Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN BISNIS

“KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. ADOLPINA (C301 19 198 )
2. INDAH SUCI RAHMADANI (C301 19 229)
3. NI KADEK ELINSI (C301 19 233)

PROGRAM STUDI SASTRA SATU (S1) JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah mamberikan rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini pada mata kuliah Etika Profesi &
Bisnis di Universitas Tadulako.
Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, yang telah mengarahkan kepada kita satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT, yakni
agama Islam.Alhamdulillah penulisan makalah ini bisa diselesaikan, walaupun kemungkinan
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekuragan baik dalam penggunaan
bahasa maupun pengambilan data-data yang bisa dibilang kurang komplit dan detail.
Mengingat keterbatasan kami yang masih belum bisa maksimal dalam mengumpulkan data-data
yang diperlukan. kami berharap semoga makalah yang singkat ini dapat bermanfaat bagi kami
maupun orang yang membacanya.
Akhir kata kami menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai maka akan tampak
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran selalu kami tunggu demi peningkatan kualitas
dan mutu dari makalah yang kami susun ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Palu, 06 April 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1
1.3. TUJUAN...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1. Pengertian Kode Etik Akuntan Publik..............................................................................2
2.2. Kode Etik Profesi Akuntan Publik....................................................................................2
2.3. Kewajiban dan larangan Akuntan publik..........................................................................7
2.4. Kode Etik akuntan di Indonesia........................................................................................8
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2. Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN

Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika secara
terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan tentang batasan baik
atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam
suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode etik kemudian muncul untuk menjelaskan tentang batasan
yang perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika menjalankan profesinya.
Seperti halnya profesi-profesi yang lain, Akuntan Publik juga mempunyai kode etik yang
digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan ketika seorang Akuntan Publik
menjalankan perannya. Pemahaman yang cukup dari seorang Akuntan Publik tentang kode etik,
akan menciptakan pribadi Akuntan Publik yang profesional, kompeten, dan berdaya guna. Tanpa
adanya pemahaman yang cukup tentang kode etik, seorang Akuntan Publik akan terkesan tidak
elegan, bahkan akan menghilangkan nilai esensial yang paling tinggi dari profesinya tersebut.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa Pengertian Kode Etik Akuntan Publik ?
2. Menjelaskan Kode etik Profesi Akuntan Publik ?
3. Apa saja kewajiban dan larangan akuntan publik ?
4. Bagaimana kode etik akuntan di Indonesia ?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Kode Etik Akuntan Publik.
2. Dapat mengetahui Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
3. Untuk mengetahui kewajiban dan larangan akuntan publik.
4. Untuk mengetahui kode etik akuntan di Indonesia.

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kode Etik Akuntan Publik


kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia
atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-
KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang
bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik)
ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini
menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan
prinsip tersebut. Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka
konseptual tersebut pada situasi tertentu.
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh
setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan
anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional
yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar
profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya
disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak
memberikan jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan
Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik
profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini.
Tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama
dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab
mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang
baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi
yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi
hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi
lain yang merupakan subjek dari tata kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku
kepentingan, yang menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain
pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan.
2.2 Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
1) Prinsip Etika,
2) Aturan Etika, dan
3) Interpretasi Aturan Etika.

1) Prinsip- prinsip Etika

2
Di dalam Kode Etik Akuntan Publik sendiri memuat setidaknya ada tiga aturan yang memuat
aturan atau standard – standart dalam aturan auditing yaitu: prinsip etika, aturan etika dan
interpretasi aturan etika. Dan dalam kesempatan ini saya akan mendeskripsikan prinsip etika
yang meliputi delapan butir dalam pernyataan IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007 (dalam bahasa
pemahaman sendiri).
a) Tanggung jawab profesiDalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,
setiapanggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral danprofesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.
b) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
c) Integritas
Untuk memelihara clan meningkatkan kepercayaan publik, Setiap anggotaharus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritassetinggi mungkin.
d) Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturankepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya.
e) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi clan
ketekunan, Berta mempunyai kewajiban untukmempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesional pada tingkatyang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkanperkembangan praktik,
legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
f) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperolehselama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai ataumengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila adahak atau kiewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
g) Perilaku Profesional
Setiap Anggota harus berperilaku yang konsisten dalam reputasi profesiyang baik clan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
h) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai denganstandar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengankeahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajibanuntuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasantersebut sejalan dengan prinsip integritas clan obyektivitas.

