Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATA KULIAH

AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA

DISUSUN OLEH:

ANDI MUHAMMAD AYYUB

A031201060

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Hasanuddin
2022
Audit Siklus Jasa Personalia
I. MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA

Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan


kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan pemberian kompensasi kepada
pimpinan dan pegawai perusahaan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah
per jam, dan insetif, komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan. Siklus
personalia berkaitan dengan dua siklus lain. Pembayaran kompensasi kepada
karyawan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan yang dipotong perusahaan
dari penghasilan karyawan berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam
siklus pengeluaran. Kemudian, pendistribusian biaya tenaga kerja pabrik ke barang
dalam proses berkaitan dengan siklus produksi.

Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk


Mengembangkan Strategi Audit. Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia,
adalah penting bagi auditor untuk memahami:

a. Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas.

b. Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem


pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji.

c. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan


hak apresiasi saham, serta penggajian pensiun.

Tujuan Audit

Tujuan khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut :

1
Asersi Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo
Transaksi Rekening

Keberadaan Biaya gaji dan upah serta Saldo utang gaji dan upah
atau biaya PPh karyawan dalam serta utang PPh karyawan
keterjadian pembukuan berkaitan mencerminkan jumlah
dengan kompensasi atas yang terutang per tanggal
jasa yang diberikan selama neraca
periode yang diaudit

Kelengkapan Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
biaya PPh karyawan utang PPh karyawan
mencakup semua biaya mencakup semua utang
yang terjadi untuk jasa kepada karyawan dan
personalia selama periode utang kepada Negara per
yang diaudit tanggal neraca

Hak dan Utang gaji dan upah serta


Kewajiban utang PPh karyawan
adalah kewajiban
perusahaan klien

Penilaian atau Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
Pengalokasian biaya PPh karyawa telah utang PPh karyawan telah
dihitung dengan teliti dan dihitung dengan teliti dan
telah dicatat telah dicatat.Distribusi
biaya tenaga kerja pabrik
telah dihitung dan dicatat
dengan benar

2
Penyajian dan Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
Pengungkapan biaya PPh karyawan telah utang PPh karyawan telah
diidentifikasi dan diidentifikasi dengan benar
dikelompokkan dengan dalam neraca.Laporan
benar dalam laporan keuangan telah memuat
rugi-laba pengungkapan yang tepat
tentang program pension
dan program benefit
lainnya

Menggunakan Mengembangkan Strategi Audit Pemahaman tentang Bisnis dan


Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit

Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa

pesrsonalia :

● Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas


● Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem
pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji.
● Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak
apresiasi saham serta perjanjian pensiun.

Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan


menunjukkan hubungan yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor
dapat menekankan pada prosedur analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika

3
beban kompensasi didasarkan atas upah per jam dan menunjukkan tingkat
variabilitas yang tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor dapat menekankan
pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.

Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis

A. Materialitas

Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan professional, jasa


personalia biasanya merupakan salah satu pos biaya yang besar. Pada
lembaga-lembaga pendidikan, jasa personalia pada umumnya merupakan
pengeluaran yang utama. Perkembangan yang pesat pada perusahaan-perusahaan
jasa menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga kerja, sehingga siklus jasa
personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang audit yang material. Di lain
pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah pada umumnya tidak begitu signifikan,
namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun
biasanya merupakan pengungkapan yang material.

B. Risko Bawaan

Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus
personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada
majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan
(asersi keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi auditor.
Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada perusahaan
manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau jumlah hasil
kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko
bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai
kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi
keberadaan atau keterjadian, penilaian atau pengalokasian,serta penyajian dan
pengungkapan.

4
C. Prosedur Analitis

Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan


potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari
jumlah yang diperkirakan auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor
bisa menggunakan pernagkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan pegawa
berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis gaji atau upah rata-rata per
kategori pegawai.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen


pengendalian internal dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa
faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat langsung.
Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan
kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer
SDM atau personalia. Departemen SDM biasanya bertanggung jawab atas
otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta
tunjangan. Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk
kompensasi pejabat lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat
dalam pemrosesan transaksi gaji dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian,
serta kantor bendahara. Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas
penggajian mencakup umpan balik dari karyawan mengenai masalah pembayaran,
umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta
pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah
oleh auditor internal,dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

II. AKTIVITAS PENGENDALIAN - TRANSAKSI PENGGAJIAN

A. Dokumen dan Catatan yang Lazim

5
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat
mencatat transaksi penggajian :

a. Otorisasi personalia

b. Kartu absen/clock card

c. Tiket waktu/time ticket

d. Register penggajian

e. Rekening bank untuk penggajian imprest

f. Cek gaji

g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja

h. SPT pajak gaji dan upah

i. File personalia karyawan

j. File induk data personalia

k. File induk penghasilan karyawan

B. Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Terkait

Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut


ini :

a. Memulai transaksi penggajian yang mencakup :

§ Mengangkat karyawan

§ Mengotorisasi perubahan gaji dan upah

b. Penerimaan jasa, mencakup :

§ Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu

c. Pencatatan transaksi penggajian, mencakup :

§ Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah

d. Pembayaran gaji dan upah, mencakup :

6
§ Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil

§ Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

C. Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian

Proses penilaian risiko pengendalian untuk transaksi penggajian dimulai


dengan mengidentifikasi potensi salah saji serta pengendalian yang diperlukan.
Pengujian atas pengendalian yang terprogram untuk mendukung penilaian risiko
pengendalian yang rendah biasanya akan mencakup suatu pengujian langsung atas
program tersebut, pengujian atas pengendalian umum untuk memastikan bahwa
program itu tidak dapat diubah tanpa otorisasi dan pengujian atas prosedur yang
menindaklanjuti penyimpangan / pengecualian. Auditor biasanya akan menguji
pengendalian ini dengan mengajukan pertanyaan kepada sejumlah individu yang
terlibat dalam menjalankan sistem tersebut, memeriksa dokumen dan laporan serta
melakukan kembali pengendalian atas beberapa transaksi untuk memastikan bahwa
pengendalian telah dijalankan secara efektif.

III. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PENGGAJIAN

Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan biasanya dilakukan


pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca.

1. Penentuan Risiko Detektif

Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian untuk risiko ini


memungkinkan auditor untuk menetapkan tingkat risiko deteksi pada tingkat rendah,
sehingga tingkat risiko deteksi bisa diterima untuk kebanyakan asersi penggajian/
pengupahan adalah moderat atau tinggi. Akibatnya, pengujian tersebut seringkali
dibatasi hanya dengan menerapkan prosedur analitis atas rekening-rekening biaya
dan utang biaya yang bersangkutan,serta pengjuian detil terbatas. Apabila prosedur

7
analitis menunjukkan adanya fluktuasi yang tidak wajar, mak diperlukan pengujian
detil lebih banyak.

2. Perancangan Pengujian Substantif

Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit saldo rekening


utang gaji/ upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal ini
auditor tidak perlu mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian
substantif khusus untuk saldo-saldo penggajian/ pengupahan yang akan dijelaskan
di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur berikut :

Ø Menghitung ulang utang-utang yang berkaitan dengan penggajian/


pengupahan

Ø Mengaudit program kesejahteraan karyawan dan program pensiun

Ø Mengaudit opsi saham

Ø Melakukan verifikasi atas kompensasi kepada para pejabat perusahaan

3. Menentukan Risiko Deteksi

Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasi pada
penerapan prosedur analitis atas akun-akun beban dan pos-pos akrual yang terkait,
serta pengujian rincian yang terbatas. Jika prosedur analitis trsebut mengungkapkan
fluktusi yang tidak diduga, maka akan diperlukan pengujian rincian yang lebih
ekstensif.

4. Merancang Pengujian Substantif

Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga leh prosedur ini, auditor
sudah memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan
asersi ekstensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau
alokasi. Yaitu :

a. Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual

8
b. Mengaudit tunjangan karyawan dan program pension

c. Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham

d. Memverivikasi kompensasi pejabat

IV. JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS JASA PERSONALIA

Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang akuntan public akan
sering mengevaluasi statistic produktivitas karyawan. Apabila karyawan bisa lebih
produktif maka perusahaan akan dapat mencapai profitabilitas yang lebih baik dalam
industri. Para akuntan publik biasanya memiliki keterampilan dalam
mengembangkan cara agar pusat-pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab
atas penggunaan sumber daya mereka dalam hal ini sumber daya gaji dan upah.

Akuntan publik dapat membantu klien dengan :

Ø menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat atau dengan

Ø mengidentifikasikan langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk


meningkatkan produktivitas karyawan.

Anda mungkin juga menyukai