Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KULIAH

“AUDIT SIKLUS INVESTASI”

ANDI FAUZIAH AMALIAH


002104342022
MAKSI-1 AUDITING LANJUTAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
A. SIFAT SIKLUS INVESTASI
Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan,
peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu,
aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak
dimaksudkan untuk untuk tujuan perdagangan. Dalam mengaudit siklus investasi, auditor
biasanya ingin memperoleh jawaban atas pertanyaan berikut.
1. Aktiva apa yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas, dan apakah rencana jangka
panjang manajemen untuk menumbuhkan dasar aktiva entitas?
2. Aktiva apa yang diakuisisi, atau dilepaskan, selama periode berjalan?
3. Bagaimana aktiva yang baru diakuisisi dibiayai dan apakah rencana jangka panjang
manajemen untuk membiayai pertumbuhan entitas?

Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi yaitu pemahaman atas aktiva yang
diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkuan dan tingkat pengembalian yang
diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Selanjutnya, penentuan
aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Aktiva jangka panjang biasanya bersifat
cukup stabil. Sebagian besar aktiva pada awal tahun neraca juga tetap ada pada akhir tahun.
Jadi, auditor akan berfokus pada perubahan aktiva jangka panjang bukan keseluruhan
populasi aktiva jangka panjang.

Investasi yang akan dibahas dalam makalah ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Investasi atas aktiva tetap
2. Investasi atas sekuritas

B. TUJUAN AUDIT SIKLUS INVESTASI

Tujuan Audit Investasi Sekuritas

Kategori Tujuan Audit atas Tujuan Audit atas Saldo Akun


Asersi Kelompok Transaksi
Keberadaan Pendapatan investasi, Investasi jangka pendek dan jangka
atau Kejadian keuntungan dan panjang yang dicatat merupakan investasi
kerugian yang yang ada pada tanggal neraca (EO2).
direalisasi, serta
keuntungan dan
kerugian penahanan
yang belum direalisasi
termasuk dalam laba
yang dihasilkan dari
transaksi dan peristiwa
yang terjadi selama
periode berjalan (EO1).
Kelengkapan Pengaruh dari semua Semua investasi jangka pendek dan
transaksi dan peristiwa jangka panjang termasuk dalam
investasi selama akun investasi di neraca (C2).
periode berjalan
terhadap laporan laba-
rugi termasuk dalam
akun-akun laporan
laba-rugi (C1)
Hak dan Semua investasi yang dicatat dimiliki oleh
Kewajiban entitas yang melaporkan (RO1)
Penilaian atau Pendapatan investasi, Investasi dilaporkan di neraca pada nilai
Alokasi dan keuntungan serta wajar, harga pokok, biaya yang
kerugian yang diamortisasi, atau jumlah yang ditentukan
direalisasi dan belum oleh metode ekuitas, sama seperti untuk
direalisasi dilaporkan investasi tertentu (VA2).
pada jumlah yang benar
(VA1).

Penyajian dan Saldo investasi telah diidentifikasi dan


Pengungkapan diklasifikasikan dengan tepat dalam
laporan keuangan (PD1).
Pengungkapan yang tepat telah dibuat
berkenaan dengan (1)
invesasi hubungan istimewa, (2) dasar
untuk menilai investasi, dan (3)
penggadaian investasi sebagai agunan
(PD2).

C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO INVESTASI


Menentukan Risiko Deteksi

Untuk menerapkan risiko audit dalam menentukan risiko deteksi bagi asersi siklus
investasi, auditor mungkin perlu menggabungkan penilaian risiko inheren dan
pengendaliannya atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Kesulitan dalam merancang
pengendalian untuk menilai risiko secara memadai berkaitan dengan (1) penggunaan nilai
wajar, apabila diperlukan, dan (2) klasifikasi yang tepat atas investasi yang seringkali berarti
bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah yang dapat diterima untuk pengujian rincian

biasanya ditetapkan untuk asersi penilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan.
Bagi banyak entitas di mana volume transaksi investasi rendah, auditor akan mengikuti
penedakatan substantif yang terutama menekankan pada pengujian rincian.

Prosedur Awal

Pertama-tama sebelum masuk ke dalam inti pengujian substantif, auditor terlebih dahulu
harus memperoleh pemahaman atas bisnis dan industri serta menentukan:
a. Signifikansi saldo dan transaksi investasi bagi entitas.
b. Kebijakan entitas untuk menginvestasikan kelebihan saldo kas.
c. Pendorong ekonomi kunci yang memperoleh akuisisi entitas atas invetasi termasuk
kemampuan entitas untuk memanfaatkan kas yang mengalir dari aktivitas pembiayaan
dan untuk menghasilkan arus kas bebas.
d. Standar industri sejauh mana investasi penting bagi entitas dan dampaknya terhadap
laba.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan di antara akun-akun spesifik
selama periode berjalan dan perbandingannya dengan data tahun sebelumnya, jumlah yang
dianggarkan, dan ekspektasi lainnya. Sebagai contoh, persentase saldo investasi jangka
pendek terhadap masing-masingaktiva lancar dan total aktiva, serta tingkat pengembalian atas
berbagai kelas investasi dapat dibandingkan dengan ekspektasi atau pengharapan. Auditor
harus mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi secara
terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir.

Pengujian Rincian Transaksi

Pengujian rincian transaksi secara khusus akan efektif sebagai suatu pendekatan audit
apabila entitas tersebut mempunyai volume transaksi yang rendah. Pengujian substantif ini
terdiri dari vouching ke masing-masing ayat debet dan kredit dalam berbagai akun investasi.

Pengujian Rincian Saldo

Terdapat setidaknya tiga pengujian substantif rincian saldo investasi.

1. Memeriksa dan menghitung sekuritas yang ada di tangan


Pengujian ini biasanya dilaksanakan secara serentak dengan perhitungan auditor atas
kas dan instrumen lainnya yang dapat dinegosiasikan. Dalam melaksanakan pengujian

ini, (1) petugas yang menyimpan sekuritas harus hadir sepanjang perhitungan, (2)
suatu tanda terima harus diperoleh dari petugas tersebut ketika sekuritas dikembalikan,
dan (3) semua sekuritas harus berada di bawah kendali auditor sampai perhitungan
selesai. Dalam pemeriksaan sekuritas, auditor mengamati nomor sertifikat pada
dokumen, nama pemilik, uraian tentang sekuritas, jumlah saham/obligasi, dan nama
penerbit. Untuk sekuritas yang dibeli pada tahun sebelumnya, data ini harus
dibandingkan dengan yang terdapat di kertas kerja tahun terakhir. Sekuritas sebaiknya
disimpan pada lokasi yang berbeda untuk meningkatkan keamanan. Saat auditor ingin
mengaudit, sekuritas harus tersegel sampai semua lokasi telah dihitung. Pengujian
substantif ini memberikan bukti tentang asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, serta penyajian dan pengungkapan.
2. Mengkonfirmasi sekuritas yang disimpan oleh pihak lain
Konfirmasi ini harus diminta pada tanggal sekuiritas yang ditahan oleh klien itu
sedang dihitung. Proses konfirmasi sama dengan konfirmasi pada piutang yang sudah
dibahas pada modul bab sebelumnya. Auditor harus mengendalikan pengiriman
melalui pos dan menerima jawaban langsung dari petugas penyimpanan sekuritas.
Data yang dikonfirmasikan sama dengan data yang harus dicatat apabila auditor
mampu memeriksa sekuritas tersebut. Pengujian substantif ini memberikan bukti
tentang asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta hak dan kewajiban.
3. Menghitung kembali pendapatan investasi yang dihasilkan
Auditor dapat secara independen memverifikasi pendpaatan dividen dengan merujuk
pada tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal pembayaran yang diperlihatkan
dalam buku catatan itu. Bunga yang dihasilkan atas investasi dalam obligasi dapat
diverifikasi dengan menelaah surat berharga dan tanggal pembayaran yang
ditunjukkan pada sertifikat obligasi. Auditor juga dapat menelaah skedul-skedul
amortisasi klien untuk premi dan diskonto obligasi serta menghitung kembali jumlah
yang diamortisasi, jika ada. Pengujian substantif ini memberikan bukti tentang asersi
penilaian atau alokasi.

Anda mungkin juga menyukai