Anda di halaman 1dari 3

Nama: Gita Mulia Amanda

NIM : 506670

Akuntansi forensik dan audit investigatif adalah serangkaian hubungan dalam


pemeriksaan fraud. Akuntansi forensik adalah penggunaan keahlian akuntansi yang dipadu
dengan kemampuan investigatif untuk memecahkan suatu masalah/sengketa atau dugaan
fraud. Fraud adalah istilah umum, dan mencakup semua cara yang beragam yang dapat
dirancang oleh kecerdikan manusia, yang digunakan oleh satu individu untuk mendapatkan
keuntungan dari yang lain dengan reprentasi yang salah. Fraud berbeda dengan kesalahan
yang tidak disengaja, fraud itu sendiri mengandung unsur kesengajaan oleh pelakunya untuk
mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan cara yang licik dan penuh kepalsuan.
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan
kecurangan, manipulasi, korupsi yaitu opportunity, pressure, rationalization. Ada lima tipe
dari fraud : 1. Penggelapan karyawan – pelaku adalah karyawan itu sendiri 2.Vendor Fraud –
pelaku adalah vendor organisasi 3. Customer Fraud – pelaku adalah pelanggan organisasi 3.
Fraud Management – korbannya adalah pemegang saham organisasi 4. Investasi Fraud 5.
Others Fraud. Ada beberapa keterampilan terpenting yang harus dimiliki oleh seorang
professional dalam memerangi fraud : 1. Keterampilan analitis 2. Keterampilan komunikasi
3. Keterampilan teknologi.
Fraud Oriented system audit (FOSA), adalah akuntansi forensik yang menangani
masalah-masalah fraud. FOSA bertujuan untuk mengidentifikasi fraud secara umum.
Corruption Oriented System Audit (COSA) bertujuan untuk mengidentifikasi potensi korupsi
secara spesifik. Langkah pertama adalah mengumpulkan materi untuk menilai adanya potensi
atau risiko fraud dalam sistem dari entitas yang dikaji. Potensi atau risiko fraud dalam sistem
dari entitas yang bersangkutan dapat dilihat pada : 1. Kelemahan sistem dan kepatuhan 2.
Entitas sering kali menyajikan pihak-pihak yang disebutnya stakeholders. Tidak jarang yang
disebut pemangku kepentingan oleh perusahaan sebenarnya adalah benalu untuk entitas
tersebut (rent seekers). Ada beberapa sumber informasi yang didapat oleh pelaksana FOSA :
1. Entitas bersangkuran dan seluruh strukturnya 2. Pressure groups (Media, LSM)
3.Whistleblowers (Pegawai, Supplier) 4. Masyarakat. Pelaksana FOSA dapat melakukan
analisis historis tentang titik-titik rawan fraud pada entitas tersebut : 1. Kajian KPK (survei
integritas) 2. Perkara pengadilan maupun kasus yang ditutup 3. Kajian tentang persepsi
korupsi. Langkah kedua dalam FOSA adalah menganalisis dan menyimpulkan berbagai
informasi yang diperoleh dalam Langkah pertama. Setelah pelaksana FOSA puas dengan
hasilnya barulah dapat memberikan kesimpulan atau penilaian mengenai risiko atau potensi
fraud.
Analisis kasus dengan pendekatan 5w+1H
What ?
Kasus yang terjadi adalah adanya skandal keuangan yang terjadi pada perusahaan Enron
Coorporation, World Com dan Satyam Computer services.
Who ?
Nama perusahaan : Enron Coorporation , World Com
Nama Auditor : KAP Arthur Enderson
Nama perusahaan : Satyam Computer Services
Nama Auditor : Pricewaterhouse cooper (PWC)
Why ?
Skandal keuangan yang dilakukan oleh ketiga perusahaan ini (Enron, WorldCom, dan
Satyam) adalah memanipulasi laporan keuangan.
When ?
Kasus Enron Coorporation dan World Com terjadi pada tahun 2002
Kasus Satyam terjadi pada tahun 2009
Where ?
Kasus Enron Coorporation dan World Com terjadi di Amerika Serikat
Kasus Satyam Computer Services terjadi di India
How ?
Ketiga perusahaan ini memanipulasi laporan keuangan dengan menggelembungkan
pendapatan, mencatat saldo kas yang fiktif dan mengakui saldo laba padahal perusahaan
mengalami kerugian. Motif dari kecurangan ini untuk mendapatkan perhatian investor dan
menaikkan harga saham di pasar modal. Auditor eksternal yang mengaudit ketiga
perusahaan ini sudah melakukan audit selama bertahun-tahun dengan bayaran yang terlampau
besar hal ini menjadi dasar auditor pada kasus ini kehilangan sikap independensi dan
profesionalisme nya.
Analisis Kristis :
Kasus yang terjadi pada Enron, World Com dan Satyam serta keterlibatan KAP Arthur
Enderson dan PWC termasuk fraud. Karena mengandung unsur kesengajaan untuk
menguntungkan secara sepihak dengan cara yang licik. Kasus ini termasuk ke dalam tipe
management fraud artinya manajemen memanipulasi laporan keuangan untuk membuat
perusahaan terlihat baik dan korbannya adalah para pemangku kepentingan, regulator
(investor, pajak). Sikap auditor eksternal yang harusnya memerangi fraud telah kehilangan
kompetensi nya sebagai seorang professional.

Anda mungkin juga menyukai