Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing II


Kode Mata Kuliah : EKSI 4310
Nama Mahasiswa : Hakkam Wardani
NIM : 043191709
UPBJJ : Ambon

No Soal dan Jawaban


1 Soal:
Jelaskan siklus investasi dan pendanaan dan tujuan audit khusus siklus investasi dan pendanaan!
Jawaban:
Siklus Investasi:
Aktivitas investasi adalah pembelian dan penjalan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang
umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian
dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.Sebuah perusahaan
mendapatkan aset-aset tersebut untuk tujuan mendukung operasi dan proses utamanya (aset tetap contohnya).
Investasi dilakukan perusahaan dalam berbagai bentuk. Investasi dalam jangka panjang seperti investasi
dalam sumber-sumber alam atau aktiva tak berwujud yang pada hakekatnya sama dengan investasi dalam
aktiva tetap. Siklus ini berkaitan siklus lainnya yaitu siklus pendapatan dan siklus pengeluaran.

Tujuan audit khusus untuk audit aset tetap pada siklus investasi disajikan pada tabel dibawah ini. Tiap-tiap
tujuan diturunkan dari pernyataan implisit ataupun eksplisit manajemen tentang transaksi aset tetap, saldo,
dan pengungkapan. Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan utama pada siklus ini untuk sebagian besar
audit. Mereka tidak diniatkan/ditujukan untuk menjadi terbuka (all inclusive) untuk semua kondisi klien.
Tujuan Transaksi
 Keterjadian
Mencatat perolehan aset tetap (E01), pemberhentian aset tetap (EO2), serta transaksi perbaikan dan
pemeliharaan (E03) merepresentasikan transaksi yang muncul tahun tersebut.

 Kelengkapan
Semua perolehan aset tetap (C1), pemberhentian aset tetap (C2), serta transaksi perbaikan dan pemeliharaan
(C3) yang muncul pada periode tersebut telah tercatat.
 Akurasi
Perolehan aset tetap (VA1), pemberhentian aset tetap (VA2), serta transaksi perbaikan dan pemeliharaan
(VA3) dinilai secara akurat berdasarkan PABU, kemudian dijurnal, dirangkum, dan di-posting dengan benar.
Transaksi untuk biaya depresiasi dinilai dengan benar (VA4).

 Pisah batas
Semua perolehan aset tetap (EO1 dan C1), pemberhentian aset tetap (EO2 dan C2), serta transaksi perbaikan
dan pemeliharaan (EO3 dan C3) yang muncul pada periode tersebut telah tercatat pada periode akuntansi
yang benar.
 Klasifikasi
Semua perolehan aset tetap (PD1), pemberhentian aset tetap (PD2), serta transaksi perbaikan dan
pemeliharaan (PD3) telah dicatat pada akun yang benar.

Tujuan Saldo
 Keberadaan
Aset tetap yang telah tercatat merepresentasikan aset produktif yang digunakan pada tanggal neraca (E04).
 Kelengkapan
Saldo aset tetap terdiri atas efek semua transaksi selama periode (C4).

 Hak dan kewajiban


Entitas memiliki atau berhak atas semua aset tetap yang tercatat pada tanggal neraca (RO1).
 Penilaian dan alokasi
Saldo aset tetap dinyatakan pada kos (VA5) dikurangi akumulasi depresiasi (VA6) dan dicatat untuk setiap
penurunan nilai material.
Tujuan Pengungkapan
 Keterjadian serta hak dan kewajiban
Mengungkapkan peristiwa dan transaksi gedung dan peralatan yang muncul terkait entitas (PD4).
 Kelengkapan
Semua pengungkapan properti, gedung, dan peralatan yang seharusnya dicantumkan pada laporan keuangan
telah dicantumkan (PD5).
 Klasifikasi dan mudah dipahami
Semua informasi properti, gedung, dan peralatan disajikan dan dideskripsikan secara benar dan informasi
pada pengungkapan dituliskan dengan jelas (PD6).
 Akurasi dan penilaian
Informasi properti, gedung, dan peralatan diungkapkan secara akurat dan pada jumlah yang benar (PD7).

