Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENGAUDITAN

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

Anggota:
Dewi Sartika
Nathania Br Tarigan
Maharani Nur Intani

S2 MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
I. AUDIT SIKLUS PERSONALIA
Siklus jasa personalia suatu entitas menyangkut peristiwa dan aktivitas yang
berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini
meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi saham, dan
tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi
yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian (Payroll transaction).
(Boynton, 2016). Penilaian yang tidak tepat dan alokasi tenaga kerja dapat
mengakibatkan kesalahan penyajian material dalam laba bersih. Penggajian juga
merupakan area di mana sumber daya perusahaan dapat terbuang percuma karena
inefisiensi atau dicuri melalui penipuan. (Arens, 2014).
Akun-akun yang terpengaruh dalam siklus jasa personalia dapat diperlihatkan
dalam gambar berikut:

Akun T digunakan untuk menggambarkan cara di mana informasi akuntansi


mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam
kebanyakan sistem, akun gaji dan gaji yang masih harus dibayar hanya digunakan pada
akhir periode akuntansi. Selama periode tersebut, biaya dibebankan pada saat karyawan
sebenarnya dibayar daripada saat biaya tenaga kerja dikeluarkan. Akrual untuk tenaga

2
kerja dicatat oleh jurnal penyesuaian pada akhir periode untuk setiap biaya tenaga kerja
yang diterima tetapi tidak dibayar.
A. Tujuan Audit
Tujuan audit terkait transaksi:
1. Keterjadian: tercatat kompensasi karyawan, tunjangan, dan beban pajak
gaji berhubungan dengan kompensasi untuk layanan yang diberikan selama
tahun tersebut.
2. Kelengkapan: beban gaji dan upah serta beban pajak gaji dan upah yang
tercatat mencakup semua beban semacam itu yang terjadi untuk jasa
personalia selama tahun berjalan.
3. Akurasi: kompensasi karyawan, tunjangan, dan biaya pajak gaji dihitung
dan dicatat secara akurat.
4. Cut off: Kompensasi karyawan, tunjangan, dan beban pajak penggajian
telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar
5. Klasifikasi: kompensasi karyawan, tunjangan, dan beban pajak gaji
diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar dalam laporan laba rugi

Tujuan audit terkait saldo akun:


1. Keberadaan: kompensasi karyawan, tunjangan, kewajiban pajak gaji
merupakan jumlah yang terutang pada tanggal neraca.
2. Kelengkapan: kompensasi karyawan, tunjangan, kewajiban pajak gaji
termasuk semua jumlah yang terhutang pada tanggal neraca.
3. Hak dan kewajiban: kompensasi karyawan, tunjangan, kewajiban pajak gaji
adalah kewajiban entitas yang melaporkan.
4. Penilaian atau Alokasi: kompensasi karyawan, tunjangan, kewajiban pajak
gaji dihitung dan dicatat secara akurat.

Tujuan audit terkait pengungkapan:


1. Keterjadian dan hak dan kewajiban: Pengungkapan kompensasi karyawan
dan manfaat transaksi dan saldo telah terjadi dan ditujukan kepada entitas.
2. Kelengkapan: Semua kompensasi karyawan dan pengungkapan manfaat
yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan telah disertakan.

3
3. Klasifikasi dan Pemahaman: Semua informasi kompensasi dan tunjangan
karyawan disajikan dan dijelaskan dengan tepat dan informasi dalam
pengungkapan diungkapkan dengan jelas.
4. Akurasi dan Penilaian: Semua informasi kompensasi dan tunjangan
karyawan diungkapkan secara akurat dan dalam jumlah yang sesuai.

B. Pemahaman Terhadap Entitas


Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan
bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Auditor perlu memiliki pemahaman
yang baik terhadap Entitas seperti fungsi bisnis, dokumen dan catatan sebelum
mereka dapat menilai risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi.
Auditor juga harus memperoleh bukti yang cukup dan kompeten untuk setiap
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi siklus jasa personalia. Berikut ini
adalah kelas transaksi akun terkait siklus jasa personalia:

Kelas
Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Transaksi
Catatan sumber daya manusia
Sumber daya
manusia dan Formulir otorisasi
pekerjaan pemotongan
Penilaian formulir otorisasi
Catatan waktu
Tiket waktu kerja
Penggajian tunai Ketepatan waktu
File transaksi penggajian
Semua akun biaya dan persiapan
penggajian penggajian Jurnal atau daftar penggajian
Daftar
Semua rekening
gaji File induk data personalia
pemotongan gaji
Setoran gaji langsung atau
Semua akun akrual
cek
penggajian Pembayaran gaji
Rekonsiliasi rekening bank
penggajian
Persiapan
Formulir
pengembalian
pajak gaji dan
pembayaran SPT pajak gaji dan upah
pajak

4
C. Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas
siklus jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis
berguna dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah
kotor per karyawan melebihi ekspektasi auditor. Jenis prosedur ini dianggap paling
efektif jika auditor bisa menggunakan perangkat lunak audit yang umum, memilah
keryawan menurut kategori karyawan, dan kemudian mengevaluasi rata-rata
pembayaran menurut kategori karyawan itu. Berikut ini merupakan beberapa
prosedur analitis yang biasa digunakan dalam audit siklus jasa personalia beserta
signifikansinya terhadap audit:

Ratio Formula Signifikansi Audit


Total payroll costs for an
Membantu dalam mengevaluasi
Average payroll cost per employee group divided by
kelayakan gaji dan upah
employee clasification the number of employees
berdasarkan kelompok karyawan.
in the group
Total revenue ÷ The
Berguna untuk mengetahui
Revenue per employee number of full time
produktivitas perkaryawan.
employee
Total payroll costs as a Total payroll expense ÷ Pengujian atas kelayakan biaya
percentage of revenue Total revenues gaji dan upah.
Payroll tax expense as a Total payroll tax expense ÷ Pengujian kelayakan pajak gaji
percentage of gross payroll Gross payroll dan upah.
Compare payroll expenses
(salaries and wages, Current-year payroll Berguna untuk menguji beban gaji
commissions, bonuses, expense ÷ Prior-year dan upah jika rasio ini cukup jauh
employee benefit, etc) with payroll expenses berbeda dari 1,0.
prior-year expense or budgets
Current year payroll tax
Compare current year payroll liability ÷ Prior year Berguna untuk menguji kewajiban
liability with prior-year payroll payroll tax liability gaji dan upah jika rasio ini cukup
liability adjusted for growth in jauh berbeda dari 1,0.
payroll volume

5
Berguna untuk menguji kelayakan
Compute ratio of payroll tax beban gaji dan upah berdasarkan
Payrolltax expense ÷ Total
expense to total payroll rasio beban gaji dan upah tahun
payroll expense
expenses sebelumnyaterhadap total gaji dan
upah.
Employee benefits expenses as Total benefits expenses ÷ Pengujian kelayakan beban
a percentage of gross payroll Gross payroll tunjangan.

II. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROLS)


A. Komponen Pengendalian Internal
Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen
pengendalian internal dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa
faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat langsung.
Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan kepada
wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer sumber
daya manusia atau personalia. Departemen sumber daya manusia biasanya
bertanggung jawab atas otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi
pembayaran gaji, upah, serta tunjangan. Dewan direktur biasanya menetapkan gaji
pejabat dan bentuk- bentuk kompensasi pejabat lainnya. Departemen yang
mungkin secara signifikan terlibat dalam pemprosesan transaksi gaji dan upah
meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara. Kebijakan dan
praktik personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa individu- individu
yang terlibat dalam fungsi penggajian mengetahui undang- undang serta peraturan
penggajian negara bagian dan federal serta ketentuan yang berlaku dalam kontrak-
kontrak kerja. Terakhir, lingkungan pengendalian yang baik akan menetapkan
tingkat akuntabilitas yang tepat atas penggunaan sumber daya personalia entitas
bersangkutan.
Dalam menilai resiko konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan dan
kecurangan dalam pemprosesan gaji dan upah. Selanjutnya, pemahaman atas
komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk mengenal
dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemprosesan data yang
berhubungan dengan transaksi penggajian. Terakhir aktivitas pemantauan yang

6
dapat diterapakan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan mengenai
masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah
pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas
pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi
eksekutif oleh komite audit.

B. Aktivitas Pengendalian Transaksi Penggajian


a) Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan
transaksi penggajian antara lain sebagai berikut:
1) Otorisasi personalia (personnel authorization). Memo yang
dikeluarkan oleh departemen personalia yang menunjukkan
pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya
atas status karyawan itu untuk tujuan penggajian.
2) Kartu absen (clock card). Formulir yang digunakan oleh setiap
karyawan untuk mencatat jumlah jam kerja yang dilakukan setiap
harinya selama satu periode pembayaran.
3) Tiket waktu (time ticket). Formulir yang digunakan untuk mencatat
waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan tertentu.
4) Register penggajian (payroll register). Laporan yang menunjukkan
nama, penghasilan kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran
bersih setiap karyawan selama satu periode pembayaran.
5) Rekening bank untuk penggajian imprest (imprest payroll bank
account). Rekening yang menampung setoran sebesar total gaji dan
upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran, dan
dari rekening ini ditarik cek untuk membayar gaji serta upah para
karyawan.
6) Cek gaji (Payroll check). Perintah yang dibuat di bank untuk
membayar karyawan.
7) Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja (labor cost distribution
summary). Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun untuk
penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.
8) SPT pajak gaji dan upah (payroll tax return). Formulir yang
ditetapkan oleh otoritas pajak untuk diserahkan bersama dengan

7
pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta pajak gaji dan
upah pemberi kerja untuk jaminan sosial .
9) File personalia karyawan (employee personnel file). File yang
memuat data mengenai ikatan kerja setiap karyawan dan memuat
semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan
tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.
10) File induk data personalia (personnel data master file). File computer
yang berisi data terkini mengenai karyawan yang diperlukan untuk
menghitung gaji dan upah.
11) File induk penghasilan karyawan (Employee earnings master file).
File computer yang berisi penghasilan kotor, potongan gaji dan upah,
serta pembayaran bersih setiap karyawan selama tahun berjalan
hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.

b) Fungsi-fungsi dan Pengendalian Terkait


Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi- fungsi penggajian
berikut ini:
1) Memuat transaksi penggajian yang mencakup:
• Mengangkat karyawan. Semua pengangkatan karyawan dilakukan
di departemen personalia dan harus didokumentasikan dalam
formulir otorisasi personalia. Formulir itu harus menunjukkan
klasifikasi pekerjaan, tarif upah awal, serta potongan gaji dan upah
yang diotorisasi. Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan
baru pada file induk data personalia akan mengurangi risiko
pembayaran gaji dan upah kepada karyawan fiktif. Dengan
demikian, pengendalian itu berkaitan dengan asersi eksistensi atau
keterjadian serta hak dan kewajiban untuk transaksi penggajian.
• Mengotorisasi perubahan gaji dan upah. Departemen personalia
harus mengeluarkan pemberitahuan tentang pemberhentian pada
saat berakhirnya ikatan kerja seseorang. Pemuktahiran file induk
data personalia dengan segera sangat penting untuk mencegah
karyawan yang sudah berhenti masih tercatat dalam daftar gaji dan

8
upah. Jadi pengendalian ini berkaitan dengan asersi eksistensi atau
keterjadian.

2) Penerimaan jasa, mencakup. Menyiapkan data kehadiran dan


pencatatan waktu. Data ini digunakan untuk mecatat waktu kerja
seorang karyawan. Dengan memastikan bahwa data akurat yang telah
diakumilasi untuk jumlah waktu kerja, yang dilakukan, pengendalian
terhadap fungsi pencatatan waktu akan berkaitan dengan asersi
aksistensi atau keterajadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi
untuk transaksi penggajian.

3) Pencatatan dan pembayaran transaksi penggajian, yang mencakup:


• Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah. Program gaji dan
upah menggunakan data dari transaksi penggajian yang sah serta
file induk data personalia dan penghasilan karyawan untuk
menghitung gaji dan upah, serta menyiapkan register gaji dan upah
serta cek gaji.
• Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil.
Pengenadlian terkait pembayaran gaji dan upah meliputi:
- Cek gaji harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel
kantor bendahara yang berwenang dan tidak terlibat dalam
penyusunan daftar atau pencatatan gaji dan upah.
- Akses ke mesin penandatanganan cek dan pelat tanda tangan
harus dibatasi pada orang- orang yang berwenang.
- Cek gaji harus didistribusikan hanya kepada karyawan yang
identifikasinya benar.
- Cek gaji yang belum diambil harus disimpan di brankas atau
tempat yang aman lainnya di kantor bendahara.
• Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah. SPT pajak gaji dan upah
harus diserahkan sebesar jumlah yang dipotong dari karyawan dan
harus diserahkan tepat waktu untuk menghindari pembayaran
denda serta bunga.

9
III. PENGUJIAN PENGENDALIAN (TEST OF CONTROLS)
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas prosedur transaksi adalah
cara paling penting untuk memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan
personalia. Tes ini ditekankan karena kurangnya bukti pihak ketiga yang independen,
seperti konfirmasi, untuk memverifikasi gaji yang masih harus dibayar, pajak
penghasilan yang dipotong, pajak gaji yang masih harus dibayar, dan akun neraca
lainnya. Selain itu, dalam sebagian besar audit, jumlah dalam akun neraca kecil dan
dapat diverifikasi dengan relatif mudah jika pendengar yakin bahwa transaksi
penggajian dimasukkan dengan benar.
Banyak audit memiliki risiko kesalahan penyajian material yang minimal,
meskipun penggajian sering kali menjadi bagian yang signifikan dari total biaya.
Terdapat tiga alasan untuk ini:
1) Karyawan cenderung mengeluh kepada manajemen jika mereka dibayar rendah.
2) Semua transaksi penggajian biasanya seragam dan tidak rumit.
3) Transaksi penggajian harus diaudit oleh pemerintah federal dan negara bagian
untuk pemotongan pajak penghasilan, Jaminan sosial, dan pajak pengangguran.

Tujuan Audit terkait Pengujian Pengendalian


Pengendalian Internal Utama
Transaksi (Test of Controls)

- Catatan waktu disetujui oleh - Periksa catatan waktu untuk


supervisor. indikasi persetujuan.
- Jam waktu digunakan untuk - Periksa catatan waktu.
Pembayaran gaji yang tercatat mencatat waktu. - Tinjau kebijakan sumber daya
adalah untuk pekerjaan yang - File sumber daya manusia manusia.
benar-benar dilakukan oleh yang memadai dipertahankan. - Periksa file sumber daya
karyawan yang ada - Pekerjaan diotorisasi. manusia.
(occurence). - Ada pemisahan tugas antara - Tinjau bagan organisasi,
sumber daya manusia, diskusikan dengan karyawan,
ketepatan waktu, dan dan amati tugas yang sedang
pembayaran gaji. dilakukan.

10
- Hanya karyawan yang ada di - Periksa hasil cetak transaksi
file data komputer yang yang ditolak oleh komputer
diterima saat mereka masuk. karena tidak memiliki nomor
- Pencairan disahkan sebelum karyawan.
diterbitkan. - Periksa catatan penggajian
untuk indikasi persetujuan.

- Cek penggajian diberi nomor - Akun untuk urutan cek gaji.


dan diperhitungkan - Diskusikan dengan karyawan
Transaksi penggajian yang
sebelumnya. dan amati rekonsiliasi.
ada dicatat (completeness).
- Rekening bank direkonsiliasi
secara independen.
- Perhitungan dan jumlah - Periksa indikasi verifikasi
diverifikasi secara internal. internal.
- Total batch dibandingkan - Memeriksa file total batch
Transaksi penggajian yang
dengan laporan ringkasan untuk inisial petugas kontrol
tercatat adalah untuk jumlah
komputer. data dan bandingkan total
waktu yang benar-benar
- Tingkat upah, gaji, atau dengan laporan ringkasan.
bekerja dan pada tingkat gaji
tingkat komisi diotorisasi - Periksa catatan penggajian
yang sesuai; pemotongan
dengan semestinya. untuk indikasi otorisasi.
dihitung dengan benar
- Pemotongan, termasuk - Periksa otorisasi di file
(accuracy).
jumlah untuk asuransi dan sumber daya manusia.
tabungan gaji, diotorisasi
dengan benar.
- Isi file master penggajian - Periksa indikasi verifikasi
Transaksi penggajian
diverifikasi secara internal. internal.
disertakan dengan benar
- Total file master penggajian - Periksa ringkasan yang
dalam file induk penggajian
dibandingkan dengan total dimulai total laporan yang
dan diringkas dengan benar
buku besar umum. menunjukkan bahwa
(posting and summarization).
perbandingan telah dibuat.

Transaksi penggajian - Sebuah bagan akun yang - Tinjau bagan akun.


diklasifikasikan dengan benar memadai digunakan. - Periksa indikasi verifikasi
(classification). - Klasifikasi akun diverifikasi internal.
secara internal.
- Prosedur memerlukan - Periksa manual prosedur dan
Transaksi penggajian dicatat pencatatan transaksi secepat amati kapan pencatatan
pada tanggal dan waktu yang mungkin setelah gaji dilakukan.
benar (timing). dibayarkan. - Periksa indikasi verifikasi
- Tanggal diverifikasi secara internal.
internal.

11
Kunci pengendalian untuk siklus penggajian dan persoalia untuk menilai risiko
pengendalian dibahas di bawah ini:
1) Pemisahan Tugas yang Memadai (Adequate Separation of Duties): Pemisahan
tugas penting dalam siklus penggajian dan personel, terutama untuk mencegah
kelebihan pembayaran dan pembayaran kepada karyawan yang tidak ada.
Fungsi penggajian harus tetap independen dari departemen sumber daya
manusia, yang mengontrol aktivitas penggajian utama, seperti menambah dan
menghapus karyawan. Proses penggajian juga harus terpisah dari pengeluaran
pembayaran gaji.

2) Otorisasi yang Benar (Proper Authorization): Hanya departemen sumber daya


manusia yang berwenang untuk menambah dan menghapus karyawan dari
daftar gaji atau mengubah tarif dan pemotongan gaji. Jumlah jam kerja setiap
karyawan, terutama lembur, harus disahkan oleh atasan karyawan tersebut.
Persetujuan dapat ditunjukkan secara elektronik atau dicatat pada semua catatan
waktu atau dilakukan atas dasar pengecualian hanya untuk jam lembur.

3) Dokumen dan Catatan yang Memadai (Adequate Documents and Records):


Dokumen dan catatan yang sesuai tergantung pada sifat sistem penggajian.
Catatan waktu diperlukan untuk karyawan per jam tetapi tidak untuk karyawan
yang digaji. Untuk karyawan yang diberi kompensasi berdasarkan besaran upah
per satuan atau sistem insentif lainnya, diperlukan catatan yang berbeda. Bagi
banyak perusahaan, catatan waktu harus memadai untuk mengakumulasi biaya
penggajian berdasarkan pekerjaan atau penugasan. Dokumen yang diberi nomor
sebelumnya untuk waktu pencatatan kurang menjadi perhatian penggajian
karena tujuan kelengkapan biasanya tidak menjadi perhatian.

4) Kontrol Fisik atas Aset dan Catatan (Physical Control over Assets and Records):
Banyak organisasi membayar karyawan melalui setoran langsung. Dalam
situasi tersebut, akses ke sistem yang digunakan untuk mengotorisasi
pembayaran harus dibatasi. Ketika pembayaran dilakukan dengan cek, akses ke
cek gaji yang tidak ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani oleh

12
karyawan yang bertanggung jawab, dan penggajian harus didistribusikan oleh
seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan ketepatan waktu. Setiap
cek yang tidak diklaim harus dikembalikan untuk disimpan ulang. Jika cek
ditandatangani oleh mesin tanda tangan, akses ke mesin harus dibatasi.

5) Pemeriksaan Independen pada Kinerja (Independent Checks on Performance):


Penghitungan Penggajian Kinerja harus diverifikasi secara independen,
termasuk perbandingan total batch dengan laporan ringkasan. Seorang anggota
manajemen atau karyawan lain yang bertanggung jawab harus meninjau
keluaran penggajian untuk setiap kesalahan penyajian yang jelas atau jumlah
yang tidak biasa. Ketika tenaga kerja manufaktur mempengaruhi penilaian
persediaan atau ketika perlu mengakumulasi biaya berdasarkan pekerjaan,
diperlukan kontrol yang memadai untuk memverifikasi penetapan biaya yang
tepat.

Pajak gaji dan pemotongan lainnya penting di banyak perusahaan, baik karena
jumlahnya sering kali material maupun karena potensi kewajiban atas kegagalan
mengajukan formulir pajak tepat waktu bisa sangat parah.
1) Persiapan Formulir Pajak Penggajian (Preparation of Payroll Tax Forms):
Sebagai bagian dari pemahaman pengendalian internal, auditor harus meninjau
persiapan setidaknya satu dari setiap jenis formulir pajak gaji yang menjadi
tanggung jawab klien untuk mengajukan. Potensi liabilitas atas pajak, denda,
dan bunga yang belum dibayar muncul jika klien gagal menyiapkan formulir
pajak dengan benar.

2) Pembayaran Tepat Waktu dari Pajak Penggajian yang Ditahan dan Pemotongan
Lainnya (Timely Payment of the Payroll Taxes Withheld and Other
Withholdings): Ini diinginkan untuk menguji apakah klien telah memenuhi
kewajiban hukumnya dalam mengirimkan pembayaran untuk semua
pemotongan gaji sebagai bagian dari tes penggajian meskipun pembayaran
biasanya dilakukan dari kas umum pencairan. Pemotongan perhatian dalam tes
ini termasuk pajak, dan tabungan pensiun lainnya, iuran serikat pekerja,
asuransi, dan tabungan gaji.

13
Auditor sering memperpanjang prosedur audit penggajian mereka jika
penggajian secara signifikan mempengaruhi penilaian inventaris, atau ketika
auditor khawatir tentang kemungkinan materi transaksi penggajian yang curang,
seperti karyawan yang tidak ada atau jam yang curang.
1) Hubungan Antara Penggajian dan Penilaian Persediaan (Relationship between
Payroll and Inventory Valuation): Ketika penggajian adalah bagian signifikan
dari persediaan, yang umum untuk perusahaan manufaktur dan konstruksi,
klasifikasi akun penggajian yang tidak tepat dapat secara material
mempengaruhi penilaian aset untuk akun-akun seperti pekerjaan dalam proses,
barang jadi, atau konstruksi dalam proses. Misalnya, biaya overhead yang
dibebankan ke persediaan pada tanggal neraca dapat dilebih-lebihkan jika gaji
pegawai administrasi secara tidak sengaja atau sengaja dibebankan ke biaya
overhead pabrik tidak langsung. Demikian pula, penilaian inventaris
dipengaruhi jika biaya tenaga kerja langsung masing-masing karyawan
dibebankan secara tidak benar ke pekerjaan atau proses yang salah. Ketika
pekerjaan ditagih berdasarkan biaya-plus, pendapatan dan penilaian inventaris
keduanya dipengaruhi oleh pembebanan tenaga kerja untuk pekerjaan yang
salah.

2) Tes untuk Karyawan yang Tidak Ada (Tests for Nonexistent Employees):
Penerbitan pembayaran gaji kepada individu yang tidak bekerja untuk
perusahaan (karyawan yang tidak ada) sering kali merupakan hasil dari
kelangsungan karyawan dalam daftar gaji setelah pekerjaan diputus. Biasanya
yang melakukan penggelapan jenis ini adalah petugas penggajian, supervisor,
sesama karyawan, atau mungkin mantan karyawan. Di bawah beberapa sistem,
supervisor dapat mencatatkan waktu harian untuk seorang karyawan dan
menyetujui kartu waktu di akhir periode waktu. Jika supervisor juga
mendistribusikan gaji atau jika gaji disetorkan langsung ke rekening karyawan,
ada peluang besar untuk penggelapan.

3) Tes untuk Jam Penipuan (Tests for Fraudulent Hours): Jam penipuan terjadi
ketika seorang karyawan melaporkan lebih banyak waktu daripada yang
sebenarnya bekerja. Karena kurangnya bukti yang tersedia, biasanya sulit bagi
auditor untuk menemukan jam-jam yang curang. Salah satu prosedurnya adalah

14
merekonsiliasi total jam yang dibayarkan menurut catatan penggajian dengan
catatan independen dari jam kerja, seperti yang sering disimpan oleh kontrol
produksi. Perangkat lunak audit dapat digunakan untuk menguji kewajaran jam
kerja atau total gaji untuk setiap karyawan dan jumlah yang tidak biasa yang
diidentifikasi untuk pengujian tindak lanjut. Demikian pula, dimungkinkan
untuk mengamati seorang karyawan yang mencatatkan jam kerja di lebih dari
satu kartu waktu dengan pendekatan teman. Namun, biasanya lebih mudah bagi
klien untuk mencegah jenis penggelapan ini dengan kontrol yang memadai
daripada auditor untuk mendeteksinya.

4) Laporan Biaya Penipuan (Fraudulent Expense Reports): Penggantian untuk


biaya perjalanan dan hiburan merupakan bagian dari siklus akuisisi dan
pembayaran; Namun, auditor sering melakukan prosedur tambahan sebagai
bagian dari penggajian dan pengujian personel. Pemalsuan laporan biaya oleh
manajemen dapat menjadi indikator pengabaian pengendalian internal dan
potensi penipuan di area lain juga. Akibatnya, auditor harus memberi perhatian
khusus pada laporan biaya perjalanan dan hiburan untuk pejabat dan direktur
dan harus melakukan pengujian dengan memverifikasi persetujuan yang tepat
dan tujuan bisnis perjalanan, memeriksa tanda terima pendukung, dan
menentukan apakah penggantian tersebut sesuai dengan pedoman perusahaan.

IV. SUBTANTIVE TEST (TES SUBTANTIF)


A. Strategi Audit Awal
Inherent Risk yang paling penting terkait dengan biaya layanan personalia
adanya biaya pencatatan yang overstatement karena karyawan fiktif atau jam kerja
yang terlalu banyak. Namun, ini juga merupakan siklus transaksi rutin di mana
pengendalian internal harus mengendalikan risiko yang melekat (Inherent Risk).
Akibatnya, pengujian substantif berfokus pada pengujian transaksi dan pengujian
saldo pada tanggal interim, pengujian juga harus dilakukan mengenai manfaat,
pengungkapan program pensiun, dan opsi saham.
Tabel berikut ini merangkum beberapa masalah utama yang terkait dengan
strategi audit pendahuluan untuk audit siklus layanan personalia.

15
Analytical
Test of Details
Assertion Inherent Risk Control Risk Procedures
Risk
Risk

Eksistensi dan
High Low Moderate High
keterjadian

Kelengkapan Moderate Low Moderate Very High

Hak dan
Moderate Low Maximum High
Kewajiban

Penilaian atau
Moderate Low Moderate Low to High
alokai

Penyajian dan
High Moderate Maximum Very Low
pengungkapan

Penjelasan terkait masalah utama yang terkait dengan strategi audit


pendahuluan untuk audit siklus layanan personalia pada tabel diatas adalah sebagai
berikut:

Asersi tentang keberadaan dan keterjadian (existence and occurance)

(Inherent Risk-High): Ada risiko inheren penting yang terkait dengan karyawan
fiktif yang dimasukkan ke dalam daftar gaji, jam kerja yang dilaporkan secara
berlebihan, dan (dalam beberapa kasus) biaya penggajian yang dilaporkan secara
berlebihan pada biaya plus kontrak. (Control Risk-Low): Sistem kontrol internal yang
kuat, termasuk kontrol atas file induk penggajian, harus meminimalkan risiko
karyawan fiktif atau jam kerja yang tidak sah dalam transaksi penggajian rutin.
(Analytical Procedures Risk-Moderate): Prosedur analitis dapat memberikan uji
kewajaran untuk pernyataan yang overstatements jika ada kontrol yang baik atas
informasi mengenai jumlah karyawan dan jam kerja. (Test of Details Risk-High):
Auditor mungkin melakukan transaksi pengujian yang cukup ekstensif pada tanggal
interim berkenaan dengan keberadaan dan pemutakhiran pengujian pengendalian di
akhir. Auditor akan mengacu pada hasil audit ERISA sehubungan dengan saldo
pensiun.

16
Asersi tentang kelengkapan (completeness)

(Inherent Risk-Moderate): Jika karyawan tidak dibayar, mereka cenderung


mengeluh, meminimalkan risiko penggajian yang tidak tercatat. Mungkin ada
beberapa risiko inheren dari pajak gaji yang tidak tercatat dan manfaat lainnya.
(Control Risk-Low): Sistem kontrol internal yang kuat, termasuk kontrol atas file
induk penggajian, harus meminimalkan risiko masalah kelengkapan dengan transaksi
penggajian rutin. (Analytical Procedures Risk-Moderate): Prosedur analitis dapat
memberikan tes kewajaran untuk Understatement jika ada kontrol yang baik atas
informasi mengenai jumlah karyawan dan jam kerja. (Test of Details Risk-Very
High): Auditor dapat melakukan beberapa pengujian transaksi untuk memastikan
bahwa semua transaksi penggajian dicatat.

Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations)

(Inherent Risk-Moderate): Merupakan hal yang tidak biasa bagi entitas untuk
mencatat kewajiban yang tidak mereka miliki. (Control Risk-Low): Sistem
pengendalian internal yang kuat harus memastikan bahwa kewajiban penggajian
adalah entitas kewajiban. (Analytical Procedures Risk-Maximum): Prosedur analitis
tidak diarahkan pada pernyataan hak dan kewajiban. (Test of Details Risk-High):
Auditor akan melakukan pengujian saldo pada tanggal interim untuk memastikan
bahwa kewajiban tersebut merupakan kewajiban entitas.

Asersi tentang penilaian dan alokasi (valuation and allocation)

(Inherent Risk-Moderate): Perhitungan penggajian tidak rumit. (Control Risk-


Low): Sistem kontrol internal yang kuat, termasuk kontrol atas file induk penggajian,
harus meminimalkan risiko masalah penilaian dengan transaksi penggajian rutin.
(Analytical Procedures Risk-Moderate to Maximum): Prosedur analitis dapat
memberikan tes kewajaran tentang penilaian masalah terkait penggajian kotor. (Test
of Details Risk-Low to High): Luasnya transaksi pengujian pada tanggal interim
bergantung pada pengendalian dan hasil prosedur analitis. Auditor akan mengacu
pada hasil audit ERISA sehubungan dengan saldo pensiun dan menghitung ulang
informasi opsi saham.

17
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

(Inherent Risk-High): Terdapat pengungkapan yang signifikan terkait dengan opsi


saham dan program imbalan kerja. (Control Risk-Low to Maximum): Kontrol
primer/utama adalah keterlibatan komite pengungkapan yang efektif. (Analytical
Procedures Risk-Maximum): Prosedur analitis tidak ditujukan pada pengungkapan.
(Test of Details Risk-Very Low): Auditor akan sering melakukan pengujian detail
untuk mengevaluasi kualitas dan akurasi pengungkapan laporan keuangan.

B. Uji Substantif Siklus Layanan Personil (Personnel Service Cycle)


Pengujian substantif atas transaksi adalah cara paling penting untuk
memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan personel . Pengujian substantif
dari saldo penggajian biasanya dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati tanggal
neraca. Saldo penggajian tersebut termasuk kewajiban yang masih harus dibayar
untuk gaji, upah, komisi, bonus, imbalan kerja, pajak gaji, dan akun neraca lainnya.
Selain itu, dalam sebagian besar audit, jumlah di akun neraca kecil dan dapat
diverifikasi dengan relatif mudah jika auditor yakin bahwa transaksi penggajian
dimasukkan dengan benar ke komputer dan laporan pajak penggajian disiapkan
dengan benar.
Dalam tabel berikut disajikan beberapa pengujian Tes Substantif yang dapat
dilakukan oleh auditor dalam rangka mencapai tujuan audit:

Initial Procedures
Tes Substantif Tujuan Audit
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri Poin 1a s.d. c mencakup seluruh tujuan
serta menentukan: Audit.

a. Signifikansi biaya penggajian terhadap bisnis.


b. Pemicu ekonomi utama yang berdampak pada biaya
penggajian.
c. Sejauh mana klien telah menetapkan manfaat
program pensiun pasti atau menggunakan program
kompensasi insentif lainnya.

18
2. Menjalankan initial procedure pada akun persediaan dan
Poin 2 mencakup tujuan audit :
mencatat transaksi yang akan dilakukan tes lebih
mendalam.

a. Tracing saldo awal akun penggajian yang masih


harus dibayar ke saldo akhir tahun sebelumnya.
• Transaksi dan saldo kompensasi dan
b. Review aktivitas pada akun penggajian dan tunjangan karyawan yang diungkapkan
melakukan penyelidikan atas transaksi tidak biasa telah terjadi dan berkaitan dengan entitas.
dari segi jumlah atau sumber. (Disclosure Objectives - Occurrence and
Rights and Obligations)
c. Verifikasi keseluruhan daftar gaji dan buku besar
pembantu lainnya untuk disesuaikan dengan saldo
buku besar.
Analytical Preocedures
Tes Substantif Tujuan Audit
3. Melakukan Prosedur analitis: Poin 3a s.d. c mencakup seluruh tujuan
Audit.
a. Review pengalaman dan tren industri.

b. Memeriksa analisis biaya penggajian.

c. Mereview hubungan antara biaya penggajian terhadap


aktivitas produksi dan penjualan saat ini.

Test of Details of Transactions


Tes Substantif Tujuan Audit
4. Atas dasar pengujian, Vouching transaksi penggajian Poin 4 mencakup tujuan Audit :
hingga ke dokumen pendukung. (contoh : Time cards, • (Transaction Objectives) Kompensasi
kontrak karyawan, pengaturan bonus, dan perjanjian karyawan yang tercatat, tunjangan, dan
kompensasi insentif). biaya pajak gaji terkait dengan
kompensasi untuk layanan yang diberikan
selama tahun berjalan.(Occurrence),
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
biaya pajak gaji dihitung dan dicatat
secara akurat.(Accuracy), Kompensasi
karyawan, tunjangan, dan pengeluaran
pajak gaji diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan benar dalam
laporan laba rugi.(Classification), dan
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
kewajiban pajak gaji merupakan jumlah

19
terutang pada tanggal neraca. (Balance
Objectives - Existence).

Poin 5 mencakup tujuan Audit :


5. Atas dasar pengujian, Vouching transaksi pajak gaji • (Transaction Objectives) Kompensasi
hingga ke dokumen pendukung. (misalnya: yang karyawan yang tercatat, tunjangan, dan
mendasari perhitungan gaji kotor (gross payroll) dan biaya pajak gaji terkait dengan
pajak gaji). kompensasi untuk layanan yang diberikan
selama tahun berjalan.(Occurrence),
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
biaya pajak gaji dihitung dan dicatat
secara akurat.(Accuracy), Kompensasi
karyawan, tunjangan, dan pengeluaran
pajak gaji diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan benar dalam
laporan laba rugi.(Classification), dan
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
kewajiban pajak gaji merupakan jumlah
terutang pada tanggal neraca. (Balance
Objectives - Existence).

Poin 6 mencakup tujuan Audit :


• (Transaction Objectives) Kompensasi
karyawan yang tercatat, tunjangan, dan
6. Verifikasi kompensasi pejabat kepada otorisasi dewan biaya pajak gaji terkait dengan
direktur. kompensasi untuk layanan yang diberikan
selama tahun berjalan.(Occurrence),
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
biaya pajak gaji dihitung dan dicatat
secara akurat.( Accuracy), Kompensasi
karyawan, tunjangan, dan pengeluaran
pajak gaji diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan benar dalam
laporan laba rugi.(Classification), dan
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
kewajiban pajak gaji merupakan jumlah
terutang pada tanggal neraca. (Balance
Objectives - Existence).

20
Poin 7 mencakup tujuan Audit :
• Kompensasi, tunjangan, dan biaya pajak
karyawan yang tercatat mencakup semua
7. Atas dasar pengujian, Tracing data dari time cards dan biaya yang timbul untuk layanan
kontrak ke daftar penggajian. personalia selama tahun tersebut.
(Transaction Objectives - Completeness).
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
kewajiban pajak gaji mencakup semua
jumlah yang terhutang pada tanggal
neraca (Balance Objectives -
Completeness)

Poin 8 mencakup tujuan Audit :


• (Transaction Objectives) Kompensasi
karyawan yang tercatat, tunjangan, dan
biaya pajak gaji terkait dengan
8. Melakukan cutoff tes untuk transaksi penggajian pada
kompensasi untuk layanan yang diberikan
akhir bulan (tahun) berdasarkan periode waktu kerja dan
selama tahun berjalan.(Occurrence),
akrual gaji jika bulan (tahun) berakhir dan akhir periode
Kompensasi, tunjangan, dan biaya pajak
penggajian tidak sesuai.
karyawan yang tercatat mencakup semua
biaya yang timbul untuk layanan
personalia selama tahun tersebut.
(Completeness) dan Kompensasi
karyawan, tunjangan, dan kewajiban
pajak gaji merupakan jumlah terutang
pada tanggal neraca. (Balance Objectives
- Existence).

Test of Details of Balances


Tes Substantif Tujuan Audit
9. Hitung kembali kewajiban penggajian yang masih Poin 9 mencakup tujuan Audit (Balance
harus dibayar pada akhir tahun ke catatan penggajian Objectives) :
yang mendasarinya. • Kompensasi karyawan, tunjangan,
dan kewajiban pajak gaji
merupakan jumlah terutang pada
tanggal neraca.(Existence),
Kompensasi karyawan, tunjangan,
dan kewajiban pajak gaji
mencakup semua jumlah yang
terhutang pada tanggal

21
neraca.(Completeness),
Kompensasi, tunjangan, dan gaji
karyawan! pajak Habilitica úne
dihitung dan dicatat secara
akurat.(Valuation or Allocation)

10. Menghitung kembali kewajiban pajak gaji yang masih Poin 10 mencakup tujuan Audit (Balance
harus dibayar dan menjamin pembayaran tunai Objectives) :
selanjutnya. • Kompensasi karyawan, tunjangan,
dan kewajiban pajak gaji
merupakan jumlah terutang pada
tanggal neraca.(Existence),
Kompensasi karyawan, tunjangan,
dan kewajiban pajak gaji
mencakup semua jumlah yang
terhutang pada tanggal
neraca.(Completeness),
Kompensasi, tunjangan, dan gaji
karyawan! pajak Habilitica úne
dihitung dan dicatat secara
akurat.(Valuation or Allocation)

Poin 11 mencakup tujuan Audit (Balance


11. Menentukan bahwa hutang gaji yang masih harus Objectives) :
dibayar adalah kewajiban entitas.. • Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
kewajiban pajak penggajian adalah
kewajiban entitas pelapor.(Rights and
Obligations).

22
Test of Details of Balances: Accounting Estimates
Tes Substantif Tujuan Audit
12. Menentukan metode akuntansi untuk opsi saham, dan Poin 12 mencakup tujuan Audit :
menghitung ulang biaya opsi saham (atau • (Transaction Objectives) Kompensasi
pengungkapan informasi). karyawan yang tercatat, tunjangan, dan
biaya pajak gaji terkait dengan
kompensasi untuk layanan yang
diberikan selama tahun
berjalan.(Occurrence), Kompensasi
karyawan, tunjangan, dan biaya pajak
gaji dihitung dan dicatat secara
akurat.( Accuracy), Kompensasi
karyawan, tunjangan, dan pengeluaran
pajak gaji diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan benar dalam
laporan laba rugi.(Classification), dan
Kompensasi karyawan, tunjangan, dan
kewajiban pajak gaji merupakan
jumlah terutang pada tanggal neraca.
(Balance Objectives - Existence).

Presentation and Disclosure


Tes Substantif Tujuan Audit
13. Membandingkan penyajian pernyataan dengan Prinsip Poin 13 mencakup tujuan Audit (Disclosure
akuntansi berterima umum: Objective) :

a. Bandingkan pengungkapan program pensiun dengan • Transaksi dan saldo kompensasi dan
hasil audit Jaminan Pendapatan Pensiun Karyawan. tunjangan karyawan yang
diungkapkan telah terjadi dan
berkaitan dengan entitas.(Occurrence
and Rights and Obligations), Semua
informasi kompensasi dan tunjangan
karyawan diungkapkan secara akurat
dan pada jumlah yang sesuai.(
Accuracy and Valuation)

• Transaksi dan saldo kompensasi dan


tunjangan karyawan yang

23
b. Tinjau penyajian dan pengungkapan untuk biaya diungkapkan telah terjadi dan
penggajian (pensiun, opsi saham, dan pengaturan berkaitan dengan entitas.(Occurrence
kompensasi lainnya) dalam draf laporan keuangan and Rights and Obligations), Semua
dan tentukan kesesuaian dengan PABU. informasi kompensasi dan tunjangan
karyawan diungkapkan secara akurat
dan pada jumlah yang sesuai.(
Accuracy and Valuation)

• Semua kompensasi dan manfaat


pengungkapan yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan
c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan telah dimasukkan.(Completeness)
pengungkapan kegiatan pelayanan kepegawaian
dalam draft laporan keuangan untuk menentukan
kesesuaian dengan PABU dengan mengacu pada
checklist disclosure • Semua informasi kompensasi dan
tunjangan karyawan disajikan dan
dijelaskan dengan tepat dan
informasi dalam pengungkapan
d. Baca pengungkapan dan evaluasi secara independen diungkapkan dengan
klasifikasi dan pemahamannya. jelas.(Classification and
Understandability)

Penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur Tes Substantif Siklus Penggajian


dan Personalia sebagai berikut:

1. Initial Procedures
Prosedur awal yang sangat penting dalam setiap Audit adalah memperoleh
pemahaman atas karakteristik bisnis entitas dan industri, serta biaya penggajian
yang diharapkan. Hal ini memungkinkan auditor mengembangkan perspektif
tentang entitas untuk menetapkan konteks dalam mengevaluasi prosedur analitis
dan pengujian detail. Apabila entitas berupa perusahaan manufaktur, maka
sangat penting untuk memahami campuran biaya penggajian dan biaya
manufaktur lainnya serta bagaimana biaya-biaya ini berinteraksi dengan siklus
produksi. Penting juga untuk memahami perjanjian kompensasi insentif dan
sejauh mana perjanjian ini dapat memengaruhi perilaku yang berkaitan dengan
siklus lainnya (misalnya, memberikan kompensasi kepada eksekutif hanya pada
tingkat pendapatan). Auditor juga perlu memahami terkait perjanjian pensiun,
stock option, dan biaya imbalan kerja lainnya.

24
Dalam menelusuri saldo gaji awal dan hutang pajak gaji pada kertas kerja
tahun sebelumnya, auditor harus memastikan bahwa setiap penyesuaian audit
yang disepakati pada tahun sebelumnya benar-benar sudah dicatat. Selain itu,
periode entri saat ini dalam akun persediaan buku besar harus dipindai untuk
mengidentifikasi pos yang tidak biasa dalam jumlah atau sifatnya sehingga
memerlukan penyelidikan khusus. Initial Procedures juga melibatkan penentuan
bahwa detail tambahan untuk kewajiban penggajian terkait dengan saldo buku
besar.
2. Analitical Procedures
Tujuan dari penggunaan prosedur analitis pada siklus transaksi layanan
personel individu adalah untuk mengembangkan pemahaman terhadap saldo akun
penggajian yang masih harus dibayar dan hubungan antara biaya penggajian dan
jam kerja. Prosedur analitis dilakukan dengan penghitungan berbagai macam
rasio terkait seperti rasio biaya pajak penggajian terhadap total biaya penggajian,
pendapatan per karyawan, dan rasio lainnya yang dibutuhkan sesuai
pertimbangan Auditor. Auditor harus waspada terhadap kemungkinan adanya
kewajiban daftar gaji yang tidak tercatat. Prosedur analitis dilakukan pada tahap
akhir perikatan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian
rinci telah sesuai dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
3. Test of Details of Transactions
Pengujian details of transactions melibatkan prosedur vouching dan tracing
untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan transaksi layanan personel individu.
Dalam melakukan tes tersebut fokus utama auditor terletak pada pajak gaji,
tunjangan dan biaya pensiun, perjanjian kompensasi insentif, dan menentukan
ketentuan pemutusan transaksi penggajian pada akhir periode akuntansi.
a) Test Entries to Payroll Accounts
Pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian tujuan
ganda (dual-purpose test) selama pekerjaan sementara. Contohnya adalah
Vouching dalam akun penggajian termasuk vouching terhadap
§ Debit dalam daftar penggajian, termasuk kesesuaian klasifikasi biaya
penggajian yang dibebankan pada berbagai aktivitas manufaktur.
§ Penentuan biaya yang terkait dengan berbagai perjanjian kompensasi
insentif.

25
§ Penentuan biaya pensiun termasuk penggunaan aktuaris untuk
menentukan biaya program pensiun yang memberikan manfaat pasti.
§ Penentuan biaya yang terkait stock options dengan menggunakan model
penetapan harga opsi (yang dapat dicatat sebagai beban atau diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan).
§ Penetapan otorisasi kompensasi pejabat oleh direksi.
Vouching terhadap daftar penggajian memberikan bukti tentang
keberadaan dan keterjadian serta penilaian atas penggajian pada saat
transaksi. Tracing dokumen transaksi penggajian memberikan bukti
kelengkapan dan penilaian asersi layanan personalia.
b) Test Cutoff of Personel Service Transactions
Tes ini bergantung pada bagaimana periode pembayaran ditentukan.
Dalam melakukan tes ini mungkin akan timbul risiko salah saji yang terkait
dengan masalah cutoff. Apabila karyawan dibayar setiap dua minggu dan
penggajian dicatat saat dibayar, maka ada kemungkinan bahwa hampir dua
minggu biaya gaji belum dicatat dalam satu bulan, kuartal, atau bahkan
akhir tahun. Auditor harus menentukan prosedur manajemen untuk
memperoleh biaya layanan personel, termasuk biaya penggajian bruto,
pajak penggajian, dan tunjangan lain dan menguji kelengkapan dan
keakuratan akrual penggajian.
4. Test of Details of Balances and Disclosures
Pengujian rincian saldo difokuskan pada prosedur sebagai berikut:
§ Menghitung ulang kewajiban penggajian yang masih harus dibayar
§ Mengaudit imbalan kerja dan program pensiun
§ Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham

Ø Menghitung Ulang Kewajiban Penggajian Yang Masih Harus Dibayar

Banyak perusahaan perlu membuat berbagai akrual pada tanggal neraca untuk
jumlah yang terhutang kepada petugas dan karyawan atas gaji dan upah, komisi, bonus,
pembayaran liburan, dan juga untuk jumlah yang harus dibayarkan kepada instansi
pemerintah untuk pajak gaji. Meskipun perhatian utama auditor untuk biaya penggajian
dalam setahun adalah overstatement (berlebihan), untuk akrual akhir tahun, perhatian

26
utamanya adalah adanya understatement. Yang juga menjadi perhatian adalah
konsistensi dalam metode penghitungan akrual dari periode ke periode.

Dalam memperoleh bukti tentang kewajaran akrual manajemen, auditor harus


mereview perhitungan manajemen atau membuat perhitungan independen. Akrual
untuk pajak gaji harus dibandingkan dengan jumlah yang ditampilkan pada
pengembalian pajak gaji. Bukti tambahan dapat diperoleh dengan memeriksa
pembayaran berikutnya yang dilakukan pada akrual sebelum penyelesaian kerja
lapangan. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini terutama berkaitan dengan tujuan
yang terkait dengan asersi penilaian atau alokasi.

Ø Mengaudit Imbalan Kerja dan Program Pensiun

Banyak perusahaan menawarkan manfaat pensiun yang signifikan kepada


karyawannya. Sejumlah perusahaan manufaktur memiliki program pensiun
bermanfaat yang menimbulkan masalah signifikan terkait dengan pengukuran biaya
pensiun, serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling signifikan terkait dengan
salah saji dalam penilaian atau alokasi asersi (menentukan biaya pensiun), dan
pernyataan penyajian dan pengungkapan (pengungkapan dalam catatan kaki pensiun).
Program pensiun bermanfaat pasti biasanya tunduk pada persyaratan Undang-Undang
Jaminan Pendapatan Pensiun Karyawan (ERISA) tahun 1974, yang biasanya
memerlukan audit terpisah atas program pensiun tersebut. Auditor laporan keuangan
biasanya dapat merujuk pada hasil audit ERISA saat mengaudit biaya pensiun dan
pengungkapannya. Saat menyelesaikan audit ERISA, auditor biasanya akan
mempekerjakan pakar dari luar untuk mengaudit asumsi aktuaria penting yang
diperlukan untuk menentukan biaya pensiun dan kewajiban manfaat yang
diproyeksikan. Saat mengaudit biaya pensiun, auditor juga harus mengevaluasi
kewajaran estimasi aktuaria utama seperti tingkat diskonto yang digunakan untuk
menentukan kewajiban imbalan yang diproyeksikan dan asumsi tingkat pengembalian
jangka panjang yang digunakan untuk pengembalian yang diharapkan dari aset
program. Tingkat diskonto harus sejalan dengan tingkat pembelian anuitas saat ini
atau investasi pendapatan tetap berkualitas tinggi. Asumsi tingkat pengembalian
jangka panjang harus mencerminkan pengembalian aktual dan yang diantisipasi untuk
aset program.

27
Ø Mengaudit opsi saham dan Hak Apresiasi Saham

Bentuk umum dari kompensasi karyawan pada banyak perusahaan melibatkan


penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan (1) jenis rencana kompensasi
insentif yang digunakan untuk memberi kompensasi kepada karyawan dan pejabat,
(2) bagaimana biaya kompensasi ditentukan, dan bagaimana biaya kompensasi
dialokasikan ke berbagai periode akuntansi, dan (3) kecukupan pengungkapan terkait
dengan rencana kompensasi insentif.

Pertama, auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang


digunakan oleh klien dan membaca kontrak yang mendasarinya untuk
mengidentifikasi istilah signifikan yang terkait dengan rencana kompensasi insentif.
Metode umum termasuk penggunaan opsi saham insentif dan, dalam beberapa kasus,
hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham sering digunakan oleh karyawan kunci
untuk memberi mereka cukup uang untuk menjalankan opsi saham dan menahan
saham, daripada menjual saham untuk mendapatkan cukup uang untuk mengeksekusi
opsi.

28
Daftar Pustaka

Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M., & Hogan, C. E. 2017. Auditing and Assurance
Services an Intergrated Approach, 16th Edition. New Jersey:Prentice Hall

Boynton, William C., Raymond N. Johnson., 2006. Modern Auditing, 8th Edition, New
York:John Wiley &Sons Inc.

29

Anda mungkin juga menyukai