3
2) Aturan Etika
a) Independensi, Integritas, Obyektivitas
 Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalumempertahankan sikap mental
independen didalam memberikan jasaprofesional sebagaimana diatur dalam standar profesional
akuntanpublik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebutharus meliputi
independen dalam fakta ( in fact ) maupun dalampenampilan (in appearance).
 Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankanintegritas dan objektivitas,
harus bebas dari benturan kepentingan( conflict of interst ) dan tidak boleh membiarkan faktor
salah sajimaterial (material misstatement ) yang diketahuinya ataumengalihkan
(mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
b) Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
- Standar Umum
o Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukanpemberian jasa
profesional yang secara layak (reasonable )diharapkan dapat diselesaikan dengan
kompetensi profesional.
o Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajibmelakukan pemberian
jasa profesional dengan kecermatan dankeseksamaan profesional.
o Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan danmensupervisi secara
memadai setiap pelaksanaan pemberian jasaprofesional.
o Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh datarelevan yang
memadai untuk menjadi dasar yang layak bagisimpulan atau rekomendasi sehubungan
dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
- Prinsip Akuntansi
Anggota KAP tidak diperkenankan:
 Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporankeuangan atau data
keuangan lain suatu entitas disajikan sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
atau
 Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasimaterial yang harus dilakukan
terhadap laporan atau data tersebutagar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku,
apabila laporantersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadaplaporan
atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansiyang ditetapkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI.Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin
memuatpenyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersbeut,anggota KAP dapat
tetap mematuhi ketentuan dalam butir iniselama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa
laporan atau dataakan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu,dengan

4
cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasidampaknya (bila praktis), serta alasan
mengapa kepatuhan atasprinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan
laporanyang menyesatkan.
c) Tanggung Jawab kepada Klien,
Informasi Klien yang rahasiaAnggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi
klienyang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidakdimaksudkan untuk:
o Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuaidengan aturan etika
kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsipakuntansi.
o Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untukmematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku sepertipanggilan resmi penyidikan pejabat pengusut
atau melarangkepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.
o Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggotasesuai dengan
kewenangan IAI atau
o Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan ataupemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badanyang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegasan
disiplin anggota.
- Fee profesional
a. Besaran fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko penugasan, kompleksitas
jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
b. Fee kontinjensi
Fee kontinjensi adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa
adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjensi jika
ditetapkan oelh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajkan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan dadan pengatur.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjensi apabila penetapan
tersebut dapat mengurangi independensi.
d) Tanggungjawab kepada rekan seprofesi
Dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
 Komunikasi antar akuntan publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan mengadakan
perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku
yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

5
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secra tertulis permintaan komunikasi dari akuntan
pengganti secara memadai.
 Perikatan Atestasi
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan
periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu di tunjuk
klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-
undangan atau aturan yang di buat oleh badan berwenang.
e) Tanggungjawab dan Praktik Lain
 Perbuatan dan Perkataan yang Mendeskreditkan
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan perkataan yang
mencemarkan profesi.
 Iklan, Promosi dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang
tidak tidak merendahkan citra profesi.
 Komisi dan Fee referal
a. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan atau
diterima kepada/ dari klien/ pihak lain untuk memperoleh penugasan dari klien/ pihak lain.
b. Fee referal (rujukan)
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/ diterima kepada/ dari sesama penyedia
jasa profesional akuntan publik.
c. Bentuk Organisasi dan nama KAP
Anggota hanya dapat berpraktik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/ atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan citra
profesi.
3) Interpretasi Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan olehBadan yang dibentuk oleh
Himpunan setelah memperhatikan tanggapan darianggota, dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya, sebagai panduan dalampenerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup danpenerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagaiinterpretasi dan atau aturan
etika sampai dikeluarkannya aturan daninterpretasi baru untuk menggantikannya.

6
Kepatuhan Kepatuhan terhadap kode etik, seperti juga dengan semuastandar dalam masyarakat
terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping
itu, kepatuhananggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota danoleh
opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesanpelanggaran. Kode Etik oleh
organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidakmenaatinya. Jika perlu, anggota juga
harus memperhatikan standar etik yangditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis
klien ataumenggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadapperaturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.3 Kewajiban dan Larangan Akuntan Publik
 Kewajiban Bagi Seorang Akuntan Publik (AP) Dan (KAP) Terdapat 5 (Lima) Kewajiban
Akuntan Publik Dan KAP sebagai berikut :
a) Bebas dari kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan kemahiran
jabatannya (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya.
b) Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan memberikan
informasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia data / informasi klien
kepada pihak ketiga secara sepihak merupakan tindakan tercela.
c) Menjalankan PSPM04-2008 tentang Pernyataan Beragam (Omnibus Statement) Standar
Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang telah ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik (DSPAP) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), terutama SPM Seksi 100 tentang
Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM-KAP).
d) Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki pengalaman yang cukup. Para
auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Profesi berkelanjutan (Continuing Profesion
education) sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang
audit dan proses bisnis (business process). Dalam rangka peningkatan kapabilitas auditor,
organisasi profesi mensyaratkan pencapaian poin (SKP) tertentu dalam kurun / periode waktu
tertentu. Hal ini menjadi penting, karena auditor harus senantiasa mengikuti perkembangan
bisnis dan profesi audit secara terus menerus.
e) Memiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan mendokumentasikannya dengan baik. KKA tersebut
merupakan perwujudan dari langkah-langkah audit yang telah dilakukan oleh auditor dan
sekaligus berfungsi sebagai pendukung (supporting) dari temuan-temuan audit (audit evidence)
dan opini laporan audit (audit report). KKA sewaktu-waktu juga diperlukan dalam pembuktian
suatu kasus di sidang pengadilan.
 Larangan Bagi Seorang Akuntan Publik ( AP ) Dan ( KAP ) Akuntan Publik Dilarang
Melakukan 3 (Tiga) Hal :
1. Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general audit) untuk klien yang
sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 3 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kolusi antara Akuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak lain.

7
2. Apabila Akuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi penugasan
(klien), maka dilarang untuk memberikan jasa.
3. Akuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh ketentuan
perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai pejabat negara, pimpinan atau pegawai
pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, kecuali yang diperbolehkan seperti jabatan
sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak menduduki jabatan struktural dan atau komisaris atau
komite yang bertanggung jawab kepada komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen.
2.4 Kode Etik Akuntan di Indonesia
Bagi praktik Akuntan di Indonesia kebutuhan akan etika dipenuhi oleh organisasi proesi yang
berkaitan dengan hal tersebut yakni Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Historis kode etik yang
dikeluarkan oleh IAI adalah sebagai berikut:
(1) Kongres tahun 1973: Penetapan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia.
(2) Kongres tahun 1981 dan tahun 1986: Penyempurnaan kode etik, nama kode etik sebelum
tahun 1986 adalah Kode etik IAI dan kongres tahun 1986 mengubah nama tersebut dengan Kode
etik Akuntan Indonesia sampai sekarang.
(3) Kongres tahun 1990 dan tahun 1994: Penyempurnaan kode etik.
Seorang akuntan juga harus memenuhi Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik. Berkaitan dengan Kode Etik
Akuntan Indonesia pada prinsipnya menurut Sukrisno Agoes (2004:40) adalah suatu pedoman
bagi para anggota IAI untuk bertugas secara bertanggung jawab dan objektif. Karena jasa yang
diberikan kepada pihak lain berupa pengetahuan dan keahliannya sehingga auditor harus
memiliki rasa tanggung jawab kepada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya itu.

BAB III
PENUTUP

8
3.1 Kesimpulan
Etika dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu kebiasaan
sedangkan etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral dimana dalam
penyelidikan tersebut dilakukan dengan tiga pendekatan. Tiga pendekatan tersebut adalah
pendekatan etika deskriftif, etika normatif dan metaetika. Kode etik harus memiliki empat
komponen, yaitu Prinsip – prinsip, Peraturan perilaku, Interprestasi dan Ketetapan etika.
Sementara itu prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir
pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan
hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Delapan butir tersebut adalah
tanggungjawab profesi, kepentingan publik, intergritas, obyektifitas, kompetensi dan kehati –
hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat berharap kepada Dosen Pengampuh dan teman
sekalian dapat memberikan masukan yang membangun untuk kesempurnaan makalah yang telah
kami susun, karena kami sadar bahwa masi banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

9
https://id.wikipedia.org/wiki/Akuntan_publikdi
http://rose-mia.blogspot.co.id
http://bonjoer.blogspot.com/2015/12/makalah-kode-etik-akuntan-publik.html

10

Anda mungkin juga menyukai