Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Kode Etik
Akuntan
1. Pendahuluan
2. Kode Etik Profesi
3. Kode Etik Akuntan Profesional
4. Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi MK 0111506 Dr. Rita Yuniarti, SE, MM, Ak., CA
Bisnis
DR. H. Islahuzzaman., SE., M.SI., Ak., CA
Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA
Rini Susiani, S.E., M.AK., Ak., C.A
Robertus Ary Novianto, S.E., Ak., M.M
Syafdinal, S.E., M.M., Ak

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
ketentuan dan peraturan-peraturan untuk menjelaskan secara sistematika
yang berkaitan dengan kode etika pengertian kode etika dan aturan-aturan
akuntan publik dan akuntan kode etik profesi akuntan publik dan
profesional. kode etik akuntan profesional
Pendahuluan

Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai
normal. Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih
dikenal dengan istilah “Kode Etik Profesi”. Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu
profesi yang ada yaitu Akuntan Profesional dan Akuntan Publik.
Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika
profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku
Seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan,
ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap
mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.
Etika Profesi Akuntan adalah suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi
keuangan yang handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur. Sebagian
besar orang mendefinisikan perilaku etis sebagai tindakan yang berbeda dengan apa yang
mereka anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu.
Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis.
a. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat secara
keseluruhan
b. Orang lebih memilih bertindak mementingkan diri sendiri.

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Kode Etik Profesi

Kode Etik Profesi


Merupakan sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah, serta perbuatan
apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.

Tujuan Kode Etik Profesi


Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi dilain instansi atau perusahaan.

Kode Etik Akuntan Profesional (KEAP)

Perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi serta
akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAI merasa perlu adanya
suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan
pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International.
Pada tahun 2016 IAI telah menetapkan Kode Etik Akuntan Profesional yang merupakan
adopsi dari Hansdbook of the Code of Ethics for professional Accountants 2016 Edition yang
dikeluarkan oleh International Ethics Standar Board for Accountants of The International
Federation of Accountants (IESBA-IFAC), yang berlaku tanggal 1 Januari 2017.dengan
tujuan agar terjadi sinergi antara organisasi profesi akuntan dan menciptakan keseragaman
ketentuan etika bagi seluh akuntan di Indonesia., sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada akuntan, serta meningkatkan kontribusi akuntan bagi
kepentingan masyarakat dan negara.
Kode Etik Akuntan Profesional ditetapkan oleh IAI membagi menjadi 3 bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Prinsip dasar etika
2. Akuntan Profesional di Praktik Publik
3. Akuntan profesional di Bisnis

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Bagan 5.1
Kode Etik Akuntan Profesional

Sumber: www.iaiglobal.or.id

Part A : Prinsip dasar etika yang terdiri dari:


Seksi 100 Pendahuluan dan prinsip dasar
Seksi 110 Prinsip integritas
Seksi 120 Prinsip Objektivitas
Seksi 130 Prinsip Kompetensi dan kehati-hatian professional
Seksi 140 Prinsip kerahasiaan
Seksi 150 Prinsip prilaku professional
Part B : Akuntan Profesional di Praktik Publik
Part C : Akuntan profesional di Bisnis, yang terdiri dari:
Seksi 300 :Ancaman dan Pencegahan
Seksi 310 : Benturan Kepentingan
Seksi 320 : Penyusunan dan Pelaporan Informasi
Seksi 330 : Bertindak dengan keahlian yang memadai
Seksi 340 : Kepentingan keuangan, kompensasi dan insentif terkait dengan
pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan.
Seksi 350 : Bujukan
Seksi 360 : Merespon ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Part A Prinsip Dasar Etika
Seorang akuntan profesional wajib mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut ini :
1. Integritas
Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan jujur
dalam semua hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti
berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya
2. Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang
dapat mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya
3. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap Akuntan
Profesional untuk:
• Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan
untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima layanan profesional yang
kompeten; dan
• Bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan profesional yang
berlaku ketika memberikan jasa profesional.
4. Prinsip kerahasiaan
Prinsip ini mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tidak melakukan hal berikut:
 Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis kepada pihak di luar Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya
bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika
terdapat hak atau kewajiban secara hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya; dan
 Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
5. Perilaku Profesional
Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk mematuhi
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap perilaku yang
Akuntan Profesional tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi kepercayaan
pada profesi dan menghindari perbuatan yang merendahkan martabat profesi.

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Part B Akuntan Profesional di Praktik Publik

Part B ini mengacu pada Bagian B dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang dikeluarkan
oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dari Institut Akuntan Publik Indonesia
(DSPAP-IAPI) pada Desember 2019.

Part C Akuntan Profesional Dalam Praktek Bisnis

Sumber: www.iaiglobal.or.id

Ancaman bagi akuntan profesional dalam praktek bisnis antara lain sebagai berikut:
1. Benturan Kepentingan
Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi antara
lain:
• Kepemilikan kepentingan keuangan di atau penerimaan pinjaman atau jaminan
dari organisasi pemberi kerja
• Adanya kekhawatiran atas keberlangsungan kerjasama
• Adanya tekanan komersial dari luar organisaisi pemberi kerja

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Contoh keadaan yang memunculkan ancaman telaah pribadi adalah Penentuan
perlakuan akuntansi yang tepat atas kombinasi bisnis setelah yang bersangkutan
melakukan studi kelayakan yang mendukung keputusan akuisisi bisnis tersebut.
Contoh ancaman kedekatan:
• Bertanggungjawab atas pelaporan keuangan ketika ada anggota keluarga
sedarah dan semenda yang bekerja di organisasi tersebut yang membuat
keputusan yang mempengaruhi pelaporan keuangan.
• Menerima hadiah atau perlakuan istimewa, kecuali nilainya tidak berarti dan tidak
memiliki konsekuensi apa pun.
• Memiliki hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang berpengaruh terhadap
keputusan bisnis.
Contoh ancaman intimidasi
Adanya ancaman penghentian kerja atau penggantian akuntan profesional di bisnis
akibat dari ketidakpastian penerapan prinsip akuntansi atau cara pelaporan informasi
Adanya pribadi dominan yang berupaya mempengaruhi proses pengambilan
keputusan.
2. Penyusunan dan Pelaporan Informasi
• Informasi keuangan dan informasi manajemen: proyeksi dan anggaran, laporan
keuangan, diskusi dan analisis manajemen, surat representasi manajemen
• Penyusunan dan penyajian informasi dilakukan secara wajar, jujur dan sesuai
dengan strandar profesional yang berlaku.
• Akuntan profesional penanggungjawab atas penyusunan dan persetjuan laporan
keuangan, harus menyakini bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku.
3. Bertindak dengan Keahlian yang memadai
1) Aspek prinsip kehati-hatian:
• Hanya melaksanakan tugas signifikan ketika memiliki atau dapat memperoleh
pelatihan atau pengalaman yang memadai.
• Tidak boleh menyesatkan pemberi kerja mengenai tingkat kompetensi yang
dimiliki.
2) Keadaan yang akan memunculkn ancaman dalam pelaksanaan prinsip
kompetensi dan kehati-hatian:
• Waktu yang tidak cukup
• Informasi yang tidak lengkap dan terbatas
• Pengalaman , pelatihan dan atau pendidikan yang tidak memadai
• Sumber daya yang kurang dalam pelaksanaan tugas dengan tepat.

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
4. Kepentingan Keuangan, kompensasi, dan inisiatif terkait dengan pelaporan
keuangan dan pengambilan keputusan
Kepentingan keuangan ini dapat memuncukan kepentingan pribadi terhadap prinsip
dasar etika.
Contohnya:
• Memiliki kepentingan keuangan langsung/tidak langsung oleh keputusan yang
dibuat oleh akuntan profesional di bisnis
• Berhak untuk mendapatkan bonus yang dikaitkan dengan laba dan nilainya dapat
dipengaruhi secara langsung oleh keputusan yang di buat oleh akuntan
profsional di bisnis
Mitigasinya:
• Mengungkapkan semua kepentingan yang relevan dari setiap program pemberi
atau perdagangan saham yang dimiliki oleh pihak yang bertanggungjawab atas
tata kelola organisasi di empatkan bekerja ,sesuian dengan kebijakan internal
organisasi
• Berkonsultasi dengan penanggungjawab tata kelola di dalam organisasi tempat
bekerja.
• Prosedur reviu internal
• Memutahirkan pendidikan etika, hukum dan peraturan lain.
5. Bujukan (menerima tawaran)
Contoh:
Bujukan dalam bentuk hadiah, layanan, perlakuan istimewa dan tawaran yang tidak
sepantasnya berdasarkan pertemanan atau loyalitas.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP)


.
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan
oleh setiap individu dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang
merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan
jasa profesional yang meliputi jasa asurans dan jasa selain asurans seperti yang tercantum
dalam standar profesi dan kode etik profesi. Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP) IAPI
ini merupakan kode etik organisasi Institut Akuntan Publik Indonesia yang berlaku bagi
Akuntan Publik, pemegang Certified Public Accountant of Indonesia, serta anggota lainnya
dari IAPI yang relevan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”.
Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari
Kode Etik ini. KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan
ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini. Tujuan
kode etik adalah memberikan suatu kerangka untuk membantu praktisi dalam
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ditetapkan oleh Komite Etika Profesi Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tanggal 14 Desember 2018, selanjutnya kode etik
tersebut di syahkan oleh dewan pengurus IAPI pada tanggal 28 Desember 2019 dan mulai
berlaku efektif 1 Juli 2019, yang terdiri dari 3 bagian yaitu sebagai berikut:
Bagian A : Penerapan Umum Kode Etik
Seksi 100: Pendahuluan dan Prinsip-prinsip dasar etika profesi
Seksi 110: Prinsip Integritas
Seksi 120: Prinsip Objektivitas
Seksi 130: Prinsip kompetensi profesional dan sikap cermat kehati-hatian
profesional
Seksi 140: Prinsip Kerahasiaan
Seksi 150: Prinsip perilaku profesional
Bagian B : Akuntan Publik atau CPA yang berpraktik melayani Publik
Seksi 200: Pendahuluan
Seksi 210: Penunjukan Profesional
Seksi 220: Benturan Kepentingan
Seksi 230: Pendapat Kedua
Seksi 240: Imbalan dan bentuk remunerasi lain
Seksi 250: Pemasaran jasa profesional
Seksi 260: Hadiah dn keramahtamahan
Seksi 270: Penyimpanan aset klien
Seksi 280: Objektivitas semua jasa profesional
Seksi 290: Independensi perikatan audit dan perilaku reviu
Seksi 290: Independensi perikatan asurans lainnya
Bagian C: CPA yang Bekerja pada Entitas Bisnis
Seksi 300: Pendahuluan
Seksi 310: Benturan Kepentingan
Seksi 320: Penyusunan dan Pelaporan Informasi
Seksi 330: Bertindak dengan Keahlian yang Memadai
Seksi 340: Kepentingan Keuangan, kompensasi dan insentif terkait dengan
Pelaporan Keuangan dan Pengambilan Keputusan

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Seksi 350: Bujukan

Bagian A Menetapkan prinsip dasar etika profesional bagi setiap akuntan publik atau CPA
serta memberikan suatu kerangka konsepyual yang harus diterapkan untuk:
a. Mengidentifikasi berbagai ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi
b. Mengevaluasi signifikansi berbagai ancaman yang teridentifikasi tersebut, dan
c. Menerapkan pengamanan, ketika diperlukan, untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman-ancaman tersebut sampai pada suatu tingkat yang dapat diterima.
Bagian B dan C, menjelaskan penerapan kerangka konseptual pada situasi-situasi tertentu.
Bagian tersebut menjelaskan berbagai contoh pengamanan untuk mengatasi ancaman
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan oleh Akuntan Publik atau CPS yang dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

Bagian B, berlaku untuk setiap Akuntan Publik atau CPA yang berpraktik untuk melayani
publik.
Bagian C berlaku untuk setiap CPA yang bekerja pada suatu entitas bisnis.

Prinsip Dasar Etika Profesi


1. Prinsip integritas
Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Prinsip objektivitas
Setiap Praktisi tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
semestinya dari pihak lain, yang dapat mempengaruhi pertimbangan profesional atau
pertimbangan bisnisnya..
3. Prinsip kompetensi Profesional dan sikap cermat kehati-hatian (professional
competence and due care).
Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu
tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi
kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik.

4. Prinsip kerahasiaan
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja,
kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum.
5. Prinsip perilaku profesional
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus
menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Berikut kutipan dari Code of Ethics mengenai prinsip-prinsip dasar menurut IFAC:
1) Integrity-to be straighforward and honest in all professional and business relationships
2) Objectivity-to no allow bias, conflict of interest or undue influence of others to override
professional or business judgements
3) Professional competence and due core- to maintain professional knowledge and skill
at the level required to ensure that a client or employer receives compotent professional
services based on current development in practice, legislation and techniques and act
diligently and in accordance with applicable technical and profesional standards.
4) Confidentiality – to respect the confidentiality of information acquired as a result of
professional and business relationship and therefore not disclose any such information to
third parties without proper and specific authority, unless there is a legal or professional
right or duty to disclose nor use the information for the profesional accountant or third
parties.
5) Professional behavior – to comply with relevant laws and regulations and avoid any
action that discredits the profession

Kewajiban bagi seorang Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP).
Terdapat 5 (Lima) Kewajiban Akuntan Publik dan KAP, yaitu:
1. Bebas dari kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan
kemahiran jabatannya (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya.
2. Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan memberikan
informasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia data /
informasi klien kepada pihak ketiga secara sepihak merupakan tindakan tercela.
3. Menjalankan Standar Pengendalian Mutu (SPM) yang telah ditetapkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
terutama SPM Seksi 100 tentang Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik
(SPM-KAP).
4. Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki pengalaman yang cukup.
Para auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Profesi berkelanjutan (Continuing
Profesion Education) sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang audit dan proses bisnis (business process).

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
5. Memiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan mendokumentasikannya dengan baik. KKA
tersebut merupakan perwujudan dari langkah-langkah audit yang telah dilakukan oleh
auditor dan sekaligus berfungsi sebagai pendukung (supporting) dari temuan-temuan
audit (audit evidence) dan opini laporan audit (audit report). KKA sewaktu-waktu juga
diperlukan dalam pembuktian suatu kasus di sidang pengadilan.

Larangan Bagi Seorang Akuntan Publik (AP)


Akuntan Publik dilarang melakukan 3 (Tiga) Hal :
1. Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general audit) untuk klien
yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 5 tahun (PP No. 20 Tahun 2015).
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kolusi antara Akuntan Publik dengan
klien yang akan merugikan pihak lain.
2. Apabila Akuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi penugasan
(klien), maka dilarang untuk memberikan jasa.
3. Akuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh ketentuan
perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai pejabat negara, pimpinan atau
pegawai pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, kecuali yang
diperbolehkan seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak menduduki
jabatan struktural dan atau komisaris atau komite yang bertanggung jawab kepada
komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen.

Ancaman terhadap Independensi Auditor

Advocacy
Threat

Self-
Familiarity
ReviewThreat
Threats to
Independence

Self-Interest
Intimidation Threat
Threat

Sumber: Rick Hayers (2014)

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Code of Ethics membagi Threats ke dalam kategori berikut:
1) Self-interest street – the threat that as a financial or other interest will
inappropriately influence the professional accountants judgement or behavior.
2) Self-review threat- the threat that a professional accountant will not approriately
evaluate that a results of a previous judgement made or service performed by the
profesional accountant, on which the accountant will rely when forming a judgement
a part of providing a current service
3) Advocacy threat- the threat a profesional accountant will promote a client’s or
employers position to the point that tje [rofessional accountants objectivity is
comporomises.
4) amiliarity threat- the threat that due to long or close relationship with a client or
employer, a professional accountant will be too sympathetic to their interest or to
accepting of their work, and
5) Intimidation threat- the threat that a professional accountant will be deterred from
acting objectively because of actual or perceived pressures, including attempts to
exercise undue influence over the professional accountant.

Penangkal terhadap ancaman-ancaman diatas disebut Safeguards. Safeguards artinya


penangkal, pelindung atau pengamanan. Pengamanan yang ditetapkan oleh profesi
akuntan, oleh undang-undang, atau ketentuan lainnya. (Tuanakotta,2015).

Contoh Safeguards :
1. Persyaratan mengenai jenjang pendidikan, jenis dan jumlah pelatihan, serta jenis
dan lamanya pengalaman, ketika akan memasuki profesi
2. Persyaratan mengenai pengembangan profesional berkelanjutan, di Indonesia,
disingkat PPL (Pendidikan Profesi Berkelanjutan)
3. Peraturan tentang tata kelola perusahaan (corporate governance regulation)
4. Standar profesi
5. Prosedur pemantauan dan prosedur disiplin profesi
6. Reviu oleh pihak eksternal atas laporan keuangan, komunikasi atau informasi yang
dihasilkan akuntan
7. Sistem Keluhan (complaint system) yang efektif
8. Kewajiban melaporkan pelanggaran terhadap ketentuan etika profesi

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Faktor-faktor yang relevan dalam proses penyelesaian pelanggaran etika (ethical conflict
resolution) :
• Fakta-fakta yang relevan
• Butir-butir etika yang dipermasalahkan
• Potensi pelanggaran terhadap prinsip dasar yang mana
• Apa prosedur internal yang ada untuk konflik seperti ini
• Tindakan apa saja yang bisa diambil

Jika Konflik tetap tidak terselesaikan, akuntan profesional perlu berkonsultasi untuk
membantunya mencari penyelesaian ;
• Orang-orang tertentu di KAP-nya
• Entitas yang mempekerjakannya
• Lembaga atau badan yang relevan tanpa melanggar prinsip konfidensialitas
karena dilakukan tanpa menyebut nama-nama pihak yang terkait (anonymous
basis) atau dengan penasihat di bawah perlindungan hukum.

Jika Konflik tetap tidak terselesaikan setelah melakukan berbagai upaya penyelesaian,
akuntan profesional wajib menentukan apakah ia :
• Mengundurkan diri dari anggota tim atau penugasan tersebut
• Mundur dari klien yang bersangkutan
• Mundur dari entitas yang mempekerjakannya

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2013, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
Jakarta, Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2016, Kode Etik Akuntan Profesional, Jakarta, Salemba
Empat.

Institut Akuntan Publik Indonesia,, 2018, Kode Etik Profesi Akuntan Publik, Jakarta ,
Salemba Empat

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015, Tentang Praktik Akuntan Publik, Jakarta

Rick Hayers, Philip Wallage, Hans Gortemake 3 rd Edition, 2014, Principles of Auditing An
Introduction to International of Auditing., Pearson, Ltd,

Tuanakotta, Theodorus M. 2015, Audit Kontemporer. Jakarta, Salemba Empat.

www.iaiglobal.or.id

‘20 Auditing I Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai