Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah Audit Keuangan Sektor Komersil

PERENCANAAN, PROGRAM, DAN KERTAS KERJA


AUDIT

KELOMPOK 7 KELAS 5-1:


1. AHMAD SAIFI SUAIDY (03)
2. I PUTU KRISNA ADI PUTRA (18)
3. KALDERA BIMA ANGGAWI (20)
4. MARWAN JUDA SURBAKTI (22)
5. YURINTO ARISTO (38)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TAHUN 2017
BAB 20
AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan
dan pembayaran kepada semua karyawan. Tenaga kerja adalah pertimbangan yang
pentingdalam penilaian persediaan perusahaan manufaktur, perusahaan konstruksi, dan
industry lainnya.
Penilaian dan pengalokasian tenaga kerja yang tidak tepat dapat menimbulkan salah
saji laba bersih yang material. Penggajian juga merupakan bidang dimana sumber
daya perusahaan dapatterbuang akibat ketidakefisienan atau pencurian melalui kecurangan.
Seperti dalam siklus penjualan dan penagihan, audit atas siklus penggajian dan
personalia juga mencakup pemahaman tentang pengendalian internal, penilaian risiko
pengendalian, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, prosedur
analisis, serta pengujianatas rincian saldo. Dalam audit yang umum, perbedaan utama
antara siklus penggajian dan personalia serta siklus lainnya meliputi:

 Hanya ada satu siklus transaksi untuk penggajian. Sebagian besar siklus
lainnyamemasukkan setidaknya dua kelas transaksi. Sebagai contoh siklus
penjualan dan penagihanmemasukkan baik transaksi penjualan maupun
penerimaan kas, dan sering kali melibatkanretur penjualan serta penghapusan
piutang tak tertagih. Penggajian hanya memiliki satukelas karena penerimaan jasa
dari karyawan dan pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya
terjadi dalam periode waktu yang singkat.

 Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan ketimbang akun neraca terkait.
Akun-akunyang terkait dalam penggajian seperti misalnya penggajian akrual dan
potongan pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi selama
tahun bersangkutan.

 Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua


perusahaan, bahkan perusahaan kecil sekalipun. Penalty yang tinggi yang
dikenakan pemerintah Negara bagian federal telah mendorong efektifnya
pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak penggajian. Selain itu,
masalah moral karyawan juga dapat mengemukakan jika karyawantidak diberi gaji
atau diberi gaji yang kecil.Karena ketiga karakteristik tersebut, maka ketika
mengaudit penggajian, biasanya auditor menekankan pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis.Pengujian atas rincian
saldo hanya memerlukan beberapa menit bagi sebagian besar akun yang
berhubungan dengan penggajian.

AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA


Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan
secara wajar sesuaidengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum. Akun yang umum
dalam siklus penggajian dan personalia ditunjukkan pada gambar dibawah. Akun T akan
digunakan untuk mengilustrasikan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam sebagian besar system, akun gajidan upah
akrual hanya akan diguakan pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban
baru akan dicatat apabila karyawan telah benar benar dibayar dan bukan ketika biayatenaga
kerja terjadi. Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir
periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.

Upah, gaji, bonus, dan


komisi akrual
Pembayaran Saldo Awal, Tenaga Kerja
langsung
Upah yg
diperoleh,
gaji,dsb
Kas di Bank
Pembayaran Saldo akhir
gaji

Pembayaran Pemotongan pajak penghasilan


pajak gaji dan pengurangan lainnya
Pembayaran Saldo Awal,

Upah yg
diperoleh,
gaji,dsb

Saldo akhir
Beban gaji
pajak
Beban pajak gaji akrual
Pembayaran Saldo Awal,

Upah yg
diperoleh,
gaji,dsb

Saldo akhir

FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA SERTADOKUMEN


DAN CATATAN TERKAIT
Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan diakhiri
dengan membayar karyawan tersebut atas jasa yang mereka laksanakan dan pemotongan
pajak oleh pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat akrual. Jadi, siklus
tersebut melibatkan perolehan jasa dari karyawan yang konsisten dengan tujuan
perusahaan, dan akuntansi yang tepatuntuk jasa tersebut. Auditor harus memahami fungsi
bisnis dan dokumen serta catatan tersebut sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan
merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi.
1. Fungsi Bisnis Personalia dan Kesempatan Kerja
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen
untuk mewawancarai dan merekrut personel yang memenuhi kualifikasi. Departemen
tersebut jugamerupakan sumber catatan yang independen bagi verifikasi internal atas
informasi upah.Termasuk penambahan dan penghapusan gajiserta perubahan upah
dan pengurangan.

 Catatan personalia,meliputi data seperti tanggal mulai bekerja,investigasi


personil,tingkat pembayaran,pengurangan yang diotorisasi,evaluasi kinerja,dan
tanggal berhenti bekerja

 Formulir otorisasi pengurangan,digunakan untuk mengotorisasi pengurangan


gaji,termasuk jumlah pembebasan untuk pemotongan pajak penghasilan, 401
(K) dan program tabungan pension lainnya,obligasi tabungan A.S,serta iuran
serikat pekerja.

 Formulir otorisasi tingkat pembayaran,digunakan untuk mengotorisasi tingkat


pembayaran. Sumber informasinya adalah kontrak tenaga kerja,otorisasi oleh
manajemen atau dalam kasus pejabat perusahaan,otorisasi dari dewan direksi.

2. Fungsi Bisnis Pencatatan Waktu dan Persiapan Penggajian


Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian merupakan hal yang
pentingdalam audit penggajian karena mempengaruhi secara langsung beban
penggajian dalam setiap periode.Untuk mencegah salah saji dalam empat aktivitas
berikut diperlukan pengendalian yang memadai:
 Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
 Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan dan
pembayaran bersih
 Penyiapan cek gaji
 Penyiapan catatan gaji

 Kartu waktu,adalah dokumen yang mengidikasikan waktu per jam karyawan


mulai dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawan

 Tiket waktu pekerjaan,adalah formulir yang menunjukan pekerjaan mana yang


dikerjakan karyawan selama periode waktu tertentu.

 File transaksi penggajian,mencantumkan semua transaksi penggajian yang


diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode,seperti setiap satu
hari,minggu atau bulan. File ini berisi semua informasi yang dimasukan ke dalam
sistem dan informasi tentang setiap transaksi,seperti nama karyawan dan nomor
identifikasi,tanggal,pembayaran kotor dan bersih berbagi jumlah pemotongan
pajak dan klasifikasi akun.

 Jurnal atau daftar penggajian,laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian
umumnya mencantumkan nama karyawan,tanggal,jumlah penggajian kotor dan
bersih dan jumlah pemotongan.
 File induk penggajian, adalah file komputer yang digunakan untuk mencatat
transaksi penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah
karyawan yang dibayar selama setahun tersebut hingga saat ini.

3. Fungsi Bisnis Pembayaran Gaji

 Cek gaji, ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan sebagai pertukaran
atas jasa yang dilaksanakanya. Jumlah cek tersebut merupakan pembayaran kotor
dikurangi pajak penghasilan dan potongan lainnya.

 Rekonsiliasi rekening bank penggajian, merupakan hal yang penting bagi semua
akun kas,termasuk penggajian untuk menemukan kesalahan ataupun kecurangan.
Akun penggajian imprest adalah akun penggajian terpisah dimana saldo bernilai
kecil dipertahankan.

4. Fungsi Bisnis Penyiapan SPT Pajak Penggajian dan Pembayaran Pajak

 Formulir W-2,adalah formulir yang dikirim setiap karyawan yang mengikhtisarkan


penghasilan karyawan selama tahun kalender, termasuk pembayaran
kotor,pemotongan pajak penghasilan dan pemotongan jaminan social.

 SPT Pajak Penghasilan,adalah formulir yang diserahkan ke unit pemerintah local


untuk menunjukan pembayaran pajak yang dipotong pajak perusahaan.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Pengendalian internal untuk penggajian biasanya sangat terstruktur dan terkendali
dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan ketidakpuasan
para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian. Cek gaji dan semua jurnal
yang terkait serta catatan penggajian biasanya diproses oleh komputer. Karena perihal
pembayaran gaji relatif umum dari perusahaan ke perusahaan, maka harus tersedia sistem
komputer yang berkualitas tinggi. Karena memroses penggajian serupa pada sebagian
besar organisasi, dan program harus dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan skedul
pemotongan pajak, umumnya perusahaan menggunakan jasa penggajian dari luar untuk
memroses penggajian. Biasanya tidaklah sulit bagi perusahaan untuk menetapkan
pengendalian yang baik dalam siklus penggajian dan personalia, besarnya transaksi relatif
homogen dan berjumlah kecil. Sebagai akibatnya auditor jarang menemukan pengecualian
ketika menguji transaksipenggajian. Kadang-kadang, terjadi deviasi pengujian
pengendalian, tetapi sebagian besar salah saji moneter dikoreksi oleh pengendalian
verifikasi internal atau ketika merespons keluhan karyawan. Meskipun ada salah saji, salah
saji tersebut jarang bersifat material.
Prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
merupakan alat yang sangat penting untuk memverifikasi saldo akun dalam siklus
penggajian dan personalia. Pengujian-pengujian tersebut ditekankan karena tidak adanya
bukti pihak ketiga yang independen, seperti konfirmasi, untuk memverifikasi upah akrual,
pajak penghasilan yang dipotong, pajak penggajian akrual, dan akun neraca lainnya.
Walaupun pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan alat
yang sangat penting dalam menguji penggajian, pengujian dalam bidang ini biasanya tidak
bersifat ekstensif.
Banyak audit menghadapi risiko salah saji yang material yang rendah atau minimal
walaupun penggajian sering kali menjadi bagian yang signifikan dari total beban,
disebabkan karena tiga alasan berikut:
1. Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen jika
mereka dibayar terlalu rendah.
2. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
3. Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan federal
menyangkut pemotongan pajak penghasilan, Jaminan Sosial, dan pajak
pengangguran.
Tujuan dari banyak pengendalian internal dan sifat pengujian pengendalian serta
pengujian substantif atas transaksi bagi sebagian besar pengujian terpampang dari
deskripsinya pada tabel berikut:

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian


Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian

Tujuan Audit Pengendalian Internal Pengujian Pengujian Substantif


yang Berkaitan Kunci Pengendalian Umum atas Transaksi Umum
dengan
Transaksi
Pembayaran -Kartu waktu disetujui -Memeriksa kartu untuk -Meriview jurnal
penggajian yang oleh personalia. indikasi persetujuan. penggajian, buku besar
tercatat adalah umum, dan catatan gaji
-Jam waktu digunakan -Memeriksa kartu waktu
untuk pekerjaan yang diperoleh
untuk mencatat waktu.
yang -Mereview kebijakan menyangkut jumlah yang
dilaksanakan oleh -Mempertahankan file personalia. besar atau tidak biasa.
karyawan yang personil yang memadai.
benar-benar ada -Memeriksa file -Membandingkan cek
-Perekrutan tenaga kerja personalia. yang dibatalkan dengan
(keterjadian).
diotorisasi. jurnal penggajian
-Mereview bagan menyangkut nama,
-Ada pemisahan tugas di organisasi, jumlah, dan tanggal.
antara personalia, membahasnya dengan
pencatat waktu, dan karyawan, dan -Memeriksa cek yang
pengeluaran gaji. mengamati tugas yang dibatalkan dengan catatan
sedang dilaksanakan. personalia.
-Hanya karyawan yang
ada dalam file data -Memeriksa printout
komputer yang diterima transaksi yang ditolak
ketika mereka oleh komputer karena
dimasukkan. memiliki nomor
karyawan yang tidak
-Cek diotorisasi sebelum
ada.
dikeluarkan.
-Memeriksa catatan
-Cek gaji telah
penggajian menyangkut
dipranomori dan
indikasi persetujuan.
diperhitungkan.
-Memperhitungkan
-Akun bank telah
Transaksi direkonsiliasi secara urutan cek gaji. -Merekonsiliasi
penggajian yang independen. pengeluaran dalam jumlah
-Membahas dengan
adal telah dicatat penggajian dengan
karyawan dan
(kelengkapan) pengeluaran pada
mengamati rekonsiliasi.
rekening bank penggajian.
-membuktikan rekonsiliasi
bank.

Transaksi -Perhitungan dan jumlah -Memeriksa indikasi -Menghitung ulang jam


penggajian yang telah diverifikasi secara verifikasi internal. yang digunakan dari kartu
dicatat adalah internal. waktu.
-Memeriksa file total
untuk jumlah
-Total batch batch untuk melihat -Membandingkan tingkat
waktu yang
dibandingkan dengan tanda tangan klerk upah dengan kontrak
benar-benar
laporan ikhtisar pengendali data; serikat pekerja,
dikerjakan dan
komputer. membandingkan totalnya persetujuan oleh dewan
pada tingkat upah
dengan laporan ikhtisar. direksi, atau sumber
yang sesuai; -Tingkat upah, gaji, atau
lainnya.
pemotongan tingkat komisi diotorisasi -Memeriksa catatan
pajak telah secara layak. penggajian menyangkut -Menghitung ulang
dihitung dengan indikasi otorisasi. pembayaran kotor.
benar -Pemotongan, termasuk
(keakuratan). jumlah untuk asuransi -Memeriksa otorisasi -Mengecek pemotongan
dan tabungan dalam file personalia. dengan mengacu pada
penggajian, telah tabel pajak dan formulir
diotorisasi secara layak. otorisasi dalam file
personalia.
-Menghitung ulang
pembayaran bersih.
-Membandingkan cek
yang dibatalkan dengan
jurnal penggajian
menyangkut jumlahnya.

Transaksi -Isi file induk penggajian -Memeriksa indikasi -Menguji keakuratan


penggajian telah telah diverifikasi secara verifikasi internal. klerikal dengan
dimasukkan internal. menfooting jurnal
-Memeriksa laporan total
dengan benar penggajian dan
-Total file induk ikhtisar awal yang
dalam file induk menelusuri posting ke
penggajian telah di menunjukkan bahwa
penggajian dan buku besar umum serta
bandingkan dengan total perbandingan telah
diikhtisarkan file induk penggajian.
buku besar umum. dilakukan.
dengan benar
(posting dan
pengikhtisaran).
Transaksi -Bagan akun yang -Mereview bagian akun. -Membandingkan
penggajian telah memadai telah klasifikasi dengan bagian
-Memeriksa indikasi
diklasifikasikan digunakan. akun atau prosedur
verifikasi internal.
dengan benar manual.
-Klasifikasi akun telah
(klasifikasi).
diverifikasi secara -Mereview kartu waktu
internal. karyawan departemen dan
tiket pekerjaan untuk
penugasan pekerjaan
serta menelusuri ke
distribusi tenaga kerja.

Transaksi -Prosedur memerlukan -Memeriksa prosedur -Membandingkan tanggal


penggajian telah pencatatan transaksi manual dan mengamati cek yang tercatat dalam
dicatat pada sesegera mungkin kapan pencatatan jurnal penggajian dengan
tanggal yang setelah penggajian dilakukan. tanggal pada cek yang
benar (penetapan dibayarkan. dibatalkan dan kartu
-Memeriksa indikasi
waktu). waktu.
-Tanggal telah verifikasi internal.
diverifikasi secara -Membandingkan tanggal
internal. pada cek dengan tanggal
cek tersebut dicairkan
bank.

Memahami Pengendalian Internal-Siklus Penggajian dan Personalia


Untuk memahami pengendalian internal siklus penggajian dan personalia, hal-hal
yangharus kita pahami adalah:

 Pengendalian internal bervariasi antar perusahaan. Oleh karena itu, auditor


harusmengidentifikasi pengendalian, defisiensi signifikan, dan kelemahan yang
material dari perusahaan.

 Pengendalian yang digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko


pengendalianharus diuji dengan pengujian pengendalian.

 Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan luas
pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang
keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

 Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko pengendalian


yangdinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti pengaruh penggajian terhadap
persediaan.

 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif akan digabungkan jika


memungkinkan,dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin, dengan
menggunakan program auditformal kinerja.
1. Pengendalian Kunci
Pengendalian kunci untuk siklus penggajian dan personalia dalah sebagai
berikut:
 Pemisahan tugas yang memadai. Pemisahan tugas diterapkan terutama untuk
mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran kepada karyawan yang tidak
ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus independen dari bagian SDM yang
mengendalikan aktifitas penggajian kunci (seperti penambahan karyawan atau
menghapus karyawan), dan terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah
ditandatangani.
 Otorisasi yangtepat. Hanya bagian SDM yang boleh mengotorisasi untuk
menambah atau menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah
tingkat upah serta potongan. Penyelia karyawan berwenang untuk menentukan
jumlah jam kerja, terutama lembur harus diotorisasi oleh penyelia
kamar.Persetujuan dapat dibubuhkan dalam timecard atau dikecualikan untuk
jam lembur saja.
 Dokumen dan catatan yang memadai. Dokumen dan catatan yang memadai
tergantung pada sifat dan sistem penggajian. Kartu waktu atau catatan cocok
digunakan untuk karyawan paruh waktu atau yang dibayar per jam, namun tidak
untuk karyawan tetap. Untuk karyawan yang dibayar menurut tingkat potongan
atau sistem intensif lainnya, diperlukan catatan bentuk lainnya. Karena tujuan
kelengkapan tidak terlalu diperhatikan, dokumen yang telah dipranomori tidak
terlalu diperlukan untuk sistem penggajian.
 Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan. Akses ke cek gaji yang
belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani oleh karyawan
yang bertanggungjawab, dan penggajian harus didistribusikan oleh seseorang
yang independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap cek yang
tidak dicairkan harus langsung disetor kembali. Jika cek ditandatangani oleh
mesin, maka akses ke mesin tersebut harus dibatasi.
 Pengecekan yang independen terhadap kinerja. Verifikasi terhadap
penghitungan penggajian harus independen. Seorang dari manajer atau
karyawan lain harus mereview output penggajian untuk melihat salah saji atau
jumlah yang tidak biasa. Jika tenaga kerja manufaktur mempengaruhi
persediaan, atau jika akumulasi biaya dihitung berdasarkan pekerjaan, maka
dibutuhkan pengendalian memadai untuk menghitung memferifikasi
pembebanan yang tepat.

2. Formulir dan Pembayar Pajak Penggajian


Dalam hal pajak, perlu diperhatikan pajak penggajian dan pemotongan pajak
lainnya. Jumlahnya seringkali material maupun karena kewajiban potensial akibat lalai
menyerahkan formulir pajak (SPT) tepat waktu akan menyebabkan kewajiban yang
berat.
 Penyiapan formulir pajak penggajian. Sebagai pemahaman atas
pengendalian internal, auditor harus mereview setidaknya satu jenis formulir
pajak penggajian. Jika klien lalai menyiapkan laporan dengan benar, akan
muncul kewajiban berupa pajak yang belum dibayar, denda, atau bunga.
Formulir pajak yang dimaksud adalah pajak penghasilan (PPh). Jika auditor
yakin bahwa SPT disiapkan secara tidak benar, auditor butuh rekonsiliasi terinci
atas informasi yang ada di SPT dan butuh catatan penggajian. Indikasi penyajian
tidak benar tersebut mencakup pembayaran bunga dan denda masa lalu akibat
pembayaran yang tidak tepat, personil yang menyiapkan dokumen tersebut
adalah orang baru, tidak ada verifikasi internal, dan masalah arus kas yang
dikadapi klien.
 Pembayaran potongan pajak penggajian dan pemotongan lainnya secara
tepatwaktu. Auditor harus menguji apakah bagian penggajian telah
menyetorkan potongan pajak atas karyawan, walaupun biasanya dilakukan dari
pengeluaran kas umum. Pengujian tersebut termasuk potongan pajak, iuran
pensiun, JHT, JKK, Potongan asuransi, dan tabungan penggajian. Pertama
tama, auditor harus tau aturan pajak nya berdasarkan undang undang dan
aturan turunannya, termasuk kontran kerja karyawan. Setelah itu, auditor dapat
dengan mudah untuk menentukan apakah klien telah melakukan pepembayaran
dengan jumlah benar dan tepat waktu dengan membandingkannya dengan
catatan penggajian.

3. Persediaan dan Pertimbangan Kecurangan Penggajian


Auditor seringkali memperluas prosedur audit penggajian jika penggajian
mempengaruhi secara signifikan penilaian persediaan, atau jika auditor menduga
kemungkinan adanya transaksi yang curang secara material, seperti karyawan fiktif atau
penipuan jam kerja.
 Hubungan Antara Penggajian dan Penilaian Persediaan. Jika tenaga kerja
merupakan bagian yang material dari penilaian persediaan, auditor harus
menekankan pada pengujian pengendalian internal terhadap klasifikasi transaksi
penggajian yang tepat. Jika karyawab harus memperhitungkan semua waktunya
maka pengujian yang bermanfaat adalah menelusuri cataan jam bebeapa
karyawan ke catatan biaya pekerjaan dan menelusuri dari catatan biaya
pekerjaan ke kartu waktu.
 Pengujian atas Karyawan yang Tidak ada. Mengeluarkan cek gaji kepada
individu yang tidak bekerja lagi untuk perusahaan (karyawan yang tidak ada)
sering kali diakibatkan oleh masih dibayarnya cek karyawan padahal dia sudah
berhenti bekerja. Contoh orang yang melakukan jenis penggelapan ini adalah
mandor atau rekan karyawan. Untuk mendeteksi penggelapan, auditor dapat
membandingkan nama pada cek yang dibatalkan dengan kartu waktu dan
catatan lainnya untuk mengetahui tanda tangan yang diotorisasi. Untuk menguji
karyawan yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam
jurnal penggajian ke departemen sumber daya manusia untuk menentukan
apakah karyawan telah benar-benar bekerja selama periode penggajian
 Pengujian atas Kecurangan Waktu. Kecurangan waktu terjadi apabila seorang
karyawan melaporkan waktu yang lebih banyak dari yang sebenarnya
dikerjakan. Karena kurangnya bukti yang tersedia, biasanya sulit bagi auditor
untuk mengungkapkan kecurangan waktu. Salah satu prosedurnya adalah
merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut catatan penggajian dengan
catatan jam kerja yang independen. Akan tetapi biasanya jauh lebih mudah bagi
klien untuk mencegah jenis penipuan ini dengan pengendalian yang memadai
ketimbang bagi auditor untuk mendeteksinya.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


Selama kedua tahap audit yang pertama,auditor menilai resiko pengendalian dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian subtansif atas transaksi. Setelah
melesaikan pengujian tersebut dan menilai kemungkinan salah saji akun laporan keuangan
dalam siklus penggajian dan personalia,auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang
pengujian atas rincian saldo.

Mengidentifikasi resiko bisnis bisnis klien yang mempengaruhi penggajian (tahap I)


Risiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi penggajian tidak mungkin
terjadi pada sebagian besar perusahaan. Akan tetapi,resiko bisnis kien itu mungkin saja
terjadi pada kesempatan kompensasi yang kompleks,yang mencakup bisnis dan rencana
opsi saham serta kesepakatan kompensasi yang ditangguhkan lainnya.

Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren (tahap I)
Kebanyakan perusahaan memiliki sejumlah besar transaksi yang melibatkan
penggajian,sering kali dengan total nilai yang besar. Akan tetapi,akun-akun neraca biasanya
tidak berjumlah signifikan, kecuali tenaga kerja yang dibebankan ke persediaan.

Menilai risiko pengendalian dan melaksanakan pengujian terkait (tahap I dan II)
Penilaian resiko pengendalian dan pengujian serta pengujian substansif atas transaksi yang
berhubungan.

Melaksanakan prosedur analitis (tahap III)


Prosedur analitis untuk akun-akun neraca serta laporan laba-rugi dalam siklus penggajian
dan personalia.

Prosedur analitis untuk siklus penggalian dan personalia

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin

Membandingkan saldo akun beban penggajian Salah saji akun beban penggajian
dengan tahun-tahun sebelumnya(sesuai
dengan kenaikan tingkat upah dan kenaikan
volume)

Membandingkan tenaga kerja langsung sebagai Salah saji tenaga kerja langsung dan
presentase dari penjualan dengan tahun-tahun persediaan
sebelumnya

Membandingkan beban komisi sebagai Salah saji beban komisi dan kewajiban
persentase dari penjualan dengan tahun-tahun komisi
sebelumnya

Membandingkan beban pajak penggajian Salah saji beban pajak penggajian dari
sebegai persentase dari gaji dan upah dengan kewajiban pajak penggajian
tahun-tahun sebelumnya (disesuaikan dengan
perubahan tarif pajak)

Membandingkan akun pajak penggajian akrual Salah saji pajak penggajian akrual dan
dengan tahun-tahun sebelumnya beban pajak penggajian

Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan
beban (tahap III)
Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian,yang sering kali disebut
sebagai beban penggajian akrual (accrued payroll expenses),bersifat langsung jika
pengendalian internal telah beroperasi secara efektif. Jika auditor merasa puas bahwa
transaksi penggajian telah dicatat dengan benar dalm jurnal penggajian dan formulir pajak
penggajian terkait telah disiapkan secara akurat serta pajak dibayar tepat waktu,pengujian
atas rincian saldo tidak akan menghabiskan banyak waktu.
Dua tujuan audit tang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban
penggajian adalah:
1. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (keakuratan)
2. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode yang
benar (pisah batas).

Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian slado untuk akun-akun dalm
siklus penggajian dan personalia.

 Jumlah potongan dari gaji karyawan. Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum
dibayar kepada pemerintah dapat diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal
penggajian,formulir pajak penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya, dan
pengeluaran kas periode selanjutnya.

 Gaji dan upah akrual. Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk
mengakrualkan upah dan mengetahui bahwa hal tersebut konsisten dengan tahun
sebelumnya,prosedur audit yang tepat untuk menguji pisah batas dan keakuratan
adalah menghitung ulang akrual klien. Salah saji yang paling mungkin dari setiap
signifikan saldo adalah kelalaian untuk memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah
dihasilkan tetapi belum dibayar.

 Komisi akrual. Konsep yang sama yang digunakan dalam menverifikasi gaji dan upah
akrual juga dapat diterapkan pada komisi akrual,meskipun akrual ini umumnya lebih
sulit diverifikasikan karena perusahaan sering kali memiliki beberapa jenis perjanjian
yang berbeda denagn wiraniaga dan karyawan dengan komisi lainnya. Auditor harus
membandingkan metode untuk mengakrualkan komisi dengan tahun-tahun sebelumnya
demi tujuan konsistensi.

 Bonus akrual. Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan direksi.

 Pembayaran cuti libur, cuti sakit,atau tunjangan akrual lainnya. Kewajiban


perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama kali,baru kemudian
jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan perusahaan ini harus sesuai
dengan SFAS 43 mengenai absen yang diberi kompensasi.
 Pajak penggajian akrual. FICA dan pajak pengganguran negara bagian serta
federal,dapat diverifikasikan dengan memeriksa formulir pajak yang disiapkan pada
periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus dicatat sebagai
kewajiban pada tanggal neraca.

 Pengujian atas rincian saldo untuk akun beban. Auditor hanya perlu melakukan
pengujian tambahan yang relatif sedikit terhadap akun-akun laporan laba rugi pada
sebagian besar audit selain prosedur analitis,pengujian pengendalian,pengujian
substansif atau transaksi,dan pengujian atas akun kewajiban terkait yang telah dibahas.

 Kompensasi pejabat. Auditor harus memverifikasikan apakah total kompensasi


pejabat merupakan jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi,karena gaji dan
bonusnya harus dimasukan dalam laporan 10K SEC dan SPT pajak penghasilan
pederal.

 Komisi. Auditor dapat memverifikasikan beban komisi dengan relatif mudah jika tingkat
komisi sama untuk setiap jenis penjualan dan informasi penjualan yang diperlukan
tersedia dalam catatan akuntansi.

 Beban pajak penggajian. Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji
dengan mula-mula merekonsiliasi total penggajian disetiap formulir pajak penggajian
dengan total penggajian untuk seluruh tahun.

 Total penggajian. Tujuan dari total penggajian adalah untuk menentukan apakah
transaksi penggajian dibebankan keakun non penggajian atau sama sekali tidak dicatat
dijurnal penggajian. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
merupakan cara yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut
dalam sebagian besar audit.

 Tenaga kerja kontrak. Banyak organisasi melakukan kontrak dengan organisasi luar
untuk menyediakan staf. Biaya yang dibayarkan ke organisasi luar diuji dengan
membandingkan jumlah dengan kesepakatan kontrak yang ditandatangani antara
perusahaan dan perusahaan jasa luar.

 Tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengungkapan diperlukan untuk transaksi


siklus penggajian dan personalia tidaklah mendalam. Auditor menggabungkan prosedur
audit yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan denagn
pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.
MODUL 8
PENDAPATAN DAN BEBAN

Jurnal Penyesuaian Beban Operasional

• Beban Kesejahteraan Karyawan Rp15.000.000


Beban Gaji Rp15.000.000
Seharusnya penggantian biaya kesehatan tidak masuk ke beban gaji, tapi masuk ke
beban kesejahteraan pegawai. Jadi beban gaji dikredit dan didebit beban kesjahteraan
pegawai.

• Beban Pemeliharaan dan Reparasi Rp23.153.000


Beban Jasa Professional Rp23.153.000
Beban pengecatan kembali termasuk beban pemeliharaan dan reparasi. Jadi harus
dikeluarkan dari akun beban jasa profesional dengan menkreditkanya, dan mendebit
beban pemeliharaan.

• Beban Promosi Rp15.000.000


Persediaan Rp15.000.000
Diasumsikan persediaan berupa Sony micro HIFI BX3 bernilai 0, setelah dipakai konser
3 diva dan menjadi biaya promosi (modul 3).

• Beban Perjalanan Dinas dan Akomodasi Rp1.350.000


Bank BINI Rp1.350.000
Berdasar prinsip akrual beban harus diakui saat terjadi, bukan saat dibayar.

• Kendaraan-Colt Mitsubishi Rp18.750.000


Beban Pemeliharaan dan Reparasi Rp18.750.000
Pengeluaran yang termasuk capital expenditures, jadi tidak masuk ke beban
pemeliharaan dan reparasi (modul 7).

• Beban Asuransi Rp4.500.000


AsuransiDibayar di Muka Rp4.500.000
Asuransi Dibayar di Muka telah expired (modul 5).

• Kas Rp7.500.000
Beban Jamuan dan Representasi Rp7.500.000
Beban ini dicatat terlalu tinggi, jadi beban jamuan dan representasi harus dikredit,

• Bank BINI Rp10.271.000


Beban Sewa Guna Usaha Rp10.271.000
SGU termasuk financial lease bukan operating lease (modul 7).

• Jurnal yang benar:


Aset Tetap SGU Rp123.255.000
Utang SGU Rp100.845.000
Kas Rp22.410.000
Jurnal awal SGU

• Utang SGU Rp2.490.000


Beban Bunga Rp938.250
Bank BINI Rp3.423.250
Jurnal amortisasi dan pembayaran bunga.

• Beban Perlengkapan Rp2.373.250


Perlengkapan Rp2.373.250
Pencatatan yang kurang dari saldo akun, setelah dibandingkan dengan prhitungan fisik.

• Perlengkapan Rp1.500.000
Beban Perlengkapan Rp1.500.000
Salah pencatatan filling cabinet (modul 7).

• Akumulasi Penyusutan Rp79.138.100


Beban Penyusutan Rp79.138.100
Kesalahan pencatatan penyusutan (modul 7).
Beban Usaha Operasional (PL3)
REF PER KLIEN PER AUDIT PER AUDIT
KETERANGAN KK 31/12/2007 PARE 31/12/2007 31/12/2006
DR CR
GAJI Rp615,000,000 Rp15,000,000 Rp600,000,000 Rp600,000,000
KESEJAHTERAAN KARYAWAN Rp15,000,000 Rp15,000,000
PROMOSI Rp15,000,000 Rp15,000,000 Rp3,859,380
PERJALANAN DINAS DAN
AKOMODASI Rp3,900,000 Rp1,350,000 Rp5,250,000 Rp1,800,000
PEMELIHARAAAN DAN REPARASI Rp27,937,500 Rp23,153,100 Rp18,750,000 Rp32,340,600 Rp14,467,500
JASA PROFESIONAL Rp30,653,100 Rp23,153,100 Rp7,500,000
ASURANSI Rp4,500,000 Rp4,500,000 Rp3,000,000
JAMUAN DAN REPRESENTASI Rp37,500,000 Rp7,500,000 Rp30,000,000 Rp8,400,750
SEWA GUNA USAHA Rp10,271,250 Rp10,271,250 Rp0
PERLENGKAPAN KANTOR Rp1,500,000 Rp2,373,750 Rp1,500,000 Rp2,373,750 Rp1,877,250
TELEPON, FAKS, DAN POS Rp5,270,250 Rp5,270,250 Rp3,525,900
LISTRIK DAN AIR Rp843,750 Rp843,750 Rp750,900
PENYUSUTAN Rp127,388,100 Rp48,250,000 Rp79,138,100 Rp97,875,000
PIUTANG TAK TERTAGIH Rp41,250,000 Rp41,250,000
SEWA Rp7,500,000 Rp7,500,000
LAIN – LAIN Rp2,250,000 Rp2,250,000 Rp3,766,500
BEBAN BUNGA Rp1,876,500 Rp1,876,500
TOTAL Rp862,513,950 Rp850,092,950 Rp739,323,180
Klien Dibuat oleh : Diperiksa oleh : Indeks

PT ETSA PL3
Skedul Tanggal : Tanggal : Periode

Beban usaha operasional 12/31/2007


Sample Pegawai
Daniel Sugeng Utomo Yesaya Supriyadi Rachel
MULAI BEKERJA Jan-02 Jan-02 Jul-03 Oct-04 Mar-03
STATUS K/0 K/2 K/3 TK K/1
GAJI Rp90,000,000 Rp90,000,000 Rp180,000,000 Rp54,000,000 Rp54,000,000
THR Rp7,500,000 Rp7,500,000 Rp15,000,000 Rp4,500,000 Rp4,500,000
PPh 21 Rp6,935,400 Rp14,963,400 Rp22,809,000 Rp2,898,600 Rp2,466,600
PPh 21 yang telah
dibayar Rp6,357,450 Rp5,466,450 Rp20,908,200 Rp2,657,100 Rp2,260,950 total Rp37,650,150
Utang PPh pasal 21 Rp577,950 Rp9,496,950 Rp1,900,800 Rp241,500 Rp205,650 total Rp12,422,850

PPH 21
PENGHASILAN BIAYA
NAMA KARYAWAN PTKP PKP PPh 21
BRUTO JABATAN
DANIEL Rp97,500,000 Rp4,875,000 Rp17,160,000 Rp75,465,000 Rp6,319,750
SUGENG UTOMO Rp97,500,000 Rp4,875,000 Rp19,800,000 Rp72,825,000 Rp5,923,750
YESAYA Rp195,000,000 Rp6,000,000 Rp21,120,000 Rp167,880,000 Rp14,288,000
SUPRIYADI Rp58,500,000 Rp2,925,000 Rp15,840,000 Rp39,735,000 Rp1,986,750
RACHEL Rp58,500,000 Rp2,925,000 Rp18,480,000 Rp37,095,000 Rp1,854,750
klien dinuat oleh : diperiksa oleh : indeks

PT ETSA M2.1
skedul : tanggal : tanggal :
utang pajak
TOTAL Rp30,373,000
PPh terutang per
bulan Rp2,531,083
Utang Pajak
REF PER KLIEN PER AUDIT
KETERANGAN KK 31/12/2007 PARE PER AUDIT 31/12/2007 31/12/2006
DR CR
Utang pajak PPH 21 Rp8,672,700 Rp6,141,617 Rp2,531,083 Rp10,466,885
Utang pajak PPH 23 Rp0 Rp0
Utang pajak PPH
25/29 Rp28,542,900 Rp7,042,900 Rp35,585,800 Rp38,222,100
PPN keluaran Rp13,275,000 Rp13,275,000 Rp8,841,936

TOTAL Rp50,490,600 Rp51,391,883 Rp57,530,921


Klien dibuat oleh : diperiksa oleh : indeks

PT ETSA M2
skedul tanggal : tanggal : periode :
utang pajak 12/31/2007

Rekonsiliasi Fiskal
REF PER KLIEN PER AUDIT PER AUDIT
KETERANGAN KK 31/12/2007 PARE 31/12/2007 31/12/2006
DR CR
Laba sebelum pajak Rp468,724,088 Rp468,724,088 Rp985,394,152
Perbedaan permanen :
penyesuaian positif :
jamuan dan representasi Rp37,500,000 Rp30,000,000 Rp7,500,000 Rp8,400,000
beban piutang tak tertagih Rp0
beban lain – lain Rp0
penyesuaian negatif : Rp0
pendapatan bunga (Rp43,995,538) (Rp43,995,538) (Rp12,981,750)
Total Rp462,228,550 Rp432,228,550 Rp980,812,402

perbedaan sementara :
penyusutan-perusahaan Rp127,388,100 Rp48,250,000 Rp79,138,100 Rp97,875,000
penyusutan-pajak (Rp136,973,650) (Rp136,973,650) (Rp110,156,250)
(Rp9,585,550) (Rp9,585,550) (Rp12,281,250)
penyesuaian untuk aset tetap
sewa guna usaha
penyusutan-aset sewa guna usaha
beban sewa

laba kena pajak Rp452,643,000 Rp422,643,000 Rp968,531,152


pajak badan :
10% Rp5,000,000 10% Rp5,000,000 Rp5,000,000
15% Rp7,500,000 15% Rp7,500,000 Rp7,500,000
30% Rp105,792,900 30% Rp48,340,040 Rp260,559,300
total pajak penghasilan Rp118,292,900 Rp96,792,900 Rp273,059,300
pajak dibayar di muka (Rp81,000,000) (Rp81,000,000) (Rp246,487,350)
utang pajak penghasilan Rp37,292,900 Rp15,792,900 Rp26,571,950
klien dibuat oleh : diperiksa oleh : indeks

PT ETSA PLS
skedul tanggal : tanggal : periode :
rekonsiliasi fiscal 12/31/2007
JURNAL
A. beban pajak penghasilan Rp96,792,900
pajak dibayar di muka 22 Rp23,750,000
pajak dibayar di muka 25 Rp66,000,000
utang pajak pasal 29 Rp7,042,900
Mencatat bebean pajak tahun
berjalan

B. beban pajak tangguhan Rp958,555


kewajiban pajak tangguhan Rp958,555
*
10% x 9585550

Pajak Dibayar di Muka PPH 25


MASA PAJAK REF KK TANGGAL SSP JUMLAH
JANUARI 8-Feb-07 Rp5,400,000
FEBRUARI 8-Mar-07 Rp5,400,000
MARET 4-Apr-07 Rp5,400,000
APRIL 9-May-07 Rp5,400,000
MEI 7-Jun-07 Rp5,400,000
JUNI 4-Jul-07 Rp5,400,000
JULI 8-Aug-07 Rp5,400,000
AGUSTUS 3-Sep-07 Rp5,400,000
SEPTEMBER 22-Oct-07 Rp5,400,000
OKTOBER 23-Nov-07 Rp5,400,000
NOPEMBER 18-Dec-07 Rp5,400,000
DESEMBER 8-Jan-08 Rp5,400,000
Total Rp64,800,000

Anda mungkin juga menyukai