Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi

Volume 2, No. 1, 2020

Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return


Saham Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017
Ayu Agustin Ika Pratama, Aris Susetyo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Bangsa
ayuagustin543@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh closing price, trading volume activity, dan volatilitas
return saham secara parsial maupun simultan terhadap bid-ask spread perusahaan index LQ45 tahun 2017.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder harian. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 tahun 2017 yang berjumlah 45
perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang menghasilkan
jumlah sampel sebanyak 33 perusahaan dan 238 hari sehingga membentuk data panel sebanyak 7854
sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel Fixed Effect Model dengan
bantuan aplikasi software Eviews 10. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : 1) closing price berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread, 2)
trading volume activity berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread, 3) volatillitas return saham
berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread, dan 4) closing price, trading volume activity, dan
volatilitas return saham berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread.
Kata Kunci : bid-ask spread, closing price, trading volume activity, volatilitas return saham.

Abstract
The purpose of this research was to determine the effect of closing price, trading volume activity, and
volatility of stock return partially and simultaneously on the bid-ask spread of the LQ45 index in 2017. The
data sources used in this study were secondary data in the form of daily data. The population used in this
study were companies listed in the 2017 LQ45 Index which amount to 45 companies. The sampling
technique was purposive sampling method which resulted total sample of 33 companies and 238 days to
form a panel data of 7854 samples. The analysis technique used was panel data regression analysis Fixed
Effect Model with the used of Eviews 10 Software. This study used multiple linear regression analysis. The
results show that: 1) closing price has a significant effect on the bid-ask spread, 2) trading volume activity
has a significant effect on the bid-ask spread, 3) volatility of stock return has a significant effect on bid-ask
spread, and 4) closing price, trading volume activity, and the volatility of stock returns have a significant
effect on the bid-ask spread.
Keywords: bid-ask spread, closing price, trading volume activity, volatility of stock return.

PENDAHULUAN memperkecil kemungkinan kerugian, seperti saham-


Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal saham yang berada pada Indeks LQ 45. Saham-saham
telah membuat pengelompokan terhadap saham-saham perusahaan yang menjadi bagian dari Indeks LQ 45
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ke dalam merupakan saham yang telah terseleksi melalui berbagai
beberapa kelompok indeks saham, salah satunya adalah kriteria. Tidak hanya memiliki tingkat likuiditas yang
LQ 45. Indeks LQ 45 menggunakan 45 perusahaan atau tinggi, namun saham-saham Indeks LQ 45 juga memiliki
emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) kapitalisasi pasar yang besar. Selain itu, nilai transaksi,
sebagai perhitungannya. Sesuai dengan namanya, Indeks jumlah hari perdagangan, frekuensi transaksi sahamnya,
Liquid (LQ) 45, merupakan indeks yang terdiri dari 45 serta kondisi keuangan yang baik dan prospek
perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tertinggi pada pertumbuhan yang bagus juga diperhitungkan (Indonesia
periode tertentu. Indeks LQ 45 merupakan pelengkap Stock Exchange, 2010).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena terdiri dari Ketika seorang investor berkeinginan untuk membeli
45 saham unggulan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia saham, maka broker akan mengajukan harga yang
(BEI). Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa dimintanya. Demikian pula sebaliknya, bila seorang
Indeks LQ 45 merupakan intisari dari IHSG dimana investor berkeinginan untuk menjual saham maka broker
pergerakannya baik kenaikan maupun penurunan Indeks akan memberikan harga penawaran. Harga saham diduga
LQ 45 diikuti serta sejalan dengan kenaikan atau mempengaruhi bid-ask spread, karena jika harga saham
penurunan IHSG. Sehingga LQ 45 dapat digunakan untuk dinilai terlalu tinggi oleh pasar, jumlah permintaannya
memonitori pergerakan harga saham yang aktif akan berkurang. Jika permintaan berkurang, maka akan
diperdagangkan. berakibat saham bersangkutan tidak liquid. Investor tidak
Pemilihan saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan membeli saham tersebut karena biaya yang semakin
dapat menjadi salah satu pilihan investor untuk tinggi sehingga akan mempengaruhi bid-ask spread

81
Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017

saham. Sehingga dapat dikatakan bahwa bid-ask spread tersebut akan menurunkan bid-ask spread saham (Nany,
saham perusahaan ditentukan oleh pialang saham. Pialang 2003).
akan bersiap membeli atau menjual pada kisaran harga Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui
yang sudah ditentukan. Dengan bertindak sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya
perantara antara penjual dan pembeli ini, pialang bid-ask spread. Sehingga judul penelitian ini adalah
membuka jalan bagi investor untuk bertransaksi sesuai “Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity dan
permintaan. Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread” Pada
Pengetahuan tentang bid ask spread sangat perlu bagi Perusahaan di Indeks LQ45 Tahun 2017.
investor terutama yang mengharapkan memperoleh
capital gain, karena hal ini dipandang sebagai salah satu LANDASAN TEORI
komponen biaya dalam perdagangan saham. Bid ask Indeks LQ45
spread juga mempunyai pengaruh yang cukup besar
Indeks LQ45 adalah indeks yang terdiri dari 45 saham
dalam bursa saham beberapa negara di mancanegara.
perusahaan go public yang dipilih berdasarkan
Namun, demikian pada umumnya para investor dalam
pertimbangan tingkat likuiditas yang tinggi dan
menanamkan investasinya terlihat kurang memperhatikan
kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi dengan
perilaku bid ask spread, padahal bid ask spread saham
beberapa kriteria pemilihan. Indeks LQ45 diluncurkan
memberikan banyak informasi bagi investor tentang
pada bulan Februari 1997. Sejak diluncurkan pada bulan
return, risiko saham, dan lain-lain (Hartono, 2003:2).
Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah
Bursa efek disiapkan untuk membantu pialang dan
nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan
spesialis lainnya dalam mengkoordinasikan harga
perkembangan pasar, dan untuk lebih mempertajam
penawaran dan permintaan. Harga penawaran adalah
kriteria likuiditas, maka sejak reviews bulan Januari 2005,
jumlah yang bersedia dibayarkan pembeli untuk
jumlah perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan
keamanan tertentu; harga yang diminta adalah jumlah
sebagai ukuran likuiditas.
yang diinginkan penjual untuk keamanan tertentu dan
Nilai pasar agregat dari saham-saham tersebut
selalu sedikit lebih tinggi dari harga penawaran.
meliputi sekitar lebih dari 72% dari total kapitalisasi pasar
Perbedaan antara harga bid dan ask adalah apa yang
di Bursa Efek Indonesia. Nilai agregat ini meliputi sekitar
disebut bid-ask spread dan perbedaan ini merupakan
72,5% dari total transaksi di pasar regular. Dengan
keuntungan bagi broker atau spesialis yang menangani demikian indeks LQ-45 ini memberikan gambaran yang
transaksi.
akurat akan perubahan nilai pasar dari seluruh saham yang
Corporate insiders (para pekerja dan manajemen) aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada umumnya mempunyai informasi yang lebih baik
(Fakhuddin dan Hardianto, 2001:203).
daripada investor lain tentang kondisi perusahaan saat ini Untuk dapat masuk dalam Indeks LQ45, suatu saham
dan prospeknya di masa mendatang. Permasalahan yang
harus memenuhi kriteria tertentu melewati seleksi utama,
muncul di pasar modal, investor dihadapkan pada kondisi sebagai berikut:
ketidak seimbangan informasi atau asimetri informasi,
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi
dimana sebagian pelaku pasar/partisipan memiliki saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi
informasi yang lebih superior dibandingkan dengan
selama 12 bulan terakhir).
pelaku pasar yang lainnya. Besar kecilnya spread 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai
menunjukkan seberapa besar informasi asimeti diantara
kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir),
pelaku pasar. Untuk mengurangi tingkat asimetri 3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.
informasi tersebut maka pelaku pasar berupaya
Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar,
mendapatkan sinyal tertentu yang dapat dijadikan sebagai indeks LQ45 juga melihat keadaan kondisi keuangan dan
informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi.
prospek pertumbuhan perusahaan. Bursa efek secara rutin
Usaha ini akan menimbulkan biaya informasi. memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45
Adanya informasi asimetris membuat para investor
saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45.
kesulitan dalam membedakan antara perusahaan yang Indeks LQ-45 ini akan ditinjau ulang setiap 3 bulan,
berkualitas tinggi dan berkualitas rendah. Pernyataan para
dilakukan review pergerakan ranking saham-saham yang
manajer dinilai tidak membawa informasi yang akan digunakan dalam perhitungan indeks LQ-45.
bermanfaat, sehingga hal ini mengakibatkan para investor
Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali,
akan menilai rendah semua saham perusahaan. Kondisi ini yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila
dikenal dengan istilah “pooling equilibrium” di mana
terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi,
semua perusahaan baik mempunyai maupun tidak maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks
mempunyai prospek pertumbuhan dan keuntungan yang
dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
bagus pada masa mendatang, dimasukkan dalam kategori
yang sama (Megginson, 2000) dalam Nany, 2003). Prinsip
dari teori sinyal ini adalah “actions convey information” Bid-ask Spread
yang mengajarkan bahwa setiap setiap tindakan Dalam sistem lelang kontinyu di pasar modal, harga
mengandung informasi (Atmaja, 1999) dalam Nany, transaksi ditentukan oleh penawaran (supply) dan
2003). Perilaku para manajer dalam memberi sinyal permintaan (demand) dari investor. Harga transaksi
terhadap para investor tersebut tentunya akan mengurangi ditentukan apabila ada pertemuan antara harga penawaran
informasi asimetris yang terjadi, sehingga tindakan penjualan (ask price) dan harga permintaan pembelian

82
Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017

(bid price) dari investor (Hartono, 2017:16). Bid price memiliki informasi inferior. Informasi asimetri
merupakan harga beli tertinggi dimana investor bersedia menyebabkan munculnya perilaku adverse selection
untuk membeli saham sedangkan ask price merupakan yaitu investor yang mempunyai informasi superior
harga jual terendah dimana investor bersedia untuk akan melakukan aksi jual ketika investor lain yang
menjual sahamnya. Bid-ask spread merupakan selisih memiliki sedikit informasi memasang harga bid terlalu
antara ask price dan bid price. Investor memperoleh tinggi. Sebaliknya, investor yang memiliki informasi
keuntungan dari spread kedua harga tersebut (Jones, inferior akan melakukan aksi beli ketika investor lain
2007:108). Oleh karena itu, bid-ask spread dapat memiliki sedikit informasi memasang harga ask terlalu
dijadikan sebagai cerminan ukuran biaya transaksi saham rendah, sehingga investor yang memiliki sedikit
(Atkins dan Dyl, 1997:310). Bid-ask spread sebagai salah informasi akan mengalami risiko rugi.
satu cerminan transaction cost yang lebih tinggi akan
ditahan/dimiliki lebih lama oleh investor dalam waktu Closing Price
yang relatif pendek. Harga saham dikatakan sebagai indikator keberhasilan
Bid-ask spread berhubungan terbalik dengan jumlah pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar
aktivitas perdagangan saham. Saham yang lebih banyak ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan
aktivitas perdagangannya (yaitu, volume perdagangan) saham perusahaan di pasar modal. Menurut Jogiyanto
cenderung memiliki spread yang rendah. Hubungan yang (2014), harga saham adalah harga yang ditetapkan dari
terbalik antarjumlah aktivitas perdagangan (atau nilai suatu saham pada saat pasar saham sedang berlangsung
pasar) dan ukuran spread dapat dijelaskan dengan segera dengan mempertimbangkan permintaan dan penawaran
setelah diketahui bahwa spread yang ada adalah dari saham yang dimaksud.
kompensasi bagi dealer yang memberikan investor Perubahan harga saham ditentukan berdasarkan
likuiditas. Bid price adalah harga tertinggi yang penilaian investor terhadap perusahaan. Apabila
ditawarkan investor yang akan membeli suatu saham, perusahaan dipandang memiliki masa depan yang baik,
sedangkan ask price adalah harga terendah yang dan diperkirakan akan berkembang pesat, maka investor
ditawarkan investor yang akan menjual suatu saham tersebut memberikan penilaian yang tinggi terhadap
(Fitriyah, 2012). Spread merupakan selisih antara harga saham perusahaan yang sedang dipertukarkan, demikian
beli (bid price) tertinggi yang menyebabkan investor sebaliknya.
bersedia untuk membeli saham tertentu dengan harga jual Menurut Widoatmojo, (2009:13) harga saham dapat
(ask price) terendah yang menyebabkan investor bersedia dibedakan menjadi 3 (tiga) :
menjualnya. Besarnya spread tergantung pada besarnya 1. Harga nominal
cost yang terjadi. Harga nominal merupakan harga yang tercantum
Menurut Sudana dan Intan (2008), penentuan besarnya dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten
spread oleh market maker merupakan kompensasi untuk untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
menutupi 3 jenis biaya antara lain: Besarnya harga nominal memberikan arti penting
1. Inventory Holding Cost (Biaya Kepemilikan Saham) saham karena deviden yang dibayarkan atas saham
Biaya pemilikan saham menunjukkan trade-off antara biasanya ditetapkan nilai nominal.
memiliki terlalu banyak saham dan membeli sedikit 2. Harga perdana
saham. Banyak sedikitnya saham juga dapat Harga perdana merupakan harga pada waktu saham
ditunjukkan oleh lama tidaknya trader memegang tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran
saham tersebut. Apabila saham yang dimiliki sulit umum penjualan saham perdana yang disebut dengan
diperdagangkan, maka dengan terpaksa trader harus IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar
menahan dana yang tertanam pada saham dan perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi
menanggung opportunity cost. Opportunity cost (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan
merupakan bagian terbesar dari biaya pemilikan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual
saham. kepada masyarkat.
2. Order Processing Cost (Biaya Pesanan) 3. Harga pasar
Biaya pemrosesan pesanan yaitu kompensasi bagi Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu
dealer atas jasanya menjalankan pesanan investor dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah
yang meliputi biaya administrasi, pelaporan, proses saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi
komputer, telepon, dan lain-lain. Sama halnya menurut disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin
Halim dan Hidayat (2000) biaya pesanan merupakan emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di
biaya dealer dalam mengatur perdagangan dan pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-
menyiapkan transaksi. Biaya pemrosesan pesanan ini benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena
antara lain administrasi, pelaporan, proses computer, pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi
telepon, dan lainnya. negosiasi harga antara investor dengan perusahaan
3. Adverse Information Cost (Biaya Informasi) penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat
Timbulnya biaya informasi asimetri disebabkan kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat
adanya dua pihak trader mempunyai dan mengakses pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di
informasi yang tidak sama. Pihak pertama adalah Bursa Efek Indonesia.
informed trader yang memiliki informasi superrior,
dan pihak lain adalah uninformed trader yang

83
Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017

Hal ini dapat terjadi jika harga saham turun yang pada return investasi, jika saham memiliki return yang
disebabkan oleh penawaran yang tinggi, maka saham akan tinggi maka saham tersebut mempunyai risiko yang tinggi
menawarkan return yang tinggi dibandingkan dengan pula. Volatilitas juga dapat diartikan sebagai varians
saham yang lain sehingga investor akan tertarik untuk dinamik (conditional variance) dari sebuah asset. Analisis
memperbanyak jumlah saham yang dimiliki sehingga volatilitas berguna dalam pembentukan portofolio,
biaya kepemilikan saham akan turun yang berarti manajemen risiko dan pembentukan harga. Volatilitas bisa
mempersempit bid-ask spread. diukur dengan simpang baku, sehingga dipersepsikan pula
sebagai risiko. Semakin tinggi tingkat volatilitas, semakin
Trading Volume Activity tinggi pula tingkat ketidakpastian dari imbal hasil return
Menurut Gunaasih dan Irfan (2015), Trading volume saham yang dapat diperoleh (Tim Studi Volatilitas, 2011).
activity merupakan instrumen yang digunakan untuk Risiko dalam investasi saham biasa juga harus
mengamati serta mengukur reaksi pasar modal terhadap dipertimbangkan oleh investor. Return dan risiko
informasi atau peristiwa yang terjadi di pasar modal. mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko
Informasi atau peristiwa tertentu dapat memicu yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus
pergerakan saham di pasar modal yang akan dikompensasikan. Risiko merupakan besarnya
mempengaruhi penawaran dan permintaan saham. penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
Dalam membuat keputusan investasinya, seorang diharapkan (expected return) dengan tingkat
investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan pengembalian pengembalian aktual (actual return).
tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu investor Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil
seharusnya melakukan analisis sebelum menentukan yang diperoleh dapat menyimpang dari hasil yang
saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisis, diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat
investor memerlukan informasi. Adanya informasi yang statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran
dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor tersebut adalah varians atau deviasi standar. Semakin
yang dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya
tersebut adalah volume perdagangan saham. (berarti risiko semakin tinggi).
Volume perdagangan saham merupakan ukuran
besarnya saham tertentu yang diperdagangkan,
mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan
saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan
diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan yang
dapat dilihat melalui indikator aktivitas perdagangan
Trading Volume Activity (TVA).
Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan
volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa
saham tersebut digemari oleh investor yang berarti saham
tersebut aktif diperdagangkan. Ketika aktif
diperdagangkan, dealer cenderung ingin menaikkan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis
keuntungan yang didapatnya dengan cara menaikkan
harga bid dan harga ask sehingga spread yang didapat HIPOTESIS PENELITIAN
akan semakin besar.
Closing price, trading volume activity dan volatilitas
Volatilitas Return Saham return saham saling berkaitan sebagai indikator untuk
Menurut Engle (2001), Volatilitas return saham mengetahui pengaruh besar kecilnya bid-ask spread.
adalah volatilitas dari pengembalian harga saham yang Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan sebagai
mempresentasikan risio dari return harga saham. berikut:
Volatilitas harga pada waktu ke-t diduga pada waktu t-1 H1 : closing price berpengaruh signifikan terhadap bid-ask
sehingga umumnnya diukur dengan strandar deviasi. spread.
Volatilitas didefinisikan sebagai fluktuasi dari return H2 : trading volume activity berpengaruh signifikan
suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode terhadap bid-ask spread.
tertentu. Volatilitas return saham menggambarkan naik H3 : volatilitas return saham berpengaruh signifikan
turunnya saham selama kurun waktu tertentu. Selain itu, terhadap bid-ask spread.
volatilitas return saham juga mencerminkan tingkat H4 : closing price, trading volume activity dan volatilitas
ketidakpastian atau risiko atas besaran perubahan nilai return saham berpengaruh signifikan terhadap bid-
suatu sekuritas. Dengan melihat pergerakan volatilitas ask spread.
return saham akan membuat investor dapat melihat
seberapa besar risiko yang akan diterima apabila METODE
menanamkan saham pada perusahaan yang
Populasi dan Sampel
diinvestasikannya.
Volatilitas merupakan besarnya jarak naik dan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
turunnya harga saham atau valas. Volatilitas berperan perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2017. Seluruh perusahaan dipilih

84
Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017

karena indeks LQ-45 ini memberikan gambaran yang kedua harga tersebut (Jones, 2007:108). Perhitungan
akurat akan perubahan nilai pasar dari seluruh saham yang bid-ask spread:
aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) N
(askit -bidit )
(Fakhuddin dan Hardianto, 2001:203). Spreadit = [∑ ]
1
penelitian ini menggunakan metode purposive t=1 (ask it +bid it )
sampling sebagai teknik pengambilan sampel, yaitu 2
Keterangan =
pengambilan datanya disesuaikan dengan kriteria-kriteria Spreadit = rata-rata bid-ask spread dari saham i selama
yang telah ditentukan sebelumnya. Kriterianya adalah tahun t
sebagai berikut: Askit = harga jual terendah yang menyebabkan
1. Saham terdaftar pada indeks LQ45 secara konsisten investor setuju untuk menjual saham i pada hari t
sepanjang tahun 2017. Bidit = harga beli tertinggi yang menyebabkan
2. Saham yang tidak melakukan stock split. investor setuju untuk membeli saham i pada hari t
3. Saham yang memiliki hari bursa sebanyak 238 hari.
Berdasarkan kriteria dalam penentuan sampel, terpilih Instrumen Penilaian
7.854 sampel dalam penelitian ini yang terdiri dari 33 Penelitian ini dilakukan dengan pengujian statistik
perusahaan LQ45 dengan hari bursa sebanyak 238 hari. untuk mengetahui variabel mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap bid-ask spread.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini Metode Analisis Data
menggunakan dokumentasi data sekunder yaitu jumlah Pada penelitian ini menggunakan Microsoft Office
saham beredar closing price, volume perdagangan, bid Excel dan Eviews 10 untuk pengolahan data dan pengujian
price, dan ask price dalam bentuk ringkasan saham yang hipotesis. Pengolahan dan perhitungan data sekunder
dipublikasikan oleh www.idx.co.id untuk tahun 2017. untuk variabel bebas akan diolah dan dihitung dengan
menggunakan Microsoft office excel. Sementara
Pengukuran Variabel pengolahan data sekunder untuk variabel terikat dan
Variabel Independen (Variabel Bebas) estimasi regresi data panel untuk menguji hipotesis
1. Closing price menggunakan eviews 10.
Perhitungan harga saham pada penelitian ini
menggunakan harga penutupan (closing price) HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing saham i pada penutupan bursa hari ke
1. Estimasi Model Regresi Data Panel
t.
Estimasi regresi data panel akan diduga
menggunakan tiga metode yang ada dalam regresi data
2. Trading volume activity
panel, yaitu:
Rumus volume perdagangan saham untuk saham i
a. Common Effect
pada hari i.
Volume Perdagangan
TVA= Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Saham yang beredar pada waktu t
Keterangan : C 0.002638 0.000274 9.641202 0.0000
TVA = Rasio volume perdagangan saham CP^2 0.148998 0.178269 0.835806 0.4033
Volume perdagangan = jumlah saham yang TVA^2 12.60733 1.843846 6.837519 0.0000
ditransaksikan R_VOL^2 985.2926 39.69606 24.82092 0.0000
Saham i yang beredar = saham perusahaan i yang
beredar b. Fixed Effect

3. Volatilitas return saham Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


Volatilitas return saham pada penelitian ini
diproksikan dengan risiko saham. Rumus tingkat C 0.000918 0.000838 1.094557 0.2737
risiko return saham : CP^2 2.538639 1.177756 2.155488 0.0312
n
(Rt 1-R)2 TVA^2 15.49594 1.976247 7.841096 0.0000
Riskt = √∑ R_VOL^2 1001.125 41.03077 24.39938 0.0000
n-1
i=1
Keterangan : c. Random Effect
Rt 1 = return saham pada hari ke-t
R = rata-rata return Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
n = jumlah observasi
C 0.002638 0.000273 9.653391 0.0000
Variabel Dependen (Variabel Terikat) CP^2 0.148998 0.178044 0.836863 0.4027
Variabel dependen adalah bid-ask spread. Bid-ask TVA^2 12.60733 1.841517 6.846163 0.0000
spread merupakan selisih antara ask price dan bid R_VOL^2 985.2926 39.64593 24.85230 0.0000
price. Investor memperolah keuntungan dari spread

85
Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017

2. Pemilihan Estimasi Model Regresi Data Panel memiliki pengaruh signifikan terhadap bid-ask
Untuk menguji permodelan regresi data panel spread. Harga saham cenderung senantiasa naik
ketiga estimasi model regresi dengan melakukan Uji dalam tiap transaksinya sehingga menghasilkan
Chow, Uji Hausman dan Uji Langrange Multiplier return saham yang tinggi. Hal ini mengindikasikan
yang ditunjukan untuk menentukan apakah model data bahwa saham tersebut digemari oleh para investor.
panel dapat terbaik diantara common effect, fixed effect Keadaan ini juga senantiasa membuat dealer tidak
dan random effect (Widarjono, 2013: 362-365). langsung melepas saham tetapi saham tersebut di
a. Uji Chow tahan terlebih dahulu sampai pada waktu tertentu,
sehingga semakin lama saham tersebut berada di
Effects Test Statistic d.f. Prob. tangan dealer maka akan menimbulkan lebih
besarnya bid-ask spread dikarenakan akan
Cross-section F 1.620675 (32,7818) 0.0149 menyerap lebih banyak biaya kepemilikan saham
Cross-section Chi- 51.928358 32 0.0144 yang ditanggung oleh dealer.
square
Berdasarkan tabel diatas, t-statistic trading
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai p- volume activity adalah 7.841096 lebih besar dari t
value (Prob.) pada cross-section sebesar 0.0149 kritis (tabel) yaitu 1.960 dan p-value pada variabel
dan chi-square sebesar 0.0144 sehingga < α = 0.05 trading volume activity menunjukkan hal yang
maka H0 ditolak yang artinya model fixed effect sama yaitu sebesar 0.0000 lebih kecil dari α = 0,05
lebih baik digunakan daripada model common (5%) sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini
effect menunjukkan bahwa trading volume activity
memiliki pengaruh signifikan terhadap bid-ask
b. Uji Hausman spread. Trading volume activity merupakan suatu
instrumen yang dapat digunakan untuk melihat
Chi-Sq.
Test Summary Chi-Sq. Statistic Prob. reaksi pasar modal terhadap informasi melalui
d.f.
parameter pergerakan aktivitas volume
perdagangan di pasar. Ketika dealer mengetahui
Cross-section random 30.058031 3 0.0000
bahwa suatu saham aktif diperdagangkan di pasar
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai p- modal, maka dealer berkesempatan untuk
value (Prob.) yaitu 0.0000 > α = 0.05 , maka H0 mengambil keuntungan dengan memanfaatkan
ditolak yang artinya model fixed effect lebih baik tingkat spread tersebut. Perdagangan suatu saham
digunakan daripada model random effect. yang tinggi dengan volume perdagangan yang
besar, dapat menyebabkan investor juga bersedia
c. Uji Langrange Multiplier membeli saham dengan harga yang lebih tinggi,
Uji LM-Test bertujuan untuk mengetahui dengan begitu dealer akan menaikkan keuntungan
pilihan model yang lebih baik digunakan antara dengan menaikkan spread saham.
common effect dan random effect. Berdasarkan
uji Chow dan Uji Hausman, dihasilkan model Berdasarkan tabel diatas, t-statistic volatilitas
regresi data panel yang terpilih yaitu fixed effect return saham adalah 24.39938 lebih besar dari t
model. Oleh karena itu, LM-Test tidak perlu kritis (tabel) yaitu 1.960 dan p-value pada variabel
dilakukan karena fixed effect model lebih baik volatilitas return saham menunjukkan hal yang
dari common effect model dan random effect sama yaitu sebesar 0.0000 lebih kecil dari α = 0,05
model pada Uji Chow dan Uji Hausman. (5%) sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa volatilitas return saham
3. Uji Hipotesis memiliki pengaruh signifikan terhadap bid-ask
a. Uji Parsial (Uji t) spread. Risiko saham sangat mempengaruhi
keputusan investor dalam pengambilan
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. keputusannya. Hal tersebut dikarenakan semakin
besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar
C 0.000918 0.000838 1.094557 0.2737 return yang harus dikompensasikan. Semakin
CP^2 2.538639 1.177756 2.155488 0.0312 tinggi volatilitas return saham maka akan semakin
TVA^2 15.49594 1.976247 7.841096 0.0000 tinggi pula nilai spread relatif saham. Volatilitas
R_VOL^2 1001.125 41.03077 24.39938 0.0000
return saham secara langsung dapat mengukur
risiko saham dan secara tidak langsung dapat
mengukur tingkat asimetri informasi antarpelaku
Berdasarkan tabel diatas, t-statistic variabel
pasar. Semakin tinggi tingkat asimetri informasi,
closing price adalah 2.155488 lebih besar dari t
berarti semakin tinggi pula komponen adverse
kritis (tabel) yaitu 1.960 dan p-value pada variabel
selection dalam bid-ask spread.
closing price sebesar 0.0312 lebih kecil dari α =
0,05 (5%) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa closing price

86
Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017

b. Uji Simultan (Uji F) menunjukkan tanda yang diharapkan dan semuanya


F-Statistic
Prob (F-Statistic)/
Keterangan
secara individu maupun secara kolektif bersifat
P-value signifikan secara statistik sehingga dapat diasumsikan
bahwa semua asumsi model regresi linear klasik
Nilai 35.31888 0.000000 Signifikan terpenuhi”. Berdasarkan kutipan tersebut, maka dapat
Daerah Kritis H0 ditolak jika F-statistic > F tabel (=2.60) diimplikasikan bahwa uji asumsi klasik tidak perlu
Daerah Kritis H0 ditolak jika P-value < α = 0.05 dilakukan pada model penelitian ini karena estimator
telah mempunyai sifat tidak bias, linear dan
Berdasarkan tabel diatas, F-statistic sebesar mempunyai varian yang minimum atau memiliki
35.35461 lebih besar dari f kritis (tabel) yaitu 2.60 karakteristik BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
dan p-value sebesar 0.000000 lebih kecil dari α =
0,05 (5%) sehingga H0 ditolak dan H4 diterima. PENUTUP
Hal ini menunjukkan bahwa closing price, trading
Simpulan
volume activity dan volatilitas return saham secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap bid-ask Berdasarkan analisis regresi data panel closing price,
spread. Keputusan dalam menjual dan membeli trading volume activity, dan volatilitas return saham
saham didasari oleh data-data harga dan volume terhadap bid-ask spread menggunakan studi data harian
perdagangan saham di masa lalu. Informasi data perusahaan yang terdaftar di LQ45 Tahun 2017, diperoleh
masa lalu tersebut akan mendasari prediksi mereka kesimpulan sebagai berikut:
atas pola perilaku harga saham di masa datang 1. Closing price berpengaruh signifikan terhadap bid-ask
yang dapat menghasilkan return yang tinggi. Para
spread. Hal ini ditunjukkan dari koefesien regresi
analis teknikal selalu berharap bahwa penyesuaian
harga saham yang lama menuju harga sebesar 2.538639 dan t-statistic sebesar 2.155488
keseimbangan yang baru akan terjadi dalam waktu dengan p-value 0.0312 (α = 0,05) sehingga H1
yang cukup panjang, karena informasi yang diterima.
menyebabkan perubahan harga biasanya 2. Trading volume activity berpengaruh signifikan
memerlukan beberapa waktu sebelum informasi terhadap bid-ask spread. Hal ini ditunjukkan dari
tersebut diserap secara penuh oleh pasar. koefesien regresi sebesar 15.49594 dan t-statistic
Pernyataan tersebut juga dapat berarti bahwa para
sebesar 7.841096 dengan p-value 0.0000 (α = 0,05)
analis percaya bahwa untuk memperoleh return
yang tinggi, seorang investor harus mampu sehingga H2 diterima.
mendapatkan informasi secara lebih cepat 3. Volatilitas return saham berpengaruh signifikan
dibanding investor lain. Pola penyerapan informasi terhadap bid-ask spread. Hal ini ditunjukkan dari
seperti ini disebabkan karena adanya informasi koefesien regresi sebesar 1001.125 dan t-statistic
yang tidak simetris, sehingga menyebabkan tingkat sebesar 24.39938 dengan p-value 0.0000 (α = 0,05)
spread tinggi. sehingga H3 diterima.
4. Closing price, trading volume activity dan volatilitas
4. Uji Kecocokan Model
Koef. Determinasi Nilai Koefesien return saham secara simultan berpengaruh signifikan
R-squared 0.136649 terhadap bid-ask spread. Hal ini ditunjukkan dari F-
Adjusted R-squared 0.132784 statistic sebesar 35.35461 dengan p-value 0.000000 (α
= 0,05) sehingga H4 diterima.
Berdasarkan tabel diatas, uji goodness of fit yang 5. Pada penelitian ini dihasilkan model penelitian:
dilambangkan nilai koefesien determinasi (Adjusted R- Y = 0.000918 + 2.538639 X1it + 15.49594 X2it +
Square) sebesar 0.132784 atau 13.27%. Hal ini
1001.125 X3it
menunjukkan bahwa bid-ask spread mampu dijelaskan
oleh variabel independen dalam model regresi yaitu Besarnya pengaruh variasi variabel independen yaitu
closing price, trading volume activity dan volatilitas closing price, trading volume activity dan volatilitas
return saham sebesar 13.27%, sedangkan sisanya return saham terhadap bid-ask spread ditunjukkan dari
86.73% dijelaskan oleh variabel lain diluar model nilai koefesien determinasi (adjusted R-squared)
penelitian. sebesar 13.27%, sedangkan sisanya 86.73% dijelaskan
oleh variabel lain diluar model penelitian.
5. Uji Asumsi Klasik
6. Penelitian ini menggambarkan perilaku investor harian
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan
variabel independen yang terdiri dari closing price, yang memiliki biaya asimetris yang kecil sehingga
trading volume activity, volatilitas return saham saham perusahaan indeks LQ45 lebih condong/masuk
menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan ke dalam kategori saham yang sering ditransaksikan
hipotesis dan bersifat signifikan baik secara parsial (likuid) dibandingkan dengan kategori saham yang
maupun simultan. Menurut Gujarati dan Porter memiliki kondisi keuangan baik yang mendorong bid-
(2012:257) pada contoh ilustratif estimasi regresi data
ask spread yang lebih besar.
pannel, menyatakan bahwa “Semua variabel yang

87
Pengaruh Closing Price, Trading Volume Activity, dan Volatilitas Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2017

Saran Jones. 2007. Investments, Tenth Edition. New York: John


Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini saran yang Wiley and Son.
diberikan oleh penulis. Nany, M. 2003. Analisis pengaruh harga saham, return
1. Bagi Investor saham, varian return saham, earnings dan volume
Investor sebaiknya lebih mempertimbangkan untuk perdagangan saham terhadap bid ask spread sebelum
berinvestasi jangka panjang karena keuntungan yang dan sesudah pengumuman laporan keuangan (studi
akan didapat akan lebih banyak, selain itu, investor empiris pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta).
Jurnal Perspektif, 9(1): 23-31.
harus memperhatikan closing price, trading volume
activity dan volatilitas return saham ketika akan Sudana, I Made dan Intan, 2008. Leverage Keuangan dan
membeli atau menjual saham supaya tidak membayar Likuiditas Saham Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen
spread yang terlalu tinggi.
Teori dan Terapan, Universitas Airlangga,
2. Bagi Perusahaan Palembang.
Perusahaan disarankan untuk memastikan informasi
tentang perusahaan selalu stabil. Informasi yang stabil Tim Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan
Perekonomian Dunia. 2011. Laporan Studi Volatilitas
dan positif akan mendorong persaingan penawaran
Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia.
dan permintaan investor sehingga terbentuk bid-ask Kementerian Keuangan Republik Indonesia : Badan
spread yang kecil. Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Widarjono, Agus. 2006. Ekonometrika Untuk Analisis
Bagi peneliti dengan topik sejenis disarankan untuk Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: UI.
melakukan kajian lebih mendalam dengan melakukan
penelitian pada saham yang berbeda (sektor/indeks Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia.
Bogor: Ghalia Indonesia.
sahamnya) sehingga untuk mendapatkan penelitian
yang lebih bervariasi. Selain itu, sebaiknya peneliti
selanjutnya dapat menambah variabel lain (return
saham, dividend yield, likuiditas, leverage dan
lainnya) sehingga dapat memperkuat hasil untuk
penelitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, A.B. and E.A Dyl. 1997. Transaction cost and


holding period for common stocks. The Journal of
Finance. 52 (1):309-325.
Bursa Efek Indonesia, Buku Panduan Indeks Harga
Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia. Jakarta:
Indonesia Stock Exchange, 2010.
Gunaasih, dan Nursasmito, Irfan, (2015), The Evaluation
of Non-Economic Event Towards the LQ-45 Index in
Indonesia Stock Exchange by Using Event Study
Method, Integrative Busines & Economic Research,
Vol. 4, No. 2.
Halim, Abdul dan Nasuhi Hidayat, 2000. Studi Empiris
Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return
Terhadap Bid-Ask Spread Saham Industri Rokok di
BEJ dengan Model Korelasi Kesalahan, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol, 3 hal.69-85.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
_______________2014. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi kesembilan. Yogyakarta : BPFE
_______________. 2017. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi 11. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

88

Anda mungkin juga menyukai