat hipertensi(preeclampsia-eklampsia) dengan
kejadian hipertensi pada ibu hamil.

SARAN

Diharapkan sebagai masukan yang dapat dipergunakan guna meningkatkan


mutu pelayanan ANC yang berkualitas sehingga dapat mengurangi terjadinya
preeclampsia.

Diharapkan ibu dapat meningkatkan pengetahuan bahwa usia merupakan


salah satu faktor terjadinya preeklampsia, sehingga mampu mendeteksi dini jika ada
tanda bahaya/komplikasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Indriyani, D. (2013). KEPERAWATAN MATERNITAS Pada Area Perawatan


Antenatal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nelawati Radjamuda, A. M. (2014). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah
Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.Ratumbuysang Kota Manado, 33-34.

Purwaningsing, W., & Fatmawati, S. (2010). ASUHAN KEPERAWATAN


MATERNITAS. Yogyakarta: Nuha Medika.

Setiyaningrum, E., & Sugiarti. (2017). BUKU AJAR KEGAWATDARURATAN


MATERNITAS PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.

Yogi, E. D., Hariyanto, & Sonbay, E. (2014). Hubungan Antara Usia Dengan
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di POLI KIA RSUD Kefamenwnu Kabupaten
Timor Tengah Utara, 12-13.

23

Anda mungkin juga menyukai