Anda di halaman 1dari 14

Modul

Analisis
Pengunaan
Laporan
Keuangan
Analisis Aktivitas Investasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

6
MK Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.

Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari pertemuan ini,
Aktivitas investasi merupakan Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis
aktivitas yang dihadapkan pada berbagai aktivitas investasi
macam resiko dan ketidak pastian yang
seringkali sulit diprediksikan oleh para
investor. Sebelum seorang investor
memutuskan akan menginvestasikan dananya
di pasar modal, ada kegiatan penting
yang perlu untuk dilakukan, yaitu penilaian
dengan cermat terhadap emiten. Investor
mempunyai tujuan utama dalam
menanamkan dananya kedalam perusahaan
yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat
kembalian investasi (return) baik berupa
pendapatan dividen (dividend yield) maupun
pendapatan dari selisih harga jual saham
terhadap harga belinya (capital gain).

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


2 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

Aktiva (assets) merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan
tujuan menghasilkan laba. Aktiva dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yakni lancar
dan tidak lancar. Aktiva lancar (current assets) merupakan sumber daya atau klaim atas
sumber daya yang dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan.
Aktiva jangka panjang, juga disebut aktiva tetap atau aktiva tidak lancar merupakan sumber
daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada
perusahaan selama periode melebihi periode kini.Aktiva keuangan ( financial Assets)
terutama terdiri atas efek (surat berharga atau sekuritas) dan investasi . Aktiva
operasi(operatig assets) terdiri atas sebagian besar aktiva perusahaan.Aktiva ini dinilai pada
biayanya dan merupakan aktiva operasi produktif yang diharapkan memberikan imbal hasil
diatas laba normal.Selanjutnya adalah implikasi akutansi aktiva untuk analisis kredit dan
keuntungan berikut penilaian ekuitas.

A.  Pengenalan Aktiva Lancar


Aktiva lancar merupakan sumber daya atau klaim terhadap sumber daya yang
langsung dapat diubah menjadi kas,biasanya dalam jangka waktu siklus operasi
perusahaan.siklus ini merupakan proses dimana perusahan mengubah kas menjadi aktiva
jangka pendek dan kembali menjadi kas sebagai bagian dari aktivitas operasi yang sedang
berjalan.Untuk perusahaan manufaktur hal ini mencakup pembelian bahan baku,mengubah
bahan baku menjadi produk jadi dan kemudian menjual  dan menagih kas dari piutang.Kas
mencerminkan titik awal ,dan titik akhir dari siklus operasi.Siklus operasi digunakan untuk
membedakan aktiva dan kewajiban dalam kelompok lancar dan tak lancar.
Selisih antara aset lancar dengan kewajiban  lancar disebut modal kerja. Perusahaan
memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja mahal karena
akan menggunakan investasi yang paling mnguntungkan . banyak perusahaan berusaha
meningkatkan profitabilitas dan arus kasnya dengan mengurangi investasi pada asset lancar
melalui metode seperti pengelolaan penjaminan kredit dan penagihan yang efektif, serta
persediaan tepat waktu. Perusahaan lain berusaha untuk mendanai asset lancara mereka
dengan kewajiban lancar, seperti utang dagang, sebagai usaha mengurangi modal kerja.
1.      Kas dan Setara Kas

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


3 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
Kas merupakan asset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito dana, money
orders dan cek. Sedangkan setara kas tergolong asset yang sangat lancar, investasi jangka
pendek yang siap dikonversi menjadi kas, dan hampir jatuh tempo sehingga risiko perubahanj
harga yang disebabakan pergerakan tingkat bunga minimal.
Konsep likuidasi penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas berarti jumlah kas atau
setra kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah kas yang dapat diperoleh dalam waktu
singkat. Jumlah asset likuid yang dilaporkan perusahaan pada neraca sangat beragam.
Umumnya perusahaan dalam industry yang dinamis membutuhkan likuiditas yang lebih
tinggi untuk memanfaatkan kesempatan atau untuk bereaksi terhadap perubahan yang cepat
pada lingkungan yang kompetitif.
Selain memeriksa jumlah asset likuid untuk perusahaan, analisis juga harus
mempertimbangkan hal berikut :
·      Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas, perusahaan dapat mengalami
penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi tersebut turun.
·         Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi untuk mendukung
suatu perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan hutang.
2.      Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari
pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang
perasal dari penjualan produk dan jas asecara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis
untuk membayar. Piutang diklasifikasikan ke dalam asset lancar jika diharapkan akan
direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana
yang lebih panjang.
a.      Penilaian Piutang
Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi asset dan arus laba yang
saling terkait. Realitanya banyak perusahaan yang tidak mampu menagih semua piutangnya.
Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan mengurangi asset lancar serta laba bersih
sekarang dan masa depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu kurang bisa
memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi terkini.
b.      Analisis Piutang
Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dan auditor dalam melaporkan laba dan
asset. Dengan memperhatika hal tersebut, terdapat dua pertanyaan penting dalam analisis
piutang.

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


4 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
Resiko kolektabilitas. Manajemen sering kali lebih mementingkan pengalaman masa lalu
karena kondisi ekonomi sulit diprediksi. Analisis harus mempertimbangkan bahwa meskipun
pendekatan dengan rumus untuk menghitung penyisishan piutang tak tertagih sangat mudah
dan praktis, penghitungan ini mencerminkan penilaian mekanik yang menghasilkan
kesalahan. Informasi yang berguna harus diperolaeh dari sumber atau perusahaan lain. alat
analisis untuk memeriksa kolektabilitas mencangkup:
·         Membandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan
perusahaan yang sedang dianalisis. 
·         Memeriksa konsentrasi pelangggan-resiko meningkat jika piutang terkosentrasi pada
satu atau sedikit pelanggan.
·         Menghitung menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas piutang disbanding
dengan syarat kredit pelanggan untuk industry yang bersangkutan.
·         Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan dari piutang atau wesel tagih
masa lalu.
Analisis posisis keuangan terkini  dan kemampuan perusahaan memenuhi utang lancar yang
tercermnin dalam pengukuran seperti rasio lancar juga harus mengakui pentingnya siklus
operasi untuk mengklasifikasi piutang lancar. Siklus operasi dapat menghasilkan piutang
cicilan nyang belum dapat tertagih selama beberapa tahun dapat dilaporkan sebagai asset
lancar. Analisis aset lancar dan kaitanya dengan kewajiban lancer harus diakui  dan
disesuaikan dengan risiko waktu ini.
Keaslian piutang. Pemahaman mengenai praktik industry dan sumber informasi tambahan
digunakan untuk menambah keyakinan. Salah satu faktor yang memengaruhi keandalan
piutang adalah kebijakan kredit perusahaan.Kebijakan kredit yang ketat berdampak pada
kualitas yang lebih tinggi atau risiko piutang yang lebih rendah. Faktor lain yang
mepengaruhi adalah hak pengembalian barang.Pelanggan pada industry tertentu
mengembalikan hak untuk mengembalikan barang. Analisis harus mempertimbangkan hak
pengembalian  tersebut. Hak pengembalian yang bebas dapat menurunkan kualitas piutang.
Skuritas piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan menjual semua
atau sebagian piutanganya pada pihak ketiga yang disebut anjak piutang atau skuritisasi,
piutang dapat dijual dengan ataupun tanpa recourse pada pembeli jaminan kolektabilitas.
Sekuritas piutang sering kali dilakukan dengan menciptakan entitas bertujuan kusus seperti
perwalian pembelian piutang dari perusahaan dan mendanai pembelian ini melalui penjualan
obligasi ke pasar.

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


5 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang
tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang.
Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
3.      Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka merupakan  pembayaran dimuka atas barang atau jasa yang belum
diterima. Beban dibayar dimuka digolongkan ke dalam asset lancar karena mencerminkan
jasa yang diberikan jika tidak ada membutuhkan penggunaan aset lancar lain.

B.     Persediaan
1.    Akuntansi dan Penilaian Persediaan
Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan.
Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabakan oleh
dampaknya pada laba bersih dan penilaian asset. Metode persediaan digunakan untukm
mengalokasikan biaya barag tersedia untuk dijual pada harga pokok penjualan atau
persediaan akhir.
Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk perusahaan
dagang:
persediaan awal + pembelian bersih – harga pokok penjualan = persediaan akhir.
Persamaan ini menekankan arus biaya dalam perusahaan. Arus ini secara alternative dapat
dinyatakan pada grafik sebelah kiri.
Biaya persediaan awalnya dicatat pada neraca. Saat persediaan terjual, biaya ini dipindahkan
dari nerca dan mengalir pada laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan. Biaya tidak
dapat berada pada dua tempat yang sama pada waktu bersamaan, melainkan dapat dicatat
pada neraca sebagai beban masa depan, atau diakui saat ini pada lapiran laba rugi
profitabilitas untuk dikaitkan dengan pendapatan  penjualan.
Konsep penting akuntansi persediaan adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh
pada periede terjualnya, maka HPP akan sama dengan biaya pembelian barang. Namun jika
persediaan tersedia pada akhir periade akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana
yang telah terjual dan biaya mana yang tersdia pada neraca.
Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan Produksi
Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen:
1.      Bahan baku atau bahan mentah (biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk membuat
produk)

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


6 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
2.      Tenaga kerja (biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
produk jadi)
3.      Overhead (biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti penyusutan peralatan
manufaktur, gaji penyelia, dan biaya prasana)
Perusahaan dapat mengestimasi dua komponen secara akurat dari spesifikasi rancangan dan
penelitian atas waktu dan pergerakan pada proses perakitan. Overhead sering kali merupakan
komponen biaya produk terbesar dan paling sulit diukur untuk tingkat produk. Total overhead
harus dialokasi pada seluruh hasil produksi. Akan tetapi berapakah bagian dari overhead yang
harus dialkokasikan pada produk tertentu? Umumnya akuntan berpendapat bahwa produk
yang terbanyak menggunakan sumber daya (yaitu membutuhkan mesin mahal terbanyak atau
memmakai waktu rekayasa tertinggi) harus diberikan alokasi sebagian besar dari overhead.
Analis juga perlu mengerti dampak dari tingkat produksi pada profitabilitas. Overhead
dialokasi pada semua unit yang diproduksi, dan biaya ini dimasukkan pada biaya persediaan,
bukan menjadi beban periode berjalan, dan tetap berada pada neraca hingga persediaan dijual,
pada saat tersebut persediaan menjadi harga pokok penjualan pada laporan laba rugi. Jika
peningkatan pada tingkat produksi menyebabkan persediaan akhir meningkat, lebih banyak
biaya overhead yang tertinggal di neraca dan profitabilitas meningkat. Kemudian, saat
kuantitas persediaan menurun, laporan laba rugi terbebani dengan bukan hanya biaya
overhead priode berjalan, tetapi juga biaya overhead periode sebelumnya yang berasal dari
persediaan tahun berjalan, karenanya laba menjadi turun. Oleh karena itu, analis harus
waspada terhadap dampak perubahan tingkat produksi terhadap laba yang dilaporkan.

C.    Pengenalan Aset Jangka Panjang


Sejauh ini, telah dijelaskan analisis asset lancar. Sisa bab ini akan terpusat pada asset jangka
panjang. Asset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk mengahsilkan
penghasilan operasi (atau mengurangi biaya operas) untuk lebih dari satu periode. Bentuk
asset jangka panjang yang umum adalah aste tetap berwujud seperti bangunan, pabrik, dan
peralatan. Aset jangka panjang juga mencakup asset tak berwujud seperti paten, merk
dagang, copyright, dan goodwill. Bagian ini membahas masalah konseptual terkait dengan
asset jangka panjang. Kemudian akan diikuti pembahasan terpisah mengenai akuntansi dan
masalah analisis terkait dengan asset tetap (asset berwujud sumber daya alam), asset tak
berwujud dan asset yang tidak tercatat.
1.      Akuntansi Aset Jangka Panjang

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


7 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
Bagian ini menjelaskan konsep asset jangka panjang dan proses kapitalisasi, alokasi dan
penurunan nilai.
a.    Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai
Proses akuntansi jangka panjang mencakup tiga aktivitas terpisah, kapitalisasi, alokasi dan
penurunan nilai. Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses penangguhan biaya yang
terjadi pada periode berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama
beberapa periode di masa depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan akun
asset. Alkoasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (asset) secara
periodic sepanjang satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan. Proses alokasi ini
dinamakan penyusutan untuk asset berwujud, amortisasi untuk asset tak berwujud, dan
deplesi untuk sumber daya alam. Penurunan nilai (impairment) merupakan proses penurunan
nilai buku asset saat arus kas yang diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa
yang masih tercatat pada neraca. Bagian ini membahas masing-masing aktivitas akuntansi
tersebut.
Kapitalisasi. Aset jangka panjang diciptakan mealui proses kapitalisasi. Kapitalisasi
berarti menempatkan asset dineraca, bukannya segera membebankan biaya di laporan laba
rugi, untuk aset berwujud (hard asset) seperti Plant Property and Equipment-PPE, proses ini
cukup sederhana; aset dicatat pada nilai perolehan. Sedangkan untuk aset tak berwujud (soft
asset) seperti litbang, iklan biaya upah, kapitaliasi lebih bermasalah. Semua aset ini diragukan
menghasilkan keuntungan dmasa depan, oleh karena itu, meskipun aset tersebut lolos untuk
dapat ditempatkan sebagai aset, tetapi tidak satupun baik jumlah keuntungan masa depannya
maupun usia ekonomisnya dapat diukur secara andal. Konsekuensinya, biaya aset tak
berwujud internal segera dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca.
           Salah satu area yang sangat bermasalah untuk profesi akuntansi adalah kapitalisasi
biaya pengembangan perangkat lunak. GAAP membedakan antara dua jenis biaya: biaya
pengembangan perangkat lunak untuk pemakaian internal dan biaya pengembangan
perangkat lunak untuk dijual atau disewakan. Biaya perangkat lunak komputer yang
dikembangkan untuk pemakaian internal harus dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang
masa manfaat yang diharapkan. Faktor penting dalam menentukan masa manfaat perangkat
lunak adalah perkiraan keusangan. Perangkat lunak yang dikembangkan untuk dijual atau
disewakan pada pihak lain dikapitalisasi dan diamortisasi hanya jika perangkat lunak tersebut
telah mencapai “fasibilitas teknologi” (technological fasibility). sebelum tahap
pengembangan tersebut, perangkat lunak dianggap litbang dan karenanya dibebankan
langsung.

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


8 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
Alokasi merupakan pembebanan biaya aset secara periodik sepanjang periode
manfaat yang diharapkan. Alokasi biaya disebut penyusutan (depreciation) jika terkait
dengan aset tetap, amortisasi (amortization) jika digunakan untuk aset tak berwujud, dan
deplesi (deplection) jika dikaitkan dengan sumber daya alam. Ketiga istilah tersebut mengacu
pada alokasi. Harus diingat bahwa alokasi biaya merupakan proses untuk mengaitkan biaya
aset dengan manfaatnya dan bukan merupakan proses evaluasi. Nilai tercatat aset (nilai
kapitalisasi dikurangi alokasi biaya kumulatif) tidak perlu mencerminkan nilai wajar.
              Terdapat tiga faktor yang mencerminkan nilai alokosi biaya: periode manfaat
(kadang disebut masa manfaat), nilai sisa, dan metode alokasi, ketiga faktor ini akan dibahas
dengan singkat. Namun, tiap faktor membutuhkan estimasi-estimasi yang memungkinkan
dikresi manajemen. Analisis harus mempertimbangkan dampak estimasi ini terhadap laporan
keuangan, terutama jika estimasi berubah.
Penurunan nilai (impairment). Jika arus kas yang diharapkan (tidak diskonto) lebih
kecil dibandingkan nilai tercatat aset (biaya dikurangi akumulasi penyusutan), aset perlu
diturunkan nilainya dan dinyatakan sebesar nilai pasar wajar (jumlah diskonto taksiran arus
kas). Dampaknya adalah untuk mengurangi nilai tercatat aset pada neraca dan mengurangi
profitabilitas sebesar jumlah yang sama. Nilai wajar aset, lalu menjadi biaya baru dan
disusutkan sepanjang masa manfaat yang tersisa. Nilai aset tidak boleh dipulihkan/ dinaikkan
meskipun taksiran arus kas kemudian membaik.
Dari perspektif analisis kita, terdapat dua distorsi terkait dengan penurunan nilai aset:
1.Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset dapat
diturunkan namun tidak dapat dinaikkan.
2.Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi
laba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan kegunaan nilai aset pada
neraca.
Perhatikan bahwa nilai aset masih merupakan proses alokasi, bukan perpindahan ke arah
penilaian. Atau penurunan nilai aset diakui saat ekspektasi manajer mengenai manfaat aset
masa depan lebih kecil dari nilai tercatat. Hal ini menghasilkan penghapusan langsung
dengan tujuan untuk dapat mengaitkan lebih baik alokasi biaya masa depan dengan manfaat
masa depan.
2.      Kapitalisasi versus Pembebanan:
Dampak terhadap Laporan Keuangan Dan Rasio
Kapitalisasi merupakan bagian penting dari akuntansi modern. Kapitalisasi mempengaruhi
baik laporan keungan maupun rasionya. Kapitalisasi juga membuat laba menjadi lebih unggul

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


9 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
dibandingkan arus kas sebagai pengukuran kinerja keuangan. Bagian ini membahas dampak
kapitalisasi (dan alokasinya) dibandingkan dengan pembebanan langsung terhadap
pengukuran laba dan penghitungan rasio.
3.      Dampak Kapitalisasi terhadap Laba
Kapitalisasi memiliki dua dampak terhadap laba. Pertama, kapitalisasi menangguhkan
pengakuan biaya. Hal ini berarti kapitalisasi menghasilkan laba yang lebih tinggi selama
periode akuisisi namun laba yang lebih rendah pada periode berikutnya jika dibandingkan
dengan pembebanan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan serial laba peralatan laba.
Mengapa pembebanan langsung menghasilkan serial laba yang lebih berfluktuasi?
Jawabannya adalah fluktuasi disebabkan karena pengeluaran modal seringkali “tak lancar”
(berupa semburan dana bukan arus yang berlanjut) sementara penghasilan dari pengeluaran
ini jumlahnya stabil sepanjang waktu. Sebaliknya, alokasi biaya aset sepanjang periode
manfaat menghasilkan angka laba akrual yang lebih stabil dan merupakan pengukuran kinerja
perusahaan yang lebih berarti.
4.      Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi
Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan rasio tingkat pengembalian
investasi. Kapitalisasi mempengaruhi baik pembilang (laba) maupun penyebut (basis
investasi) dari rasio tingkat pengembalian investasi (return on investment-ROI). Sebaliknya,
membebankan biaya aset menghasilkan basis investasi yang lebh rendah dan meningkatkan
fluktuasi laba. Peningkatan fluktuasi pembilang (laba) diperbesar dengan digunakannya
penyebut yang lebih kecil (basis investasi), yang mengarah pada rasio tingkat pengambilan
yang lebih berfluktuasi dan kurang bermanfaat. Pembebanan juga menghasilkan bias
terhadap pengukuran laba, karena laba dinyatakan terlalu rendah pada tahun akuisisi  dan
terlalu tinggi pada tahun-tahun berikutnya.
5.      Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas
Pada pembebanan biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap
ekuitas (debt to equity) mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi
sebenarnya. Hal ini terjadi karena pembebanan biaya langsung menyebabkan ekuitas
dinyatakan terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki aset produktif.
6.      Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi
Saat biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
operasi. Sebaliknya, jika aset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar
aktivitas investasi. Hal ini berarti pembebanan langsung biaya aset akan menyatakan arus kas

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


10 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
keluar operasi yang terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun
akuisisi dibandingkan dengan kapitalisasi biaya.

D.    Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam


Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) merupakan aset berwujud tak lancar yang
digunakan dalam proses manufaktur, penjualan, atau jasa untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena itu, aset ini memiliki periode
manfaat yang diharapkan (masa manfaat) yang meliputi lebih dari satu periode. Aset ini
diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas
usaha biasa. Nilai atau potensi akan berkurang karena digunakan, dan aset biasanya
merupakan aset operasi yang terbesar. Properti terkait dengan biaya real
estate; Pabrik mengacu pada bangunan dan struktur operasi; dan peralatan mengacu pada
mesin yag digunakan dalam operasi. Properti, pabrik, dan peralatan disebut juga aset
produktif, aset modal, dan aset tetap.
1.      Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
Bagian ini mendekskripsikan penilaian aset tetap dan sumber daya alam.
a.      Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan
Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti, pabrik, dan peralatan. Penilaian biaya
historis mengharuskan suatu perusahaan pertama kali mencatat aset sebesar harga belinya.
Biaya ini mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset tersebut berada dalam lokasi
dan kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa seperti biaya angkut, instalasi, pajak,
dan biaya pemasangan. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi historis terutama
sehubungan dengan objektivitasnya  (objectivity). Penilaian aset tetap dengan biaya historis,
jika diterapkan secara konsisten, biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius.
b.      Menilai Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (natural resource) yang juga disebut aset yang dihabiskan, merupakan hak
untuk mengambil atau mengonsumsi sumber daya alam. Contohnya meliputi hak untuk
menambang, menebang kayu, mengambil gas alam, dan minyak. Perusahaan melaporkan
sumber daya alam sebesar biaya historis ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi, dan
pengembangan. Juga sering kali terdapat biaya yang cukup tinggi untuk menemukan sumber
daya yang dikapitalisasi dalam neraca, dan biaya ini langsung dibebankan saat sumber daya
tersebut dipindahkan, dikonsumsi, atau dijual. Perusahaan biasanya mengalokasi biaya
sumber daya alam pada jumlah estimasi unit cadangan yang tersedia. Proses alokasi ini
disebut deplesi.

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


11 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
c.       Penyusutan
Prinsip dasar penentuan laba adalah laba yang mendapatkan manfaat dari penggunaan aset
jangka panjang, harus menanggung bagian proposial dari biaya aset tersebut. Penyusutan
merupakan alokasi biaya bangunan dan peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa
manfaatnya.
1.      Tingkat penyusutan
Tingkat penyusutan bergantung pada dua faktor:
a)      Umur (masa) manfaat. Masa manfaat (useful life) aset sangat beragam. Aset yang tekait
masa asumsi aset dibuat berdasarkan kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman dan
informasi mengenai fisik dan sifat produktif suatu aset. Kerusakan fisik merupakan faktor
penting yang membatasi masa manfaat, dan hampir seluruh aset mengalaminya. Frekuensi
dan kualitas pemeliharaan mempengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat
memperpanjang masa manfaat namun tidak dapat membuat masa manfaat menjadi tidak
bermanfaat.
b)      Metode alokasi. Ketika masa manfaat ditetapkan, beban penyusutan periodik dihitung
berdasarkan metode alokasi (allocation). Keagaman penyusutan secara signifikan disebabkan
oleh metode yang dipilih, di antaranya yaitu:
1)      Garis lurus (straight line). Metode ini mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat
berdasarkan masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama. Alasan penyusutan garis
lurus adalah asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu. Asumsi ini
biasanya terbukti untuk struktur tetap seperti bangunan dibandingkan untuk mesin di mana
penggunaannya merupakan faktor yang lebih penting.
2)      Dipercepat (asselerated). Metode penyusutan ini mengalokasikan biaya aset sepanjang
masa manfaat dengan pola yang semakin menurun. Penggunaan metode ini didukung oleh
penerimaan oleh Internal Revenue Code. Daya tarik metode ini untuk penggunaan pajak
adalah percepatan alokasi biaya dan penangguhan laba kena pajak. Semakin cepat aset
dihapuskan untuk tujuan pajak, semakin besar penangguhan pajak untuk masa depan dan
semakin banyak dana yang langsung tersedia untuk operasi. Dua metode penyusutan
dipercepat yang paling umum adalah saldo menurun dan jumlah angka tahun.
3)      Khusus (special). Metode ini ditentukan oleh industri tertentu seperti baja dan mesin
berat. Persamaan metode ini adalah dikaitkannya beban penyusutan pada aktivitas atau
intensitas penggunaan aset.
d.      Deplesi

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


12 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
Deplesi (depletion) merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat
pemungutan atau produksi. Perbedaan penyusutan dan deplesi adalah bahwa penyusutan
biasanya merupakan alokasi biaya aset produktif sepanjang waktu, sedangkan deplesi
merupakan alokasi biaya berdasarkan unit yang dieksploitasi dari sumber daya alam, seperti
batu bara, minyak, mineral, dan kayu. Deplesi tergantung dari produksi yang menghasilkan
lebih banyak produksi berarti mengeluarkan biaya deplesi yang lebih pula.
e.       Penurunan nilai
Bangunan dan sumber daya alam biasanya disusutkan selama masa manfaatnya. Penyusutan
berdasarkan prinsip alokasi, yaitu aset berumur panjang yang dialokasikan kepada periode
yang bermacam-macam ketika digunakan. Tujuan penyusutan adalah penentuan laba, yaitu
metode mengaitkan biaya aset berumur panjang dengan pendapatan yang dihasilkan dengan
penggunaan aset tersebut. Nilai yang terbawa dari aset yang diasumsikan (yaitu biaya aset
dikurangi akumulasi penyusutan), tidak dirancang untuk merefleksikan nilai sekarang dari
aset.

E.     Aset Tak Berwujud


1.    Aset Tak Berwujud yang Dapat Diidentifikasikan
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan (identifiable intangible) merupakan aset tak
berwujud yang dapat diidentifikasikan terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau
keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas.
a.     Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan
Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan (undentifiable intangible) merupakan
aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasikan
dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terduga.
b.    Amortisasi aset tak berwujud
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasikan, biaya
ini selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode manfaat aset seni. Jangka waktu masa
manfaat tergantung dari jenis aset tak berwujud; kondisi permintaan; situasi kompetitif; dan
hukum, kontrak, aturan, atau bisnis lainnya.
2.      Aset Tak Berwujud dan Kontijensi yang Tak Tercatat
Salah satu aset penting dalam kategori ini adalah goodwill yang diciptakan secara internal.
Pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadiya. Salah satu aset tak
tercatat lainnya terkait dengan elemen jasa atau ide. Sebagai contoh adalah program televisi
yang dicatat sebesar biaya yang tersembunyi (atau tak tercatat) untuk menghasilkan

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


13 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.
penghasilan lisensi yang bernilai jutaan dan obat-obatan yang butuh beberapa tahun untuk
dikembangkan tetapi biayanya dihapuskan beberapa tahun sebelumnya.
Kesimpulan
Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan
menghasilkan laba. Aset dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu aset lancar dan
aset tidak lancar. Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang
dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan, golongan utama aset
lancar mencakup kas, setara kas, efek, piutang, derivatif, persediaan, dan beban diterima di
muka. Aset jangka panjang (long-lived asset), disebut juga aset tetap atau aset tak lancar
merupakan sumberdaya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan
manfaat pada perusahaan selama periode melebihi periode kini. Aset jangka panjang utama
mencakup properti, pabrik, peralatan, aset tak berwujud, investasi, dan beban-beban yang
ditangguhkan.

‘20 Analisis Aktivitas Investasi


14 Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., CA.

Anda mungkin juga menyukai