Keterangan:
EO (existence and occurrence) = keberadaan dan keterjadian
C (completeness) = kelengkapan
RO (right and obligation) = hak dan kewajiban
VA (valuation and alocation) = penilaian dan alokasi
PD (presentation dan disclosure) = penyajian dan pengungkapan

Siklus Pendanaan:
Transaksi investasi yang signifikan biasanya dibarengi oleh transaksi pendanaan yang signifikan. Siklus
pendanaan meliputi dua kelas transaksi utama sebagai berikut:
1. Transaksi utang jangka panjang terdiri atas pinjaman dari obligasi, pinjaman dengan jaminan aset tetap,
wesel, pinjaman, serta pelunasan atas pokok dan bunga terkait.
2. Transaksi ekuitas pemegang saham terdiri atas penerbitan dan penebusan saham biasa dan preferen,
transaksi saham treasuri, serta pembayaran dividen.

Penerbitan obligasi dan saham biasa pada umumnya menunjukkan sumber utama dana modal. Oleh karena
itu, perhatian difokuskan terutama pada dua sumber pendanaan tersebut.

Siklus pendanaan berhubungan dengan siklus pengeluaran, yaitu ketika kas dikeluarkan untuk bunga obligasi,
penebusan obligasi, dividen kas, serta pembelian saham treasuri.

Untuk tiap-tiap dari lima kategori asersi laporan keuangan, tabel dibawah ini mendaftar sejumlah tujuan audit
khusus saldo akun terkait akun-akun yang terkena pengaruh oleh transaksi keuangan seperti yang
disampaikan di atas.
Tujuan Transaksi
 Keterjadian
Mencatat utang (E01), kos bunga (E02), dan ekuitas (E03) menggambarkan transaksi yang terjadi selama tahun tersebut.
 Kelengkapan
Semua utang (C1), kos bunga (C2), dan transaksi ekuitas (C3) yang terjadi pada periode tersebut telah tercatat.
 Akurasi
Utang (VA1), kos bunga (VA2), dan transaksi ekuitas (VA3) dinilai secara akurat berdasarkan PABU serta dijurnal,
dirangkum, dan di-posting dengan benar.
 Pisah batas
Semua utang (EO1 dan C1), kos bunga (EO2 dan C2), serta transaksi ekuitas (E03 dan C3) yang terjadi pada periode
tersebut telah tercatat pada periode akuntansi yang benar.
 Klasifikasi
Semua utang (PD1), kos bunga (PD2), dan transaksi ekuitas (PD3) telah dicatat pada akun yang benar.

Tujuan Saldo
 Keberadaan
Utang yang tercatat (EO4) dan ekuitas (E05) ada pada tanggal neraca.
 Kelengkapan
Semua utang (C4) dan ekuitas (C5) dicatat pada tanggal neraca.
 Hak dan kewajiban
Semua saldo utang tercatat merupakan kewajiban entitas (RO1) dan saldo ekuitas merepresentasikan klaim pemilik pada
pelaporan aset entitas (RO2).
 Penilaian dan alokasi.
Saldo utang (VA4) dan ekuitas (VA5) dinilai sesuai PABU

Tujuan Pengungkapan

 Keterjadian serta hak dan kewajiban


Pengungkapan utang (PD4) dan ekuitas (PD8) terjadi dan terkait dengan entitas.
 Kelengkapan
Semua pengungkapan utang (PD5) dan ekuitas (PD8) yang seharusnya ada di laporan keuangan telah dimasukkan
 Klasifikasi dan kemudahdimengertian
Semua informasi utang (PD6) dan ekuitas (PD7) disajikan dan dideskripsikan secara benar dan informasi pada
pengungkapan dituliskan dengan jelas. dan penilaian
 Akurasi
Informasi utang (PD7) dan ekuitas (PD8) diungkapkan secara akurat dan pada jumlah yang benar.

2 Soal:
Jelaskan risiko bawaan dan pengendalian internal pada audit atas saldo kas!

Jawaban:
Risiko bawaan pada audit atas saldo kas:
Tingginya volume transaksi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap risiko yang dihadapi untuk
pernyataan saldo kas tertentu, terutama keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan. Selain itu, sifat dari
saldo kas menyebabkan rentan pencurian dalam bentuk berbagai jenis penipuan yang melibatkan cash
borneout. Berbeda dengan piutang atau persediaan, risiko berkaitan dengan hak dan kewajiban, penilaian atau
alokasi, serta penyajian dan pengungkapan untuk kas minimal karena tidak adanya kompleksitas yang
melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.

Pengendalian internal pada audit atas saldo kas:


Penerimaan dan pengeluaran kas merupakan transaksi rutin yang dapat dikendalikan oleh sistem
pengendalian internal yang memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah.
Karena saldo kas rentan terhadap pencurian, banyak auditor yang berhati-hati dalam mengevaluasi
pengendalian internal atas kas serta memastikan bahwa kekurangan yang signifikan dalam pengendalian
internal secara jelas dikomunikasikan kepada manajemen.

3 Soal:
Jelaskan masing-masing prosedur untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan!
Jawaban:
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifikuntuk
mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :
1. Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian
Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas pada
pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. AU 560, Subsequent
Events, menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan
transaksi yang :
1. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
2. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan auditor
Dua kejadian diatas disebut sebagai Kejadian Kemudian (Subsequent Events). Seperti diperlihatkan
pada gambar dibawah ini, kerangka waktu untuk peristiwa kemudian berlangsung dari tanggal neraca
sampai penerbitan laporan auditor.Gambar tersebut juga mengidentifikasi periode peristiwa
kemudian, yang berlangsung dari tanggal neraca sampai akihir pekerjaan lapangan.Selama periode
ini, auditor diwajibkan menurut GAAP untuk menemukan peristiwa kemudian.
Tanggal Akhir pekerjaan Tanggal
neraca lapangan penerbitan

Periode
kemudian
Periode peristiwa
kemudian

2. Membaca Notulen Rapat


Notulen pertemuan pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, dari notulen pertemuan
dapat menyebabkan auditor memodifikasi

seperti komite keuangan dan komite audit, dapat mengandung hal-hal yang memiliki signifikansi
audit. Contohnya, dewan komisaris mengotorisasi penerbitan obligasi, pembelian saham treasuri,
pembayaran dividen tunai, atau penghentian lini produk. Setiap kondisi tersebut memengaruhi asersi
manajemen dalam laporan keuangan. Auditor harus menentukan seluruh notulen pertemuan dewan
direksi yang diselenggarakan selama periode audit hingga periode dari tanggal neraca hingga
penyelesaian kerja lapangan tersedia untuk pemeriksaan. Pembacaan notulen pertemuan tersebut
biasanya dilakukan secepat mungkin setelah tersedia sehingga memberikan kesempatan yang lebih
besar untuk menaksir signifikansinya terhadap audit. Misalnya, informasi yang diperoleh rencana uji
substantif atau meminta klien untuk mengungkapkan kejadian kemudian dalam laporan keuangan.
Langkah pembacaan notulen rapat ini harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

3. Mendapatkan Bukti tentang Litigasi, Klaim, dan Penaksiran


FASB dalam SFAS 5 tentang akuntansi untuk kontingensi mendefinisikan kontingensi sebagai
keadaan, situasi, dan kondisi yang mengandung unsur ketidakpastian kemungkinan laba (laba
kontingensi) atau kemungkinan rugi (rugi kontinhensi) yang akan menjadi jelas jika satu atau lebih
kejadian terjadi atau gagal terjadi di masa mendatang. Laba kontingensi, seperti klaim atas
pelanggaran hak paten, hanya mengandung sedikit masalah karena sesuai standar akuntansi laba
kontingensi biasanya tidak dicatat sampai terealisasi. Sebaliknya, rugi kontingensi merupakan
masalah audit yang signifikan. Tergantung pada kemungkinan pembayaran di masa mendatang,
standar akuntansi mengharuskan rugi kontingensi sebagai berikut:
a. dicatat sebagai utang kontingensi,
b. diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, dan
c. diabaikan.

Kontingensi tersebut meliputi garansi produk, jaminan utang obligasi, sengketa pajak penghasilan dan
litigasi, klaim, serta penaksiran.

Perhatian auditor terhadap utang kontingensi tidak terbatas hanya saat penyelesaian audit. Selama
melakukan uji audit dan pencarian utang yang tidak tercatat, auditor harus memperhatikan
kemungkinan adanya utang kontingensi. Di samping itu, pada saat pembacaan notulen rapat dewan
komisaris dan pemeriksaan kontrak, auditor harus mencari kondisi yang mungkin mengindikasikan
adanya kontingensi yang perlu diselidiki. Standar audit tidak mensyaratkan secara khusus
pengauditan kontingensi, tetapi mengharuskan audit terhadap litigasi, klaim, dan penaksiran.
Keharusan tersebut biasanya dipenuhi saat penyelesaian audit karena auditor menginginkan bukti
yang didapatkan mendekati penyelesaian kerja lapangan sebagai bukti yang layak.

4. Mendapatkan Surat Representasi Klien


Auditor harus mendapatkan surat representasi manajemen klien untuk memenuhi standar kerja
lapangan ketiga. Caranya adalah melalui surat representasi klien. Standar audit (AU) Nomor 333
tentang representasi manajemen menyatakan bahwa representasi adalah salah satu masalah yang dapat
dijadikan bukti, tetapi bukan pengganti prosedur audit yang diperlukan guna memperoleh landasan
yang rasional untuk opini. Representasi manajemen tersebut terdiri atas berikut ini:
a. mengonfirmasi representasi yang diberikan kepada auditor secara lisan;
b. mendokumentasi kelanjutan ketepatan representasi;
c. mengurangi kemungkinan kesalahpahaman tentang representasi manajemen.

Surat representasi merupakan pelengkap prosedur audit yang lain. Contohnya, surat representasi
melengkapi surat penyelidikan audit terhadap pengacara klien dengan mencantumkan pernyataan
manajemen bahwa litigasi, klaim, dan penaksiran diperiksa dengan benar dan tidak ada klaim atau
penaksiran yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. Beberapa kasus lain menjadikan surat
representasi sebagai sumber bukti audit yang utama. Sebagai contoh, ketika perusahaan klien
merencanakan penghentian sebuah lini bisnis, auditor mungkin tidak mendapatkan cukup bukti dari
prosedur audit. Oleh karena itu, auditor meminta klien untuk menuliskan rencana tersebut ke dalam
surat representasi.

Jika representasi yang dibuat oleh manajemen bertentangan dengan bukti audit lain, auditor harus
menginvestigasi kondisi tersebut dan mempertimbangkan keandalan pembuatan surat representasi
tersebut. Misalnya, surat representasi manajemen tentang klasifikasi sekuritas dimiliki hingga jatuh
tempo (held to maturity) bertentangan dengan penjualan sekuritas tersebut oleh manajemen. Selain
itu, auditor harus mempertimbangkan apakah mengandalkan surat representasi manajemen terkait
aspek laporan keuangan klien sudah tepat dan beralasan.

5. Melakukan Prosedur Analitis


Prosedur analitis melibatkan penggunaan rasio-rasio dan teknik perbandingan yang lain. Prosedur
analitis juga dibutuhkan untuk menyelesaikan audit sebagai tinjauan akhir laporan keuangan. SAS 56,
standar audit (AU) 329.22 (PSA Nomor 22 paragraf 22) menyatakan bahwa tinjauan akhir audit
bertujuan untuk membantu auditor dalam menaksir kesimpulan yang dicapai dengan mengaudit dan
mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Untuk membuat tinjauan secara menyeluruh, auditor membaca laporan keuangan beserta catatan atas
laporan keuangan terkait dan mempertimbangkan kecukupan bukti-bukti yang dikumpulkan dari
respons atas saldo-saldo yang tidak lazim atau tidak terduga serta hubungannya yang:
1) diantisipasi saat perencanaan audit atau
2) ditemukan saat melakukan uji substansi. Prosedur analisis kemudian diterapkan pada laporan
keuangan guna menentukan adanya hubungan tambahan yang tidak lazim atau tidak terduga.

Jika terindikasi ada hubungan tambahan tersebut, auditor harus melakukan prosedur audit tambahan
untuk menyelesaikan pekerjaan audit.

Prosedur audit yang diterapkan dalam tinjauan menyeluruh harus dilakukan oleh orang yang memiliki
pengetahuan yang komprehensif tentang kegiatan bisnis klien dan industri. Berbagai jenis prosedur
analisis dapat digunakan dan harus:
a. diterapkan pada area audit kritis yang teridentifikasi selama pekerjaan audit;
b. didasarkan pada data laporan keuangan setelah seluruh penyesuaian audit dan reklasifikasi
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai