,AK
FRAUD DAN KORUPSI
5. Definisi Korupsi
6. Pendekatan Sosiologis
Cash Non-Cash
MANFAAT
FRAUD
TREE
Fraud Triangle
Sudut pertama dari segi tiga itu diberi judul pressure yang merupakan
perceived non-sharieable financial need. Perceived opportunity. Sudut
ketiga, rationalization.
AKUNTAN FORENSIK DAN JENIS FRAUD Oleh karena itu, akuntan forensik
atau audit investigative hampir tidak
menyentuh fraud yang menyebabkan
Keluarnya Sarbanes-Oxley laporan keuangan menjadi
Act memaksa independent menyesatkan, dengan dua
auditors di seluruh dunia pengecualian.
Dari tiga cabang fraud di
lebih berhatihati dalam - Pertama, ketika “regulator” seperti
atas, yakni corruption, Baperpam, Securities and Exchange
misappropriation of melakukan general audit,
khususnya dalam upaya Commission, atau Financial Service
asset, dan fraudulent Authority (OJK, Otoritas Jasa
statement akuntan menentukan fraudulent
Keuangan) mempunyai dugaan kuat
forentik memuaskan statements. Kegagalan bahwa laporan audit suatu kantor
perhatian pada dua mereka menemukan fraud akuntan publik mengandung
cabang pertama. yang menyebabkan laporan kekeliruan yang serius (atau kantor
Mengapa? Cabang keuangan menjadi akuntan publik yang bersangkutan
fraudulent statement
menyesatkan, akan mengakui hal tersebut).
menjadi pusat perhatian - Kedua, ketika fraudulent
dalam audit atas laporan membawa konsekuensi
besar, bahkan fatal seperti statements dilakukan dengan
keuangan (general audit pengolahan data secara elektronis,
atau opinion audit). dalam kasus Arthur
terintegrasi, dan besar-besaran atau
Andersen”. penggunaan computer yang dominan
dalam penyiapan laporan.
Korupsi Menurut Ilmu Politik
Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai
DEFINISI KORUPSI penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau
politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun
orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh
keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian
Pengertian Korupsi Menurut Undang-Undang
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999
bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, lainnya.
yang termasuk dalam tindak pidana korupsi
adalah:
Setiap orang yang dikategorikan melawan
hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang Korupsi Menurut Ahli Ekonomi
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih
kewenangan maupun kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau konkret. Korupsi didefinisikan sebagai pertukaran yang
kedudukan yang dapat merugikan keuangan menguntungkan (antara prestasi dan kontraprestasi,
negara atau perekonomian negara. imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara
diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma
yang berlaku, dan setidaknya merupakan
penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki
salah satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan
swasta.
P Dalam pendekatan sosiologi, definisi korupsi yang lazim dipergunakan
adalah “penyalahgunaan wewenang pejabat untuk keuntungan pribadi”
E (“the abuse of public power for private gain”).
K S A
Individu pejabat mempunyai kekuasaan mutlak
(substantial monopoly power) atas pengambilan keputusan
A I
B C = MP + D - A – Tdm
T O Pejabat yang bersangkutan mempunyai kelonggaran
wewenang (discretion) yang besar Keempat ciri di samping melahirkan
A L rumus atau persamaan:
Di mana:
N O
C
Mereka tidak perlu mempertanggungjawabkan C = corruption (korupsi)
(tidak accountable terhadap) tindakan mereka MP= monopoly power (kekuasaan mutlak)
D = discretion (kelonggaran wewenang)
G A = accountability (akuntabilitas)
Tdm = transparency of decision – making
I D Dan mereka beroperasi dalam lingkungan yang (keterbukaan dalam pengambilan keputusan)
rendah tingkat keterbukaannya.
S
Dari kasus – kasus korupsi
sekitaran tahun 1970 – 1980-an
yang dilaporkan Prof. Alatas,
dapat disimpulkan antara lain Tipologi korupsinya tidak banyak
berikut ini: berubah. Beberapa di antaranya
merupakan penyakit kekanak – kanakan
alias mencuri terang – terangan.
KASUS
Gebrakan membawa sukses “sesaat” seperti DALAM
terlihat dalam hasil kerja Komisi Empat, Opstib, TINJAUAN
Opstibpus, dan lain-lain. SOSIOLOGI
KORUPSI – TINJAUAN SOSIOLOGI ADITJONDRO