Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGAUDITAN

FIXED ASSETS INVESTMENT CYCLE

Anggota:
Annisya Fitri Khairina Parinduri
Diva Rianitha Manurung
Siti Noor Aini Hidayah

S2 MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020

1
1. PENDAHULUAN
Property, Plant and Equipment (PPE) adalah aset yang memiliki perkiraan umur lebih dari satu
tahun, digunakan dalam kegiatan bisnis dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuannya adalah
untuk menggunakan aset sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan memiliki masa manfaat lebih
dari satu tahun.

Gambar 1: Klasifikasi Akun PPE

Catatan akuntansi utama untuk peralatan dan properti lainnya, pabrik, dan akun peralatan umumnya
merupakan file induk aset tetap. File induk mencakup catatan rinci untuk setiap peralatan dan jenis
properti yang dimiliki. Setiap catatan dalam file tersebut meliputi deskripsi aset, tanggal akuisisi,
biaya asli, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi penyusutan untuk properti.
Total untuk semua saldo dalam file master sama dengan saldo buku besar untuk akun terkait:
peralatan, biaya penyusutan, dan akumulasi penyusutan. Itu file induk juga berisi informasi tentang
properti yang diperoleh dan yang telah selesai digunakan selama tahun.

Gambar 2: Akun yang digunakan dalam transaksi yang berhubungan dengan akun Peralatan.

Perhatikan, debit ke akun peralatan timbul dari akuisisi dan siklus pembayaran. Karena sumber debet
di akun aset adalah jurnal akuisisi, sistem akuntansi biasanya telah diuji untuk mencatat penambahan
periode saat ini ke peralatan sebagai bagian dari pengujian akuisisi dan siklus pembayaran (yang telah
kita pelajari sebelumnya bab). Namun, karena penambahan peralatan jarang terjadi, seringkali dalam
jumlah besar, dan tunduk pada kontrol khusus, seperti persetujuan dewan direksi, auditor dapat

2
memutuskan untuk tidak terlalu mengandalkan pengujian ini sebagai bukti yang mendukung
penambahan aset tetap.

A. Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Untuk Mengembangkan Strategi


Audit
Auditor perlu memiliki pemahaman yang baik terhadap entitas seperti fungsi bisnis, dokumen dan
catatan terkait transaksi dalam suatu siklus yang dimiliki Perusahaan. Dengan pemahaman yang baik
tersebut Auditor dapat melakukan identifikasi risiko pengendalian dan mendesain tes pengendalian
maupun tes substantif transaksi dalam siklus aset tetap dengan tepat. Auditor harus memperoleh bukti
yang cukup dan kompeten untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi siklus aset tetap.

Ada variasi yang cukup besar antara industri dalam pentingnya aktivitas pendanaan dan investasi
untuk operasi entitas. Oleh karena itu, pengetahuan industri penting untuk mengembangkan
ekspektasi terkait laporan keuangan. Di banyak industri ini, investasi Property, Plant and Equipment
(PPE) adalah material dan dikontrol dengan cermat. Karena investasi baru sering kali disertai dengan
hutang tambahan atau pembiayaan ekuitas, merupakan strategi audit umum untuk memiliki audit
individu yang sama.

B. Tujuan Audit
Fokus dalam audit terbagi dalam kelas transaksi yang terkait dengan audit PPE, yaitu:
1. Perolehan aset tetap (baik yang dibeli atau diproduksi)
2. Pelepasan aset tetap (penjualan atau pertukaran aset tetap)
3. Transaksi perbaikan dan pemeliharaan (yang mungkin termasuk transaksi yang harus
dikapitalisasi)
4. Biaya depresiasi

Tujuan Audit Khusus


Tujuan Audit terkait Transaksi
Mencatat akuisisi aset tetap (EO1), Pelepasan aset
tetap (EO2), Transaksi perbaikan dan perawatan
Keterjadian (Occurrence)
(EO3). Ketiga hal tersebut menunjukkan transaksi
yang terjadi sepanjang tahun tersebut.
Semua akuisisi pada aset tetap (C1), Pelepasan aset
tetap (C2), Transaksi perbaikan dan perawatan (C3).
Kelengkapan (Completeness)
Ketiga hal tersebut terjadi selama periode tersebut
telah tercatat.

3
Semua akuisisi pada aset tetap (VA1), Pelepasan aset
tetap (VA2), Transaksi perbaikan dan perawatan
(VA3), Transaksi biaya depresiasi (VA4). Keempat hal
Akurasi (Accuracy)
tersebut telah dinilai secara akurat menggunakan
standar yang berlaku serta dijurnal, direkap dan
diposting dengan benar.
Semua akuisisi aset tetap (EO1 & C1), Pelepasan aset
tetap (EO2 & C2), Transaksi perbaikan dan perawatan
Cutoff
(EO3 & C3). Ketiga hal tersebut telah tercatat dengan
benar pada periode akuntansi.
Semua akuisisi aset tetap (PD1), Pelepasan aset tetap
Klasifikasi (Classification) (PD2), Transaksi perbaikan dan perawatan (PD3).
Ketiga hal tersebut dicatat dalam akun yang benar.

Tujuan Audit terkait Saldo


Aset tetap yang tercatat merupakan aset produktif yang
Keberadaan (Existence)
digunakan pada tanggal neraca.(EO4)
Saldo aktiva tetap mencakup pengaruh semua transaksi
Kelengkapan (Completeness)
yang terjadi selama periode berjalan.(C4)
Entitas memiliki atau mendapatkan hak atas semua
Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations)
aset tetap yang dicatat pada tanggal neraca. (RO1)
Aset tetap dicatat sebesar cost (VA5) dikurangi
Penilaian dan Alokasi (Valuation and Allocation) akumulasi depresiasi (VA6) dan diturunkan nilainya
sebesar penurunan nilai yang material (VA7).

Tujuan Audit terkait Pengungkapan


Transaksi Aset tetap yang diungkapkan adalah
Akurasi, Hak dan Kewajiban (Accuracy, Rights
transaksi yang telah terjadi dan berkaitan dengan
and Obligations)
entitas (PD4).
Semua pengungkapan aset tetap yang seharusnya
Kelengkapan (Completeness) dimasukkan dalam laporan keuangan telah dimasukkan
(PD5).
Semua informasi aset tetap disajikan dan dijelaskan
Classification and Understandability dengan tepat dan informasi dalam pengungkapan
diungkapkan dengan jelas (PD6).
Akurasi dan Penilaian (Accuracy and Valuation) Semua informasi aset tetap telah diungkapkan dengan

4
akurat dan dengan jumlah yang seharusnya (PD7).

C. Materialitas
Aset tetap biasanya merupakan aspek yang material dari laporan keuangan. Alokasi materialitas
ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi. Pertimbangan
utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah penentuan besarnya salah saji yang akan
mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak. Pertimbanga kedua
adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Audit atas aset tetap relatif murah
dibandingkan dengan audit akun-akun piutang atau persediaan. Akibatnya, auditor biasanya akan
mengalokasikan secara proporsional materialitas yang lebih kecil ke aset tetap dibandingkan ke
piutang dan persediaan.

D. Risiko Bawaan
Risiko bawaan berkaitan dengan asersi keberadaan. Pada asersi ini risiko bawaan seringkali rendah
karena aset tetap tidak mudah dicuri. Tetapi, ada potensi tertentu yang mengakibatkan risiko
bawaan sampai pada tingkat sedang atau tinggi yaitu ketika aset tetap yang telah tidak digunakan
lagi tetapi tidak dihapuskan. Risiko signifikan berkaitan dengan asersi hak dan kewajiban karena
aset biasanya digunakan sebagai jaminan atas hutang. Risiko bawaan untuk asersi penilaian juga
tinggi atau maksimum tergantung pada industrinya dan tingkat kesulitan terkait dengan estimasi
masa manfaat dan nilai sisa serta metode penyusutan yang digunakan. Risiko bawaan untuk asersi
pengungkapan adalah sedang karena pengungkapan yang berhubungan dengan aset tetap tidak
kompleks.

E. Prosedur Analitis
Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor dalam
mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aset tetap secara relatif harus stabil, dan akibatnya
prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.
Akan tetapi, auditor harus menunjukkan skeptisisme profesional ketika mengevaluasi kelayakan
beban penyusutan, termasuk kebijakan mengenai kapitalisasi langsung membebankan aktiva
sebagai beban melalui beban pemeliharaan dan perbaikan.

Tabel 1. Prosedur analitis yang biasanya digunakan untuk audit aset tetap
Rasio Rumus Signifikansi Audit
Suatu kenaikan yang tidak terduga pada
Fixed assets turnover Net sales ÷ average fixed assets perputaran aset tetap dapat menunjukkan kelalaian
untuk mencatat atau mengkapitalisasi aset yang

5
dapat disusutkan.
Suatu kenaikan yang tidak terduga dalam
perputaran total aset dapat menunjukkan kelalaian
Total assets turnover Net sales ÷ average total assets
untuk mencatat atau mengkapitalisasi aset yang
dapat disusutkan.
(Net income + (interest x (1-tax Suatu kenaikan yang tidak terduga pada
rate))) ÷ average total assets pengembalian atas aset dapat menunjukkan
Return on total assets
kelalaian untuk mencatat atau mengkapitalisasi
aset yang dapat disusutkan.
Suatu kenaikan atau penurunan yang tidak terduga
Depreciation expense Depreciation expense ÷ average pada beban penyusutan sebagai persentase dari
as a percent of PPE PPE aset yang dapat disusutkan dapat menunjukkan
suatu kesalahan dalam menghitung penyusutan.
Suatu kenaikan yang tidak terduga dalam beban
Repair expenses to net Repair and maintanance reparasi dan pemeliharaan dapat menunjukkan
sales expense ÷ net sales kemungkinan bahwa aset yang seharusnya
dikapitalisasi telah dicatat sebagai beban.

2. PERTIMBANGAN PADA PENGENDALIAN INTERNAL


Seperti pada bagian audit lainnya, auditor juga diwajibkan untuk memahami pengendalian internal
yang berlaku pada siklus pengeluaran yang mencakup lima komponen.
1. Lingkungan Pengendalian
Auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai lingkungan pengendalian yang mencukupi
untuk memahami sikap dan tindakan manajemen serta dewan direksi berkenaan dengan
lingkungan pengendalian, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun
dampak kolektif pada pengendalian lainnya.
Berikut adalah contoh faktor-faktor lingkungan pengendalian yang relevan pada siklus
pengeluaran. Adanya sejumlah peluang bagi karyawan yang melakukan kecurangan dalam
pemrosesan transaksi pengeluaran kas untuk transaksi akuisisi aset tetap dan biaya untuk perbaikan
dan perawatan aset tetap, hal ini menyebabkan faktor lingkungan pengendalian seperti integritas
dan nilai etis menjadi sangat penting.

2. Penilaian Risiko Manajemen


Penilaian risiko manajemen meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut:

6
a. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi akuisisi aset
tetap.
b. Risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.
c. Risiko kesalahan dalam penyajian akun biaya depresiasi.
d. Risiko kesalahan dalam penyajian dan pengakuan pada transaksi pertukaran atau penjualan
aset tetap.
Jika manajemen menunjukkan pertimbangan yang tepat atas risiko-risiko dengan komitmen
menjalankan aktivitas pengendalian untuk menghadapi risiko tersebut, maka kemungkinan salah
saji yang berkaitan dengan risiko tersebut dapat berkurang.

3. Informasi dan Komunikasi


Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan
dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi. Informasi penting
yang harus dipahami auditor meliputi:
a. Bagaimana pembelian dan pembayaran atas transaksi aset tetap diawali.
b. Catatan akuntansi, dokumen, akun dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi
untuk berbagai tahapan dari setiap siklus pengeluaran aset tetap.

4. Pemantauan
Beberapa jenis aktivitas pemantauan secara terus-menerus atau periodik dalam komponen ini dapat
memberikan manajemen informasi tentang keefektifan komponen pengendalian internal lainnya
dalam mengurangi risiko salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran
terkait aset tetap. Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan
yang mencakup:
a. Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah
pembayaran.
b. Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
yang material atas pengendalian internal yang relevan yang ditermukan pada audit
sebelumnya.
c. Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang
berhubungan dengan siklus pengeluaran terkait aset tetap.

3. AKTIVITAS PENGENDALIAN PEROLEHAN ATAU AKUISISI ASET TETAP


DAN TRANSAKSI PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN ASET TETAP
a. Dokumen dan catatan yang umum

7
Berikut ini adalah dokumen dan catatan yang umum digunakan oleh perusahaan yang tercakup
dalam pemrosesan transaksi pembelian:
1) Purchase requistion yaitu permintaan tertulis akan barang atau jasa yang diajukan oleh
orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.
2) Purchase order yaitu penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau
pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.
3) Approved vendor master file yaitu data komputer yang berisikan informasi vendor dan
pemasok yang telah disetujui untuk melakukan pembelian dan pembayaran.
4) Open purchase order file yaitu data komputer mengenai pesanan pembelian yang sudah
disampaikan kepada vendor/supplier tetapi barang/jasa yang dipesan belum diterima.
5) Receiving report yaitu laporan penerimaan barang yang berisikan jenis dan jumlah barang
yang diterima dari vendor.
6) Receiving file yaitu data komputer yang berisi informasi jumlah barang yang diterima dari
vendor
7) Vendor invoice yaitu tagihan dari vendor yang menyebutkan barang yang telah dikirim atau
jasa yang telah dikerjakan, nominal yang dibayarkan, syarat pembayaran dan tanggal
tagihan.
8) Voucher yaitu suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus
dibayar dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima.
9) Exeption report yaitu laporan yang berisikan informasi tentang transaksi-transaksi yang
diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.
10) Voucher summary yaitu laporan yang berisikan seluruh voucher yang diproses dalam suatu
batch atau selama hari itu.
11) Voucher register yaitu catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah
mendapat persetujuan untuk dibayar.
12) Purchase transactions file yaitu file komputer yang berisikan data mengenai voucher yang
telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk pemutakhiran
data hutang dagang, aset tetap dan buku besar.
13) Account payable master file yaitu file komputer yang berisi data tentang voucher yang
belum dibayar yang telah disetujui dan ditambahkan ke saldo dalam akun pengendalian
hutang usaha.
14) Suspense files yaitu file komputer yang menahan transaksi yang belum diproses karena
ditolak oleh program aplikasi komputer.

b. Fungsi dan aktivitas pengendalian transaksi perolehan/akuisisi aset tetap dan transaksi perbaikan
dan perawatan aset tetap.

8
Pemrosesan transaksi perolehan mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
1) Pengajuan pembelian
Permintaan diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang
meliputi:
a) Pengajuan permintaan barang atau jasa
Permintaan pembelian merupakan awal jejak transaksi yang mendokumentasikan bukti
dalam mendukung asersi manajemen seperti kejadian transaksi pembelian. Pengendalian
yang harus dipertimbangkan adalah bahwa seluruh permintaan memenuhi kebijakan
otorisasi yang ditetapkan perusahaan.

b) Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui


Proses penyetujuan pemasok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang dibutuhkan
perusahaan merupakan pengendalian yang penting, terutama dalam sistem akuntansi yang
mengandalkan pada pengendalian komputer. Jika manajemen dan departemen pembelian
menetapkan pengendalian yang ketat atas penentuan pemasok yang diotorisasi dalam
daftar pemasok yang telah disetujui maka karyawan akan sulit melakukan pengajuan
pembelian dengan pemasok fiktif.

c) Pembuatan pesanan pembelian


Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan pembelian
hanya setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui dengan benar. Pesanan
pembelian juga dapat menjadi bagian dari jejak transaksi untuk mendokumentasikan bukti
yang mendukung kejadian dari transaksi pembelian.

2) Penerimaan barang dan jasa


Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa, mencakup:
a) Penerimaan barang/jasa
Pesanan pembelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen penerimaan untuk
menerima barang yang dikirimkan oleh pemasok. Penerimaan barang atau jasa ini
biasanya membuktikan bahwa suatu transaksi dan penetapan kewajiban telah terjadi.
Personil penerimaan harus membandingkan antara barang yang diterima dengan uraian
yang ada pada pesanan pembelian.

b) Penyimpanan barang yang diterima


Setelah penyerahan barang ke gudang atau departemen yang mengajukan permintaan
lainnya, bagian penerimaan harus meminta tanda terima. Pencantuman tanda tangan pada
salinan laporan penerimaan memenuhi tujuan dan memberikan bukti lebih lanjut mengenai

9
keterjadian transaksi pembelian. Pemisahan fungsi penyimpanan barang yang diterima
sebagai persediaan dari fungsi lainnya yang terlibat dalam pembelian dapat mengurangi
risiko terjadinya pembelian yang tidak diotorisasi atau penyalahgunaan barang.

3) Pencatatan kewajiban
Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:
a) Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
b) Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat

Setiap fungsi-fungsi penting tersebut diberikan kepada orang atau departemen yang berbeda. Hal ini
merupakan pemisahan tugas yang klasik dengan memisahkan otorisasi atas transaksi, penyimpanan
aset dan pencatatan akuntansi. Dengan struktur seperti ini, pekerjaan seorang karyawan atau
departemen dapat menyediakan pengecekan yang independen atas ketepatan pekerjaan yang
dilakukan oleh orang atau departemen lainnya.

Kontrol atas saldo aset tetap sering kali mencakup kontrol fisik atas aset tetap serta pemeliharaan
inventaris aset tetap yang secara berkala diperiksa terhadap aset yang ada (EO4, C4). Kontrol atas
penilaian aset pada biaya historis (VA5) secara langsung terkait dengan kontrol atas penilaian
transaksi yang dicatat (VA1-VA4). Komite pengungkapan juga memiliki tanggung jawab untuk
meninjau transaksi tertentu di mana properti dan hutang berada di entitas dengan kepentingan variabel
dan untuk menentukan apakah transaksi tersebut telah dicatat dengan benar (EO4, C4).

4. AKTIVITAS PENGENDALIAN PELEPASAN ASET TETAP


a. Dokumen dan catatan yang umum
1) Memo/ requistion document yaitu dokumen yang berisikan permintaan
departemen atau perintah dari manajemen untuk melakukan pelepasan aset tetap,
pelepasan aset yang dilakukan juga disebutkan dengan jelas dalam memo, apakah
perusahaan melakukan penjualan atau pertukaran aset tetap kepada pihak lain.
2) Quotation (penawaran) yaitu dokumen yang berisikan penawaran aset tetap yang
akan dilepaskan termasuk didalamnya terkait dengan karakteristik aset tetap
tersebut.
3) Approved customer master file yaitu data komputer yang berisikan informasi customer
atau pelanggan yang telah disetujui untuk melakukan penjualan.
4) Open sales order file yaitu data komputer mengenai penjualan/ pelepasan aset tetap yang
sudah disampaikan kepada customer atau pelanggan tetapi aset tetap tersebut belum
diserahkan.

10
5) Sales Invoice yaitu bukti penjualan/pelepasan aset tetap.
6) Cash receipts yaitu bukti penerimaan kas atas perolehan aliran kas masuk akibat
pelepasan aset tetap.
7) Legal yaitu bukti yang menyatakan bahwa telah terjadi pemindahan hak atas aset tetap.
8) Transfer report yaitu laporan yang menyatakan telah terjadi pelepasan aset dan telah
diserahkan kepada pihak pembeli.
9) Master file fixed assets yaitu data yang mencantumkan informasi terkait aset tetap yang
dimiliki perusahaan, jika terjadi pelepasan maka harus melakukan update data pada
master file fixed asset.

b. Fungsi dan aktivitas pengendalian transaksi pelepasan aset tetap


1) Pengajuan pelepasan aset tetap, mencakup:
a. Pengecekan terhadap bukti memo
Setiap transaksi pelepasan aset tetap harus berdasarkan bukti memo dari departemen
yang mengajukan atau dari manajemen tingkat atas dengan otorisasi yang sesuai
dengan prosedur sebagai langkah awal pengawasan pelepasan aset tetap.

b. Pembuatan penawaran kepada customer


Kegiatan pelepasan aset tetap akan dilakukan oleh departemen tertentu yang telah
ditetapkan perusahaan, departemen yang melakukan penawaran harus berbeda dengan
departemen yang mengajukan pelepasan aset. Dan penawaran dilakukan kepada
customer atau pelanggan yang terdaftar di perusahaan.

2) Penyerahan aset tetap,


Kegiatan penyerahan aset tetap mencakup:
a. Bukti penjualan aset tetap
Penyerahan aset tetap dapat terjadi jika telah dikeluarkannya bukti penjualan dari
perusahaan kepada customer. Bukti penjualan digunakan sebagai bukti terkait
keterjadian transaksi penjualan atau pertukaran aset tetap.

b. Laporan penyerahan aset tetap kepada customer


Jika bukti penjualan telah diberikan kepada customer maka perusahaan akan
membuat laporan penyerahan aset tetap kepada customer sebagai bukti bahwa telah
terjadi penyerahan aset tetap atas transaksi penjualan atau pertukaran aset tetap.
Laporan ini harus diotorisasi oleh pihak-pihak sesuai dengan prosedur di perusahaan.

11
c. Legalitas aset tetap terkait hak atas kepemilikan aset tetap
Legalitas dibutuhkan sebagai bukti secara hukum atas kepemilikan suatu aset tetap.
Karena telah terjadi transaksi penjualan atau pertukaran aset tetap maka harus
dibuatkan legalitas baru atas perpindahan hak kepemilikan.

3) Pencatatan pelepasan aset tetap


a. Pencatatan penerimaan kas
Pencatatan penerimaan kas dilakukan pada saat telah terjadi pelunasan atas transaksi
penjualan atau pertukaran aset tetap. Pecatatan penerimaan kas harus berdasarkan
bukti penjualan, laporan penyerahan aset tetap dan bukti pembayaran yang diterima.
Departemen yang melakukan penjualan aset dengan bagian penerimaan kas harus
dilakukan oleh karyawan yang berbeda.

b. Update data aset tetap dan akumulasi depresiasi aset tetap yang dijual/ditukarkan.
Setelah dilakukan pencatatan maka harus dilakukan penghapusan atau penambahan
aset tetap serta pencatatan akumulasi depresiasi aset tetap pada master file fixed
assets sebagai akibat transaksi penjualan atau pertukaran aset tetap. Pencatatan ini
dilakukan oleh bagian yang ditetapkan untuk mengelola aset tetap perusahaan.
Pencatatan ini akan dicocokkan pada saldo aset tetap pada buku besar.

5. AKTIVITAS PENGENDALIAN PENCATATAN BIAYA DEPRESIASI


a. Dokumen dan catatan yang umum
1) Master file fixed assets atau Kartu aset tetap
2) Memo untuk melakukan pencatatan penyesuaian biaya depresiasi

b. Fungsi dan aktivitas pengendalian transaksi pencatatan biaya depresiasi


Fungsi pencatatan biaya depresiasi:
1. Melakukan pengecekan terhadap metode dan perhitungan penyusutan yang digunakan
Metode penyusutan aset tetap dan perhitungan biaya depresiasi pada akhir periode
harus berdasarkan data pada master file fixed assets. Hal ini untuk menghindari adanya
kesalahan dalam perhitungan biaya depresiasi.
2. Melakukan pencatatan biaya depresiasi sesuai dengan periodenya.
Pencatatan biaya depresiasi harus dilakukan secara konsisten pada setiap periode
berdasarkan master file fixed assets, pengendalian bisa dilakukan dengan
membandingkan pencatatan pada master file fixed assets, jurnal penyesuaian dan saldo

12
aset tetap serta akumulasi penyusutan pada buku besar untuk meyakinkan bahwa tidak
ada kesalahan dalam pencatatan biaya depresiasi.

6. TEST OF CONTROL
a. Contoh desain pengujian pengendalian perolehan atau akuisisi aset tetap dan transaksi
perbaikan dan perawatan aset tetap
Tujuan Audit Prosedur Pengujian Pengendalian
Akuisisi tahun berjalan dalam skedul akuisisi  Menjumlahkan kebawah skedul akuisisi
sesuai dengan jumlah pada berkas utama dan  Menelusuri masing-masing akuisisi ke berkas
totalnya sesuai dengan buku besar utama untuk jumlah dan deskripsinya.
(Occurance)  Menelusuri totalnya ke buku besar
 Memeriksa faktur vendor dan laporan
Akuisisi tahun berjalan terbukti
penerimaan
keberadaaanya (Existence)
 Memeriksa fisik asset
 Memeriksa faktur vendor dari akun terkait
seperti perbaikan dan pemeliharaan untuk
menemukan akun yang seharusnya merupakan
Akuisisi yang ada telah dicatat
asset tetap.
(Completeness)
 Menelaah perjanjian sewa guna usaha dan
sewa biasa

Akuisisi tahun berjalan dicatat secara akurat Memeriksa faktur vendor


(Accuracy)
 Memeriksa faktur vendor dalam asset tetap
untuk menemukan akun yang seharusnya
diklasifikasikan sebagai peralatan kantor,
bagian dari bengunan, atau perbaikan.
Akuisisi tahun berjalan dicatat dan  Memeriksa faktur vendor dan akun terkait,
diklasifikasikan dengan benar (Classification) misalnya perbaikan, untuk menemukan akun
yang seharusnya meruapakan peralatan
manufaktur.
 Memeriksa biaya sewa guna usaha untuk
kapitalisasi sewa guna usaha.
Menelaah transaksi mendekati tanggal neraca
Akuisisi tahun berjalan tercatat dalam
untuk melihat apakah sudah masuk periode
periode yang benar (cut-off)
yang benar
Klien mempunyai hak atas akuisisi tahun Memeriksa faktur vendor

13
berjalan (Right & Obligation)

b. Contoh desain pengujian pengendalian pelepasan aset tetap


Tujuan Audit Prosedur Pengujian Pengendalian
 Me-review aturan-aturan mengenai pelepasan
di setiap asset.
 Me-review aturan otorisasi mengenai
pelepasan capital asset.
 Me-review aturan mengenai pelaporan barang-
barang yang sudah dibuang/ dimusnahkan/
dilepaskan. Buat catatan mengenai seberapa
dampak dari pelepasan tersebut (untung/rugi)
 Berdasarkan contoh, dari pencatatan fixed
asset, pilih 5 capital asset yang sudah dilepas,
Menentukan apakah perusahaan sudah
dan ikuti tes berikut:
menggunakan aturan yang memadai dan juga
- Nilai apakah cara pelepasan asset sudah
efektif terkait pengeluaran, hal ini akan
diterima dengan baik, dan juga apakah
membantu perusahaan untuk menjaga
dilakukan tepat waktu
keakuratan pencatatan fixed asset.
- Apakah selama ini pelepasan asset dilakukan
(Accuracy, Right and Obligations)
dengan benar/dhilangkan dari daftar fixed
asset dan Genereal Ledger (kalau sudah tidak
terpakai lagi)
- Cek apakah ada laba/rugi yang dapat dikenali
dan sudah dicatat dengan tepat waktu

Pastikan juga bahwa hanya beberapa karyawan


yang punya akses ke pencatatan asset agar
aturan-aturan yang berlaku bisa berfungsi
dengan baik.

c. Contoh desain pengujian pengendalian pencatatan biaya depresiasi


Tujuan Audit Prosedur Pengujian Pengendalian
 Mengunduh file yang berisi depresiasi bulanan
Menguji kecukupan dari depresiasi (dependat on practicality)
(Completeness)  Urutkan spreadsheet berdasarkan:
- Semua asset yang bernilai nol di awal
periode

14
- Penyusutan yang tersedia pada bulan
tersebut
- Memastikan bahwa depresiasi tidak
dilebih-lebihkan.
 Membandingkan tarif depresiasi per kebijakan
 Urutkan spreadsheet berdasarkan:
Menguji penerapan tarif depresiasi yang - Jenis/kategori asset
digunakan - Nilai depresiasi yang digunakan
(Valuation and Allocation)  Mereview dokumen pada asset tetap dan
mencatat tingkat depresiasi yang ditentukan.

7. PENGUJIAN SUBTANTIVE
a. Initial Procedures
Prosedur awal yang penting dalam audit adalah memperoleh pemahaman atas karakteristik
bisnis dan industry. Industri yang sangat padat modal biasanya memiliki biaya operasi tetap
yang besar dan membutuhkan volume yang signifikan untuk mencapai titik impas. Hal tersebut
penting untuk auditor dalam memahami bagaimana asset mendukung aktivitas utama pada
entitas dan mendorong dalam penghasilan laba. Pemahaman tentang substansi ekonomi di balik
transaksi asset pabrik memberikan konteks untuk mengevaluasi kewajaran bukti yang
dikumpulkan selama audit.
Sebelum melakukan tes substantive lain pada program audit, auditor menentukan terlebih
dahulu saldo awal pada buku besar akun asset tetap pada sebelum tahun berjalan. Di antaranya,
perbandingan ini akan mengonfirmasi bahwa setiap penyesuaian yang dianggap perlu pada
akhir audit sebelumnya dan tercermin dalam laporan keuangan periode sebelumnya juga telah
dicatat dengan benar. Selanjutnya, auditor seharusnya menguji keakuratan perhitungan dari
skedul yang atas penambahan dan pelepasan asset tetap selama periode berjalan. Sebagai
tambahan, auditor harus menguji skedul dengan vouching item yang terdapat di skedul ke
pencatatan di dalam akun buku besar dan menelusuri transaksi di buku besar ke skedul untuk
menentukan bahwa telah disajikan secara akurat pada pencatatan akuntansinya yang telah
disiapkan. Skedul selanjutnya digunakan sebagai dasar atas prosedr audit lainnya.

b. Prosedur Analitis
Bagian penting dalam siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang
diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Pada initial procedures membahas mengenai
pengetahuan karakteristrik bisnis dan industri, sedangkan prosedur analitis membahas prosedur

15
yang mungkin dilakukan auditor untuk menilai kewajaran saldo untuk asset tetap, beban
depresiasi, beban perbaikan dan perawatan, dan beban yang terkait pada aktivitas operasi
persewaan. Ketika melakukan prosedur analitis, auditor seharusnya mempertahankan tingkat
kesesuaian dari skeptisisme professional dan menginvestigasi hasil yang tidak normal. Jika
hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, strategi audit harus dimodifikasi
untuk mengurangi tingkat dari detail tests of transactions and balances.

c. Test of Details of Transactions


Substantive test ini menjelaskan tiga tipe transaksi yang terkait dengan asset tetap: (1)
penambahan, (2) pelepasan, (3) perbaikan dan perawatan.

Vouching Penambahan Aset Tetap


Setiap penambahan utama, harus didukung oleh dokumentasi yang otoritatif dalam dalam
bentuk notulen rapat, voucher, tagihan, dan cek yang dibatalkan. Jumlah yang tercatat harus
dijamin dengan dokumentasi pendukung (E01). Jika terdapat banyak transaksi maka
penjaminan dilakukan atas dasar tes. Dalam melakukan uji tes, auditor memastikan bahwa
pengakuan akuntansi yang sesuai telah diberikan untuk instalasi, pengangkutan, dan biaya
serupa. Untuk konstruksi yang sedang berlangsung, auditor dapat meninjau kontrak dan
dokumentasi untuk mendukung biaya konstruksi. Ketika aset tetap diperoleh dengan modal
leasing, biaya properti dan kewajiban terkait harus dicatat pada nilai sekarang dari pembayaran
sewa minimum di masa depan. Keakuratan penentuan klien atas kewajiban sewa saat ini harus
diverifikasi dengan penghitungan ulang. Penambahan penjaminan memberikan bukti tentang
keberadaan atau kejadian (EO1) hak dan kewajiban (ROI), dan penilaian atau alokasi
pernyataan (VAI).

Vouching Pelepasan Aset Tetap


Bukti penjualan, penghentian, dan tukar tambah harus tersedia bagi auditor dalam bentuk
pengiriman uang tunai, otorisasi tertulis. dan perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus
diperiksa dengan cermat untuk menentukan keakuratan dan kepatutan catatan akuntansi,
termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada. Prosedur berikut mungkin berguna
bagi auditor untuk menentukan apakah semua penghentian telah dicatat (12):
 Menganalisis akun pendapatan lain-lain untuk hasil dari penjualan aset pabrik.
 Selidiki disposisi fasilitas yang terkait dengan lini produk dan operasi yang dihentikan.
 Telusuri penghentian pekerjaan, perintah dan otorisasi untuk pensiun ke catatan akuntansi.
 Tinjau polis asuransi untuk penghentian atau pengurangan
 Buat pertanyaan dari manajemen untuk setiap penghentian.

16
Bukti bahwa semua penghentian atau pelepasan telah dicatat dengan benar berkaitan dengan
keberadaan atau kejadian (C2), hak dan kewajiban (R01), dan penilaian atau alokasi pernyataan
(0A3). menjadi penunjang validitas transaksi yang mengurangi saldo aset pabrik terkait dengan
asersi kelengkapan.
Akhirnya, bukti yang diperoleh saat mengaudit pelepasan aset pabrik dapat membantu dalam
audit beban penyusutan. Kerugian yang signifikan atas pelepasan aset mungkin menunjukkan
bahwa perkiraan penyusutan tidak memadai. Keuntungan yang signifikan dapat menunjukkan
bahwa klien terlalu agresif dalam mendepresiasi aset (VAl, VAO).

Revieu Pencatatam untuk Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan


Tujuan auditor dalam melakukan hal ini adalah untuk menentukan kesesuaian dan konsistensi
biaya untuk biaya perbaikan. Kepemilikan melibatkan pertimbangan apakah klien telah membuat
perbedaan yang sesuai antara pengeluaran modal dan pendapatan. Oleh karena itu, auditor harus
dapat meminta biaya individu untuk mengidentifikasi hal-hal yang cukup material yang telah
dikapitalisasi. Untuk item ini, auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur
vendor, perintah kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen untuk menentukan kepatutan biaya
tersebut, atau kebutuhan akan entri penyesuaian (103). Auditor juga harus pertimbangkan biaya
lain yang mungkin telah dikapitalisasi, seperti biaya saluran di perusahaan telekomunikasi atau
kapitalisasi biaya bunga.
Konsistensi melibatkan penentuan apakah kriteria perusahaan untuk membedakan antara barang
modal dan pengeluaran sama seperti pada tahun serah terima. Pengujian substantif memberikan
bukti penting mengenai asersi kelengkapan (C4) untuk aset pabrik karena harus mengungkapkan
pengeluaran. Menganalisis entri untuk biaya perbaikan juga menghasilkan bukti tentang penilaian
aset pabrik. Selain itu, analisis dapat mengungkapkan kesalahan klasifikasi dalam akun yang
terkait dengan penyajian dan pernyataan penutupan (PD1, PM).

d. Test of Details of Balances


Dua prosedur dalam kategori ini pada pengujian substantif adalah: 1) memeriksa aset pabrik, dan
(2) memeriksa dokumen hak dan kontrak.

Inspeksi Aset Tetap


Inspeksi aset pabrik memungkinkan auditor memperoleh pengetahuan pribadi langsung tentang
keberadaannya (ECU). Dalam perikatan berulang, inspeksi mendetail mungkin terbatas pada item
yang terdaftar pada jadwal t.le penambahan aset pabrik. Namun, auditor harus melakukan tur ke
aset pabrik lainnya di mana dia harus waspada terhadap bukti lain yang relevan dengan aset pabrik.
Misalnya, auditor yang cerdik akan mencari indikasi penambahan atau penghentian yang tidak
tercantum dalam skedul (C1, C2, C4). yang berkaitan dengan asersi kelengkapan dan keberadaan

17
masing-masing, dan bukti mengenai kondisi umum aktiva tetap lain dan apakah aktiva tersebut
sedang digunakan. yang terkait, dengan penilaian atau alokasi dan penyajian dan pernyataan
pengungkapan.

Pengujian Judul Dokumen dan Kontrak


Kepemilikan kendaraan dapat ditentukan dengan memeriksa sertifikat hak milik, sertifikat
pendaftaran, dan polis asuransi. Untuk peralatan, furnitur, dan perlengkapan, faktur "berbayar"
mungkin merupakan bukti terbaik kepemilikan (IRO). Bukti kepemilikan dalam properti real
ditemukan dalam akta, polis asuransi kepemilikan, properti sebagai tagihan, kuitansi pembayaran
hipotek, dan polis asuransi kebakaran. Verifikasi kepemilikan properti nyata juga dapat dibuktikan
dengan tinjauan catatan publik. Jika bentuk bukti tambahan ini diinginkan, auditor dapat meminta
bantuan pengacara. Pemeriksaan dokumen kepemilikan berkontribusi pada keberadaan, atau
kejadian dan pernyataan hak dan kewajiban untuk aset pabrik.

Perjanjian sewa menyampaikan kepada penyewa hak untuk menggunakan properti, tanaman. atau
peralatan, biasanya untuk jangka waktu tertentu. Untuk tujuan akuntansi, sewa dapat
diklasifikasikan sebagai sewa modal atau sebagai sewa operasi. Auditor harus membuat perjanjian
sewa untuk menentukan klasifikasi akuntansi sewa yang tepat sesuai dengan pernyataan Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (PM, PD4-7). Ketika sewa modal ada, baik aset dan liabilitas harus
diakui dalam akun dan laporan.

Selain keberadaan atau kejadian dan hak dan kewajiban asersi, pemeriksaan kontrak sewa
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan pernyataan karena pengungkapan yang disyaratkan
berdasarkan GAAP. Auditor juga harus memeriksa kontrak yang mengatur konstruksi yang sedang
berlangsung, jika berlaku, untuk mendapatkan bukti relevan untuk mengevaluasi akuntansi dan
pelaporan klien untuk aset terkait.

e. Test of Details of Accounting Estimates


Pengujian penting estimasi akuntansi meliputi pengujian substantif untuk (1) mereview ketentuan
depresiasi (VA4, A6) dan (2) mengevaluasi penurunan nilai aktiva tetap (VA7).
Reviu Provisi untuk Depresiasi
Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kewajaran, konsistensi, dan keakuratan biaya
penyusutan. Titik awal yang penting bagi auditor dalam melakukan pengujian ini adalah dengan
memastikan metode penyusutan yang digunakan oleh klien selama tahun yang diaudit. Identitas
metode lain diperoleh dari tinjauan jadwal penyusutan yang disiapkan oleh klien dan permintaan
klien. Auditor kemudian harus menentukan apakah metode yang saat ini digunakan konsisten

18
dengan tahun sebelumnya. Pada daftar berulang dapat ditetapkan dengan penelaahan atas kertas
kerja tahun lalu.
Penentuan kewajaran penyusutan melibatkan pertimbangan faktor-faktor seperti (1) riwayat masa
lalu klien dalam memperkirakan manfaat dan (2) sisa masa manfaat dari aset yang ada. Verifikasi
akurasi auditor dicapai melalui penghitungan ulang. Biasanya, ini dilakukan secara selektif dengan
menghitung ulang depresiasi aset utama dan menguji depresiasi yang dilakukan pada penambahan
dan penghentian selama tahun berjalan. Bukti keuntungan dan kerugian yang tidak biasa dari
penghentian aset dapat menunjukkan bahwa estimasi penyusutan dapat salah saji. Pengujian
substantif memberikan bukti tentang semua asersi laporan keuangan kecuali asersi hak dan
kewajiban.

Penurunan Nilai Aset Tetap


Bahkan dapat terjadi antara perolehan dan penghentian suatu .set yang mempengaruhi asersi
penilaian dan memerlukan penurunan segera aset sebagaimana diatur dalam FASB 121. Akuntansi
Penurunan Nilai Aset Umur Panjang dan Aset Umur Panjang yang Akan Dibuang. Auditor harus
mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan dengan tepat penurunan nilai aset pabrik ketika
telah terjadi perubahan material dalam kemungkinan penggunaan aset, atau ketika telah terjadi
perubahan material dalam lingkungan bisnis. Bukti untuk mengevaluasi penurunan nilai
didasarkan pada estimasi arus kas masa depan yang tidak didiskontokan dari aset tersebut.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam FASB 121, auditor harus mempertimbangkan bahwa
nilai aset mengalami penurunan nilai ketika arus kas yang tidak didiskontokan dari suatu aset lebih
kecil dari nilai buku aset tersebut.

f. Tes Rincian Penyajian dan Pengungkapan


Persyaratan penyajian laporan keuangan untuk aset pabrik cukup ekstensif (PD4-7). Misalnya,
laporan keuangan harus menunjukkan biaya penyusutan untuk tahun tersebut, biaya dan nilai buku
untuk kelas utama aset tanaman, dan benih metode penyusutan. Bukti tentang hal ini
adalahdiperoleh melalui tes substantif yang dijelaskan di bagian sebelumnya.
Properti yang dijaminkan untuk pinjaman harus diungkapkan. informasi tentang piedging dapat
diperoleh dari meninjau notulen dan kontrak jangka panjang.

Initial Procedures
Tes Substantif Tujuan Audit
1. Memperoleh pemahaman atas entitas dan Poin 1a, 1b, dan 1c mencakup seluruh tujuan
lingkungannya serta menentukan: audit.
a. Signifikansi asset tetap, dan perubahan asset - Aset tetap yang tercatat merupakan asset

19
tetap terhadap entitas. produktif yang digunakan pada periode
b. Pemicu ekonomi utama yang berdampak berjalan (Balances-Existence)
terhadap perolehan asset tetap. - Saldo asset tetap mencakup pengaruh
c. Standar industri untuk sejauh mana entitas semua transaksi yang terjadi selama
tersebut padat modal dan pengaruhnya periode berjalan (Balance-Existence)
terhadap asset tetap pada laba.
d. Tingkat konsentrasi di mana perusahaan
menggunakan variable bunga dan leasing
untuk membiayai pengadaan asset.
2. Menjalankan initial procedures untuk saldo - Transaksi perolehan asset tetap yang
asset tetap dan mencatat transaksi yang akan tercatat benar telah terjadi pada sepanjang
dilakukan tes lebih lanjut. periode tersebut (Transaction-Occurance)
a. Tracing saldo awal akun asset tetap dan - Aset tetap yang tercatat merupakan asset
akumulasi depresiasi tahun berjalan ke akhir produktif yang digunakan pada periode
tahun sebelumnya. berjalan (Balances-Existence)
b. Reviu aktivitas transaksi pada buku besar
asset tetap dan beban depresiasi dan - Transaksi terkait beban depresiasi
melakukan invetigasi atas transaksi yang disajikan secara akurat (Transaction-
tidak biasa baik secara jumlah maupun Accuracy)
sumber.
- Semua transaksi perolehan, pelepasan asset
c. Dapatkan skedul asset tetap atas
tetap, serta transaksi beban depresiasi telah
penambahan asset tetap, pemberhentian, dan
disajikan secara lengkap (Transaction-
beban depresiasi, serta menentukan bahwa
Completeness)
telah disajikan secara akurat pencacatan
akuntansinya. Dapat dilakukan dengan cara
berikut.
i. Footing dan crossfooting skedul asset
tetap dan rekonsiliasi jumlah dengan
kenaikan atau penurunan yang
berhubungan dengan saldo buku besar
selama periode berjalan.
ii. Pengujian kesesuaian saldo dari skedul
asset tetap dengan buku besarnya

Prosedur Analitis
3. Melakukan prosedur analitis: Poin 3a, 3b, dan 3c mencakup semua tujuan

20
a. Meningkatkan ekspektasi untuk asset tetap audit
dengan menggunakan pengetahuan atas
industry dan aktivitas bisnis entitas.
b. Hitung rasio:
Aset tetap turnover
Persentase beban depresiasi terhadap
penjualan
iii. Persentase beban perbaikan dan perawatan
terhadap penjualan
iv. Rate of return on assets
c. Menganalisis hasil ratio dan
membandingkan dengan stahun
sebelumnya, data industry, jumlah
anggaran, atau data lain.
Test of Details of Transactions
4. Vouching penambahan asset tetap ke - Transaksi perolehan asset tetap yang
dokumen pendukung tercatat benar telah terjadi sepanjang
periode tersebut (Transaction-Occurance)
- Semua transaksi perolehan asset tetap telah
disajikan dengan lengkap (Transaction-
Completeness)
- Semua perolehan asset tetap telah
diklasifikasikan pada akun yang benar
(Transaction-Classification)
- Aset tetap yang tercatat merupakan asset
produktif yang digunakan pada periode
berjalan (Balances-Existence)
- Transaksi terkait beban depresiasi
disajikan secara akurat (Transaction-
Accuracy)

5. Vouching pelepasan asset tetap ke dokumen - Transaksi pelepasan asset tetap telah
pendukung tercatat dengan benar pada periode
akuntansi (Transaction-Cutoff)
- Pelepasan asset tetap telah dicatat secara

21
akurat (Transaction-Accuracy)
- Transaksi pelepasan asset tetap telah
diklasifikasikan pada akun yang benar
(Transaction-Classification)
- Aset tetap yang tercatat merupakan asset
produktif yang digunakan pada periode
berjalan (Balances-Existence)
- Transaksi terkait beban depresiasi
disajikan secara akurat (Transaction-
Accuracy)

6. Vouching sample pencatatan beban - Beban perbaikan dan perawatab telah


perbaikan dan perawatan tercatat dengan benar pada periode
akuntansi (Transaction-Cutoff)
- Beban perbaikan dan perawatan telah
dicatat secara akurat (Transaction-
Accuracy)
- Beban perbaikan dan perawatan telah
diklasifikasikan pada akun yang benar
(Transaction-Classification)
- Aset tetap yang tercatat merupakan asset
produktif yang digunakan pada periode
berjalan (Balances-Existence)
- Transaksi terkait beban depresiasi
disajikan secara akurat (Transaction-
Accuracy)

7. Vouching pencatatan modal leasing baru dan - Transaksi perolehan asset tetap yang
beban operasi leasing ke perjanjian kontrak tercatat benar telah terjadi sepanjang
periode tersebut (Transaction-Occurance)
- Semua perolehan asset tetap telah tercatat
dengan benar pada periode akuntansi
(Transaction-Custoff)
- Semua transaksi perolehan asset tetap telah
disajikan dengan lengkap (Transaction-
Completeness)

22
- Semua perolehan asset tetap telah
diklasifikasikan pada akun yang benar
(Transaction-Classification)

Test of Details of Balances


8. Melakukan inspeksi asset tetap - Aset tetap yang tercatat merupakan asset
a. Inspeksi penambahan asset tetap produktif yang digunakan pada periode
berjalan (Balances-Existence)

b. Memeriksa asset tetap lainnya dan waspada - Aset tetap yang tercatat merupakan asset
atas bukti atas penambahan dan produktif yang digunakan pada periode
pengurangan yang tidak tercantum pada berjalan (Balances-Existence)
kartu asset tetap dan terhadap kondisi yang - Semua perolehan asset tetap telah tercatat
mempengaruhi penilaian dan klasifikasi dengan benar pada periode akuntansi
asset tetap (Transaction-Cutoff)
- Transaksi pelepasan asset tetap telah
tercatat dengan benar pada periode
akuntansi (Transaction-Cutoff)
- Saldo asset tetap mencakup pengaruh
semua transaksi yang terjadi selama
periode berjalan (Balance-Existence)

9. Menguji judul dokumen dan kontrak Entitas memiliki atau mendapatkan ha katas
semua asset tetap yang dicatat pada tanggal
neraca (Balances-Right and Obligations)
Test of Details of Accounting Estimates
10. Evaluasi nilai wajar atas beban depresiasi Asset tetap dicatat sebesat cost dikurangi
dengan mengevaluasi kelayakan dan masa akumulasi depresiasi. (Balance-Valluation and
manfaat dengan nilai sisa. Allocation)
11. Menentukan apakah terdapat peristiwa Penurunan nilai dicatat sebesar penurunan nilai
penting yang menyebabkan penurunan nilai yang material. (Balance-Valluation and
asset tetap. Allocation)
Test of Details of Presentation and Disclosure
12. Membandingkan laporan keuangan GAAP - Transaksi asset tetap yang diungkapkan
a. Menentukan bahwa asset tetap dan beban, adalah transaksi yang telah terjadi dan
keuntungan, dan kerugian yang berkaitan dengan entitas. (Disclosure-

23
berhubungan telah teridentifikasi secara Accuary, Rights and Obligations)
tepat dan diklasifikasikan pada laporan - Semua informasi asset tetap telah
keuangan. diungkapkan dengan akurat dan dengan
jumlah yang seharusnya. (Disclosure-
Accuracy and Valluation)

b. Menentukan kelayakan atas pengungkapan - Transaksi asset tetap yang diungkapkan


yang berhubungan dengan biaya, nilai buku, adalah transaksi yang telah terjadi dan
metode depresiasi, dan masa manfaat atas berkaitan dengan entitas. (Disclosure-
asset tetap utama, perjanjian atas jaminan, Accuary, Rights and Obligations)
dan termos dari kontrak leasing.
- Semua informasi asset tetap telah
diungkapkan dengan akurat dan dengan
jumlah yang seharusnya. (Disclosure-
Accuracy and Valluation)

c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan - Semua pengungkapan asset tetap yang


pengungkapan untuk asset tetap pada draft seharusnya dimasukkan dalam laporan
laporan keuangan untuk menentukan keuangan telah disajikan (Disclosure-
kesesuaian dengan GAAP dengan mengacu Completeness)
pada daftar periksa pengungkapan.

d. Membaca pengungkapan dan mengevaluasi Semua informasi asset tetap disajikan dan
secara independen terkait klafisikasi dan dijelaskan dengan tepat dan infromasi dalam
kemudahan untuk dipahami. pengungkapan diungkapkan dengan jelas
(Disclosure-Classification and
Understandability)

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M., & Hogan, C. E. 2017. Auditing and Assurance
Services an Intergrated Approach, 11th Edition. New Jersey:Prentice Hall

2. Boynton, William C., Raymond N. Johnson., 2006. Modern Auditing, 8th Edition, New
York:John Wiley &Sons Inc.

3. Configure.net/Control Objective and Test of Controls of Fixed Assets. Diakses pada Minggu
15 November 2020.

25

Anda mungkin juga menyukai