Kode Etik
Akuntan
1. Pendahuluan
2. Kode Etik Profesi
3. Kode Etik Akuntan Profesional
4. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
05
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi MK 0111506 Dr. Rita Yuniarti, SE, MM, Ak., CA
Bisnis
DR. H. Islahuzzaman., SE., M.SI., Ak., CA
Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA
Rini Susiani, S.E., M.AK., Ak., C.A
Robertus Ary Novianto, S.E., Ak., M.M
Syafdinal, S.E., M.M., Ak
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
ketentuan dan peraturan-peraturan untuk menjelaskan secara sistematika
yang berkaitan dengan kode etika pengertian kode etika dan aturan-aturan
akuntan publik dan akuntan kode etik profesi akuntan publik dan
profesional. kode etik akuntan profesional
Pendahuluan
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai
normal. Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih
dikenal dengan istilah “Kode Etik Profesi”. Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu
profesi yang ada yaitu Akuntan Profesional dan Akuntan Publik.
Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika
profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku
Seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan,
ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap
mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.
Etika Profesi Akuntan adalah suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi
keuangan yang handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur. Sebagian
besar orang mendefinisikan perilaku etis sebagai tindakan yang berbeda dengan apa yang
mereka anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu.
Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis.
a. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat secara
keseluruhan
b. Orang lebih memilih bertindak mementingkan diri sendiri.
Perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi serta
akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAI merasa perlu adanya
suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan
pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International.
Pada tahun 2016 IAI telah menetapkan Kode Etik Akuntan Profesional yang merupakan
adopsi dari Hansdbook of the Code of Ethics for professional Accountants 2016 Edition yang
dikeluarkan oleh International Ethics Standar Board for Accountants of The International
Federation of Accountants (IESBA-IFAC), yang berlaku tanggal 1 Januari 2017.dengan
tujuan agar terjadi sinergi antara organisasi profesi akuntan dan menciptakan keseragaman
ketentuan etika bagi seluh akuntan di Indonesia., sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada akuntan, serta meningkatkan kontribusi akuntan bagi
kepentingan masyarakat dan negara.
Kode Etik Akuntan Profesional ditetapkan oleh IAI membagi menjadi 3 bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Prinsip dasar etika
2. Akuntan Profesional di Praktik Publik
3. Akuntan profesional di Bisnis
Sumber: www.iaiglobal.or.id
Part B ini mengacu pada Bagian B dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang dikeluarkan
oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dari Institut Akuntan Publik Indonesia
(DSPAP-IAPI) pada Desember 2019.
Sumber: www.iaiglobal.or.id
Ancaman bagi akuntan profesional dalam praktek bisnis antara lain sebagai berikut:
1. Benturan Kepentingan
Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi antara
lain:
• Kepemilikan kepentingan keuangan di atau penerimaan pinjaman atau jaminan
dari organisasi pemberi kerja
• Adanya kekhawatiran atas keberlangsungan kerjasama
• Adanya tekanan komersial dari luar organisaisi pemberi kerja
Bagian A Menetapkan prinsip dasar etika profesional bagi setiap akuntan publik atau CPA
serta memberikan suatu kerangka konsepyual yang harus diterapkan untuk:
a. Mengidentifikasi berbagai ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi
b. Mengevaluasi signifikansi berbagai ancaman yang teridentifikasi tersebut, dan
c. Menerapkan pengamanan, ketika diperlukan, untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman-ancaman tersebut sampai pada suatu tingkat yang dapat diterima.
Bagian B dan C, menjelaskan penerapan kerangka konseptual pada situasi-situasi tertentu.
Bagian tersebut menjelaskan berbagai contoh pengamanan untuk mengatasi ancaman
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan oleh Akuntan Publik atau CPS yang dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
Bagian B, berlaku untuk setiap Akuntan Publik atau CPA yang berpraktik untuk melayani
publik.
Bagian C berlaku untuk setiap CPA yang bekerja pada suatu entitas bisnis.
4. Prinsip kerahasiaan
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan
Berikut kutipan dari Code of Ethics mengenai prinsip-prinsip dasar menurut IFAC:
1) Integrity-to be straighforward and honest in all professional and business relationships
2) Objectivity-to no allow bias, conflict of interest or undue influence of others to override
professional or business judgements
3) Professional competence and due core- to maintain professional knowledge and skill
at the level required to ensure that a client or employer receives compotent professional
services based on current development in practice, legislation and techniques and act
diligently and in accordance with applicable technical and profesional standards.
4) Confidentiality – to respect the confidentiality of information acquired as a result of
professional and business relationship and therefore not disclose any such information to
third parties without proper and specific authority, unless there is a legal or professional
right or duty to disclose nor use the information for the profesional accountant or third
parties.
5) Professional behavior – to comply with relevant laws and regulations and avoid any
action that discredits the profession
Kewajiban bagi seorang Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP).
Terdapat 5 (Lima) Kewajiban Akuntan Publik dan KAP, yaitu:
1. Bebas dari kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan
kemahiran jabatannya (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya.
2. Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan memberikan
informasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia data /
informasi klien kepada pihak ketiga secara sepihak merupakan tindakan tercela.
3. Menjalankan Standar Pengendalian Mutu (SPM) yang telah ditetapkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
terutama SPM Seksi 100 tentang Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik
(SPM-KAP).
4. Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki pengalaman yang cukup.
Para auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Profesi berkelanjutan (Continuing
Profesion Education) sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang audit dan proses bisnis (business process).
Advocacy
Threat
Self-
Familiarity
ReviewThreat
Threats to
Independence
Self-Interest
Intimidation Threat
Threat
Contoh Safeguards :
1. Persyaratan mengenai jenjang pendidikan, jenis dan jumlah pelatihan, serta jenis
dan lamanya pengalaman, ketika akan memasuki profesi
2. Persyaratan mengenai pengembangan profesional berkelanjutan, di Indonesia,
disingkat PPL (Pendidikan Profesi Berkelanjutan)
3. Peraturan tentang tata kelola perusahaan (corporate governance regulation)
4. Standar profesi
5. Prosedur pemantauan dan prosedur disiplin profesi
6. Reviu oleh pihak eksternal atas laporan keuangan, komunikasi atau informasi yang
dihasilkan akuntan
7. Sistem Keluhan (complaint system) yang efektif
8. Kewajiban melaporkan pelanggaran terhadap ketentuan etika profesi
Jika Konflik tetap tidak terselesaikan, akuntan profesional perlu berkonsultasi untuk
membantunya mencari penyelesaian ;
• Orang-orang tertentu di KAP-nya
• Entitas yang mempekerjakannya
• Lembaga atau badan yang relevan tanpa melanggar prinsip konfidensialitas
karena dilakukan tanpa menyebut nama-nama pihak yang terkait (anonymous
basis) atau dengan penasihat di bawah perlindungan hukum.
Jika Konflik tetap tidak terselesaikan setelah melakukan berbagai upaya penyelesaian,
akuntan profesional wajib menentukan apakah ia :
• Mengundurkan diri dari anggota tim atau penugasan tersebut
• Mundur dari klien yang bersangkutan
• Mundur dari entitas yang mempekerjakannya
Institut Akuntan Publik Indonesia, 2013, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
Jakarta, Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2016, Kode Etik Akuntan Profesional, Jakarta, Salemba
Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia,, 2018, Kode Etik Profesi Akuntan Publik, Jakarta ,
Salemba Empat
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015, Tentang Praktik Akuntan Publik, Jakarta
Rick Hayers, Philip Wallage, Hans Gortemake 3 rd Edition, 2014, Principles of Auditing An
Introduction to International of Auditing., Pearson, Ltd,
www.iaiglobal.or.id