Anda di halaman 1dari 13

Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

MATA KULIAH : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK


JURUSAN : AKUNTANSI - POLITEKNIK NEGERI SMARINDA
TOPIK 8 : SEWA GUNA USAHA (LEASING)
PERTEMUAN : @50 menit x 4 Jam Pertemuan
PENGAMPUH : Muhammad Suyudi, S.E., M.SA., Ak., CA.
Nyoria Anggraeni Mersa, S.E., M.Si.
Aris Tri Cahyono, S.E., M.SA., Ak.

Setelah mempelajari Bab ini, TOPIK 8 :


Mahasiswa diharapkan mampu:
A. PENGERTIAN LEASING.
1. Menjelaskan Pengertian Sewa B. KETENTUAN LEASING.
Guna Usaha C. PIHAK TERLIBAT DALAM LEASING
2. Menjelaskan Ketentuan dan Pihak D. PENGGOLONGAN PERUSAHAAN
Terlibat dalam Leasing. LEASING.
3. Menjelaskan Penggolongan E. MEKANISME TRANSAKSI
Perusahaan Leasing. LEASING.
4. Menjelaskan Mekanisme F. TEKNIK PEMBIAYAAN LEASING
Transaksi Leasing. G. BIAYA-BIAYA LEASING.
5. Menjelaskan Teknik Pembiayaan H. MEKANISME PEMBIAYAAN
Leasing LEASING.
6. Menjelaskan Biaya-Biaya Leasing. I. PROSEDUR PEMBIAYAAN
7. Menjelaskan Mekanisme dan LEASING.
Prosedur Pembiayaan Leasing. J. SANKSI-SANKSI.
8. Menjelaskan Sanksi-Sanksi. K. KELEBIHAN LEASING SEBAGAI
9. Menjelaskan Kelebihan Leasing SUMBER PEMBIAYAAN.
Sebagai Sumber Pembiayaan.

A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)

Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia atau yang lebih dikenal


dengan nama leasing merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
adalah memberikan pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang
diinginkan nasabah. Pembiayaan yang dimaksud jika seorang nasabah
membutuhkan barang-barang modal seperti peralatan kantor atau mobil
dengan cara disewa atau dibeli secara kredit dapat diperoleh di perusahaan
leasing. Pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak. Perusahaan leasing dapat
diselenggarakan oleh atau badan usaha yang berdiri sendiri. Keterbatasan
usaha leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh
Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 91
Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk uang.


Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara
lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor
menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan
pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan pengertian sewa
guna usaha menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Sewa Guna Usaha dengan
hak opsi (Finance Lease) maupun Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (Operating
Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.

B. KETENTUAN MENGENAI LEASING

Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia


setelah keluar surat Keputusan bersama antara Menteri Keuangan, Menteri
Perindustrian dan Menteri Perdagangan Nomor Kep. 122/MK/ P1/2/1974,
Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Februari 1974
Tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia. Wewenang untuk memberikan
usaha leasing dikeluarkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputu-
san Nomor 649/MK/ P1/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 yang mengatur mengenai
ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia.
Perkembangan selanjutnya adalah dengan keluarnya Kebijaksanaan
Deregulasi 20 Desember 1988 (Pakdes 20 1988) yang isinya mengatur tentang
usaha leasing di Indonesia dan dengan keluarnya kebijaksanaan ini, maka
ketentuan mengenai usaha leasing sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
Kemudian dalam Keppres Nomor 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri
Keuangan nomor 1251/KMK. 013/ 1988 Tanggal 20 Desember 1988 diper-
kenalkan adanya istilah pembiayaan yaitu kegiatan pembiayaan dalam bentuk
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat luas. Peraturan tersebut diperbarui lagi dengan Peraturan
Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan.
Lembaga pembiayaan menurut Perpres ini dimungkinkan untuk
melakukan salah satu dari kegiatan pembiayaan seperti:
1. Sewa guna usaha (leasing)
2. Anjak piutang (factoring)
3. Kartu kredit (credit card).
4. Modal Ventura (venture capital)
5. Pembiayaan konsumen (consumer finance)
Pemberian izin untuk melakukan usaha-usaha pembiayaan seperti di
atas, terlebih dulu harus memperoleh izin dari Menteri Keuangan.

C. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM LEASING

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pemberian fasilitas leasing, dan
masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajibannya. Leasing dalam
melakukan kegiatannya selalu bekerja sama dan saling berkaitan satu sama
lain melalui kesepakatan yang dibuat bersama. Adapun pihak yang terlibat
dalam proses pemberian leasing adalah:
Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 92
Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

1. Lessor adalah perusahaan leasing yang membiayai keinginan para


nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal.
2. Lessee adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada
lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.
3. Supplier adalah pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing
sesuai perjanjian antara lessor dengan lessee dan dalam hal ini suplier
juga dapat bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi adalah perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap
perjanjian antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan
biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan
menanggung resiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang
yang dileasingkan.

D. PENGGOLONGAN PERUSAHAAN LEASING

Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat


digolongkan kedalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Independent Leasing Company
Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing.
Perusahaan tipe ini berdiri sendiri atau independent dari supplier yang
mungkin dapat sekaligus sebagai pihak produsen barang dan dalam memenuhi
kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee). Perusahaan dapat membelinya
dari berbagai supplier atau produsen kemudian di-lease kepada pemakai.
Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha leasing, misalnya bank-
bank, dapat pula disebut sebagai lessor independent. Banyak lembaga
keuangan yang bertindak sebagai lessor tidak hanya memberikan pembiayaan
leasing kepada lessee tetapi juga memberikan pendanaan kepada perusahaan
leasing. Di samping itu lessor independen dapat pula memberikan pembiayaan
kepada supplier (manufacturer) yang sering disebut dengan vendor program.
Berikut gambar independent leasing company.

Pembelian barang
Supplier Independent
(Manufacturer) Pembayaran Lessor

Kontrak
Angsuran
Leasing

Lessor

Gambar 8.1 Independent Lessor


2. Captive Lessor
Captive lessor akan tercipta apabila supplier atau produsen mendirikan
perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat
terjadi apabila pihak supplier berpendapat bahwa dengan menyediakan
pembiayaan leasing sendiri akan dapat meningkatkan kemampuan penjualan
melebihi tingkat penjualan dengan menggunakan pembiayaan tradisional.
Captive lessor ini sering pula disebut dengan twoparty lessor. Pihak pertama

Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 93


Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan leasing (subsidiary) dan
pihak kedua adalah lessee atau pemakai barang. Berikut gambar captive
lessor.

Pembayaran
Perusahaan Induk Subsidiary(Lessor)
(Manufacturer)
Penjualan Barang
Angsuran
Kontrak
Leasing

Lessee

Gambar 8.2 Captive Lessor


3. Lease Broker atau Packager
Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah leasebroker atau packager.
Broker leasing berfungsi mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor
yang membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing. Broker leasing
biasanya tidak memiliki barang atau peralatan untuk menangani transaksi
leasing untuk atas namanya. Disamping itu perusahaan broker leasing
memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing tergantung apa
yang dibutuhkan dalam suatut ransaksi leasing. Mekanisme lease broker atau
packager dapat dilihat gambar.

Lessor

Lessor Lessor
Lessor
Broker

Lessor

Gambar 8.3 Lease Broker

E. MEKANISME TRANSAKSI LEASING

Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin yang meliputi


antara lain bidang perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Mekanisme
leasing merupakan dasar-dasar dalam suatu transaksi leasing (basic lease).
Pihak lessee berkewajiban membayar sewa secara periodik kepada lessor
sebagai kompensasi atas penggunaan barang. Dalam definisi ini hanya dua
pihak yang terkait yaitu lessor dan lessee padahal dalam praktiknya pihak
supplier merupakan pihak yang terlibat dalam suatu mekanisme transaksi
leasing. Gambar berikut ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai meka-
nisme transaksi leasing yang melibatkan lessor, lessee dan supplier.

Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 94


Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

Lessor

9
4 8
3 7
2 5

6
Lesse 1 Supplier

Gambar 8.4 Mekanisme Transaksi Leasing

Keterangan gambar:
1. Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang,
spesifikasi, harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purna jual atas barang
yang akan di-lease.
2. Lessee melakukan negosiasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan
barang modal. Pada tahap awal ini, lessee dapat meminta lease quotation
yang tidak mengikat dari lessor. Lease quotation ini memuat syarat-syarat
pokok pembiayaan leasing antara lain : keterangan barang, cash security
deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa dan
persyaratan-persyaratan lainnya.
3. Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada lessee yang
berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang
modal yang dibutuhkan lessee tersebut. Apabila lessee menyetujui semua
ketentuan dan persyaratan dalam letter of offer, kemudian lessee menan-
datangani dan mengembalikannya kepada lessor.
4. Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi
lessee. Kontrak leasing tersebut sekurang-kurangnya mencakup hal-hal
antara lain : pihak-pihak yang terlibat, hak milik,jangka waktu, jasa leasing,
opsi bagi lessee, penutupan asuransi, tanggung jawab atas objek leasing,
perpajakan, jadwal pembayaran angsuran sewa dan sebagainya.
5. Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang
kepada lessee sesuaidengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui.
6. Pengriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan.
Selanjutnya lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar
dan diserahkan kepada supplier.
7. Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan
bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.
8. Pembayaran oleh lessor kepada supplier.
9. Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee ke lessor
selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian
jumlah yang dibiayai serta bunganya.

F. TEKNIK PEMBIAYAAN LEASING


Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 95
Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang
secara garis besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu:
1. Finance Lease
Pada teknik pembiayaan finance lease ini, perusahaan leasing sebagai
lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna
usaha (lessee) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas
nama perusahaan leasing, sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan
pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek
transaksi leasing. Selama masa leasing, lessee melakukan pembayaran nilai
sisa (residual value). Kalau ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan
barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan
perusahaan leasing.
Ciri-ciri finance lease antara lain :
a. Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
b. Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
c. Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
d. Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya
lainnya+spread
e. Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak,atau akan
dikenakan denda
f. Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
g. Transaksi keuangan
h. Full pay out
i. Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
j. Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal
k. Angsuran leasing tidak dikenakan PPN dan PPh Pasal 23.
Selanjutnya, finance lease dapat dibagi ke beberapa bentuk transaksi berikut :
a. Direct Financial Lease
Transaksi leasing ini merupakan suatu bentuk transaksi leasing di mana
lessor membeli suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus
menyewa guna usahakan barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan.
Spesifikasi barang yang akan di-lease tersebut termasuk penentuan harga dan
penentuan supplier dapat dilakukan oleh lessee. Ciri-ciri direct financial lease
antara lain :
1. Lessee sebelumnya tidak memiliki barang modal (kebalikan dengan sale
and lease back)
2. Pembelian barang oleh lessor semata-mata untuk kebutuhan lessee
3. Penentuan spesifikasi barang, harga dan supplier dapat dilakukan oleh
lessee
4. Tujuan utama lessee semata-mata untuk mendapatkan financing untuk
tujuan proses produksi atau peningkatan kapasitas produksi.
b. Sale and Lease Back
Transaksi leasing dalam bentuk sale and lease back pada prinsipnya
adalah pihak lessee sengaja menjual barang modalnya ke lessor untuk
kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut. Lessee

Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 96


Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

dalam hal ini berperan sebagai pihak yang menjual barang untuk digunakan
selama masa lease yang disetujui kedua pihak.
c. Leveraged Lease
Pada prinsipnya leveraged lease merupakan salah satu teknik pembiaya-
an dalam finance lease yang digunakan lessor. Menurut teknik ini, disamping
melibatkan lessor dan lessee juga melibatkan kreditor jangka panjang dalam
membiayai suatu objek leasing. Pihak kreditor jangka panjang inilah yang
memiliki porsi terbesar dalam membiayai transaksi leasing ini. Sedangkan
porsi pembiayaan pihak lessor biasanya berkisar 20%-40% dari keseluruhan
pembiayaan, sisanya disediakan kreditor.Kreditor tersebut dapat berupa bank/
lembaga keuangan lainnya.
d. Syndicated Lease
Syndicated lease adalah pembiayaan leasing yang dilakukan oleh lebih
dari satu lessor atas suatu objek leasing. Syndicated lease terjadi apabila lessor
karena alasan risiko tidak bersedia, atau karena alasan tidak memiliki kemam-
puan pendanaan untuk menutup sendiri suatu transaksi leasing yang nilainya
cukup besar yang dibutuhkan oleh lessee.
e. Cross Border Lease
Cross border lease adalah transaksi leasing yang dilakukan di luar batas
suatu negara, di mana lessor berkedudukan di negara berbeda dengan negara
lessee. Jenis transaksi leasing ini kadang-kadang disebut pula sebagai leasing
lintas negara atau transaksi leasing internasional karena yang dilakukan
melibatkan dua negara yang berbeda. Kompleksitas dalam transaksi leasing
internasional bagi lessor ini meliputi beberapa masalahantara lain:
1. Pertimbangan politis yaitu menyangkut stabilitas negara lessee.
2. Peraturan mengenai pemilikan oleh pihak asing.
3. Perpajakan yaitu menyangkut ketentuan pajak ganda (double taxation).
4. Ketentuan repatriasi penghasilan termasuk masalah pengaturan peng-
gunaan valuta asing negara lesse.
5. Peraturan penyusutan.
6. Bea masuk barang dan ketentuan impor lainnya.
f. Vendor Program
Vendor program atau vendor lease adalah suatu metode penjualan yang
dilakukan oleh produsen atau dealer di mana perusahaan leasing memberikan
atau menyediakan fasilitas leasing kepada pembeli barang. Dalam mekanisme
transaksi vendor program ini, lessor membayar kepada vendor sesuai dengan
harga barang yang dipilih atau ditentukan oleh pembeli (lessee).Selanjutnya
pembayaran sewa atau angsuran oleh lessee dapat dilakukan langsung kepada
lessor, atau dapat dibayarkan melalui vendor yang bersangkutan. Cara
pembayaran tersebut dapat dilakukan sesuai perjanjian.
2. Operating Lease
Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan
selanjutnya di-lease-kan. Berbeda dengan finance lease, dalam operating lease
jumlah seluruh pembayaran berkala tidak mencakup jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan bunga-
nya. Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa guna
Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 97
Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

usaha biasa. Operating lease adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor
dengan lessee di mana:
a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepihak
lessee untuk digunakan jangka waktu relatif lebih pendek dari umur
ekonomis barang modal.
b. Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah
sewa secara berkala ke lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah
keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya atau
disebut non full pay out lease
c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang
tersebut
d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor
e. Lessee biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-
waktu.
Penggolongan suatu transaksi leasing menurut ketentuan Menteri
Keuangan tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1). Leasing digolongkan sebagai finance lease bila memenuhi semua kriteria:
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha
pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup
harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor.
b. Masa sewa guna usaha untuk barang modal ditetapkan sekurang
kurangnya :
 2 tahun untuk Golongan I
 3 tahun untuk Golongan II dan III
 7 tahun untuk Golongan bangunan
c. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak opsi
2). Leasing digolongkan sebagai operating lease apabila memenuhi kriteria
berikut :
a. Jumlah pembayaran leasing selama masa leasing pertama tidak dapat
menutupi harga perolehan barang modal yang di-lease-kan ditambah
keuntungan diperhitungkan lessor.
b. Perjanjian leasing tidak memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi
lessor.

G. PERJANJIAN LEASING
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut "lease
agrement", di mana di dalam perjanjian tersebut memuat kontrak kerja
bersyarat antara kedua belah pihak, lessor dan lessee.Isi kontrak yang dibuat
secara umum memuat antara lain:
1. Nama dan alamat lessee 5. Jenis barang modal
diinginkan
1. Jumlah atau nilai barang yang dileasingkan 6. Syarat-syarat
pembayaran
2. Syarat-syarat kepemilikan atau syarat lainnya. 7. Biaya-biaya yang
dikenakan
3. Sangsi-sangsi apabila lessee ingkar janji

Jika seluruh persyaratan sudah disetujui, maka pihak lessor akan


Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 98
Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

menghubungi supplier untuk negosiasi barang dan menghubungi pihak


asuransi untuk menanggung resiko kemacetan pembayaran oleh lessee.
Namun dalam prakteknya dapat pula sebelum nasabah mengajukan
permohonan ke perusahaan leasing, pihak lessee terlebih dulu melakukan
negosiasi dengan suppliernya, kemudian barulah mencari perusahaan leasing
yang akan menjadi lessornya.

H. BIAYA-BIAYA YANG DIKELUARKAN

Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing kepada


pemohon (lessee) akan dikenakan berbagai macam biaya. Biaya-biaya ini
besarnya ditentukan oleh masing-masing perusahaan leasing. Artinya antara
perusahaan leasing biaya yang dibebankan terhadap lessee tidak sama. Besar
kecilnya biaya yang dikenakan terhadap nasabahnya akan mempengaruhi
keuntungan yang diterima oleh perusahaan leasing.
Adapun biaya-biaya yang dibebankan kepada lessee biasanya terdiri
dari:
1. Biaya administrasi yang besarnya dihitung per tahun.
2. Biaya meterai untuk perjanjian
3. Biaya bunga terhadap barang yang di lease-kan
4. Premi asuransi yang disetor kepada pihak asuransi.
Di antara biaya diatas, perolehan biaya bunga merupakan yang terbesar,
sehingga keuntungan diperoleh pun terbesar dari bunga yang dibebankan ke
para lessee tersebut.

I. PROSEDUR PERMOHONAN LEASING

Setiap permohonan yang diajukan pihak lessee haruslah langsung ke


pihak lessor, baik secara lisan maupun tertulis, kemudian oleh pihak lessor
akan dipelajari secara seksama sehingga pada akhirnya nanti tidak akan
merugikan pihak lessor akibat terjadi kesalahan analisis. Prosedur
permohonan fasilitas leasing oleh lessee ke lessor secara umum berikut:
1. Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas suatu
barang modal baik secara lisan maupun tertulis.
2. Pihak lessor akan meneliti maksud dan tujuan permohonan lesse. Pene-
litian tentang kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan. Jika masih
ada dokumen/ informasi yang kurang, pemohon diminta melengkapinya
selengkap mungkin. Kelengkapan dokumen tersebut antara lain:
3. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak leasing, yang
berisi antara lain maksud dan tujuan mengajukan leasing serta cara
pembayarannya.
a. Akte pendirian perusahaan jika lessee berbentuk Perseroan
Terbatas/ yayasan.
b. KTP dan kartu keluarga jika lessee berbentuk perseorangan.
c. Laporan keuangan (neraca & lap. L/R) 3 tahun terakhir jika lessee
bentuk PT.
d. Slip gaji dan bukti penghasilan lainnya jika lessee berbentuk

Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 99


Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

perseorangan.
e. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) baik untuk perorangan maupun
perusahaan.
f. Jika dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap, maka pihak lessor
memberikan informasi tentang persyaratan dalam perjanjian kontrak
antara lessee dengan lessor, termasuk hak dan kewajibannya
masing-masing.
4. Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap infor-
masi dan data yang diberikan lessee dengan cara:
a. Penelitian data untuk mengukur kemampuan dan kemauan
lessee membayar kembali. Penelitian dapat dilakukan dengan 5 C
yaitu: character, capacity, capital, condition dan colleteral.
b. Meneliti langsung ke lokasi lessee berada (on the spot)
c. Meneliti ke lokasi di mana lessee punya hubungan.
d. Penelitian dilakukan untuk mengukur kemampuan nasabah
membayar dan kemauan untuk membayar dengan disertai
kebenaran informasi dan data yang ada di lapangan. Dari hasil
penelitian dapatlah ditarik 3 kesimpulan yaitu:
e. Menolak permohonan lessee dengan alasan tertentu.
f. Masih dipertimbangkan dengan catatan ditunda atau permoho-
nan belum dapat diproses sampai jangka waktu tertentu dengan
berbagai alasan
g. Menerima permohonan lessee karena telah sesuai dengan
keinginan lessor.
5. Jika permohonan lessee telah diterima pihak lessor, maka lessor meng-
adakan pertemuan dengan pihak lessee, tentang persyaratan yang
harus dipenuhi antara lain penandatanganan surat perjanjian serta
biaya yang harus dibayar oleh lessee.
6. Pihak lessee membayar sejumlah kewajibannya dan menandatangani
surat perjanjian antara lessee dengan lessor.
7. Pihak lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan
barang yang diinginkan lessee dan membayar sesuai dengan perjanjian
dengan pihak supplier .
8. Pihak lessor juga menghubungi serta membayar premi asuransi yang
sudah disetor lessee sebelumnya kepada pihak lessor.
9. Pihak supplier mengirim barang sesuai dengan surat pesanan dan surat
bukti pembayaran yang telah dilakukan oleh lessor.
10.Pihak lessors juga mengirim polis asuransi kepada lessee setelah
diterbitkan oleh pihak lessor atas nama lessee.
Dalam prakteknya setiap permohonan fasilitas leasing oleh lessee, maka
prosedur dan persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan leasing berbeda
antara satu dengan lainnya. Hal ini sesuai dengan kepentingan perusahaan
leasing itu sendiri dan secara umum memang prosedur dan persyaratannya
tidak jauh berbeda seperti yang telah diuraikan di atas.

J. SANGSI-SANGSI
Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 100
Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

Seperti jenis pinjaman lainnya, bahwa tidak semua pinjaman berjalan


mulus atau berjalan sesuai prosedur yang ada, sekalipun sudah melalui
prosedur yang benar. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Begitu pula
dengan perusahaan leasing jelas tidak semua barang modal yang dibiayai akan
terlunasi sesuai rencana. Oleh karena itu, perlu ada tindakan lebih lanjut bagi
lessee yang lalai berupa sangsi-sangsi yang telah disepakati.Sangsi-sangsi yang
diberikan pihak lessor kepada pihak lessee apabila lessee ingkar janji atau
tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak lessor sesuai perjanjian yang
telah disepakati adalah sebagai berikut:
1. Berupa teguran lisan supaya segera melunasi
2. Jika teguran lisan tidak digubris, maka akan diberikan teguran tertulis.
3. Dikenakan denda sesuai perjanjian.
4. Penyitaan barang yang dipegang oleh lessee.

K. KELEBIHAN LEASING SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN

1. Pembiayaan Penuh
Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan
pembiayaan yang diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini akan membantu
cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang beru berdiri/ beroperasi dan
perusahaan yang mulai berkembang.
2. Lebih Fleksibel
Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih fleksibel karena leasing
lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan
perbankan. Pembayaran angsuran secara berkala akan ditetapkan
berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee sehingga pengaturan
pembayaran angsuran secara berkala dapat disesuaikan dengan pendapatan
yang dihasilkan objek yang di-lease.
3. Sumber Pembiayaan Alternatif
Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa
mengganggu fasilitas kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi jaminan
leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang lebih banyak
dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari pihak lainnya. Karena
hak kepemilikan sah atas objek lease serta pengaturan pembayaran lease
sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh objek lease sehingga merupa-
kan jaminan bagi leasing itu sendiri. Dengan demikian harta yang telah
dijaminkan untuk kredit tetap dapat menjamin kredit yang sudah ada.
4. Off Balance Sheet
Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing
dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa
mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian barang tidak perlu
dipenuhi secara terperinci karena mungkin masih dalam batas kewenangan
direksi (seringkali kewenangan pembelian barang modal baru sah apabila
disetujui Dewan Komisaris atau bahkan Rapat Pemegang Saham). Di pihak
lain, tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti tidak ada keharusan men-

Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 101


Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

cantumkannya sebagai kewajiban. Hal ini mempunyai dampak positif terhadap


kondisi rasio keuangan perusahaan lessee karena transaksi leasing tersebut
tidak akan terlihat dalam neraca lessee sebagai komponen utang. Kondisi ini
disebut off balance sheet financing.
5. Arus Dana
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam peren-
canaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang
berarti terhadap pendapatan lessee. Di samping itu, persyaratan pembayaran
di muka yang relatiflebih kecil sangat berpengaruh pada arus dana terlebih
apabila adapertimbangan kelambatan menghasilkan laba dalam investasi.
6. Proteksi Inflasi
Leasing dapat merupakan pelindung terhadap inflasi.Setelah kontrak
leasing dilakukan, khususnya apabila leasing berdasarkan tarif suku bunga
tetap,maka lessee akan membayar dengan jumlah tetap atas sisakewajibannya
yang berasal dari pelunasan pembelian yang dilakukan di masa lalu.
7. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian
akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model dan
teknologi disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Dalam suatu
kontrak leasing objek leasing sering dimasukkan sebagai perjanjian bahwa
barang yang sedang disewa tersebut dapat ditukarkan dengan barang yang
serupa yang lebih canggih apabila di kemudian hari terdapat penemuan-
penemuan baru yang lebih unggul daripada produk barang yang sama.
8. Sumber Pelunasan Kewajiban
Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui
leasing karena pada umumnya pelunasan atau pembayaran angsuran hampir
selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh adanya
barang yang dilease. Sehingga kekhawatiran para kreditor terhadap gangguan
penggunaan modal kerja yang akan mempengaruhi pelunasan kredit yang
telah diberikan dapat diatasi.
9. Kapitalisasi Biaya
Adanya biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan,
instalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan dan sebagainya dapat diper-
timbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai leasing dan disusutkan
berdasarkan lamanya leasing.
10. Risiko Keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang berjangka
waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap risiko
keusangan (obsolescence) sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan
risiko pada tahapdini yang mungkin terjadi.
11. Kemudahan Penyusutan Anggaran
Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap
akan membekemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee.
12. Pembiayaan Proyek Skala Besar

Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 102


Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda
Modul Ajar BAB 8 : Sewa Guna Usaha (Leasing)

Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam pembiayaan


proyek yang seringkali menjadi masalah di antara pemberi dana, masalah ter-
sebut biasanya dapat diatasi melalui perusahaan leasing sepanjang tersedianya
suatu jaminan penuh yang dapat diterima dan/ serta kemudahan untuk
menguasaibarang yang dibiayai apabila terjadi suatu kelalaian.
13. Meningkatkan Debt Capacity
Perolehan barang modal melalui leasing tidak otomatis menaikkan debt
equity ratio yang mempengaruhi bankability dari lessee yang bersangkutan.

L. SOAL RESPONSI

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan leasing ? dan jelaskan perbedaan


leasing dengan bank?
2. Sebutkan dan jelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam leasing?
3. Jelaskan teknik pembiayaan leasing?
4. Bagaimana prosedur permohonan leasing?
5. Jelaskan kelebihan leasing jika dibandingkan dengan bank!

Jurusan Akuntansi Modul MK - Bank & Lembaga Keuangan 103


Non-Bank
Politeknik Negeri Samarinda

Anda mungkin juga menyukai