PENDAHULUAN
Aktifitas investasi dalam sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan lain, merupakan aset yang
sangat likuid. Fokus pembahasan investasi dalam sekuritas dalam bab ini tidak ditujukan pada
perusahaan yang bergerak pada sektor jasa keuangan, karena aktivitas perusahaan sektor ini akan
menempatkan akivitas ini sebagai aktivitas operasi utama. Sedangkan dalam topik bahasan ini akan
membahas tentang aktivitas investasi dalam sekuritas pada perusahaan lain. Aktifitas investasi ini
dapat dilakukan dalam bentuk investasi jangka panjang yang dilakukan dengan motif untuk
mendapatkan hasil berupa bunga, deviden jangka panjang, atau untuk menguasai perusahaan lain.
Sedangkan aktivitas investasi jangka pendek dapat ditujukan hanya untuk sekedar memanfaatkan
kelebihan kas sambil menunggu untuk diinvestasikan dalam aset produktif.
1. Rekening-rekening neraca
Investasi dalam saham dan obligasi yang digolongkan sebagai investasi jangka pendek
yang dapat dijual setiap waktu.
Penyesuaian terhadap harga pasar (rekening aset) untuk rekening di atas (apabila rekening
di atas dicatat sebesar harga pokok/cost dan terdapat akumulasi selisih antara cost dengan
harga pasar sekuritas-sekuritas tersebut).
Akumulasi laba dan rugi belum direalisasi atas saham dan obligasi yang dimiliki sebagai
investasi jangka pendek.
Investasi dalam saham sebagai investasi jangka panjang yang dibukukan dengan metode
ekuitas (investor mempunyai pengaruh signifikan terhadap investee).
Investasi dalam saham sebagai investasi jangka panjang yang dibukukan dengan metode
harga pokok/cost (nilai pasar tidak ditentukan).
Investasi dalam obligasi yang digolongkan sebagai investasi jangka panjang (held to
maturity), dibukukan sebagai cost yang diamortisasi.
2. Rekening Laba – Rugi
Pendapatan dividen (dari investasi dalam saham yang tidak dibukukan dengan metode
ekuitas).
Pendapatan bunga (dari investasi dalam obligasi).
Laba dan rugi direalisasi (dari transaksi sekuritas saham dan obligasi).
Laba dan rugi direalisasi atas saham dan obligasi yang digolongkan sebagai investasi
jangka pendek (dari perubahan nilai pasar yang terjadi selama tahun berjalan).
Ekuitas dalam laba investee (untuk investasi yang dibukukan dengan metode ekuitas).
Risiko Bawaan
Risiko bawaan untuk investasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: volume transaksi
(investasi) biasanya sangat rendah; kerentanan terhadap pencurian melalui manipulasi manajemen
terhadap laporan investasi; kompleksitas metode akuntansi yang diterapkan untuk investasi; kesulitan
dalam menentukan nilai pasar sekuritas karena perubahan yang terjadi sangat cepat. Beberapa risiko
bawaan membutuhkan pengendalian yang ketat, karena faktor metode akuntansi dan klasifikasi
golongan investasi yang dapat menjadi celah bagi manipulasi manajemen. Berkaitan dengan hal ini,
faktor risiko bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian serta penyajian dan pengungkapan
menjadi tinggi.
Ilustrasi contoh: perlakuan akuntansi untuk investasi dalam obligasi yang dikelompokkan dalam
investasi jangka panjang (held to maturity) dan yang dikelompokkan dalam investasi jangka pendek
(bisa dijual setiap saat) sangat berbeda. Dengan mengubah-ubah penggolongan investasi, manajemen
dapat mempercepat/memperlambat periode pengakuan laba/rugi belum direalisasi dalam pendapatan.
Selisih yang fluktuatif (di luar dugaan) bisa menjadi petunjuk adanya salah saji yang berkaitan dengan
asersi keterjadian, kelengkapan, penilaian dan pengalokasian, penyajian dan pengungkapan. Misalnya:
tingkat hasil investasi yang lebih tinggi dari prakiraan bisa menjadi petunjuk adanya kekeliruan dalam
pencatatan laba belum direalisasi yang diakibatkan oleh kenaikan nilai pasar dari sekuritas yang
bersifat jangka pendek (siap dijual) dalam rekening pendapatan, dan bukannya dicatat dalam rekening
ekuiti. Begitu pula tingkat hasil investasi dalam sekuritas yang lebih rendah dari prakiraan pada
investasi dengan metode ekuitas bisa disebabkan oleh kekeliruan dalam pencatatan (1) bagian
investasi investor dalam laba investee, atau (2) amortisasi kelebihan cost investor di atas nilai buku
investasi.
Rasio yang dapat digunakan auditor dalam melakukan prosedur analitis, misalnya: rasio investasi
jangka pendek terhadap total aset lancar, dan rasio investasi jangka panjang terhadap total aset.
SUBSTANTIVE TEST
Dalam pengujian substantif atas siklus investasi, auditor umumnya melakukan pengujian atas
rekening-rekening neraca dan laba rugi secara bersama-sama. Sebagaimana pengauditan dalam siklus
lainnya, auditor harus menetapkan risiko deteksi bisa diterima untuk setiap kategori asersi laporan
keuangan, sebelum melakukan pengujian substantif.
Risiko Deteksi
Dalam menetapkan model risiko audit untuk menetapkan risiko deteksi atas asersi-asersi siklus
investasi, auditor hendaknya menggabungkannya dengan risiko bawaan dan pengendalian transaksi
pengeluaran dan penerimaan kas yang telah ditetapkan dan ditambah pertimbangan khusus untuk
transaksi investasi. Kesulitan untuk merancang pengendalian guna menghadapi risiko menyangkut
hal-hal berikut: 1) penggunaan harga pasar (jika diperlukan); 2) penggolongan investasi yang tepat
sering berarti bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah untuk pengujian detil biasanya untuk asersi
penilaian dan pengalokasian serta penyajian dan pengungkapan. Perusahaan dengan volume investasi
rendah, auditor biasanya menggunakan pendekatan tingkat risiko pengendalian maksimum untuk
pengujian detilnya.
1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien. Auditor perlu memahami
mengenai pemicu-pemicu ekonomi yang mendorong perusahaan melakukan investasi dari
kelebihan kasnya, aktifitas pembelanjaannya, dan kemampuan untuk menghasilkan aliran kas
bebas. Auditor juga perlu memahami standar industri tentang seberapa penting investasi bagi
perusahaan dan dampaknya terhadap laba perusahaan.
2. Auditor perlu menelusuri saldo awal rekening aset investasi dan rekening ekuitas ke kertas
kerja tahun lalu. Selanjutnya auditor harus melakukan reviu atas aktivitas-aktivitas dalam
semua rekening yang berkaitan dengan investasi (rekening neraca atau laba/rugi). Kemudian
periksa dan analisis ayat-ayat jurnal yang dibukukan ke rekening-rekening tersebut yang
nampak tidak biasa baik dari segi jumlah maupun sumbernya. Auditor harus mendapatkan
daftar investasi yang dibuat klien dan pastikan bahwa daftar tersebut akurat dan sesuai dengan
catatan akuntansi, melalui: 1) melakukan pemeriksaan kebenaran penjumlahan matematis
dalam daftar, baik menurun maupun mendatar. Kemudian cocokkan dengan buku pembantu
dan saldo di buku besar. 2) Periksa kecocokan setiap unsur dalam daftar dengan ayat-ayat
jurnal ke buku pembantu dan buku besar.
Prosedur pengujian detil transaksi yang harus dilakukan auditor adalah melakukan pencocokan ayat-
ayat jurnal ke rekening investasi dan rekening laba rugi serta ekuitas yang bersangkutan dengan
dokumen pendukung. Pengetahuan tentang akuntansi investasi yang berpengaruh terhadap saldo-saldo
investasi lainnya akan memberikan informasi pada auditor tentang dokumen-dokumen apa yang
menjadi dasar pendebetan dan pengkreditan pada rekening-rekening yang bersangkutan. Pemeriksaan
yang seksama pada dokumen-dokumen dapat memberikan bukti yang berkaitan dengan kelima asersi
manajemen.
Sebagai contoh: pendebetan pada rekening aset untuk transaksi pembelian sekuritas dapat dicocokkan
dengan dokumen pendukung berupa pemberitahuan dari broker dan bukti pengeluaran kas.
Pendebetan lain ke rekening investasi atau rekening penyesuaian harga pasar dapat dicocokkan
dengan dokumen pendukung yang merupakan dasar pengakuan kenaikan harga pasar. Pengkreditan
yang dilakukan pada rekening aset dapat dicocokkan dengan dokumen pemberitahuan dari bank atau
dari broker sebagai bukti terjadinya penjualan sekuritas atau ke dokumen pendukung yang mengakui
penurunan harga pasar. Demikian pula ayat-ayat jurnal yang menghasilkan pendebetan atau
pengkreditan ke rekening-rekening laba rugi dan atau rekening sekuritas untuk laba-rugi direalisasi
atau belum direalisasi dapat dicocokkan dengan dokumen pada transaksi penjualan atau perubahan
harga pasar yang diakui dalam rekening-rekening tersebut. Ayat-ayat jurnal untuk pembelian dan
penjualan yang berjumlah besar, dapat dicocokkan dengan otorisasi dalam notulen rapat dewan
komisaris.
Pada waktu mengevaluasi tujuan manajemen dalam melakukan suatu investasi, auditor harus
menentukan apakah aktivitas investasi yang dilakukan manajemen sesuai atau bertentangan
dengan tujuan manajemen yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, terjadinya penjualan
investasi yang selama ini telah digolongkan sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh
tempo, auditor perlu mempertanyakan penggolongan investasi lain yang digolongkan dalam
kategori tersebut. Auditor juga harus dapat membuat pertimbangan kemampuan manajemen
untuk menyimpan sekuritas utang sampai jatuh jatuh tempo dengan mengingat posisi
keuangan klien, kebutuhan akan modal kerja, dan kemampuan menghasilkan aliran kas untuk
operasi. Auditor harus meminta surat pernyataan dari manajemen tentang ketepatan
penggolongan sekuritas.
Daftar Pustaka
Auditing dan Jasa Assuransce Pendekatan Terintegras (Jilid 2), Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley,