Anda di halaman 1dari 23

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DAN PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN

KELOMPOK 7:
LINDA. L.DJABUMIR (2017-30-197)
HAMIDA MOLLE (2017-30-043)
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan Keputusan telah disamakan dengan proses memikirkan, mengelola, dan


memecahkan masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses
memilih diantara berbagai alternative tindakan yang akan berdampak di masa depan.

Empat langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, yaitu :

Pengenalan dan
Pencarian atas Pemilihan
Pendefinisian tindakan alternatif
Penerapan
alternatif yang
atas suatu dan kuantifikasi dan tindak
atas
optimal atau
masalah atau lanjut
konsekuensinya memuaskan
peluang
MOTIF KESADARAN

Terdapat dua motif Para ahli psikologis telah mengembangkan 4


jenis model keputusan :

Kesadaran, yaitu :
Model keputusan yang diprogram
Keinginan akan kestabilan atau
secara sederhana
kepastian

Model keputusan yang tidak

Keinginan akan kompleksitas dan diprogram secara sederhana


keragaman
Model keputusan yang diprogram
secara kompleks

Model keputusan yang tidak


diprogram secara kompleks
JENIS - JENIS DARI MODEL PROSES

Model
Ekonomi

Model Sosial

Model Kepuasan
Simon
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Keterbatasan
Rasional Terbatas
Organisasional

Cara
Pengambilan Perbedaan Individual:

Intuisi Keputusan Gaya Pengambila


Dalam Keputusan
Organisasi

Identifikasi Masalah Membuat Pilihan


PERUSAHAAN SEBAGAI UNIT
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Resolusi Semu dan


Konflik

Empat Konsep
Pembelajaran Menghindari
Organisasi Pengambilan Ketidakpastian
Keputusan

Pencarian Masalah
MANUSIA-PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN ORGANISASI

Penting untuk diingat bahwa manusia, dan bukanya organisasi, yang


mengenali, mendefenisikan masalah atau peluang, yang mencari
tindakan alternatif secara optimal dan menerapkanya. Pengaturan
organisasi di mana orang yang digunakan tergantung pada jenis masalah
keputusan atau oppurtinity ditemui.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN INDIVIDU
SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN

Batasan pengambilan keputusan secara rasional dan individu bervariasi


menurut :

 Lingkup pengetahuan yang tersedia dalam kaitannya dengan seluruh


alternatif yang mungkin dan konsekuensinya

 Gaya kognitif mereka dengan asumsi bahwa tidak ada satu gaya yang
selalu unggul

 Struktur nilai mereka yang berubah

 Tendensi mereka yang lebih cenderung untuk “memuaskan” dari pada


untuk melakuan optimalisasi
PERAN KELOMPOK SEBAGAI PEMBUAT
KEPUTUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Fenomena Pemikiran
Kelompok

Pemikiran kelompok (group think) menggambarakan situasi dimana tekanan


untuk mematuhi mencegah anggota-anggota kelompok individual untuk
mempresantasikan ide atau pandangan yang tidak populer. Karena mereka ingin
menjadi bagian yang positif dari kelompok tersebut dan bukan sebagai kekuatan
yang disruptif.
Fenomena Pergeseran yang
Beresiko

Pergeseran yang berisiko atau dampak kelompok, merpakan produk


sampingan dari intraksi manusia, ini dicirikan oleh kelompok yang lebih memilih
alternatif yang lebih agresif berisiko dibandingkan dengan apa yang mungkin
oleh individu-individu jika mereka bertindak sendiri.
Kesatuan Kelompok

Kesatuan Kelompok didefenisikan sebagai tingkat dimana anggota-


anggota kelompok tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok
yang sama. Dengan kesatuan yang kuat pada umumnyalebih efektif dalam
suatu pengambilan keputusan dibandingkan dengan kelompok ini dimana
terdapat banyak konflik internal dan kurangnya semangat kerja sesama
anggotanya.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN
KONSENSUS VS ATURAN MAYORITAS
 Topik lainnya yang kontroversial adalah apakah keputusan itu sebaiknya
didasarkan pada konsensus atau aturan mayoritas.
 Pengambilan keputusan dengan konsensus membutuhkan lebih banyak waktu
dibandingkan dengan pengambilan keputusan dengan aturan mayoritas.
KONTROVERSI YANG DISEBABKAN OLEH
HUBUNGAN ATASAN DAN BAWAHAN
MENURUT VROOM DAN YETTON(1973) ATASAN SEBAGAI PEMIMPIN
MEMILIKI PILIHAN-PILIHAN KEPERILAKUAN SEBAGAI BERIKUT :
1.MENYELASAIKAN MASALAH ATAU MENGAMBIL KEPUTUSAN SENDIRI
DENGAN MENGGUNAKAN INFORMASI YANG TERSEDIA PADA SAAT
ITU.
2. MEMPEROLEH INFORMASI YANG DIPERLUKAN DARI BAWAHAN
3.MENCERITAKAN MASALAH TERSEBUT DENGAN BAWAHAN YANG
RELEVAN SECARA PRIBADI
4. MENCERITAKAN MASALAH TERSEBUT KEPADA BAWAHANNYA
SEBAGAI SUATU KELOMPOK,MEMPEROLEH IDE-IDE SERTA SARA-
SARAN MEREKA.
5. MENCERITAKAN MASALAH TERSEBUT KEPADA BAWAHANNYA
SEBAGAI SUATU KELOMPOK,MENDISKUSIKAN KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN YANG ADA SERTA MENCOBA UNTUK MENDAPATKAN
SUATU KESEPAKATAN.
PENGARUH DASAR KEKUASAAN
DALAM SITUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN,SESEORANG MAMPU
MEMPENGARUHI HASIL KEPUTUSAN KARENA WEWENANG ATAU
KEKUASAAN YANG DIBERIKAN OLEH ORGANISASI.

DAMPAK DARI TEKANAN WAKTU


SALAH SATU ALASAN YANG SERING KALI DIKEMUKAKAN UNTUK
KINERJA YANG BURUK ADALAH WAKTU.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH
PENDATANG BARU VERSUS PAKAR
Peneliti membagi tugas analisis keuangan ke dalam tiga komponen,
yaitu :

Pengujian Informasi

Integrasi Pengamatan dan Temuan

pertimbangan
PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara gaya


kognitif mengacu pada cara atau metode dengan mana seseorang menerima,
menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi. Memiliki gaya kognitif
yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali berbeda ketika
menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dalam situasi pengambilan
keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling berintraksi dan mempengaruhi
(menambah atau mengurangi) dampak dari informasi akuntansi.
PERAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Informasi akuntansi memfokuskan pada peristiwa-peristiwa dimasa lalu
tidak dngan sendirinya dapat mengubah kejadian atau dampaknya kecuali
jika hal itu dilakukan melalui proses pengambilan keputusan dengan
kejadian masa depan beserta konsekuensinya ditentukan.

Karena pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja


akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya
dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan
data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi non-keuangan.
DAMPAK AKUNTANSI SEBAGAI STIMULI DALAM
PENGENALAN MASALAH

Informasi akuntansi digunakan sebagai alat pengenalan


masalah, maka informasi tersebut juga digunakan sebagai
dasar untuk menentukan konsekuensi yang dapat
dikuantifikasi atas tindakan alternatif yang perlu
dipertimbangkan lebih lanjut.
DAMPAK DATA AKUNTANSI DALAM
PILIHAN KEPUTUSAN
Informasi akuntansi memainkan peran yang lebih penting dalam keputusan
jangka pendek dibandingkan dalam keputusan yang melibatkan konsekuensi
jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya mencerminkan biaya dan
pendapatan yang berkaitan dengan operasi sekarang. Dan kelihatannya para
pengambil keputusan lebih memilih informasi eksternal jika informasi tersebut
langsung tersedia dan tidak begitu mahal dibandingkan dengan data akuntansi
yang dikembangkan secara internal.
HIPOTESIS KEPERILAKUAN DARI DAMPAK DATA AKUNTANSI

Tingkat pengaruh informasi akuntansi juga bervariasi berdasarkan jenis


pengambil keputusan. Burns (1981) mengelompokkan pengambil keputusan ke
dalam tiga kelompok :

1. Para pembuat keputusan dalam perusahaan yang mengambil keputusan


mengenai operasi dan sistem akuntansi digunakan untuk menyusun laporan.

2. Para pengambil keputusan dalam perusahaan yang hanya dapat membuat


keputusan mengenai operasi saja.

3. Mereka yang berada di luar perusahaan yang membuat keputusan mengenai


perusahaan tersebut yang dapat mempengaruhi lingkungan dan operasinya,
tetapi yang tidak memiliki kendali langsung atas operasi perusahaan.
Umpan Balik
Jika seseorang mengabaikan dampak jangka pendek yang mungkin akibat selang waktu
antara perubahan dan indikasinya, maka kecil kemungkinannya bahwa tidak terdapat
umpan balik sama sekali.

Fiksasi Fungsional
Ketika mereka menerima suatu pendekatan pengukuran akuntansi sebagai alat untuk
mengelola proses pengambilan keputusan mereka, maka perilaku mereka jarang sekali
akan dipengaruhi oleh perubahan dalam metode akuntansi yang digunakan. Sebagai suatu
atribut dari pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi tingkatnya dari situasi
yang satu ke situasi yang lain, namun tidak pernah tidak ada sama sekali.
KESIMPULAN
SECARA TRADISONAL ,SISTEM BIAYA BELUM MENYENTUH ASPEK-ASPEK
KEPERILAKUAN,SEHINGGA MENGHASILKAN SUATU REAKSI YANG KURANG
DIHARAPKAN MANA KALA SISTEM BIAYA TERSEBUT DIGUNAKAN DALAM
PENGENDALIAN DAN EVALUASI KINERJA.WALAU[UN BERPOTENSI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA,SISTEM BIAYA TRADISISONAL JUGA
BERPOTENSI MENAIKAN KEMUNGKINAN PERILAKU DISFUNGSIONAL DARI
ORANG-ORANG DAN MEMILIKI KECENDERUNGAN YANG MEMAKSA.
MELALUI PENDEKATAN-PENDEKATAN KEPERILAKUAN,PENGGUNAAN SISTEM BIAYA
LANGSUNG AKAN DAPAT MEMINIMALKAN ATAU MENGHILANGKAN REAKSI-
REAKSI DISFUNGSIONAL DAI PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai