A. Kharakteristik Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Menurut Paton dan Littlekon (1940 ), pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan
aspek moneter. Dilihat dari aspek fisik, pendapatan merupakan hasil akhir dari suatu aliran fisik
dalam proses menghasilkan laba. Hasil akhir dari aliran fisik tersebut berupa barang atau jasa yang
dihasilkan dari proses produksi. Dengan demikian pendapatan dapat diartikan sebagai produk
perusahaan, karena pendapatan ditimbulkan dan melekat dalam seluruh aliran kegiatan
perusahaan. Aliran fisik melibatkan beberapa hal berikut :
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dalam nilai tukar produk atau jasa dalam suatu transaksi yang bebas.
Nilai tukar menunjukkan equivalen kas atau nilai diskonto tunai dari uang yang diterima atau akan
diterima dari transaksi penjualan. Yang disebut nilai wajar disini adalah suatu jumlah dimana suatu
aktiva mungkin ditukar atau suatu hutang diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar. Dengan demikian potongan penjualan, retur
penjualan, dan pengurangan harga lainya diperlakukan sebagai pengurang pendapatan ( rekening
penilaian ), bukan sebagai komponen biaya.
Pembentukan dan Realitas Pendapatan
Pembentukan pendapatan ( Earnings process )
Earnings process adalah suatu konsep yang menjelaskan proses terjadinya pendapatan.
Jadi proses pembentukan pendapatan dimulai dari kegiatan produksi, penjualan, dan pengumpulan
piutang. Menurut Paton dan Littleton ( 1940 ) konsep pembentukan pendapatan tersebut didukang
oleh konsep upaya dan hasil. Konsep pembentukan pendapatan juga dilandasi anggapan bahwa
cost ( potensi dan jasa ) yang memiliki kedudukan yang sama dalam menghasilkan pendapatan.
2. Realisasi pendapatan
Proses transaksi pendapatan ditandai oleh dua dua kejadian berikut :
1. Adanya kepastian perubahan produk menjadi bentuk aktiva lain ( potensi jasa ) melalui kegiatan
penjualan yang sah.
2. Diperolehnya aktiva lain ( biasanya aktiva lancar ) sebagai pengesahan terhadap transaksi
penjualan tersebut.
Pengakuan Pendapatan
Kriteria Pngakuan Pendapatan
Menurut FASB ( 1960 ) dalam SFAC No. 5, ada 2 kriteria yang dapat dijadikan dasar untuk
mengakui pendapatan, yakni :
1. Telah terealisasi ( Realized ) yaitu bila telah terjadi transaksi pertukaran antara barang yang
dihasilkan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas.
2. Pendapatan telah terbentuk ( Cornet ) yaitu bila kegiatan menghasilkan barang dan jasa telah
berjalan dan secara substansial telah selesai.
Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, terjadi pada saat biaya yang timbul setelah penjualan
dan penjualan barang yang pembelinya memiliki hak untuk mengembalikan barang. Pengakuan
pendapatan ini terdiri dari 3 jenis pendapatan yaitu sebagai berikut :
Biaya setelah penjualan, misalnya biaya penagihan piutang, biaya garansi barang dll.
Hak pengembalian barang, dilakukan apabila hak hak pengembalian sudah berlalu/ habis atau
apabila semua syarat diatas dipenuhi.
Penjualan jasa, menentukan kejadian yang menandai apakah penyerahan jasa telah dilakukan.
Pengakuan pendapatan pada saat kas diterima, alasan yang mendukung penggunaan dasar
penerimaan kas untuk pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan angsuran didasarkan
pertimbangan sebagai berikut :
Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aktiva yang mempunyai daya beli
murni.
Semakin lama jangka waktu angsuran, semakin besar kemungkinan piutang itu tidak dapat ditagih.
Biaya sesudah penjualan, terutama biaya penagihan dan pengumpulan piutang, biasanya lebih
tinggi dibanding biaya sesudah penjualan untuk jenis penjualan kredit.