Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MODEL GARCH (GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY) UNTUK MENGUJI PASAR MODAL


EFISIEN DI INDONESIA
(Studi pada Harga Penutupan (Closing Price) Indeks Saham LQ 45 Periode 2009-2011)

Wenty Yolanda Eliyawati


R. Rustam Hidayat
Devi Farah Azizah
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail : wenty.gog@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini memfokuskan pada pengujian pasar modal efisien di Indonesia khususnya pada saham-
saham terpilih yaitu Indeks Saham LQ 45 melalui penerapan model GARCH (Generalized Autoregressive
Conditional Heteroscedasticity). Hasil analisis menunjukkan bahwa pada data harga penutupan harian
saham indeks LQ 45 terdapat unsur heteroskedastisitas. Penerapan model GARCH(1,1) menunjukkan
bahwa pada data harga penutupan harian (closing price) saham pada indeks LQ 45 periode 2009-2011,
harga pada periode 3 hari dan 4 hari sebelumnya adalah yang paling berpengaruh. Efisiensi pasar modal
di Indonesia termasuk efisiensi bentuk yang lemah (weak form efficiency) yang juga ditunjukkan oleh return
harga saham yang mengalami volatilitas dan random walk. Dengan mengetahui pergerakan harga
sekuritas di masa lalu tidak dapat diterjemahkan ke dalam prediksi yang akurat tentang harga saham di
masa yang akan datang.

Kata Kunci : saham, indeks harga saham, efisiensi pasar modal, heteroskedastisitas, autoregresi

Abstract
This study focused on the efficiency test in Indonesian capital market, especially on the selected stocks
that are LQ 45 Stock Index through the application of GARCH (Generalized Autoregressive Conditional
Heteroscedasticity) Model. The analysis showed that the daily closing stock price data LQ 45 index there is
an element heteroskedasticity. Application of the model GARCH (1,1) showed that the daily closing price
data LQ 45 index stocks in the period 2009-2011, prices in the period of 1 day to 4 days earlier affect the
current price and the price of 4 days in advance is the most influential. Efficiency of capital markets in
Indonesia, including a weak form of efficiency is also indicated by the return of volatility and random walk
stock prices experience. By knowing how security prices have moved in the past can not be translated into
accurate predictions of stock prices in the future.

Keywords : stock, stock price index, efficiency of capital market, heteroscedasticity, autoregressive

PENDAHULUAN kondisi pasar pada suatu saat dan menjadi


Pasar modal atau bursa merupakan salah satu indikator penting bagi para investor untuk
bentuk sumber pendanaan yang cukup penting menentukan keputusan menjual, menahan atau
seiring dengan perkembangan era globalisasi. membeli satu atau beberapa saham.
Dengan meningkatnya aktivitas perdagangan Pasar modal yang efisien adalah pasar
pada pasar modal, kebutuhan untuk memberikan modal yang harga sahamnya merefleksikan
informasi yang lebih lengkap kepada informasi yang ada di pasar dan dapat
masyarakat mengenai perkembangan bursa, menyesuaikan dengan cepat terhadap informasi
juga semakin meningkat. Salah satu informasi baru. Bentuk efisiensi pasar terbagi menjadi
yang diperlukan tersebut adalah indeks harga efisiensi bentuk lemah, semi kuat dan bentuk
saham. Pergerakan indeks menggambarkan kuat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Seorang investor dituntut untuk dapat c. Kondisi politik dan ekonomi
memahami dan mengunakan data historis serta d. Masalah hukum dan peraturan
memberi penilaian yang logis agar mampu e. Keberadaan lembaga yang mengatur dan
membuat rencana-rencana yang tepat dalam mengawasi kegiatan pasar modal dan
rangka untuk mendapatkan keuntungan dalam berbagai lembaga yang memungkinkan
investasinya dan meminimalkan risiko. dilakukan transaksi secara efisien.
Ramalan-ramalan dibuat untuk membantu B. Saham dan Indeks Harga Saham
investor dalam menentukan strategi-strategi 1. Saham
alternatif. Saham merupakan suatu bentuk modal
Data di sektor keuangan seperti indeks penyertaan (equity capital) atau bukti posisi
saham biasanya bersifat sangat acak (random) kepemilikan dalam perusahaan (Ramadhona,
dan memiliki volatilitas yang tinggi atau varian 2004 : 26). Banyak saham yang tidak
error tidak konstan (heteroskedastisitas). diperdagangkan karena perusahaan terlalu kecil
Dibutuhkan model yang dapat digunakan atau dikendalikan sepenuhnya oleh keluarga.
untuk menguji efisiensi pasar modal dalam Saham yang dapat dijadikan wahana investasi
bentuk lemah dengan kondisi heteroskedastisitas adalah yang dikenal sebagai emisi yang
yaitu model GARCH(Generalized Autoregressive diperdagangkan secara umum, yaitu saham yang
Conditional Heteroskedasticity) dengan basis tersedia bagi masyarakat umum dan dibeli serta
ekonometrika. Oleh karena itu, penelitian ini dijual di pasar terbuka.
dilakukan untuk menganalisis penerapan Model 2. Indeks Harga Saham
GARCH untuk menguji efisiensi pasar modal di Indeks harga saham merupakan catatan
Indonesia. terhadap perubahan-perubahan maupun
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali
pengaruh harga saham pada periode sebelumnya beredar sampai pada suatu saat tertentu.
terhadap harga saham saat ini pada indeks harga Penyajian indeks harga saham berdasarkan satuan
saham LQ 45, mengetahui pengaruh harga saham angka dasar yang disepakati. Indeks harga saham
dan nilai residual periode sebelumnya terhadap gabungan suatu rangkaian informasi historis
harga saham saat ini pada indeks harga saham LQ mengenai pergerakan harga saham gabungan,
45, mengetahui lag (periode) tertentu pada masa sampai tanggal tertentu. Indeks harga saham
lalu yang dominan mempengaruhi harga saham gabungan mencerminkan suatu nilai yang
pada periode saat ini pada indeks harga saham berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu
LQ 45, serta untuk mengetahui efisiensi pasar saham gabungan di bursa efek (Sunariyah dalam
modal di Indonesia dalam bentuk lemah (weak Anton, 2006 : 10).
form) pada periode 2009-2011. 3. Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar
KAJIAN PUSTAKA dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki
A. Pasar Modal nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan
1. Pengertian dan Alasan Dibentuknya indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan
Pasar Modal 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas
Secara formal pasar modal dapat perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam
didefinisikan sebagai “pasar untuk berbagai bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus).
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka Dengan demikian saham yang terdapat dalam
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Indeks LQ
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang 45 ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria
maupun perusahaan swasta” (Husnan, 2009 : 3). pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan
Keberhasilan Pasar Modal kapitalisasi pasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pasar modal antara lain adalah C. Pasar Modal yang Efisien
(Husnan, 2009 : 8-9) : 1. Definisi Pasar Modal yang Efisien
a. Supply sekuritas Secara formal pasar modal yang efisien
b. Demand akan sekuritas didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sekuritasnya telah mencerminkan semua dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi yang relevan (Husnan, 2009 : 260). informasi dari suatu pengumuman dan dapat
2. Teori Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar
Modal bentuk setengah kuat.
Hipotesis efisiensi pasar modal dapat dipilah c. Pengujian bentuk kuat (strong form test)
menjadi tiga kategori menurut Sidharta dalam melalui pengujian terhadap informasi
Broto (2010 : 20), yaitu sebagai berikut: privat (test for private information).
a. Hipotesis bentuk lemah (weak form), Pengujian informasi privat merupakan
dimana harga saham mencerminkan pengujian pasar efisien bentuk kuat. Terdapat
semua informasi mengenai harga saham permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar
di waktu lalu. bentuk kuat yaitu informasi privat yang akan
b. Hipotesis bentuk agak kuat (semi strong diuji merupakan informasi yang tidak dapat di
form), dimana harga saham observasi secara langsung. Oleh karena itu,
mencerminkan tidak hanya informasi pengujian ini harus dilakukan secara tidak
mengenai harga saham di masa lalu tetapi langsung dengan menggunakan proksi. Proksi
juga semua informasi umum yang yang digunakan adalah return yang diperoleh
tersedia yang relevan bagi saham oleh corporate insider dan return yang
perusahaan. diperoleh dari portofolio reksa dana.
c. Hipotesis bentuk kuat (strong form), Alasannya adalah corporate insider dan reksa
dimana harga saham mencerminkan dana dianggap mempunyai informasi privat di
semua informasi yang relevan termasuk dalam perdagangan sekuritas.
juga informasi yang tersedia hanya untuk D. Ekonometrika
orang di dalam perusahaan atau beberapa 1. Pengertian
kelompok tertentu. Secara harfiah, ekonometrika dapat diartikan
3. Pengujian terhadap Efisiensi Pasar sebagai ukuran-ukuran ekonomi. Sedangkan
Modal menurut pengertian yang global, ekonometrika
Fama dalam Arifin (2004:16-40) dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang
membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga mempelajari analisis kuantitatif dari fenomena
kategori yang dihubungkan dengan bentuk- ekonomi dalam artian secara umum (Nachrowi
bentuk efisiensi pasarnya sebagai berikut: dan Usman, 2006 : 5).
a. Pengujian bentuk lemah (weak form test) 2. Tahapan Metode Analisis
melalui pendugaan return (test for return Ekonometrika
predictability). Tahapan metode analisis terdiri atas enam
Pengujian dari efisiensi pasar bentuk tahapan. Pertama, dengan mengacu kepada teori,
lemah ini dapat dilakukan dengan cara pengujian diajukan suatu hipotesis atau pertanyaan. Kedua,
statistik atau dengan cara pengujian untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis yang
menggunakan aturan-aturan perdagangan teknis diajukan pada tahap pertama, diajukan model
(technical trading rules). ekonometrika yang dapat digunakan untuk
1) Pengujian secara statistik mengetes hipotesis yang digunakan. Ketiga,
. Pengujian statistik banyak dilakukan setelah modelnya sudah terbangun, parameter
melalui pengujian-pengujian sebagai berikut: dari model tersebut diestimasi dengan suatu
a) Pengujian menggunakan korelasi dan software computer. Keempat, hasil dari estimasi
regresi parameter perlu diverifikasi terlebih dahulu
b) Pengujian run apakah hasilnya sesuai dengan model atau tidak.
c) Pengujian cyclical Kelima, jika dari hasil verifikasi mengatakan
2) Pengujian secara aturan perdagangan teknis model yang telah terestimasi sudah layak, maka
b. Pengujian bentuk setengah kuat (semi- model tersebut digunakan untuk memprediksi
strong form test) melalui studi peristiwa pergerakan atau memprediksi nilai suatu variabel.
(event studies). Keenam, akhirnya, prediksi tersebut dapat
Studi peristiwa merupakan studi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu pengambilan suatu keputusan atau kebijakan
peristiwa yang informasinya dipublikasikan (Nachrowi dan Usman, 2006 : 5-6).
sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3. Heteroskedastisitas dengan Y adalah variabel dependen, X
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar variabel independen, ε adalah penggangu atau
taksiran parameter dalam model regresi bersifat residual, σt2 adalah varian residual, α1 εt-1 2 disebut
BLUE maka var (u1) harus sama dengan σ2 dengan komponen ARCH.
(konstan), atau dengan kata lain, semua residual Varian residual memiliki dua komponen,
atau error mempunyai varian yang sama. Bila yaitu konstanta dan residual dari periode
varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut sebelumnya. Itulah sebabnya model ini disebut
dengan heteroskedastis (Nachrowi dan Usman, model bersyarat (conditional), karena varian
2006 : 109). residual periode sekarang (t) dipengaruhi oleh
4. Model ARCH-GARCH periode jauh sebelumnya (t-1, t-2, dan
Secara sederhana volatilitas berdasarkan seterusnya). Persamaan yang pertama disebut
model GARCH (p,q) mengasumsikan bahwa dengan persamaan rata-rata bersyarat
variasi data fluktuasi dipengaruhi oleh sejumlah p (conditional mean) dan persamaan kedua disebut
data fluktuasi sebelumnya dan sejumlah q data dengan persamaan varian bersyarat (conditional
volatilitas sebelumnya, ide dibalik model ini variance).
seperti dalam model autoregresi biasa (AR) dan Dalam mengaplikasikan model GARCH
pergerakan rata-rata (MA), yaitu untuk melihat dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut
hubungan variabel acak dengan variabel acak (Firdaus, 2006 : 72) :
sebelumnya. a. Identifikasi efek ARCH
Proses GARCH dapat ditafsirkan sebagai b. Estimasi model
proses ARMA dalam Xt2. Prosedur umum dalam c. Evaluasi model
peramalan model GARCH sama dengan prosedur d. Peramalan
yang diterapkan pada model ARIMA yaitu tahap
identifikasi dengan membuat grafik harga saham METODE
terhadap waktu dan menghitung nilai return Jika didasarkan pada tujuan penelitian, maka
untuk melokalisasi pergerakan saham yang liar, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian
tahap estimasi dan evaluasi, dan tahap aplikasi. eksplanatori, yaitu “penelitian yang bertujuan
Menurut Winarno (2007 : 81-82), salah satu untuk menjelaskan hubungan antara dua atau
asumsi yang mendasari estimasi dengan metode lebih gejala atau variabel” (Silalahi, 2009 : 30).
OLS adalah data residual harus terbebas dari Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
autokorelasi. Selain autokorelasi, asumsi lain mengetahui dan menganalisis apakah pada data
yang sering digunakan adalah variabel penggangu keuangan indeks LQ 45 terdapat hubungan time
atau residual yang bersifat konstan dari waktu ke varying volatility (volatilitas sebelumnya
waktu. Apabila residual tidak bersifat konstan, mempengaruhi volatilitas sekarang).
maka terkandung masalah heteroskedastisitas. Metode pendekatan yang digunakan pada
ARCH singkatan dari Autoregressive penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
Conditional Heteroscedasticity. Dalam menggunakan logika deduktif (deductive process)
perkembangannya, muncul variasi dari model ini, yang menguji teori dan hipotesis. Konsep,
yang dikenal dengan nama GARCH, singkatan variabel, dan hipotesis dipilih sebelum penelitian
dari Generalized Autoregressive Conditional dimulai dengan tujuan untuk mengembangkan
Heteroscedasticity. Model ARCH dikembangkan generalisasi teori yang memungkinkan orang
oleh Robert Engle (1982) dan dimodifikasi oleh untuk memprediksi, menjelaskan, dan memahami
Mills (1999). GARCH dimaksudkan untuk beberapa fenomena dengan lebih baik (Silalahi,
memperbaiki ARCH dan dikembangkan oleh Tim 2009 : 85).
Bollerslev (1986 dan 1994). Populasi yang menjadi obyek pada penelitian
Menurut Winarno (2007 : 82), dalam model ini adalah data harga penutupan saham harian
ARCH, varian residual data runtun waktu tidak (closing price) indeks LQ 45 mulai periode 5
hanya dipengaruhi oleh variabel independen, Januari 2009 sampai dengan 30 Desember 2011.
tetapi juga dipengaruhi oleh nilai residual Sedangkan sampel yang digunakan dalam
variabel yang diteliti. Model ARCH penelitian ini adalah seluruh data yang menjadi
menggunakan dua persamaan berikut ini, populasi dalam penelitian ini. Jumlah
Yt = β0 + β1 X1t + εt pengamatan adalah 780 hari pengamatan dimana
σt2 = α0 + α1 εt-1 2 hari efektif perdagangan pada bursa saham adalah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
5 hari kerja dalam satu minggu yaitu Senin- Desember 2011. Gambar tersebut menunjukkan
Jumat. bahwa harga saham pada indeks LQ 45 cukup
Teknik pengumpulan data dalam penelitian fkluktuatif dengan kecenderungan meningkat
ini adalah menggunakan teknik dokumentasi. (trend naik).
Pengumpulan data dimulai dengan tahap Dapat dilihat pada gambar bahwa sepanjang
penelitian pendahuluan, yaitu melakukan studi tahun 2009 sampai dengan 2011 data harga
kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan saham pada indeks LQ 45 memiliki tingkat
literatur, jurnal-jurnal ekonomi dan bisnis, dan volatilitas yang cukup tinggi. Volatilitas yang
bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan cukup tinggi ini ditunjukkan oleh suatu fase
pasar modal. dimana fluktuasinya relatif tinggi dan kemudian
Teknik analisis yang digunakan dalam diikuti fluktuasi yang rendah dan kembali tinggi.
mengaplikasikan model GARCH pada penelitian Hal ini menunjukkan bahwa data ini mempunyai
ini menggunakan bantuan perangkat lunak rata-rata dan varian yang tidak konstan.
program Eviews 6 dengan urutan langkah sebagai B. Deskripsi Variabel Penelitian
berikut : Statistik deskriptif merupakan bagian dari
1. Uji Stasioneritas Data statistik yang menitikberatkan pada
a. Uji Stasioneritas pengumpulan, penyajian, pengolahan serta
b. Proses Diferensi peringkasan data yang mana aktivitas ini tidak
2. Identifikasi Model ARIMA berlanjut pada penarikan kesimpulan. Statistik
3. Estimasi Model ARIMA deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk
4. Uji Diagnosis Model ARIMA memberikan informasi mengenai karakteristik
5. Identifikasi efek ARCH-GARCH variabel penelitian, informasi yang disajikan
(Heteroskedastisitas) antara lain mean, nilai maksimum, nilai minimum
6. Estimasi model GARCH dan standar deviasi. Pengukuran statistik
7. Evaluasi model deskriptif sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan program Eviews 6. Berikut ini adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN statistik deskriptif dari variabel yang diteliti.
A. Gambaran Umum Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar 140
Series: HARGA
dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki 120 Sample 1/05/2009 12/30/2011
Observations 780
nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan 100
Mean 544.5583
indikator likuidasi. 80
Median
Maximum
570.4500
742.5020
Indeks saham LQ 45 memiliki volume 60
Minimum
Std. Dev.
242.4750
130.9282
perdagangan serta pergerakan harga saham yang 40
Skewness
Kurtosis
-0.747018
2.581245
lebih fluktuatif (naik atau turun). Fluktuasi pada 20 Jarque-Bera 78.24377
indeks saham LQ 45 dapat dilihat pada grafik 0
Probability 0.000000

sebagai berikut. 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750

Gambar 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Harga Penutupan (Closing Price) Sumber : data diolah, 2012
Indeks Saham LQ 45
Gambar 2 menunjukkan hasil dari statistik
deskriptif untuk variabel harga penutupan harian
indeks saham LQ 45. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa rata-rata harga saham harian untuk
periode tersebut adalah sebesar 544,5583 dan
standar deviasi 130,9282. Besarnya nilai standar
deviasi tersebut mengindikasikan secara awal
bahwa data harga penutupan harian indeks
Gambar 1. Volatilitas harga saham pada Indeks LQ 45 saham LQ 45 memiliki pergerakan acak dan
Sumber : data diolah, 2012
volatil.
Gambar 1 merupakan grafik harga penutupan Nilai minimum untuk harga penutupan
(closing price) indeks LQ 45 yang diambil pada harian indeks saham LQ 45 adalah 242,4750.
periode Januari tahun 2009 sampai dengan Nilai tersebut terjadi pada tanggal 2 Maret 2009.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Nilai maksimum harga penutupan harian indeks stasioner. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses
saham LQ 45 sebesar 742,5020 yaitu terjadi pada diferensi (difference). Proses diferensi adalah
tanggal 01 Agustus 2011. Perbedaan yang cukup suatu proses mencari perbedaan antara data satu
besar antara nilai minimum dan maksimum pada periode dengan periode yang lainnya secara
data harga saham tersebut menunjukkan bahwa berurutan. Hasil uji stasioneritas pada tingkat
pergerakan harga saham mengalami fluktuasi dan diferensi satu menunjukkan bahwa nilai koefisien
variasi yang cukup tinggi. ACF cukup rendah dan mendekati nol (0,010)
Statistik deskriptif variabel pada gambar 2 pada kelambanan satu dan pada setiap
juga menunjukkan bahwa variabel harga kelambanan nilai koefisien ACF relatif kecil,
penutupan harian indeks saham LQ 45 bahkan sampai pada kelambanan 30 nilai
mempunyai nilai minimum yang lebih kecil dari koefisien ACF sebesar -(0,049). Pola nilai
mean yaitu (242,4750<544,5583). Nilai koefisien ACF dengan proses diferensi sudah
maksimum harga saham lebih besar dari mean menunjukkan bahwa data stasioner.
(742,5020>544,5583) serta standart deviation 2. Identifikasi Model ARIMA
yang lebih kecil dari mean (130,9282<544,5583). Setelah mendeteksi masalah stasioneritas
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel data maka selanjutnya adalah identifikasi model
mengindikasikan hasil yang baik, karena nilai ARIMA untuk data harga penutupan harian
minimum lebih kecil dari mean, nilai maksimum (closing price) indeks saham LQ 45. Metode
lebih besar dari mean serta standart deviation baku yang digunakan untuk pemilihan model
(SD) lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean). ARIMA melalui correlogram yaitu
C. Penerapan Model autocorrelation function (ACF) dan partial
1. Uji Stasioneritas Data autocorrelation function (PACF). ACF adalah
a. Uji Stasioneritas perbandingan antara kovarian pada kelambanan k
Penerapan model autoregresif dengan variannya, sedangkan PACF dapat
mensyaratkan bahwa data yang digunakan adalah didefinisikan sebagai korelasi antara Yt dan Yt-k.
data yang stasioner. Data dinyatakan stasioner Model AR menunjukkan nilai prediksi
jika nilai rata-rata dan varian dari data tersebut variabel dependen Yt hanya merupakan fungsi
tidak mengalami perubahan secara sistematik linier dari sejumlah Yt aktual sebelumnya. Model
sepanjang waktu. Metode yang digunakan untuk MA menyatakan nilai prediksi variabel dependen
menguji stasioneritas data pada penelitian ini Yt dipengaruhi oleh nilai residual periode
adalah dengan melihat correlogram melalui sebelumnya. Secara umum dapat didefinisikan
Autocorrelation Function (ACF). model ARIMA(p,d,q) dimana p dan q adalah
ACF menjelaskan seberapa besar korelasi tingkat kelambanan dan d adalah tingkat
data yang berurutan dalam runtut waktu, yang diferensi.
merupakan perbandingan antara kovarian pada Dengan melihat grafik autocorrelation dan
kelambanan k dengan variannya. Jika nilai ACF partial correlation pada program Eviews 6,
pada setiap kelambanan mendekati atau sama diketahui bahwa pada kelambanan 3 dan 4 grafik
dengan nol maka data adalah stasioner, dan jika autocorrelation dan partial correlation melebihi
sebaliknya nilai koefisien ACF relatif tinggi dan garis batas autokorelasinya, sehingga dapat
mendekati 1 maka data tidak stasioner. ACF pada diestimasi model tentatif ARIMA pada tingkat
tabel hasil uji stasioneritas melalui program lag ketiga (3) dan keempat (4). Sesuai dengan
Eviews 6 menunjukkan bahwa nilai koefisien teori yang dikemukakan Widarjono, bahwa
ACF cukup tinggi dan mendekati angka 1 yaitu umumnya pada setiap kelambanan grafik ACF
sebesar 0,995 pada kelambanan satu dan dan PACF akan berada di dalam garis batas
kemudian menurun secara gradual, bahkan autokorelasi. Beberapa titik kelambanan yang
sampai pada kelambanan 30 nilai koefisien ACF melebihi garis batas dapat diidentifikasi sebagai
masih relatif besar 0,850. Nilai koefisien ACF tingkat AR dan MA karena menunjukkan
seperti ini menunjukkan bahwa data harga saham besarnya autokorelasi atau pengaruh pada
indeks LQ 45 pada periode tersebut adalah tidak kelambanan tersebut (Widarjono, 2005 : 309).
stasioner. Sehingga dapat dicoba beberapa model
b. Proses diferensi tentatif ARIMA dengan AR(p) dan MA(q) pada
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa tingkat (3) dan (4) dan pada tingkat diferensi (d)
penerapan model autoregresif mensyaratkan data satu. Sesuai dengan bentuk umum ARIMA(p,d,q)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
maka model tentatif yang akan diestimasi terdiri signifikan karena nilai probabilitasnya yang lebih
dari 6 model sebagai berikut: besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
a. model ARIMA dengan AR pada tingkat model ARIMA(3,1,0) belum cukup baik
lag ketiga atau AR(3), tingkat diferensi meskipun probabilitas keseluruhan adalah kurang
pertama d(1), dan tanpa memasukkan dari 0.05, yang ditunjukkan oleh Prob (F-
unsur MA atau MA(0) yaitu statistic) pada tabel yaitu 0,042192.
ARIMA(3,1,0), b. ARIMA(0,1,3)
b. model ARIMA dengan tanpa Berdasarkan identifikasi model, model
memasukkan unsur AR atau AR(0), tentatif ARIMA yang kedua yaitu ARIMA(0,1,3)
tingkat diferensi pertama d(1), dan dengan dapat dibentuk dalam persamaan sesuai dengan
MA pada tingkat lag ketiga atau MA(3) hasil estimasi pada tabel dengan menggunakan
yaitu ARIMA(0,1,3), program Eviews 6 yaitu sebagai berikut:
c. model ARIMA dengan AR pada tingkat D Harga saham = 0,492722 - 0,011855
lag ketiga atau AR(3), tingkat diferensi MA(1) + 0,025139 MA(2) – 0,111107 MA(3) + εt
pertama d(1), dan dengan MA pada Koefisien regresi pada tingkat MA(1) dan
tingkat lag ketiga atau MA(3) yaitu MA(2) adalah tidak signifikan karena nilai
ARIMA(3,1,3), probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05. Hal
d. model ARIMA dengan AR pada tingkat tersebut menunjukkan bahwa model
lag keempat atau AR(4), tingkat diferensi ARIMA(0,1,3) belum cukup baik meskipun
pertama d(1), dan tanpa memasukkan probabilitas keseluruhan adalah kurang dari 0.05,
unsur MA atau MA(0) yaitu yang ditunjukkan oleh Prob (F-statistic) pada
ARIMA(4,1,0), tabel yaitu 0,029291.
e. model ARIMA dengan tanpa c. ARIMA(3,1,3)
memasukkan unsur AR atau AR(0), Model tentatif ARIMA yang ketiga yaitu
tingkat diferensi pertama d(1), dan dengan ARIMA(3,1,3) dapat dibentuk dalam persamaan
MA pada tingkat lag ketiga atau MA(4) sesuai dengan hasil estimasi yaitu sebagai
yaitu ARIMA(0,1,4), berikut:
f. model ARIMA dengan AR pada tingkat D Harga saham = 0,506649 + 0,746590
lag ketiga atau AR(4), tingkat diferensi AR(1) - 0,342669 AR(2) + 0,058675 AR(3) –
pertama d(1), dan dengan MA pada 0,748502 MA(1) + 0,368224 MA(2) – 0,190175
tingkat lag keempat atau MA(4) yaitu MA(3) + εt
ARIMA(4,1,4). Koefisien regresi pada tingkat AR(2),(3) dan
3. Estimasi Model ARIMA MA(2),(3) adalah tidak signifikan karena nilai
Setelah menetapkan model tentatif ARIMA probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05. Hal
maka dapat diestimasi model tentatif persamaan tersebut menunjukkan bahwa model
tersebut. Hasil estimasi untuk masing-masing ARIMA(3,1,3) belum cukup baik meskipun
model tentatif ARIMA adalah sebagai berikut : probabilitas keseluruhan adalah kurang dari 0.05,
a. ARIMA(3,1,0) yang ditunjukkan oleh Prob (F-statistic) pada
Berdasarkan identifikasi model, model tabel yaitu 0,007685.
tentatif ARIMA yang pertama yaitu d. ARIMA(4,1,0)
ARIMA(3,1,0) dapat dibentuk dalam persamaan Hasil estimasi untuk model ARIMA yang
sesuai dengan hasil estimasi pada tabel pada keempat, yaitu ARIMA(4,1,0) dapat dibentuk
program Eviews 6 yaitu sebagai berikut: dalam persamaan sesuai dengan hasil estimasi
D Harga saham = 0,503695 + 0,011590 pada tabel program Eviews 6 yaitu sebagai
AR(1) + 0,020582 AR(2) – 0,100435 AR(3) + εt berikut:
Dengan mengikuti standar distribusi normal, D Harga saham = 0,498963 + 5,65E-05
maka interval dengan keyakinan sebesar 95% AR(1) + 0,023257 AR(2) – 0,098903 AR(3) –
atau α=5%, model yang diestimasi dapat 0,118568 AR(4) + εt
dikatakan sudah baik jika probabilitias nilai Koefisien regresi pada tingkat AR(1) dan
koefisien secara keseluruhan maupun secara AR(2) adalah tidak signifikan karena nilai
parsial pada setiap variabel adalah kurang dari probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05. Hal
0,05 (Widarjono, 2005 : 305). Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa model
pada tingkat AR(1) dan AR(2) adalah tidak ARIMA(4,1,0) belum cukup baik meskipun

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
probabilitas keseluruhan adalah kurang dari 0.05, Tabel 1. Rekapitulasi R2 dan AIC Masing-masing Model
yang ditunjukkan oleh Prob(F-statistic) pada
MODEL R2 AIC
tabel yaitu 0,000755.
ARIMA (3,1,0) 0,010549 7,072344
e. ARIMA(0,1,4) ARIMA (0,1,3) 0,011538 7,068369
Berdasarkan identifikasi model, model ARIMA (3,1,3) 0,022412 7,068015
tentatif ARIMA yang kelima yaitu ARIMA (4,1,0) 0,024455 7,061890
ARIMA(0,1,4) dapat dibentuk dalam persamaan ARIMA (0,1,4) 0,23809 7,058445
sesuai dengan hasil estimasi sebagai berikut: ARIMA (4,1,4) 0,043093 6,823716
D Harga saham = 0,494422 + 0,001934 Sumber : data diolah, 2012
MA(1) + 0,017029 MA(2) – 0,099586 MA(3) –
0,114745 MA(4) + εt Kriteria lain untuk menentukan model
Koefisien regresi pada tingkat MA(1) dan terbaik dapat dilakukan dengan memilih model
MA(2) adalah tidak signifikan karena nilai yang memiliki ukuran kebaikan yang besar dan
probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05. Hal koefisien yang nyata. Dua hal ini tercakup
tersebut menunjukkan bahwa model sekaligus dalam AIC (Akaike Information
ARIMA(0,1,4) belum cukup baik meskipun Criterion). AIC adalah kriteria yang
probabilitas keseluruhan adalah kurang dari 0.05, menyediakan ukuran informasi yang dapat
yang ditunjukkan oleh Prob (F-statistic) pada menyeimbangkan ukuran kebaikan model dan
tabel yaitu 0,000910. efisiensi. Model yang baik dipilih berdasarkan
f. ARIMA(4,1,4) nilai AIC yang terkecil (Nachrowi, 2006 : 129).
Hasil estimasi untuk model ARIMA yang Hasil rekapitulasi nilai AIC pada tabel 1
keenam, yaitu ARIMA(4,1,4) dapat dibentuk menunjukkan bahwa dari masing-masing model,
dalam persamaan sesuai dengan hasil estimasi yang memiliki nilai AIC paling rendah yaitu
pada tabel dengan menggunakan program Eviews ARIMA(4,1,4) sebesar 6,823716. Karena
6 yaitu sebagai berikut: ARIMA(4,1,4) memiliki nilai AIC paling rendah
D Harga saham = 0,590148 + 1,790733 maka dapat dikatakan bahwa model tersebut
AR(1) – 1,700350 AR(2) + 1,656187 AR(3) – merupakan model yang terbaik.
0,874013 AR(4) – 1,809820 MA(1) + 1,722508 Hasil tersebut sekaligus dapat menjawab
MA(2) – 1,749405 MA(3) + 0,957982 MA(4) + hipotesis dari penelitian ini yaitu:
εt harga dan nilai residual pada periode sebelumnya
Seluruh koefisien regresi pada setiap tingkat mempengaruhi harga pada periode ini. Hal ini
AR dan MA adalah signifikan karena nilai ditunjukkan oleh hasil penerapan model
probabilitasnya yang kurang dari 0,05 dan ARIMA(4,14) yang paling signifikan dengan
mendekati 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa memasukkan kedua unsur AR dan MA dimana
model ARIMA(4,1,4) sudah cukup baik. Hal AR menjelaskan pengaruh harga pada periode
tersebut juga didukung oleh probabilitas sebelumnya sedangkan MA menjelaskan
keseluruhan yang juga kurang dari 0,05, yang pengaruh nilai residual pada periode sebelumnya.
ditunjukkan oleh Prob (F-statistic) pada tabel 4. Uji Diagnosis Model ARIMA
yaitu 0,000219. Model ARIMA yang terpilih kemudian harus
Berdasarkan tabel statistik masing-masing diuji apakah menghasilkan residual yang random
model, hasil estimasi model ARIMA yang terbaik (white noise) sehingga merupakan model yang
adalah ARIMA(4,1,4). Model terbaik didasarkan baik yang mampu menjelaskan data dengan baik.
pada goodness of fit yaitu tingkat signifikansi Uji diagnosis akan melihat model sudah baik
variabel independen melalui nilai koefisien melalui residual yang diperoleh yang harus
determinasi (R2). Dapat dilihat pada tabel 10, bersifat random (white noise). Residual yang
rekapitulasi statistik bahwa nilai R2 yang paling random (white noise) dapat dilihat melalui
besar adalah pada model ARIMA(4,1,4) yaitu correlogram ACF maupun PACF. Jika koefisien
sebesar 0,043093. Hal ini menunjukkan bahwa ACF maupun PACF secara individual tidak
model ARIMA(4,14) dapat dipilih karena signifikan maka residual yang didapatkan adalah
merupakan model terbaik dari keseluruhan model bersifat random. Dengan demikian tidak perlu
yang telah diestimasi. dicari model alternatif yang lain. Jika residual
tidak bersifat white noise maka harus kembali ke
langkah pertama untuk memilih model yang lain.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Signifikan tidaknya koefisien ACF dan PACF lebih tepat untuk data yang mengalami masalah
bisa dilihat melalui uji Ljung-Box (LB). heteroskedastisitas. Nilai AIC sebesar 6,799256
Program Eviews secara langsung member lebih rendah dibandingkan nilai AIC pada model
informasi nilai statistik LB. Jika nilai statistik LB ARIMA yang sebesar 6,82716.
sampai pada kelambanan 30 lebih kecil dari nilai Hasil untuk estimasi model GARCH(1,1)
statistik distribusi chi squares (X)2 maka dapat berdasarkan tabel pada program Eviews
dikatakan residual bersifat white noise. Nilai menunjukkan bahwa model GARCH(1,1)
statistik distribusi chi squares (X)2 dengan df memberikan hasil koefisien yang lebih signifikan
sebesar 30 pada α = 5% yaitu sebesar 43,7792 dibandingkan dengan model ARCH(1). Nilai R2
(tabel data terlampir). Sedangkan nilai statistik yang lebih besar, juga menunjukkan bahwa
LB yang dihasilkan adalah sebesar 20,516, lebih model GARCH(1,1) lebih baik. Kepatan
kecil dari nilai statistik distribusi chi squares penggunaan model GARCH dapat dibuktikan
(X)2. Hal ini menunjukkan bahwa residual yang dengan pengujian setelah memasukkan unsur
diestimasi dari persamaan model ARIMA(4,1,4) persamaan GARCH apakah model sudah terbebas
merupakan residual yang white noise. dari unsur heteroskedastisitas.
5. Identifikasi Efek ARCH-GARCH 7. Evaluasi Model
(Heteroskedastisitas) Pengujian kembali dengan correlogram
Dalam pemodelan GARCH didahului residual kuadrat dan uji ARCH-LM yang
dengan identifikasi apakah data yang diamati hasilnya dapat diketahui bahwa nilai statistik LB
mengandung heteroskedastisitas atau tidak. Ini sebesar 23,293 adalah lebih kecil dari nilai kritis
dapat dilakukan antara lain dengan mengamati statistik dari tabel distribusi chi squares (X2) yaitu
beberapa ringkasan statistik dari data. Pengujian sebesar 43,7792. Hal ini menunjukkan bahwa
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan residual kuadrat menunjukkan sudah tidak adanya
mengetahui pola residual kuadrat dari unsur ARCH atau heteroskedastisitas. Melalui
correlogram dan dengan menggunakan uji table juga dapat diketahui bahwa nilai hitung X2
ARCH-LM. Uji ini didasarkan pada hipotesis nol yakni (obs*R2) sama dengan 0,105301 dengan
yaitu tidak terdapatnya efek ARCH/ARCH error. probabilitas 0,7456 atau α lebih besar dari 1%.
Hasil pengujian terhadap residual kuadrat Dengan demikian sampai kelambanan 30 secara
untuk mengetahui ada tidaknya unsur ARCH statistik signifikan sehingga dapat dikatakan
pada model yang telah dipilih dapat diketahui model yang digunakan sudah tidak mengandung
bahwa nilai statistik LB (ditunjukkan oleh Q-stat) unsur ARCH. Kedua pengujian tersebut
sebesar 98,623 adalah lebih besar dari nilai kritis menunjukkan bahwa model yang digunakan
statistik dari tabel distribusi chi squares (X2) yaitu sudah baik dan terbebas dari unsur
sebesar 43,7792 (tabel data terlampir). Hasil heteroskedastisitas.
pengujian menunjukkan bahwa residual kuadrat Dalam persamaan varian koefisien pada
menunjukkan adanya unsur ARCH atau GARCH(1,1) signifikan secara statistik yang
heteroskedastisitas. berarti volatilitas terdapat pada data return saham
Melalui hasil pengujian, dapat disimpulkan dalam periode penelitian. Hal ini juga berarti
bahwa model ARIMA(4,1,4) pada data return bahwa kesalahan prediksi (residual) return harga
harga saham harian indeks LQ 45 mengandung saham dipengaruhi oleh residual periode
heteroskedastisitas atau unsur ARCH. Oleh sebelumnya. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
karena itu, harus dilakukan perbaikan terhadap secara signifikan terdapat time-varying volatility
model autoregresif yaitu dengan menerapkan dalam return saham harian selama periode 2009-
model ARCH-GARCH. 20011 dengan menggunakan model GARCH
6. Estimasi Model GARCH (1,1).
Penerapan model ARCH-GARCH dapat Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
dilakukan pada model yang telah diestimasi data harga penutupan harian saham indeks LQ 45
sebelumnya yaitu ARIMA(4,1,4) dengan bantuan terdapat unsur heteroskedastisitas yang berarti
software Eviews, dapat diketahui setelah bahwa varian residual dari data ini tidak konstan
memasukkan unsur ARCH hasil estimasi dan berubah-ubah dari satu periode ke periode
memberikan nilai AIC yang lebih rendah. Hal ini lain. Hal ini semakin membuktikan bahwa pada
menunjukkan bahwa penggunaan model ARCH data keuangan khususnya indeks harga saham
sangat tinggi tingkat volatilitasnya. Volatilitas di

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dalam pasar finansial sangat sensitif terhadap Saran
perubahan-perubahan variabel ekonomi. Model GARCH adalah model yang cocok
Model GARCH adalah model yang cocok untuk diterapkan dalam menganalisis data time
untuk digunakan dalam meramalkan data series khususnya pada data keuangan seperti
keuangan yang mengandung unsur indeks harga saham yang bersifat
heteroskedastisitas seperti harga saham. heteroskedastisitas.
Penerapan model GARCH(1,1) pada data harga Investor sebaiknya mempertimbangkan
penutupan harian (closing price) saham pada variabel lain yang mungkin mempengaruhi harga
indeks LQ 45 periode 2009-2011 menunjukkan selain harga itu sendiri di masa lalu, yaitu seperti
bahwa return saham di Indonesia memiliki inflasi, nilai kurs, indeks harga saham lainnya.
permasalahan time varying volatility, dimana Hal ini harus diperhatikan investor dalam
volatilitas return saham pada periode sebelumnya meramalkan harga saham pada periode
mempengaruhi volatilitas return saham saat ini. berikutnya sehingga dapat meminimalkan risiko
investasi yang mungkin terjadi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Anton. 2006. Analisis Model Volatilitas Return
data harga penutupan harian saham indeks Saham. Semarang : Universitas Diponegoro.
LQ 45 terdapat unsur heteroskedastisitas Arifin, Agus Zainul. 2004. Manajemen Investasi.
yang berarti bahwa varian residual dari data Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar-
ini tidak konstan dan berubah-ubah dari satu UMB.
periode ke periode lain. Penerapan model Firdaus, M. 2006. Analisis Deret Waktu Satu
GARCH pada data harga penutupan harian Ragam. Bogor : IPB Press. Yogyakarta
(closing price) saham pada indeks LQ 45 (Anggota IKAPI).
periode 2009-2011 menunjukkan bahwa Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portfolio
return saham di Indonesia memiliki dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat.
permasalahan time varying volatility, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan
dimana volatilitas return saham pada periode Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
sebelumnya mempengaruhi volatilitas return Nachrowi, D. dan Hardius Usman. 2006.
saham saat ini. Pendekatan Populer dan Praktis
2. Harga saham dan nilai residual pada periode Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan
sebelumnya mempengaruhi harga saham Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit
pada periode saat ini. Pada harga saham Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
indeks LQ 45, harga pada periode 3 dan 4 Ramadhona, Bakasenjaya. 2004. Analisis Risiko
hari sebelumnya adalah yang paling Investasi dengan Pendekatan Model ARCH-
berpengaruh. Adanya pengaruh harga pada GARCH dan Pendugaan Harga Saham
periode sebelumnya terhadap harga saat ini dengan Pendekatan Model Time Series pada
sangat kecil tingkat pengaruhnya yaitu Perusahaan Agribisnis Terpilih di PT. Bursa
sebesar 2,8364%. Efek Jakarta. Bogor : Institut Pertanian
3. Efisiensi pasar modal di Indonesia termasuk Bogor.
bentuk efisiensi yang lemah (weak form Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial.
efficiency) yang juga ditunjukkan oleh return Bandung : PT Refika Aditama.
harga saham yang mengalami volatilitas dan Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika: Teori dan
random walk. Dengan mengetahui Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis.
bagaimana harga sekuritas telah bergerak di Yogyakarta : Ekonisia FE UI.
masa lalu tidak dapat diterjemahkan ke Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis
dalam prediksi yang akurat tentang harga Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
saham di masa yang akan datang. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 7 No. 2 Januari 2014 | 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai