Anda di halaman 1dari 10

JDEP 3 (1) 2020 pp.

1 - 10

ISS N 2 61 4-25 46 (On li ne) ht t p :/ /jd ep.upn jati m.ac.id /i ndex.ph p/ jd ep


]

Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham & Reksadana Indeks Berdasarkan


Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen
Maria Lorencia1 & M. Taufiq2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Article Infortion ABSTRACT
Article history: Mutual fund get investors attention cause the risk rate are smaller than the other investment
Received 20 December 2019; instrument, its because mutual fund are managed by a reliable party on investment called
Received in revised form 15 professional management. Different types of mutual funds offer different ranks of risk and
January 2020; Available online 29 return. This study use secondary data and independent sample t-test analysis technique with
January 2020 computer assist program SPSS 13 to compare performance between equity fund that use
active management strategies and mutual fund index that use passive management
strategies. Test result show that performance between equity fund and mutual fund index
measured using sharpe, treynor and jensen methods are don’t have significant performance
differences. So investors are free to invest their money on equity fund instrument or mutual
fund index, cause its return and risk are similar.

Keywords: Equity Fund, Mutual Fund Index, Performance, Sharpe, Treynor, Jensen

Reksadana mendapat perhatian dari investor karena tingkat risiko yang ditawarkan
cenderung lebih kecil daripada intrumen investasi lainnya, dikarenakan reksadana dikelola
oleh pihak yang lebih handal dalam investasi yakni manajer investasi. Berbagai jenis
reksadana menawaran tingkat risiko dan return yang berbeda-beda. Penelitian ini
menggunakan data sekunder serta teknik analisis berupa Independent sample t-test dengan
alat bantu program komputer SPSS 13 untuk membandingkan kinerja antara reksadana
saham yang menggunakan strategi pengelolaan aktif dan reksadana indeks yang
menggunakan strategi pengelolaan pasif melalui berbagai tingkat risiko. Hasil uji
menunjukkan bahwa kinerja antara reksana saham dan reksadana indeks diukur
menggunakan metode sharpe, treynor dan jensen tidak memiliki perbedaan kinerja yang
signifikan (nyata). Sehingga investor bebas untuk menginvestasikan dananya pada
instrumen reksadana saham ataupun reksadana indeks, dikarenakan tingkat return dan
risikonya serupa.

Kata kunci: Reksa Dana, Indeks Reksa Dana, Kinerja, Sharpe, Treynor, Jensen

PENDAHULUAN
Maraknya investasi dalam dunia pasar modal saat Produk-produk reksadana menjadi alternatif atas
ini, membuat instrumen-instrumen didalamnya pengelolaan dana investor pada institusi atau pihak
semakin berkembang. Semakin tinggi potensi yang memiliki kemampuan di bidang investasi,
keuntungan dari suatu instrumen pasar modal maka yang biasa dikenal sebagai manajer investasi. Bagi
semakin tinggi pula risiko yang akan ditanggung, sebagian investor, akan lebih efisien membeli
sebagaimana prinsip high risk high return dan low reksadana daripada merakit sendiri portofolio
risk low return. Atas nilai Indeks Keyakinan saham dan obligasi yang terdversifikasi (Bearly,
Konsumen (IKK) sebesar 125 pada kuartal I-2019, Myers, Marcus, 2017).
Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan Dilansir dari reksadana.ojk.go.id, instrumen
tingkat optimisme tertinggi keempat di dunia reksadana di Indonesia terus mengalami
berdasarkan survey Nielsen dengan hasil 44 persen perkembangan pesat dari tahun ke tahun.
memilih untuk berinvestasi di saham atau Pertumbuhan tersebut meliputi Jumlah Produk
reksadana (CNBC Indonesia, 2019). Reksadana, Nilai Aktiva Bersih (NAB), dan Unit
Penyertaan (UP). Sebagai perbandingan, sepanjang
Author Correspondence:
E-mail: 1lorenciam2@gmail.com, 2taufiqtbn4@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33005/jdep.v3i1.100
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

tahun 2013 terdapat 797 jumlah produk Reksadana dengan metode Treynor; dan 3) mengetahui
dengan NAB sebesar Rp193,6 miliar dan UP perbedaan kinerja Reksadana Saham dan
sebanyak 120,9 miliar unit. Sedangkan pada tahun Reksadana Indeks dengan metode Jensen.
2019 (hingga bulan Agustus) terdapat 2144 jumlah
produk, NAB sebesar Rp538,4 miliar, dan UP KAJIAN PUSTAKA
sebanyak 405,2 miliar unit. a. Investasi
Tabel 1. Perkembangan Reksadana di Indonesia Tandelilin (2010) dalam (Lestari, 2015)
Periode
Jumlah
Produk
Total NAB Total UP mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas
(Dalam Rupiah) (Dalam Unit)
2013 797 193.574.409.655.197,00 120.886.854.824,00 sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
2014 871 242.463.545.398.656,00 142.728.463.943,00 dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
2015 1098 272.786.414.185.589,00 182.980.302.411,00
2016 1448 339.172.131.930.875,84 240.711.440.477,11 sejumlah keuntungan di masa datang. Pada
2017 1749 456.955.013.795.094,19 323.810.476.961,67 umumnya investasi dibedakan menjadi dua,
2018 2040 507.090.490.788.297,94 373.851.966.836,28
2019* 2144 538.385.029.209.602,84 405.245.813.500,70
investasi pada aset riil (real assets) yang dilakukan
Sumber: reksadana.ojk.go.id di pasar uang dan investasi pada aset finansial
Keterangan: *per Agustus 2019 (financial assets) yang dilakukan di pasar modal.
Seperti wadah investasi lainnya, disamping b. Pasar modal
membawa berbagai peluang keuntungan, reksadana Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana
juga mengandung berbagai peluang risiko. Investor yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka
hanya perlu memutuskan jenis reksadana sesuai panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam
tingkat return dan risk yang diinginkan investasi lebih dari satu tahun (Widoatmodjo,
diantaranya, reksadana pasar uang (money market 2008). Pasar modal dapat dikatakan sebagai
fund), pendapatan tetap (fixed income fund), saham penghubung antara pihak yang memiliki dana
(equity fund), campuran (balanced fund), maupun (investor) dan pihak yang membutuhkan dana
reksadana berstruktur seperti reksadana terproteksi (perusahaan, institusi pemerintah, dan lainnya).
atau indeks. c. Reksadana
Reksadana indeks pertama kali dibentuk tahun Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
1976 oleh John Bogle dengan nama First Index menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki
Investment Trust, yang sekarang berganti nama modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
menjadi Vanguard 500 Index Fund. Pembentukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
jenis reksadana ini didasari oleh penelitian John pengetahuan yang terbatas (idx.co.id). Reksadana
Bogle pada 1951 yang menyimpulkan bahwa (mutual fund) digunakan sebagai wadah untuk
reksadana yang aktif dikelola, secara mayoritas menampung dana para investor yang kemudian
tidak dapat mengalahkan benchmark. Indonesia akan diolah dan dikelola dalam sebuah portofolio
sendiri sudah memiliki beberapa produk reksadana oleh manajer investasi.
indeks saham dan obligasi. Meskipun demikian, d. Klasifikasi reksadana
perkembangan reksadana indeks masih kalah jika Berdasarkan portofolio investasi (kebijakan
dibandingkan dengan reksadana konvensional, investasi) dapat diartikan: 1) reksadana Pasar Uang
karena tingkat pemahaman masyarakat terhadap adalah reksadana yang kebijakan berinvestasinya
produk reksadana indeks masih kurang. Sehingga 100 persen pada instrumen pasar uang (surat
peneliti ingin membandingkan kinerja antara berharga yang jatuh temponya kurang dari 1
strategi manajemen aktif yang digunakan tahun); 2) reksadana Pendapatan Tetap adalah
reksadana saham dengan strategi manajemen pasif reksadana yang kebijakan berinvestasinya minimal
yang digunakan reksadana indeks melalui berbagai 80 persen pada instrumen obligasi (surat utang
jenis risiko. yang jatuh temponya diatas 1 tahun); 3) reksadana
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari Campuran adalah reksadana yang kebijakan
penelitian ini adalah: 1) mengetahui perbedaan berinvestasinya pada instrumen saham, obligasi,
kinerja Reksadana Saham dan Reksadana Indeks dan pasar uang maksimal 79 persen dari dana
dengan metode Sharpe; 2) mengetahui perbedaan kelolaannya; 4) reksadana Saham adalah reksadana
kinerja Reksadana Saham dan Reksadana Indeks yang kebijakannya paling agresif karena

2
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

berinvestasi pada saham minimal 80 persen dari Berdasarkan Fakhruddin dan Sopian (2001)
total kelolaannya. NAB/UP adalah harga wajar dari portofolio suatu
Berdasarkan struktur, maka: 1) reksadana reksadana setelah dikurangi biaya operasional
Terproteksi (Capital Protected Fund) adalah jenis kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan
reksadana yang berusaha melindungi nilai pokok yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat
investornya. Kebijakan investasi reksadana tersebut.
terproteksi minimal 80 persen pada obligasi dengan
pengelolaan pasif atau hingga obligasi tersebut
jatuh tempo; 2) reksadana Penjaminan (Capital
Dimana,
Guaranteed Fund) merupakan pengembangan dari
NABt = nilai aktiva bersih/unit penyertaan
reksadana terproteksi, yaitu dengan memberikan
pada waktu t
jaminan atas nilai pokok investasi apabila penerbit
MAVt = nilai wajar/pasar portofolio suatu
obligasi mengalami gagal bayar dengan
reksadana pada waktu t
mengasuransikan perusahaan penerbit obligasi
LIABt = biaya operasional /kewajiban
dengan sejumlah premi; 3) reksadana Indeks (Index
perusahaan pengelola dana pada
Fund) adalah jenis reksadana yang struktur
waktu t
portofolionya mengacu pada jenis indeks tertentu,
NSOt = jumlah saham /unit penyertaan
seperti IHSG, LQ-45, Kompas100, atau indeks
yang beredar pada waktu t
obligasi. Tujuannya adalah menyamai hasil
g. Kinerja reksadana
investasi reksadana dengan indeks acuan, melalui
Suatu investasi yang memiliki potensi keuntungan
pengelolaan yang bersifat pasif (Rudiyanto, 2017).
tinggi, tentu memiliki potensi risiko yang tinggi
e. Strategi investasi
pula. Untuk menentukan kinerja suatu reksadana,
Berdasarkan teori portofolio modern, manajer
kedua unsur tersebut memiliki hubungan yang
investasi berusaha untuk memperoleh hasil
searah dan tidak terpisah.
investasi superior sesuai dengan tingkat risiko yang
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh
ada (superior risk-adjusted return). Dalam
perusahaan, individu dan institusi dari hasil
menentukan timing dan seleksi efek inilah terdapat
kebijakan investasi yang dilakukan (Fahmi, 2012).
dua strategi investasi yang dapat ditempuh yaitu
Sedangkan risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk
strategic active management dan strategic passive
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan
management (Tona, Moeljadi, Munawar, 2010).
terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang
Investasi menggunakan active management
diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada
strategy mengharuskan seorang manajer investasi
saat ini (Fahmi, 2012).
berusaha keras dengan terus mengubah komposisi
h. Kerangka berpikir
portofolionya dari waktu ke waktu secara aktif agar
dapat mengalahkan indeks. Cara kerja ini
umumnya digunakan oleh jenis reksadana
konvensional. Sedangkan passive management
strategy menghasilkan efisiensi biaya karena
manajer investasi tidak menghabiskan tenaga yang
banyak dalam analisa portofolio untuk mencapai
target. Biaya transaksi jauh lebih rendah karena
manajer investasi tidak melakukan jual-beli dalam Gambar 1. Kerangka Pikir
portofolio secara aktif, melainkan terus mengikuti Sumber: Peneliti
indeks acuan dengan komposisi yang mirip. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
f. Nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan perbedaan kinerja reksadana saham dan reksadana
NAB (Nilai Aktiva Bersih) atau Asset Under indeks, sebagai pembanding antara active
Management (AUM) menyatakan jumlah dana management strategy dan passive management
kelolaan investor yang terkumpul pada suatu strategy. Masing-masing reksadana tersebut diukur
portofolio reksadana. Sedangkan UP (Unit menggunakan metode sharpe, treynor, dan jensen
Penyertaan) merupakan satuan transaksi reksadana. untuk mengatahui kinerja dari jenis reksadana

3
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

manakah yang lebih baik. Guna penentuan Rii = actual return dari reksadana
keputusan investasi, salah satu acuan bagi investor indeks i (dalam bulanan, satuan
yakni melihat kinerja portofolio masing-masing persen)
reksadana. NABt = nilai aktiva bersih reksadana
indeks pada waktu t (dalam bulanan,
METODE PENELITIAN satuan Rupiah)
Menurut Tandelilin (2010) dalam Wulandari NABt-1 = nilai aktiva bersih reksadana
(2013) evaluasi kinerja portofolio akan terkait indeks pada waktu sebelumnya
dengan dua isu utama yaitu (1) Mengevaluasi (dalam bulanan, satuan Rupiah)
apakah return portofolio yang telah dibentuk  Risiko reksadana saham merupakan
mampu memberikan return yang melebihi (diatas) penyimpangan dari actual return reksadana
return portofolio lainnya yang dijadikan patok duga saham yang diterima. Risiko reksadana saham
(Benchmark) dan (2) Mengevaluasi apakah return dihitung menggunakan standar deviasi sebagai
yang diperoleh telah sesuai dengan tingkat risiko berikut (Lestari, 2015):
yang harus ditanggung. Berdasarkan hal tersebut,
Bencmark yang dijadikan patok duga biasanya
adalah return pasar yang menggunakan Indeks
pasar saham antara lain yaitu IHSG. Ukuran kinerja Dimana,
portofolio yang sudah memasukan faktor risiko σs = standar deviasi reksadana saham
(Risk Adjusted Performance) adalah Indeks Sharpe, (satuan persen)
Indeks Treynor dan Indeks Jensen. Maka definisi Ris = return reksadana saham i (satuan
operasional yang perlu dijelaskan antara lain: persen)
 Return reksadana saham adalah tingkat R = rata-rata return
keuntungan yang diperoleh investor atas N = jumlah pengamatan
kegiatan investasi akibat perubahan nilai aktiva  Risiko reksadana indeks adalah penyimpangan
bersih pada portofolio reksadana saham (Lestari, dari actual return reksadana indeks yang
2015). diterima atau risiko investasi atas suatu
portofolio indeks yang dikelola menggunakan
passive management strategy (Lestari, 2015).
Dimana,
Ris = actual return dari reksadana
saham i (dalam bulanan, satuan
persen) dimana,
NABt = nilai aktiva bersih reksadana σi = standar deviasi reksadana indeks
saham pada waktu t (dalam bulanan, (satuan persen)
satuan Rupiah) Rii = return reksadana indeks i (satuan
NABt-1 = nilai aktiva bersih reksadana persen)
saham pada waktu sebelumnya R = rata-rata return
(dalam bulanan, satuan Rupiah) N = jumlah pengamatan
 Return reksadana indeks adalah tingkat Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
keuntungan yang diperoleh akibat perubahan adalah seluruh portofolio reksadana saham dan
nilai aktiva bersih pada portofolio reksadana reksadana indeks yang terdaftar di Otoritas Jasa
indeks. Return reksadana indeks secara teknikal Keuangan (OJK) melalui situs resminya
seharusnya relatif lebih tinggi daripada reksadana.ojk.go.id dan reksadana yang telah
reksadana saham (Lestari, 2015). bekerja sama dengan portal investasi reksadana
yakni bareksa.com. Teknik sampling yang
digunakan adalah probablity sampling dengan jenis
Dimana, sampel sampling stratified (sampling berlapis)
yakni bentuk sampling random dimana populasi
dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut

4
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

strata. Sampling stratified dapat dibedakan atas sekitar return rata-rata (average return) atau
dua, yakni sampling acak berlapis proporsional, expected return (Hadi, 2015). Penghitungan
jika proporsi sampel pada tiap strata sama dan standar deviasi dapat dilakukan dengan program
sampling acak berlapis non-proporsional, jika statistik berupa formula ‘stdev’ yang terdapat pada
proporsi sampelnya tidak sama. program Excel.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling Untuk menghitung rata-rata risk free rate
stratified non-proporsional. Sebelum sampel menggunakan data return bulanan, dapat dihitung
tersebut dipilih secara random, sampel harus dengan formula (Novianto, Khoiruddin, 2018):
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1)
reksadana saham dan reksadana indeks tersebut
telah terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK); Dimana,
2) memiliki data Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang RFR = risk free return
tersedia di bareksa.com; dan 3) memiliki total dana ΣBI rate = jumlah BI rate pada periode tertentu
kelolaan atau AUM (Aseet Under Management) n = jumlah periode
diatas IDR100 Miliar. Menurut Robert Ang (1995) dalam Hadi (2015)
Data yang diambil untuk sampel reksadana saham Beta digunakan untuk mengukur tingkat risiko
adalah sebagian dari populasi reksadana saham, suatu sekuritas dengan cara menghubungkan antara
sedangkan sampel untuk reksadana indeks berasal risiko sekuritas dan risiko pasar (market risk).
dari seluruh populasi reksadana indeks. Hal ini
terjadi karena jumlah elemen salah satu sampel
sangat sedikit dan kegunaannya untuk Dimana,
meminimalisir perbedaan jumlah sampel antar jenis βi = beta portofolio
reksadana. Berdasakan Suparmoko (1996) cara Δri = perubahan return sekuritas
penentuan sampel dapat menggunakan ukuran ΔRm = perubahan return pasar
persentase tertentu. Langkah ini digunakan untuk  Metode Sharpe (Sharpe’s Measure)
menentukan jumlah sampel reksadana saham Kinerja portofolio pada metode sharpe index
dengan persentase sebesar 10% dari keseluruhan diukur dengan cara membandingkan antara premi
jumlah populasi. risiko portofolio (=selisih rerata tingkat keuntungan
a. Metode analisis data portofolio dengan rerata tingkat bunga bebas
Sampel yang digunakan terdiri dari 5 reksadana risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan
saham dan 5 reksadana indeks. Data yang dengan standar deviasi (risiko total) (Halim, 2003).
digunakan berupa NAB yang diambil secara Indeks sharpe ini relevan dipergunakan untuk
konsisten pada setiap portofolio diakhir bulan sejak investor yang menanamkan dananya hanya atau
2018 hingga september 2019. Sebelum digunakan sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga
dalam metode sharpe, treynor, dan jensen maka risiko portofolio dinyatakan dalam standar deviasi.
NAB harus dihitung return-nya terlebih dahulu.
Untuk selanjutnya return NAB disebut Ri (realized
return). Keterangan:
Return market merupakan perubahan indeks pasar Spi = indeks Sharpe portofolio i
yang dinyatakan dalam presentase (Samsul, 2006). Rpi = rerata return portofolio i
Rf = rerata atas bunga investasi bebas
risiko
Keterangan: SDpi = standar deviasi dari return
Rm = return market portofolio i
IHSGt = indeks harga saham gabungan Rpi – Rf = premi risiko portofolio i
bulan ini  Metode Treynor (Treynor’s Measure)
IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan
bulan lalu cara membandingkan antara premi risiko portofolio
Standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat (=selisih rerata tingkat keuntungan portofolio
penyebaran (dispersi) atau variasi dari return di dengan rerata bunga bebas risiko) dengan risiko

5
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

portofolio yang dinyatakan dengan beta (risiko dilakukan transformasi terlebih dahulu untuk
pasar) (Halim, 2003). Indeks treynor relevan menormalkan datanya. Jika data tetap kurang dari
dipergunakan untuk investor yang memiliki 5% maka lebih disarankan menggunakan uji beda
berbagai portofolio atau menanamkan dananya Mann Whitney U-test.
pada berbagai mutual fund, atau melakukan Metode analisis yang digunakan adalah metode
diversifikasi pada berbagai portofolio; sehingga komparatif dan uji beda dua rata-rata dengan
risiko portofolio dinyatakan dalam beta (risiko menggunakan metode independent sample t-test.
pasar). Analisis komparatif atau uji perbedaan ini sering
disebut uji signifikasi (test of significance).

Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN


Tpi = indeks Treynor portofolio i a. Hasil penelitian
Rpi = rerata return portofolio i Penilaian kinerja dengan metode sharpe, treynor,
Rf = rerata atas bunga investasi bebas dan jensen digunakan untuk mengukur return atau
risiko tingkat pengembalian yang berhasil dicapai
βpi = beta portofolio i (risiko pasar atau reksadana saham yang dikelola dengan teknik
risiko sistematis) active management strategy.
Rpi – Rf = premi risiko portofolio i Berdasarkan hasil perhitungan kinerja pada lima
 Metode Jensen (Jensen’s Measure atau Jensen’s reksadana saham, diperoleh hasil bahwa reksadana
Alpha) saham yang memiliki kinerja paling baik diukur
Jensen (1968) pada Samsul (2006) menekankan dengan metode sharpe yakni Pratama Saham
bahwa hasil penelitian kinerja mutual funds dengan return sebesar -1.5373 per unit risiko
dimaksudkan untuk menilai kemampuan market totalnya. Sehingga jika investor ingin menanamkan
prices dan market factor. Jensen menggunakan dananya pada satu reksadana / sebagian besar pada
Capital Asset Pricing Model (CAPM) untuk reksadana tertentu, maka yang paling relevan yakni
menghitung minimum rate of return (Halim, 2003): Pratama Saham.
Tabel 2.
Keterangan: Kinerja Reksadana Saham Dengan Metode
Jpi = indeks Jensen portofolio i Sharpe, Tryenor, dan Jensen
Metode Metode Metode
Rpi = rerata return portofolio i No Reksadana Saham
Sharpe Treynor Jensen
Rf = rerata atas bunga investasi bebas 1 Batavia Dana Saham -1.9351 -0.0576 -0.0004
Principal Islamic Equity
risiko 2
Growth Syariah
-1.9048 -0.0597 -0.0024
Rm = rerata return pasar (diwakili 3 Manulife Saham Andalan -1.6194 -0.0502 0.0084
IHSG) 4 Pratama Saham -1.5373 -0.0487 0.0111
5 TRIM Kapital -1.7001 -0.0594 -0.0020
βpi = beta portofolio i (risiko pasar atau Rata-Rata -1.7394 -0.0551 0.0029
risiko sistematis) Ketika diukur dengan metode treynor, reksadana
Rpi – Rf = premi risiko portofolio i saham dengan kinerja terbaik juga ditempati oleh
Rm – Rf = premi risiko pasar Pratama Saham dengan return -0.0487 per unit
 Teknik analisis data risiko sistematis (beta)-nya. Maka diasumsikan
Pengujian normalitas data dilakukan dengan bahwa Pratama Saham juga relevan dibeli ketika
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika investor memiliki berbagai portofolio reksadana.
angka signifikan > 0,05 maka data berdistribusi Begitupun dengan metode jensen, Pratama Saham
normal dan apabila angka signifikansi < 0,05 maka masih memiliki kinerja terbaik dengan kelebihan
data tidak berdistribusi normal (Nurul, Maheni, hasil (return) sebesar 0.0111 dari hasil semula yang
Dian, 2016). Apabila data tersebut terbukti diharapkan.
berdistribusi normal maka teknik analisis Reksadana saham yang memiliki kinerja paling
komparatif dapat menggunakan uji beda rendah pada metode sharpe yaitu Batavia Dana
independent sample t-test. Sedangkan apabila data Saham sebesar -1.9351. Sedangkan untuk metode
terbukti tidak berdistribusi normal, maka perlu treynor dan jensen sama-sama ditempati oleh

6
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

Principal Islamic Equity Growth Syariah sebesar - per unit risiko sistematis (beta portofolio). Dalam
0.0597 dan -0.0024 secara berurutan. kasus rasio negatif, reksadana yang lebih baik
Sedangkan hasil pengukuran kinerja dibawah ini adalah yang memiliki nilai rasio negatif paling
adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang kecil.
berhasil diperoleh berdasarkan pengelolaan passive Tabel 4.
strategy management oleh manajemen investasi Perbedaan Rata-Rata Kinerja Reksadana
reksadana indeks. Saham dan Reksadana Indeks
Tabel 3. Metode Metode Metode
Jenis Reksadana
Sharpe Treynor Jensen
Kinerja Reksadana Indeks Dengan Metode Reksadana Saham -1.73934 -0.05512 0.00294
Sharpe, Tryenor, dan Jensen Reksadana Indeks -1.60532 -0.04812 0.01094
Metode Metode Metode Perbedaan
No Reksadana Indeks -0.13402 -0.00700 -0.00800
Sharpe Treynor Jensen Kinerja
1 Principal Index IDX 30 -1.7351 -0.0506 0.0078
RHB SRI KEHATI Index Rata-rata reksadana indeks juga lebih tinggi
2 -1.6348 -0.0492 0.0091
Fund dibanding reksadana indeks dengan metide jensen
Reksa Dana Indeks Avrist
3
IDX30
-1.7305 -0.0509 0.0074 (0.01094 > 0.00294), selisihnya juga tipis dan tidak
4
Reksa Dana Kresna Indeks
-1.7583 -0.0518 0.0062 signifikan dengan kelebihan hasil sebesar -0.00800
45
Reksa Dana Indeks dari hasil semula yang diharapkan, yang telah
5
Syailendra MSCI
-1.1679 -0.0381 0.0242 disesuaikan dengan risiko pasar.
Indonesia Value Index
Fund Tabel 5.
Rata-Rata -1.6053 -0.0481 0.0109 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja pada lima Smirnov Test
reksadana indeks, diperoleh hasil bahwa reksadana
Metode Variabel Sig. α Hasil Uji Uji Hipotesis
indeks yang memiliki kinerja paling baik ketika
diukur dengan ketiga metode sama-sama diraih Reksadana 0.958 0.05 Terdistribusi Independent
oleh satu portofolio yakni Reksa Dana Indeks Saham normal sample t-test

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund. Sharpe


Reksadana 0.583 0.05 Terdistribusi Independent
Tingkat return yang dihasilkan sebesar -1.1679 per Indeks normal sample t-test
unit risiko total (metode sharpe) dan return sebesar
-0.0381 per unit beta risiko (metode treynor). Reksadana 0.824 0.05 Terdistribusi Independent
Saham normal sample t-test
Sehingga jika investor ingin menanamkan dananya Treynor
pada satu reksadana/sebagian besar pada reksadana Reksadana 0.481 0.05 Terdistribusi Independent
tertentu maupun ingin melakukan diversifikasi Indeks normal sample t-test

portofolio, maka yang paling relevan yakni Reksa


Reksadana 0.755 0.05 Terdistribusi Independent
Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Saham normal sample t-test
Index Fund. Begitupun dengan metode jensen, Jensen

reksadana indeks tersebut menghasilkan kelebihan Reksadana


Indeks
0.410 0.05 Terdistribusi
normal
Independent
sample t-test
hasil sebesar 0.0242 dari hasil semula yang
Uji normalitas yang digunakan dalam peneltian ini
diharapkan, yang telah disesuaikan dengan risiko
adalah uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan
pasar.
taraf signifikasi (α) sebesar 0.05. Jika data yang
Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa angka sharpe
telah diolah memiliki signifikasi lebih dari 0.05
rasio dari rata-rata kinerja reksadana indeks lebih
maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi
baik dibanding rata-rata kinerja reksadana saham (-
normal, begitupun sebaliknya.
1.60532 > -1.73934) tetapi selisihnya tipis dan
Jika data tersebut terbukti berditribusi secara
tidak signifikan yakni sebesar -0.13402 per unit
normal maka uji komparasi yang digunakan
risiko protofolio total yang dinyatakan dalam
selanjutnya yakni independent sample t-test,
standar deviasi. Begitupun pada metode treynor (-
sedangkan jika data tidak terditribusi normal maka
0.04812 > -0.05512) sehingga jelas bahwa kinerja
menggunakan Mann Whitney U-test.
reksadana indeks dalam metode treynor juga lebih
Berdasarkan data pada tabel 5 menunjukkan bahwa
tinggi dibanding rata-rata kinerja reksadana saham,
semua data yang telah diuji, baik dari reksadana
meskipun selisihnya tipis yakni sebesar -0.00700

7
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

saham dan reksadana indeks terbukti berdistribusi total yang dinyatakan dalam standar deviasi, pada
secara normal. Sehingga semua variabel dapat diuji kedua jenis reksadana masih serupa.
menggunakan uji beda dengan teknik Independent Sama halnya dengan perbandingan metode sharpe,
sample t-test. pada metode treynor perbandingan kinerja antara
Apabila hasil uji Independent sample t-test reksadana saham dan reksadana indeks juga tidak
menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.05 maka memiliki perbedaan yang signifikan (nyata). Ini
H0 diterima dan H1 ditolak, begitupun sebaliknya. dibuktikan dari tingkat signifikasi yang lebih besar
Jika H0 diterima maka dapat disimpulkan bahwa dari taraf nyata (0.078 > 0.05), sehingga sesuai
tidak terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) kriteria pengujian maka H0 diterima dan H1 ditolak.
antara kinerja dari reksadana saham dan reksadana Ini sekaligus membuktikan bahwa tingkat
indeks berdasarkan jenis metode yang diuji. keuntungan atau return yang dihasilkan jika
Sedangkan jika H1 diterima maka dapat dibandingkan dengan risiko sistematis (risiko
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang pasar) yang tercermin dari nilai beta portofolio
signifikan (nyata) antara kinerja dari reksadana masing-masing adalah serupa atau tidak memiliki
saham dan reksadana indeks berdasarkan metode banyak perbedaan selama periode data penelitian.
uji. Serupa dengan hasil perbandingan kedua metode
Tabel 6. sebelumnya, nilai signifikasi pada metode jensen
Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test adalah sebesar 0.106. Nilai ini terbilang lebih dari α
(0.106 > 0.05) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
Metode Sig. α Keputusan Kesimpulan
Dengan itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Kinerja reksadana saham 0.354 0.05 H0 diterima Tidak terdapat
perbedaan kinerja yang signifikan (nyata) selama
dan reksadana indeks perbedaan kinerja periode data penelitian antara reksadana saham dan
(metode sharpe) yang signifikan
reksadana indeks berdasarkan metode jensen.
Kinerja reksadana saham 0.078 0.05 H0 diterima Tidak terdapat Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada
dan reksadana indeks
(metode treynor)
perbedaan kinerja
yang signifikan
kinerja antar reksadana tersebut mengindikasikan
bahwa nilai pengembalian (return) yang dihasilkan
Kinerja reksadana saham 0.106 0.05 H0 diterima Tidak terdapat portofolio dibandingkan pengembalian yang
dan reksadana indeks perbedaan kinerja
(metode jensen) yang signifikan diharapkan, meskipun telah disesuaikan dengan
Berdasarkan data pada tabel menunjukkan bahwa risiko pasar dan free rate tetap memiliki hasil yang
pada ketiga metode yang telah diuji, terbukti tidak serupa. Meskipun nilai return market sangat
memiliki perbedaan kinerja yang signifikan (nyata) diperhatikan sebagai pertimbangan dalam
antara produk dari reksadana saham dan reksadana diversifikasi portofolio reksadana indeks (passive
indeks. management strategy), namun berdasarkan metode
b. Pembahasan jensen kinerja yang dihasilkannya tetap serupa
Berdasarkan tabel t-test for Equality of Means dengan reksadana saham yang menggunakan active
diketahui nilai Sig (2-tailed) kinerja menggunakan management strategy.
metode sharpe sebesar 0.354 > 0.05, maka
sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam KESIMPULAN
uji independent sample t-test dapat diketahui Berdasarkan hasil analisis, dapat diambil
bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) hasil
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dari metode sharpe pada kinerja reksadana
kinerja yang signifikan (nyata) antara reksadana saham dan reksadana indeks menunjukkan tidak
saham dan reksadana indeks dengan metode sharpe terdapat perbedaan kinerja yang signifikan
selama periode data penelitian. (nyata) antara kedua jenis reksadana tersebut.
Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa
kinerja dari reksadana saham dan reksadana indeks perbandingan antara tingkat pengembalian
dengan Sharpe’s Measure ini mengindikasikan (return) dan risiko standar deviasi keduanya
bahwa perbandingan antara tingkat pengembalian adalah serupa; 2) metode treynor pada kinerja
(return) yang dihasilkan dengan risiko portofolio reksadana saham dan reksadana indeks juga
menunjukkan tidak ada perbedaan yang

8
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

signifikan antara keduanya. Ini membuktikan Hadi, Nor. (2015). Pasar Modal. Yogyakarta:
bahwa return yang diperoleh kedua jenis Graha Ilmu.
reksadana jika dibandingkan dengan risiko Halim, Abdul. (2003). Analisis Investasi.
sistematis (beta portofolio)-nya masing-masing Jakarta: Penerbit Salemba Empat (PT
adalah serupa; dan 3) metode jensen pada kinerja Salemba Emban Patria).
reksadana saham dan reksadana dapat Hasan, Iqbal. (2002). Pokok - Pokok Materi
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kinerja Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
yang signifikan (nyata) antara keduanya. Hal ini Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
sesuai, karena manajer investasi menggunakan Lestari, Winda Rika. (2015). "Kinerja Reksadana
return market sebagai pertimbangannya (passive Saham Syariah dan Reksadana Saham
management strategy) dalam pembuatan Konvensional." Jurnal Magister Manajemen,
komposisi reksadana indeks. Vol.01, No.1.
Hasil dari ketiga metode penilaian kinerja M. Fakhruddin, M. Sofian Hadianto. (2001).
tersebut menyimpulkan bahwa metode apapun Perangkat dan Model Analisis Investasi di
yang digunakan untuk membandingkan return Pasar Modal. Jakarta: PT Elex Media
dan berbagai tingkat risiko, akan tetap Komputindo.
menghasilkan kinerja yang serupa (tidak ada Misbahuddin, Iqbal Hasan. (2013). Analisis Data
perbedaan yang signifikan). Ini sekaligus Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi
membuktikan bahwa reksadana indeks tidak Aksara.
kalah menguntungkan jika dibandingkan dengan Novianto Basuki. Moh. Khoiruddin. 2018.
reksadana saham yang lebih banyak dikenal di "Comparative Performance Islamic Shares
Indonesia. Munculnya jenis reksadana indeks Mutual Funds." Jurnal Bidang Ilmu Ekonomi
juga turut menambah alternatif pilihan bagi Vol. 13 No 1.
investor. Dengan demikian investor dapat bebas Nurul Qomariah, Maheni Ika Sari, Dian Asih
menginvestasikan dananya pada instrumen Budiarti. (2016). "Perbandingan Kinerja
reksadana saham maupun reksadana indeks Reksadana Syariah dan Reksadana
karena tingkat return dan risikonya serupa. Konvensional (Pada Reksadana Saham dan
Reksadana Pendapatan Tetap Yang Terdaftar
DAFTAR PUSTAKA di BEI Periode 2010-2014)." Jurnal
Adharsyah, Taufan. (2019). Nielsen: Konsumen Keuangan dan Perbankan, Vol.20, No.3.
Indonesia Paling Optimis Ke-4 di Dunia. Pranoto, Andri Rachmad. (2012). “Analisis
CNBC Indonesia. Kinerja Reksadana Syariah Dibandingkan
Aprilia Grace Rumintang, Muhammad Azhari. Dengan Reksadana Konvensional Di
(2015). "Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Indonesia.” Skripsi.
Dana Saham Konvensional dan Reksa Dana R. Ahmad, A. Nomani. (2015). "Comparative
Saham Syariah Dengan Menggunakan Analysis of Risk, Return and Diversification
Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Pada of Mutual Fund." Journal of Economics and
Tahun 2004." e-Proceeding of Management : Business Research.
Vol.2, No.2. ISSN. 1428. Rudiyanto. (2017). Reksadana Untuk Pemula.
Astiti, Liana Dwi. (2017). "Analisis Jakarta: PT Eelex Media Komputindo.
Perbandingan Kinerja Dengan Pendekatan Samsul, Mohamad. (2006). Pasar Modal &
Camel (CAR, NPL, ROA, LDR) Pada Bank Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit
Pembangunan Daerah Go Public dan Non Erlangga.
Public Periode 2012-2015 di Indonesia." Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Skripsi. Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Bearly, Myers, Marcus. (2017). "Dasar-dasar Suparmoko. (1996). Metode Penelitian Praktis.
Manajemen Keuangan Perusahaan." The Ms. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Graw Hill Com, Inc, N. York Jilid 1. Tan, Ömer Faruk. 2015. "Mutual Fund
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Performance: Evidence from South Africa."
Bandung: Penerbit Alfabeta. Emerging Market Journal Volume 5 No 2.

9
JDEP-Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 3 (1) 2020 pp. 1 - 10

Tona, Moeljadi, Munawar. (2010). “Analisis Wulandari, Phaureula Artha. 2013. "Evaluasi
Kinerja Reksadana Saham dan Reksadana Kinerja Reksadana Saham Indonesia Periode
Indeks Dalam Penilaian Tingkat Efisiensi 2007-2011." Jurnal INTEKNA (Edisi
Pasar Modal Indonesia.” WACANA Vol. 13 Khusus), Tahun
No.2. April 2010 289.
Widoatmodjo, Sawidji. (2008). Cara Sehat
Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.

10

Anda mungkin juga menyukai