Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2:

Yohanis Rantelino
Tri Wijanarko
Andi Muhammad Ayyub Fahreza
Arini Riski Puspita Sari

Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud resiko sistematis dan apa saja bentuknya?
2. Apa yang dimaksud resiko tidak sistematis?
3. Bagaimana kreditor memastikan informasi akuntansi yang dicantumkan dalam
laporan keuangan debitor merupakan informasi akuntansi yang riil?
4. Apakah teori CAPM masih relevan digunakan saat ini?
5. Alokasi akuntansi pada dasarnya hanya merupakan estimasi dari biaya. Lalu
bagaimana cara memastikan bahwa alokasi akuntansi yang di estimasi, tepat
menggambarkan biaya sebenarnya?
Jawaban:
1. Resiko sistematis adalah resiko yang tidak dapat dihindari, resiko sistematis berasal
dari inflasi, kurs mata uang asing, suku bunga dan resiko pasar. Resiko sistematis ini
tidak dapat didiversifikasi,tidak dapat menggunakan asset allocation, tidak dapat
diprediksi. Biasanya resiko sistematis diukur dengan Beta (β).
2. Resiko tidak sistematis adalah resiko yang dapat dihindari contohnya pemogokan
kerja besar-besaran, merger dengan perusahaan yang lebih besar atau lebih kecil,
tuntutan hukum dari supplier, penelitian yang gagal, kasus korupsi. Berita –berita
tersebut dapat membuat harga saham naik drastic atau turun drastis dan menimbulkan
reaksi pasar. Resiko tidak sistematis ini dapat didiversifikasi dengan portfolio dan
investor dapat memindahkan investasinya sesuai dengan harapannya.
3. Jika kreditor merasa ragu dengan laporan keuangan yang disediakan oleh pihak
debitur, pihak kreditur dapat merekomendasikan pihak auditor eksternal untuk
menyampaikan hasil auditnya karena kreditur mempunyai hak Perseroan memastikan
penyampaian informasi laporan keuangan kepada kreditur dilakukan secara tepat
waktu, transparan, akurat, dan dapat dipercaya.
4. Teori CAPM saat ini masih relevan di gunakan,yaitu digunakan dalam pengambilan
keputusan investasi karena capm memberikan nilai prediksi yang bersifat rasional
bagi investor, belum ada model alternatif yang menggantikan model tersebut.
Alasan CAPM masih relevan, berikut ini:
- Memberikan nilai pridiksi yang bersifat rasional investor.
- Belum ada model alternatif yang dapat menggantikan kedua model tersebut
- Walaupun Beta (CAPM) memiliki kelemahan karena diasumsikan konstan.
Oleh karena itu menghitung nilai demikian tidak berarti risiko yang ada tidak
dapat secara terus menerus dalam model CAPM dapat meminimumkan
perilaku anomali pasar modal
5. Ada beberapa langkah untuk memastikan bahwa alokasi akuntansi yang ditetapkan itu
menggambarkan biaya sebenarnya. Berikut ini adalah langkah-langkah utama yang
terlibat ketika mengalokasikan biaya:
- Identifikasi objek biaya

Langkah pertama saat mengalokasikan biaya adalah mengidentifikasi objek biaya


yang dibutuhkan organisasi untuk memperkirakan biaya terkait secara terpisah.
Mengidentifikasi objek biaya tertentu penting karena mereka adalah penggerak bisnis,
dan keputusan dibuat dengan mempertimbangkannya.
Objek biaya dapat berupa merek, proyek, lini produk, divisi / departemen, atau cabang
perusahaan. Perusahaan juga harus menentukan dasar alokasi biaya, yang merupakan
dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya ke objek biaya.

- Akumulasi biaya ke dalam kumpulan biaya

Setelah mengidentifikasi objek biaya, langkah selanjutnya adalah mengakumulasi


biaya ke dalam kumpulan biaya, menunggu alokasi ke objek biaya.
Saat mengumpulkan biaya, kita dapat membuat beberapa kategori di mana biaya akan
dikumpulkan berdasarkan basis alokasi biaya yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai