Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Defenisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnorminalitas metabolism karbohidrat,
lemak, dan proteinyang disebebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulinatau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati. (Yuliana elin, 2009 ).

World Health Organisation (WHO) mendefinisikan diabetes melitus


sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relative dari kerja dan sekresi insulin. ( Nadyah,
2013).

B. Klasifikasi
Klasifikasi klinis : ( Nurarif, 2013)
a. DM
 Tipe 1 : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau lengerhans akibat proses
autoimun
 Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
meransang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati :
Tipe II dengan obesitas
Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
1) Klasifikasi resiko statistic :
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa

C. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh :
 Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya
diabetes tipe I
 Faktor imunologi (autoimun)
 Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses yang
menimbulkaneksruksi sel beta
2. DM Tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II. Usia,
obesitas, riwayat keluarga. ( Nurarif, 2013)

D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsikuensi metabolic defisiensi insulin
(Price Dan Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuriayang akan menjadi dieresis osmotic
yang meningkatkan pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa haus
(polydipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polipagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,

E. Pemeriksaan penunjang
1. Kriteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya dua kali
pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg / dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg / dl (7,8 mmol/L)
2. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi
3. Tes saring
Tes-tes saring pada DM adalah :
a. GDP, GDS
b. Tes glukosa urin :
 Tes konvensional ( metode reduksi/benedict )
 Tes carik celup ( metode glucose oxidase/hexokinase )
4. Tes diagnostic
Tes-tes diagnostic pada DM adalah : GDP, GDS, GD2PP (glukosa darah 2
jam post prandial), glukosa jam ke 2 TTGO
5. Tes monitoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah :
 GDP : plasma vena, darah kapiler
 GD2PP : plasma vena
 A1c : darah vena, darah kapiler
6. Tes untuk mendekteksi komplikasi
 Mikroalbuminuria : urin
 Ureum, kreatinin, asam urat
 Kolesterol total : plasma vena ( puasa )
 Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
 Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
 Trigliserida : plasma vena (puasa)

F. Penatalaksanaan
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat badan yang disertai ketosis
3. Ketoasidosis diabetic (KAD) atau hiperglikemia hyperosmolar non ketotik
(honk)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat, ( Nurarif, 2013)

G. Komplikasi
1. jantung coroner
2. pembuluh darah otak
3. retinopati diabetic
4. nefropati diabetic
5. neuropati diabetik
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Meliputi nama,umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal, no register, diganosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah kanan, bicara pelo,
dan tidak dapat berkomonikasi
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlansung secara mendadak, pada saat
klien sedang melakukan aktivitas, biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung anemia, riwayat
trauma kepala.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita stroke, hipertensi dan diabetes
melitus.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, infeksi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan keseimbangan insulin
3. Resiko infeksi
4. Keletian berhubungan dengan kelesuan fisik
C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
.
1. Nyeri akut Outcame : 1. Pemberian analgetik
berhubungan Control nyeri a. Tentukan lokasi
dengan agen Kriteria hasil : b. Cek adanya alergi
cedera biologis 1. Kepuasan pasien : obat
manajemen nyeri c. Memberikan
a. Tidak ada nyeri kebutuhan
b. Melakukan kenyamanan yang
pendekatan dapat membantu
preventif untuk relaksasi
manajemen nyeri d. Mengevaluasi
c. Memberikan keefektifan
informasi tentang analgesic seperti
pembatasan mual
aktivitas 2. Pemberian obat :
2. Nyeri : efek yang intravena
mengganggu a. Mencatat riwayat
a. Pasien nyaman kesehatan dan alergi
b. Tidak ada pasien
gangguan b. Memilih area
konsentrasi injeksi
c. Tidak ada c. Memonitor adanya
gangguan flebitis
pergerakan fisik 3. Terapi relaksasi
a. Pengalihan dengan
relaksasi nafas
dalam
b. Mendengar lagu
islami seperti zikir
4. Manajemen lingkungan
a. Menciptakan
lingkungan yang
aman bagi pasien
b. Menyediakan
tempat tidur dan
lingkungan yang
bersih
c. Membatasi
pengunjung
5. Peningkatan tidur
a. Memonitor pola
tidur pasien dan jam
tidur
b. Menjelaskan
pentingnya tidur
yang cukup.
2. Ketidakseimbanga Outcom: 1. Tentukan status gizi
n nutrisi kurang 1. Status Nutrisi pasien dan kemampuan
dari kebutuhan KH : pasien untuk memenuhi
tubuh a) Asupan nutrisi kebutuhan gizi
b) Asupan cairan 2. Identifikasi adanya
c) Energi alergi atau intoleransi
2. Asupan Nutrisi makanan yang dimiliki
KH: pasien
a) Asupan makanan 3. Ciptakan lingkukan yg
secara oral optimal pada saat
b) Asupan cairan mengkonsumsi makan
secara oral (misalnya, bersih,
c) Asupan nutrisi berventilasi, santai, dan
parental bebas dari bau yg
menyengat)
4. Berikan obat-obatan
sebelum makan
misalnya penghilang
rasa nyeri
5. Monitor kalori dan
asupan makan

3. Resiko infeksi Outcame : 1. Cuci tangan sebelum


Keparahan infeksi dan sesudah kegiatan
Criteria hasil : perawatan pasien
1. Mencuci tangan 2. Bersihkan kulit pasien
2. Mengidentifikasi factor dengan agen antibakteri
risiko infeksi yang sesuai
3. Mempertahankan 3. Pastikan tekhnik
lingkungan yang bersih perawatan luka yang
4. Memonitor factor tepat
lingkungan yang 4. Anjurkan pengunjng
berhubungan dengan untuk mencuci tangan
risiko infeksi pada saat memasuki
5. Menggunakan alat dan meninggalkan
pelindung diri ruangan pasien
5. periksa kulit dan
jaringan disekitar lokasi
pembedahan
6. amati warna,bengkak,
edema
7. periksa pakaian yang
terlalu ketat
8. dorong untuk
beristirahat

4. Keletian Outcame : 1. Manajemen energy


berhubungan Kelelahan : efek yang a. Mengkaji status
dengan kelesuan mengganggu fisiologis pasien
fisik 1. Konsentrasi yang menyebabkan
a. Mempertahankan kelelahan
perhatian b. Menganjurkan
b. Berespon terhadap pasien mengungkan
tanda dan gejala perasaan secara
auditori verbal
2. Tidur c. Lakukan ROM
a. Tidur dengan rutin d. Memberikan
b. Tidak terganggu kegiatan pengalihan
jam tidur /relaksasi
c. Tempat tidur yang e. Menganjurkan
nyaman untuk tidur siang
f. Membantu pasien
identifikasi
aktivitas-aktivitas
yang akan
dilakukan
2. Terapi aktivitas
a. Membantu pasien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
diinginkan
b. Menciptakan
lingkungan motivasi
c. Membantu pasien
untuk meningkatkan
motivasi
d. Memberikan pujian
pujian yang positif
3. Peningkatan koping
a. Mendukung
kesabaran
b. Menginstruksikan
pasien untuk
relaksasi
D. Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal
yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat
dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai
implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah
dilakukan dan bagaimana respon pasien.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Bentuk evaluasinya antara lain terjadi peningkatan mobilitas fisik, peningkatan
koping individu, serta mampu melakukan aktivitas sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai