Anda di halaman 1dari 10

AUDIT ATAS SIKLUS INVESTASI

PENDAHULUAN
Aktifitas investasi dalam sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan lain, merupakan aset yang
sangat likuid. Fokus pembahasan investasi dalam sekuritas dalam bab ini tidak ditujukan pada
perusahaan yang bergerak pada sektor jasa keuangan, karena aktivitas perusahaan sektor ini akan
menempatkan akivitas ini sebagai aktivitas operasi utama. Sedangkan dalam topik bahasan ini akan
membahas tentang aktivitas investasi dalam sekuritas pada perusahaan lain. Aktifitas investasi ini
dapat dilakukan dalam bentuk investasi jangka panjang yang dilakukan dengan motif untuk
mendapatkan hasil berupa bunga, deviden jangka panjang, atau untuk menguasai perusahaan lain.
Sedangkan aktivitas investasi jangka pendek dapat ditujukan hanya untuk sekedar memanfaatkan
kelebihan kas sambil menunggu untuk diinvestasikan dalam aset produktif.

TENTANG SIKLUS INVESTASI


Rekening-Rekening (Akun)
Audit dalam siklus ini melibatkan beraneka ragam rekening, maka auditor harus memahami berbagai
dimensi penilaian, penggolongan, dan pengungkapan yang berkaitan dengan investasi dalam sekuritas
saham dan obligasi. Rekening-rekening terkait siklus ini, yaitu rekening yang digunakan dalam
pencatatan transaksi investasi jangka pendek dan jangka panjang dan akibat atau pengaruh investasi
tersebut terhadap laporan laba rugi, yaitu antara lain:

1. Rekening-rekening neraca
 Investasi dalam saham dan obligasi yang digolongkan sebagai investasi jangka pendek
yang dapat dijual setiap waktu.
 Penyesuaian terhadap harga pasar (rekening aset) untuk rekening di atas (apabila rekening
di atas dicatat sebesar harga pokok/cost dan terdapat akumulasi selisih antara cost dengan
harga pasar sekuritas-sekuritas tersebut).
 Akumulasi laba dan rugi belum direalisasi atas saham dan obligasi yang dimiliki sebagai
investasi jangka pendek.
 Investasi dalam saham sebagai investasi jangka panjang yang dibukukan dengan metode
ekuitas (investor mempunyai pengaruh signifikan terhadap investee).
 Investasi dalam saham sebagai investasi jangka panjang yang dibukukan dengan metode
harga pokok/cost (nilai pasar tidak ditentukan).
 Investasi dalam obligasi yang digolongkan sebagai investasi jangka panjang (held to
maturity), dibukukan sebagai cost yang diamortisasi.
2. Rekening Laba – Rugi
 Pendapatan dividen (dari investasi dalam saham yang tidak dibukukan dengan metode
ekuitas).
 Pendapatan bunga (dari investasi dalam obligasi).
 Laba dan rugi direalisasi (dari transaksi sekuritas saham dan obligasi).
 Laba dan rugi direalisasi atas saham dan obligasi yang digolongkan sebagai investasi
jangka pendek (dari perubahan nilai pasar yang terjadi selama tahun berjalan).
 Ekuitas dalam laba investee (untuk investasi yang dibukukan dengan metode ekuitas).

Fungsi-Fungsi dan Pengendalian


Aktifitas dalam siklus investasi meliputi fungsi-fungsi investasi dan pengendalian terkait sebagai
berikut:

1. Pemberian otorisasi transaksi investasi, terdiri dari fungsi-fungsi sebagai berikut:


a. Pembelian sekuritas, pembelian harus diotorisasi dari manajemen.
b. Penjualan sekuritas, penjualan harus diotorisasi dari manajemen.
2. Penerimaan atau penyerahan ekuitas.
a. Penerimaan/penyerahan/penyimpanan sekuritas. Sekuritas biasanya disimpan di tempat
penyimpanan yang aman oleh broker yang bertanggung jawab untuk menyimpan
tyermasuk pula untuk melakukan penerimaan dan penyerahan sekuritas atas nama
perusahaan. Perusahaan jarang melakukan peyimpanan sendiri atas sekuritasnya. Namun
jika hal ini terjadi, penyimpanan haus dilakukan pada tempat dan alat penyimpanan
lemari besi yang aman, akses ke tempat penyimpanan harus dibatasi dan secara periodik
harus diinspeksi , dihitung, dan dibandingkan dengan saldo pembukuan.
b. Penerimaan pedapatan periodik. Cek dividen dan bunga harus disetorkan ke bank secara
utuh, jika penyetorannya dilakukan oleh broker maka harus disetorkan secara langsung.
3. Pencatatan transaksi.
a. Pencatatan pembelian, penjualan, dan pendapatan. Transaksi dicatat berdasarkan
dokumen pendukung yang sah. Tugas pencatatan dan penyimpanan harus dilakukan oleh
orang yang berbeda.
b. Pencatatan penyesuaian harga pasar dan reklasifikasi. Perubahan harga pasar dan lain-lain
yang berpengaruh pada penggolongan investasi secara tepat harus dianalisis dan dicatat
secara periodik.
4. Penerimaan dan pengeluaran kas.
a. Penerimaan kas. Prosedur pengendalian harus cukup memberi jaminan bahwa
pendokumentasian pertanggungjawaban penerimaan kas yang berasal dari penjualan
investasi dan untuk transfer dana dari rekening broker ke rekening perusahaan di bank
cukup memadai.
b. Pengeluaran kas. Pengeluaran kas untuk membayar pembelian investasi harus didahului
dengan pembandingan antara pengeluaran dengan pemberitahuan dari broker dan
pengendalian atas transfer dana ke rekening broker dari rekening perusahaan.
5. Penilaian kinerja investasi dan pelaporannya.
Reviu kinerja dilakukan manajemen untuk mendeteksi kinerja investasi yang buruk dan/atau
kesalahan pelaporan, termasuk pembandingan saldo investasi dan tingkat hasil berbagai
golongan investasi dengan jumlah dalam anggaran, dan mereviu ketepatan penggolongan
masing-masing investasi.

Dokumen dan Catatan


 Sertifikat saham. Dokumen yang menunjukkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh
seorang pemegang saham dalam suatu perseroan. Dokumen ini menjadi bukti bagi asersi
keberadaan/keterjadian.
 Sertifikat obligasi. Dokumen yang menunjukkan jumlah lembar obligasi yang dimiliki oleh
seorang pemegang saham.
 Perjanjian obligasi. Kontrak yang berisi ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan obligasi
yang diterbitkan perusahaan.
 Pemberitahuan dari broker. Dokumen yang dibuat oleh broker yang berisi tentang harga
pertukaran transaksi investasi. Dokumen ini merupakan sumber utama pencatatan transaksi
investasi, bukti asersi penilaian dan pengalokasian.
 Laporan broker. Laporan bulanan yang diterbitkan broker tentang sekuritas yang disimpan
broker, harga perolehannya, serta harga pasar pada akhir bulan. Laporan bulanan biasanya
memuat pula ringkasan transaksi yang terjadi selama bulan bersangkutan.
 Buku jurnal. Jurnal umum digunakan untuk mencatat, misalnya pendapatan bunga yang masih
harus diterima, penyesuaian terhadap harga pasar (pada metode harga pasar), dan pendapatan
yang diperoleh (pada metode akuntansi ekuitas). Jurnal penerimaan kas digunakan untuk
mencatat hasil dari transaksi penjualan dan penerimaan bunga dan dividen. Voucher dan
register cek digunakan dalam pembelian dan pembayaran harga sekuritas.
 Buku pembantu investasi. Jika perusahaan memiliki portofolio tertdiri dari banyak saham
yang berbeda-beda, bisa digunakan buku pembantui yang terpisah untuk berbagai golongan
investasi.

TUJUAN AUDIT DALAM SIKLUS INI


Tujuan Audit dalam Siklus Investasi
Tujuan audit dalam siklus ini adalah:
1. Asersi keberadaan/keterjadian. Untuk memeriksa apakah pendapatan investasi dan laba/rugi
sudah/belum direalisasi yang dimasukkan sebagai pendapatan berasal dari transaksi dan
kejadian yang terjadi selama periode yang diperiksa. Apakah investasi jangka pendek dan
panjang menurut pembukuan mencerminkan investasi yang ada pada tanggal neraca.
2. Asersi kelengkapan. Apakah semua transaksi atau kejadian yang memengaruhi laporan
Laba/Rugi yang terjadi selama periode diperiksa telah termasuk dalam rekening rugi/laba.
Untuk memastikan apakah semua investasi jangka pendek dan panjang sudah termasuk dalam
rekening investasi di neraca.
3. Asersi hak dan kewajiban. Untuk memastikan apakah semua investasi yang tercatat dalam
pembukuan adalah milik perusahaan.
4. Asersi penilaian dan pengalokasian. Apakah pendapatan investasi dan laba/rugi direalisasi
dan belum direalisasi dilaporkan dalam jumlah yang tepat. Untuk memastikan apakah
investasi yang dilaporkan dalam neraca yang dicatat berdasarkan metode-metode
penilaiannya (harga pasar, perolehan/cost, cost diamortisasi, atau ekuitas) telah sesuai dengan
investasi yang bersangkutan.
5. Asersi penyajian dan pengungkapan. Untuk memastikan apakah saldo investasi diidentifikasi
dan dikelompokkan dengan tepat dalam Laporan Keuangan. Untuk memastikan apakah
pengungkapan yang tepat telah dilakukan untuk: (1) investasi dalam perusahaan yang
memiliki hubungan istimewa; (2) dasar penilaian investasi; (3) penjaminan investasi.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


Materialitas
Sekuritas yang dimiliki perusahaan sebagai investasi jangka pendek mungkin material bagi
solvabilitas perusahaan jangka pendek, tetapi pendapatan dari sekuritas jarang signifikan terhadap
hasil operasi perusahaan (kecuali perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan). Sekuritas jangka
panjang mungkin material baik bagi neraca atau laporan laba/rugi, tergantung pada perusahaan yang
bersangkutan.

Risiko Bawaan
Risiko bawaan untuk investasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: volume transaksi
(investasi) biasanya sangat rendah; kerentanan terhadap pencurian melalui manipulasi manajemen
terhadap laporan investasi; kompleksitas metode akuntansi yang diterapkan untuk investasi; kesulitan
dalam menentukan nilai pasar sekuritas karena perubahan yang terjadi sangat cepat. Beberapa risiko
bawaan membutuhkan pengendalian yang ketat, karena faktor metode akuntansi dan klasifikasi
golongan investasi yang dapat menjadi celah bagi manipulasi manajemen. Berkaitan dengan hal ini,
faktor risiko bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian serta penyajian dan pengungkapan
menjadi tinggi.

Ilustrasi contoh: perlakuan akuntansi untuk investasi dalam obligasi yang dikelompokkan dalam
investasi jangka panjang (held to maturity) dan yang dikelompokkan dalam investasi jangka pendek
(bisa dijual setiap saat) sangat berbeda. Dengan mengubah-ubah penggolongan investasi, manajemen
dapat mempercepat/memperlambat periode pengakuan laba/rugi belum direalisasi dalam pendapatan.

Risiko Prosedur Analitis


Pengauditan investasi berbeda-beda tergantung pada perusahaan yang diperiksa. Melakukan
pembandingan atas dasar bidang usaha merupakan hal yang sulit dilakukan, karena keberadaan
kebutuhan kas menganggur untuk investasi (sekuritas) masing-masing perusahaan berbeda, tidak
melihat jenis usahanya. Oleh karena itu prosedur analitis yang bisa diterapkan adalah membuat
perbandingan data antara tahun lalu dengan tahun sebelumnya, atau membandingkan angka realisasi
dengan anggaran. Pada saat melakukan prosedur analitis atas pendapatan investasi, auditor harus
memahami kebijakan investasi perusahaan mengenai proporsi investasi dalam sekuritas pemerintah,
obligasi perusahaan, dan sekuritas saham.

Selisih yang fluktuatif (di luar dugaan) bisa menjadi petunjuk adanya salah saji yang berkaitan dengan
asersi keterjadian, kelengkapan, penilaian dan pengalokasian, penyajian dan pengungkapan. Misalnya:
tingkat hasil investasi yang lebih tinggi dari prakiraan bisa menjadi petunjuk adanya kekeliruan dalam
pencatatan laba belum direalisasi yang diakibatkan oleh kenaikan nilai pasar dari sekuritas yang
bersifat jangka pendek (siap dijual) dalam rekening pendapatan, dan bukannya dicatat dalam rekening
ekuiti. Begitu pula tingkat hasil investasi dalam sekuritas yang lebih rendah dari prakiraan pada
investasi dengan metode ekuitas bisa disebabkan oleh kekeliruan dalam pencatatan (1) bagian
investasi investor dalam laba investee, atau (2) amortisasi kelebihan cost investor di atas nilai buku
investasi.

Rasio yang dapat digunakan auditor dalam melakukan prosedur analitis, misalnya: rasio investasi
jangka pendek terhadap total aset lancar, dan rasio investasi jangka panjang terhadap total aset.

Risiko Pengendalian Internal


Beberapa aspek pengendalian internal yang perlu diperhatikan dalam pengauditan siklus investasi,
antara lain adalah: (1) kewenangan dan tanggung jawab transaksi investasi kepada pejabat
perusahaan. Syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih orang yang akan memegang kewenangan
ini adalah: 1) memiliki integritas yang tinggi; 2) memiliki pengetahuan dan ketrampilan akan
transaksi investasi; 3) menyadari akan arti penting prosedur dan pengendalian internal yang
ditetapkan perusahaan; 4) dapat membantu anggota manajemen lainnya dalam membuat penetapan
risiko atas investasi-investasi individual. Aspek pengendalian kedua adalah sistem informasi dan
komunikasi, yang harus mencakup dan menyimpan semua data harga perolehan/cost yang diperlukan,
harga pasar serta data lain yang diperlukan oleh setiap metode akuntansi untuk berbagai kategori
investasi dalam sekuritas saham atau pun obligasi, baik pada saat pembelian maupun pada tanggal
pelaporan. Ketiga adalah kapabilitas jajaran akuntan dalam memahami berbagai persyaratan dan
metode dari berbagai macam investasi. Pada perusahaan dengan berbagai macam investasi perlu
diselenggarakan buku pembantu untuk masing-masing kategori investasi. Keempat adalah
memastikan kelengkapan dan kebutuhan akan dokumen-dokumen.

SUBSTANTIVE TEST
Dalam pengujian substantif atas siklus investasi, auditor umumnya melakukan pengujian atas
rekening-rekening neraca dan laba rugi secara bersama-sama. Sebagaimana pengauditan dalam siklus
lainnya, auditor harus menetapkan risiko deteksi bisa diterima untuk setiap kategori asersi laporan
keuangan, sebelum melakukan pengujian substantif.

Risiko Deteksi
Dalam menetapkan model risiko audit untuk menetapkan risiko deteksi atas asersi-asersi siklus
investasi, auditor hendaknya menggabungkannya dengan risiko bawaan dan pengendalian transaksi
pengeluaran dan penerimaan kas yang telah ditetapkan dan ditambah pertimbangan khusus untuk
transaksi investasi. Kesulitan untuk merancang pengendalian guna menghadapi risiko menyangkut
hal-hal berikut: 1) penggunaan harga pasar (jika diperlukan); 2) penggolongan investasi yang tepat
sering berarti bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah untuk pengujian detil biasanya untuk asersi
penilaian dan pengalokasian serta penyajian dan pengungkapan. Perusahaan dengan volume investasi
rendah, auditor biasanya menggunakan pendekatan tingkat risiko pengendalian maksimum untuk
pengujian detilnya.

Prosedur-prosedur Awal Pengujian Substantif


Berbagai prosedur-prosedur awal yang dapat dilakukan dalam pengauditan siklus investasi adalah
sebagai berikut:

1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien. Auditor perlu memahami
mengenai pemicu-pemicu ekonomi yang mendorong perusahaan melakukan investasi dari
kelebihan kasnya, aktifitas pembelanjaannya, dan kemampuan untuk menghasilkan aliran kas
bebas. Auditor juga perlu memahami standar industri tentang seberapa penting investasi bagi
perusahaan dan dampaknya terhadap laba perusahaan.
2. Auditor perlu menelusuri saldo awal rekening aset investasi dan rekening ekuitas ke kertas
kerja tahun lalu. Selanjutnya auditor harus melakukan reviu atas aktivitas-aktivitas dalam
semua rekening yang berkaitan dengan investasi (rekening neraca atau laba/rugi). Kemudian
periksa dan analisis ayat-ayat jurnal yang dibukukan ke rekening-rekening tersebut yang
nampak tidak biasa baik dari segi jumlah maupun sumbernya. Auditor harus mendapatkan
daftar investasi yang dibuat klien dan pastikan bahwa daftar tersebut akurat dan sesuai dengan
catatan akuntansi, melalui: 1) melakukan pemeriksaan kebenaran penjumlahan matematis
dalam daftar, baik menurun maupun mendatar. Kemudian cocokkan dengan buku pembantu
dan saldo di buku besar. 2) Periksa kecocokan setiap unsur dalam daftar dengan ayat-ayat
jurnal ke buku pembantu dan buku besar.

Pengujian Detil Transaksi


Pengujian detil atas transaksi akan bisa dilakukan secara efektif apabila volume transaksi perusahaan
akan transaksi investasi berjumlah hanya sedikit.

Prosedur pengujian detil transaksi yang harus dilakukan auditor adalah melakukan pencocokan ayat-
ayat jurnal ke rekening investasi dan rekening laba rugi serta ekuitas yang bersangkutan dengan
dokumen pendukung. Pengetahuan tentang akuntansi investasi yang berpengaruh terhadap saldo-saldo
investasi lainnya akan memberikan informasi pada auditor tentang dokumen-dokumen apa yang
menjadi dasar pendebetan dan pengkreditan pada rekening-rekening yang bersangkutan. Pemeriksaan
yang seksama pada dokumen-dokumen dapat memberikan bukti yang berkaitan dengan kelima asersi
manajemen.

Sebagai contoh: pendebetan pada rekening aset untuk transaksi pembelian sekuritas dapat dicocokkan
dengan dokumen pendukung berupa pemberitahuan dari broker dan bukti pengeluaran kas.
Pendebetan lain ke rekening investasi atau rekening penyesuaian harga pasar dapat dicocokkan
dengan dokumen pendukung yang merupakan dasar pengakuan kenaikan harga pasar. Pengkreditan
yang dilakukan pada rekening aset dapat dicocokkan dengan dokumen pemberitahuan dari bank atau
dari broker sebagai bukti terjadinya penjualan sekuritas atau ke dokumen pendukung yang mengakui
penurunan harga pasar. Demikian pula ayat-ayat jurnal yang menghasilkan pendebetan atau
pengkreditan ke rekening-rekening laba rugi dan atau rekening sekuritas untuk laba-rugi direalisasi
atau belum direalisasi dapat dicocokkan dengan dokumen pada transaksi penjualan atau perubahan
harga pasar yang diakui dalam rekening-rekening tersebut. Ayat-ayat jurnal untuk pembelian dan
penjualan yang berjumlah besar, dapat dicocokkan dengan otorisasi dalam notulen rapat dewan
komisaris.

Pengujian Detil Saldo


Pengujian substantif atas detil saldo meliputi tiga jenis pengujian, yaitu:

1. Menginspeksi dan menghitung sekuritas yang ada di tangan.


Pengujian ini biasanya dilakukan oleh auditor secara serempak dengan perhitungan kas serta
alat pembayaran lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh auditor adalah: 1)
petugas penyimpan sekuritas harus hadir atau menyaksikan pada saat perhitungan dilakukan;
2) setelah perhitungan selesai dilakukan dan sekuritas dikembalikan, auditor harus minta
tanda penerimaan dari petugas penyimpanan sekuritas; 3) semua sekuritas harus berada di
bawah penanganan auditor selama proses perhitungan berlangsung. Dalam menginspeksi
sekuritas, auditor harus memperhatikan nomor setifikat yang tercantum pada dokumen, nama
pemilik (seharusnya nama perusahaan klien), deskripsi tentang sekuritas, jumlah lembar
saham atau obligasi, dan nama perusahaan penerbit sekuritas. Data-data tersebut harus dicatat
sebagai bagian dari analisis auditor atas rekening investasi. Jika sekuritas disimpan dalam
tempat yang berbeda, maka auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan inspeksi pada
waktu yang bersamaan atau sekuritas disimpan pada tempat yang terkunci (diberi seal)
sampai inspeksi pada semua sekuritas telah selesai dilakukan. Pengujian substantif ini akan
memberikan bukti tentang asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan
kewajiban, serta penyajian dan pengungkapan.

2. Mengkonfirmasi sekuritas yang disimpan pihak lain.


Sekuritas yang disimpan oleh pihak lain demi keamanan harus dikonfirmasi. Konfirmasi
harus diminta per tanggal inspeksi investasi dalam sekuritas yang dipegang oleh klien. Proses
konfirmasi untuk sekuritas tidak berbeda dengan proses konfirmasi piutang usaha atau utang
usaha. Auditor perlu melakukan pengawasan langsung terhadap proses konfirmasi, dalam hal
pengiriman, serta jawaban yang dilakukan oleh pihak penyimpan sekuritas harus dikirimkan
langsung kepada auditor. Data yang dikonfirmasi sama dengan data yang dicermati
seandainya auditor dapat melakukan inspeksi secara langsung. Sekuritas mungkin disimpan
oleh kreditur sebagai jaminan atas pinjaman atau ditahan atas perintah pengadilan. Berkaitan
dengan hal ini, auditor harus melakukan konfirmasi pada pihak penyimpan yang ditunjuk.
Konfirmasi atas sekuritas yang disimpan oleh pihak ketiga akan menghasilkan bukti tentang
asersi keberadaan atau keterjadian serta hak dan kewajiban. Apabila hasil konfirmasi
menunjukkan jumlah yang lebih banyak dari pada jumlah yang ditunjukkan oleh pembukuan,
maka konfirmasi ini akan memberikan bukti pada asersi kelengkapan.

3. Menghitung ulang pendapatan investasi.


Pendapatan dari investasi dapat diverifikasi dengan memeriksa bukti dokumen dan
melakukan perhitungan ulang. Dividen-dividen dari semua saham yang terdaftar pada bursa
efek dan banyak lagi lainnya dicatat dalam buku catatan dividen yang dipublikasikan oleh
perusahaan jasa investasi. Auditor dapat memeriksa secara independen pendapatan deviden
dengan mengacu pada tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal pembayaran yang nampak
dalam buku catatan. Pendapatan bunga dan bunga yang diperoleh dalam investasi dalam
obligasi dapat diverifikasi dengan memeriksa tingkat bunga dan tanggal pembayaran
sebagaimana tercantum dalam sertifikat obligasi. Auditor juga harus mereviu daftar
amortisasi yang dilakukan klien untuk premi dan diskonto obligasi dan melakukan
perhitungan ulang jumlah amortisasinya. Verifikasi tentang bagian investor dalam laba
investee untuk investasi dengan metode ekuitas dilakukan pada saat pengujian detil transaksi.
Penghitungan ulang saldo investasi ini bertujuan untuk mendapat bukti berkaitan dengan
asersi penilaian dan pengalokasian.

Pengujian Detil Saldo: Estimasi Akuntansi


Berdasarkan SA 332 tentang investasi jangka panjang, terdapat beberapa hal yang harus diterapkan
auditor dalam menghadapi permasalahan audit dalam pengauditan investasi dalam sekuritas, yaitu
berkaitan dengan pertimbangan audit yang berhubungan dengan penilaian audit sebagai berikut:

1. Penggolongan investasi secara tepat.


Dalam pengauditan siklus investasi, auditor harus melihat ketepatan klien dalam menerapkan
FASB No. 115 tentang Accounting for Certain Investment in Debt and Equity Securities.
Penerapannya yaitu berkaitan dengan penggolongan yang dilakukan klien atas sekuritas, yang
berupa:
a. Sekuritas yang akan dimiliki sampai dengan jatuh tempo, dilaporkan sebesar harga
perolehan diamortisasi.
b. Sekuritas diperdagangkan, dilaporkan sebesar harga pasar, dengan laba/rugi belum
direalisasi dimasukkan dalam pendapatan.
c. Sekuritas siap dijual, dilaporkan sebesar harga pasar, dengan laba/rugi belum direalisasi
dikeluarkan dari pendapatan dan dilaporkan dalam rekening ekuitas secara terpisah.

Pada waktu mengevaluasi tujuan manajemen dalam melakukan suatu investasi, auditor harus
menentukan apakah aktivitas investasi yang dilakukan manajemen sesuai atau bertentangan
dengan tujuan manajemen yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, terjadinya penjualan
investasi yang selama ini telah digolongkan sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh
tempo, auditor perlu mempertanyakan penggolongan investasi lain yang digolongkan dalam
kategori tersebut. Auditor juga harus dapat membuat pertimbangan kemampuan manajemen
untuk menyimpan sekuritas utang sampai jatuh jatuh tempo dengan mengingat posisi
keuangan klien, kebutuhan akan modal kerja, dan kemampuan menghasilkan aliran kas untuk
operasi. Auditor harus meminta surat pernyataan dari manajemen tentang ketepatan
penggolongan sekuritas.

2. Pengauditan harga pasar investasi.


Auditor harus dapat membuat penilaian dalam pengakuan investasi yang dimiliki perusahaan
dalam hal untuk menilai kewajaran dan ketepatan model yang digunakan oleh perusahaan.
Jika investasi dilaporkan pada harga pasarnya, auditor harus mendapatkan bukti pendukung
harga pasar yang digunakan, misalnya dari publikasi-publikasi keuangan atau taksiran harga
pasar dari broker serta sumber-sumber pihak ketiga lainnya. Jika investasi dinilai dengan
menggunakan model penilaian (valuation model), auditor jangan bertindak sebagai penilai
(appraiser). Jika perlu auditor dapat mempertimbangkan penggunaan jasa spesialis dalam
menetapkan taksiran harga pasar serta model yang bersangkutan. Standar akuntansi
mewajibkan manajemen untuk menentukan apakah penurunan harga pasar sampai di bawah
harga perolehan diamortisasi untuk suatu investasi tidak hanya bersifat sementara, yang
sering menyangkut taksiran hasil yang akan diperoleh dari kejadian-kejadian di masa yang
akan datang. Auditor harus dapat membuat penilaian apakah manajemen telah membuat
pertimbangan atas informasi-informasi yang relevan dalam menetapkan kondisi penurunan
nilai yang ada bukan bersifat sementara.

Pembandingan Penyajian Laporan Keuangan dengan Prinsip Akuntansi Berlaku


Umum
Berdasarkan pengujian substantif yang dilakukan, auditor akan mendapatkan banyak bahan bukti
untuk menentukan apakah saldo investasi telah diidentifikasi dan digolongkan dengan tepat dalam
Laporan Keuangan. Auditor juga perlu melakukan kontrol dengan menggunakan checklist untuk
membantunya dalam memastikan bahwa semua pengungkapan yang memadai telah dilakukan,
misalnya dasar penilaian investasi, berbagai komponen laba/rugi direalisasi/belum direalisasi,
investasi pada pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan sekuritas yang dijadikan jaminan.

Daftar Pustaka

Auditing dan Jasa Assuransce Pendekatan Terintegras (Jilid 2), Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley,

Anda mungkin juga menyukai