Akuntansi forensik dan audit investigatif adalah serangkaian hubungan dalam
pemeriksaan fraud. Akuntansi forensik adalah penggunaan keahlian akuntansi yang dipadu dengan kemampuan investigatif untuk memecahkan suatu masalah/sengketa atau dugaan fraud. Fraud adalah istilah umum, dan mencakup semua cara yang beragam yang dapat dirancang oleh kecerdikan manusia, yang digunakan oleh satu individu untuk mendapatkan keuntungan dari yang lain dengan reprentasi yang salah. Fraud berbeda dengan kesalahan yang tidak disengaja, fraud itu sendiri mengandung unsur kesengajaan oleh pelakunya untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan cara yang licik dan penuh kepalsuan. Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan, manipulasi, korupsi yaitu opportunity, pressure, rationalization. Ada lima tipe dari fraud : 1. Penggelapan karyawan – pelaku adalah karyawan itu sendiri 2.Vendor Fraud – pelaku adalah vendor organisasi 3. Customer Fraud – pelaku adalah pelanggan organisasi 3. Fraud Management – korbannya adalah pemegang saham organisasi 4. Investasi Fraud 5. Others Fraud. Ada beberapa keterampilan terpenting yang harus dimiliki oleh seorang professional dalam memerangi fraud : 1. Keterampilan analitis 2. Keterampilan komunikasi 3. Keterampilan teknologi. Fraud Oriented system audit (FOSA), adalah akuntansi forensik yang menangani masalah-masalah fraud. FOSA bertujuan untuk mengidentifikasi fraud secara umum. Corruption Oriented System Audit (COSA) bertujuan untuk mengidentifikasi potensi korupsi secara spesifik. Langkah pertama adalah mengumpulkan materi untuk menilai adanya potensi atau risiko fraud dalam sistem dari entitas yang dikaji. Potensi atau risiko fraud dalam sistem dari entitas yang bersangkutan dapat dilihat pada : 1. Kelemahan sistem dan kepatuhan 2. Entitas sering kali menyajikan pihak-pihak yang disebutnya stakeholders. Tidak jarang yang disebut pemangku kepentingan oleh perusahaan sebenarnya adalah benalu untuk entitas tersebut (rent seekers). Ada beberapa sumber informasi yang didapat oleh pelaksana FOSA : 1. Entitas bersangkuran dan seluruh strukturnya 2. Pressure groups (Media, LSM) 3.Whistleblowers (Pegawai, Supplier) 4. Masyarakat. Pelaksana FOSA dapat melakukan analisis historis tentang titik-titik rawan fraud pada entitas tersebut : 1. Kajian KPK (survei integritas) 2. Perkara pengadilan maupun kasus yang ditutup 3. Kajian tentang persepsi korupsi. Langkah kedua dalam FOSA adalah menganalisis dan menyimpulkan berbagai informasi yang diperoleh dalam Langkah pertama. Setelah pelaksana FOSA puas dengan hasilnya barulah dapat memberikan kesimpulan atau penilaian mengenai risiko atau potensi fraud. Analisis kasus dengan pendekatan 5w+1H What ? Kasus yang terjadi adalah adanya skandal keuangan yang terjadi pada perusahaan Enron Coorporation, World Com dan Satyam Computer services. Who ? Nama perusahaan : Enron Coorporation , World Com Nama Auditor : KAP Arthur Enderson Nama perusahaan : Satyam Computer Services Nama Auditor : Pricewaterhouse cooper (PWC) Why ? Skandal keuangan yang dilakukan oleh ketiga perusahaan ini (Enron, WorldCom, dan Satyam) adalah memanipulasi laporan keuangan. When ? Kasus Enron Coorporation dan World Com terjadi pada tahun 2002 Kasus Satyam terjadi pada tahun 2009 Where ? Kasus Enron Coorporation dan World Com terjadi di Amerika Serikat Kasus Satyam Computer Services terjadi di India How ? Ketiga perusahaan ini memanipulasi laporan keuangan dengan menggelembungkan pendapatan, mencatat saldo kas yang fiktif dan mengakui saldo laba padahal perusahaan mengalami kerugian. Motif dari kecurangan ini untuk mendapatkan perhatian investor dan menaikkan harga saham di pasar modal. Auditor eksternal yang mengaudit ketiga perusahaan ini sudah melakukan audit selama bertahun-tahun dengan bayaran yang terlampau besar hal ini menjadi dasar auditor pada kasus ini kehilangan sikap independensi dan profesionalisme nya. Analisis Kristis : Kasus yang terjadi pada Enron, World Com dan Satyam serta keterlibatan KAP Arthur Enderson dan PWC termasuk fraud. Karena mengandung unsur kesengajaan untuk menguntungkan secara sepihak dengan cara yang licik. Kasus ini termasuk ke dalam tipe management fraud artinya manajemen memanipulasi laporan keuangan untuk membuat perusahaan terlihat baik dan korbannya adalah para pemangku kepentingan, regulator (investor, pajak). Sikap auditor eksternal yang harusnya memerangi fraud telah kehilangan kompetensi nya sebagai seorang professional.