Anda di halaman 1dari 15

FRAUD DAN

KORUPSI Disusun Oleh :


1. Annisa Cita Adinia (142170071)
2. Taufiqurrizal Fathoni (142170076)
3. Nafi Rizky Fauzan (142170079)
4. Silvia Pratiwi Asriyanti (142170083)
BAB 6
FRAUD
PENGANTAR

Pertanyaan yang sering timbul, mengapa manusia melakukan


fraud? Atau dalam konteks Indonesia, mengapa pejabat penting
dengan kedudukan dan penghasilan tinggi (termasuk guru
besar universitas ternama dan pimpinan LSM yang mempunyai
misi memberantas korupsi) justru terlibat dalam tindakan
korupsi.

Jawaban sederhana menjelaskan korupsi karena:”corruption (atau


fraud) by need, by greed, and by opportunity” atau dalam bahasa
Indonesia (Korupsi karena kebutuhan, karena serakah dan karena
ada peluang)
FRAUD DALAM PERUNDANGAN KITA

Pengumpulan dan pelaporan statistik tentang


kejahatan di suatu negara dapat dilakukan
Sesuai dengan klarifikasi kejatahan dan tindak
pidana menurut ketentuan perundang-undangan
Dalam membaca dan menggunakan statistik kejahatan
Negara tersebut. Dalam Statistik Kejahatan
di Indonesia, perlu diingat bahwa masih rendahnya
Indonesia yang dilaporkan oleh BPS tidak selalu
kesadaran untuk melaporkan kejahatan. Banyak faktor
tersedia dalam format yang sama, istilah
yang menyebabkan masyarakat enggan melaporkan
kejahatan yang dipergunakan sering kali juga
kejahatan. Di antaranya, tercermin dari ungkapan
tidak konsisten, dan tidak terlalu bermanfaat
sehari-hari yang sederhana. Oleh karena itu, beberapa
untuk pembahasan akuntansi forensik. kajian luar negeri tentang data kejahatan di Indonesia
memberi peringatan “crimes may be unreported”.
FRAUD DALAM KUHP
Pasal 362 tentang pencurian : mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau
1 sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum

Pasal 372 tentang penggelapan : dengan sengaja dan melawan hukum memiliki
2 barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi
yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan

3 Pasal 396 tentang merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit

Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425 dan 435 yang secara
4 khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999)
FRAUD TREE (POHON FRAUD)
Corruption
Korupsi menurut UU No. 31 tahun 1999 meliputi 30
tindak pidana korupsi dan 4 bentuk , yaitu: 
conflicts of interest, bribery, illegal gratuities,
economics extortion.
.

asset misappropriation Fraudulent Statement


Aset misappropriation dalam bentuk Jenis fraud ini sangat dikenal
penjarahan kas atau cash 2 3 oleh auditor yang melakukan
appropriation dilakukan dalam tiga general
bentuk : audit (opinion audit).
skimming, larceny, fraudulent
disbursements.
AKUNTAN FORENSIK DAN JENIS FRAUD

Dari tiga cabang fraud tree, yakni corruption, misappropriation of asset, dan


fraudulent statements.  Akuntan forensik memusatkan perhatian pada dua cabang
pertama. Cabang fraudulent statements menjadi pusat perhatian dalam audit atas
laporan keuangan (general audit atau opinion audit).

Akuntan forensik atau audit investigatif hampir tidak pernah menyentuh


fraud yang menyebabkan laporan keuangan menjadi menyesatkan, dengan dua
pengecualian.Pertama, ketika “regulator” seperti Bapepam, Securities And Exchange
Commission, atau Financial Services Authority (OJK) mempunyai dugaan kuat
bahwa laporan audit suatu kantor akuntan publik mengandung kekeliruan yang serius
(atau kantor akuntan publik yang bersangkutan mengakui hal tersebut).

Kedua, ketika fraudulent statements dilakukan dengan pengolahan data secara


elektronis, terintegrasi, dan besar-besaran atau penggunaan komputer yang dominan
dalam penyiapan laporan
MANFAAT
FRAUD TREE
Fraud tree yang dibuat ACFE sangat
PRESSURE
bermanfaat. Fraud tree memetakan fraud
dalam lingkungan kerja. Peta ini Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya
membantu akuntan forensik mengenali bermula dari suatu tekanan (pressure) yang
dan mendiagnosis fraud yang terjadi. menghimpitnya. Konsep yang penting di sini
Ada gejalA-gejala “penyakit” fraud yang adalah, tekanan yang menghimpit hidupnya
dalam auditing dikenal sebagai red flags.
(berupa kebutuhan akan uang), padahal ia
Dengan memahami gejala-gejala ini
dan menguasai teknik-teknik audit tidak bisa berbagi (sharing) dengan orang lain.
investigatif, akuntan forensik dapat Konsep ini di dalam bahasa inggris disebut
mendeteksi fraud tersebut. perceived non-shareable financial need.
PERCEIVED RATIONAL
OPPORTUNITY IZATION
Cressey berpendapat, ada dua komponen dari Rationalization (rasionalisasi), dapat
persepsi tentang peluang. Pertama, general information, dikatakan sebagai usaha untuk mencari
yang merupakan pengetahuan bahwa kedudukan yang pembenaran sebelum melakukan kejahatan,
mengandung trust atau kepercayaan, dapat dilanggar bukan sesudahnya. Biasanya
tanpa konsekuensi. secara naluri alamiah ketika kejahatan
telah dilakukan, rationalization ini
Kedua, technical sklill atau keahlian/ketrampilan yang ditinggalkan. karena tidak diperlukan
dibutuhkan untuk melaksanakan kejahatan tersebut. Ini lagi
biasanya keahlian atau keterampilan yang dipunyai orang
itu dan yang menyebabkan ia mendapat kedudukan
tersebut.
REPORT TO THE NATION

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)


secara berkala menerbitkan kajiannya mengenai
fraud di Amerika Serikat. Laporan ACFE terakhir
mengenai hal ini dikenal dengan nama  Report to
the Nation on Occupational Fraud and Abuse. Mes
kipun Report to the Nation adalah untuk, dari, dan
berkenaan dengan Amerika Serikat, Namun di
dalamnya ada informasi tertentu yang bermanfaat
bagi akuntan forensik (fraud examiners).
BAB 7
KORUPSI
PENDEKATAN SOSIOLOGI

Dalam pendekatan sosiologi , definisi korupsi yang lazim dipergunakan adalah


“penyalahgunaan wewenang pejabat untuk keuntungan pribadi “ korupsi
merupakan masalah yang berkenaan dengan sistem perekonomian dan
Kelembagaan. Sistem perekonomian dan kelembagaan tertentu mendorong
bahkan memberikan ganjaran (reward) untuk perbuatan korupsi
DELAPAN PERTANYAAN TENTANG KORUPSI

Do higher wages of bureaucrats


1 What is Corruption ? 5 reduce corruption ?

Which countries are the most Can competition reduce


2 corrupt ?
6 corruption ?

Why have there been so few


What are the common characteristics
3 7 (recent) succesful attempts ti fight
of countries with high corruption ? corruption ?

What is the magnitude of Does corruption adversely affect


4 8 growth ?
corruption ?
KORUPSI – TINJAUAN SOSIOLOGI

Dari kasus-kasus korupsi sekitaran tahun 1970-1980 an yang dilaporkan prof. Alatas
, dapat disimpulkan antara lain : Tipologi korupsinya tidak banyak berubah.
Beberapa diantaranya merupakan penyakit kekanak-kanakan alias mencuri dengan
nyata.

Bahkan pemainnya masih itu-itu saja (meskipun sudah berganti nama ) seperti bank-
bank BUMN yang menjadi Bank Mandiri atau bank BNI, Pertamina, Distributor
pupuk, ABRI (sekarang TNI) dan lain-lain.

Gebrakan membawa sukses sesaat seperti terlihat dalam hasil kerja Komisi Empat,
Opstib, Opstibpus dan lain-lain.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai