Anda di halaman 1dari 28

FARTNERSHIP

( Persekutuan Firma )

Pendahuluan

Persekutuan Firma sering juga disebut perseroan firma yaitu suatu bentuk badan usaha
yang dimilki oleh 2 ( dua ) orang atau lebih dengan memakai nama bersama dengan
tujuan untuk memperoleh laba ( profit oriented ).

Akuntansi Persekutuan Firma


Seperti halnya perusahaan perseorangan, kalau ditinjau dari segi hukum persekutuan
juga tidak berbadan hukum, Walaupun demikian kalau dipandang dari segi ekonomi
persekutuan merupakan satu kesatuan usaha .
Modal persekutuan dikelompokkan untuk masing-masing sekutu. Pada umumnya
hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung dalam 3 kelompok
rekening, yaitu :

1. Rekening modal
2. Rekening Prive
3. Rekening utang-piutang yang dapat meliputi :
- Utang kepada sektu
- Piutang kepada sekutu

Pembentukan Persekutuan

Pembentukan persekutuan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :


1. Mendirikan perusahaan baru
2. Mengubah pemilikan perusahaan perseorangan yang sudah ada
3. Mengubah pemilikan perusahaan persekutuan yang sudah ada.

Jika persekutuan terus ada utang menjadi utang pribadi

1. Mendirikan perusahaan baru

A. Setoran Modal Berupa Kas


Contoh 1 :
Pada awal tahun 2005 Tn Bambang dan Tn Agus sepakat untuk mendirikan
persekutuan dengan nama Firma Bagus. Sebagai setoran modal awal masing-
masing sekutu menyetor kas sebesar :
- Tn Bambang Rp 1.500.000.000
- Tn Agus Rp 1.000.000.000

Transaksi ini akan dicatat persekutuan


1. Untuk mecatat setoran modal Bambang :

Dr. Kas Rp 1.500.000


Cr.Modal Bambang Rp 1.500.000

1
2. Untuk mecatat setoran modal Agus :

Dr. Kas Rp 1.000.000


Cr. Modal Agus Rp 1.000.000

Nerca Pembukuan Firma Bagus


Firma Bagus
Neraca
Per 1 Januari 2005

Aktiva:
Kas Rp 2.500.000

Pasiva :
Modal, Bambang Rp 1.500.000
Modal, Agus Rp 1.000.000

Total pasiva Rp 2.500.000

Pengakuan Nilai lebih salah seorang sekutu :


1. Metode bonus
2. Metode goodwill

1. Metode bonus
Contoh 2 :
Pada awal tahun 2005 Tn Agus, Bambang dan Budi sepakat untuk mendirikan
persekutuan dengan nama Firma Abadi. Sebagai setoran modal awal masing-
masing sekutu menyetor kas sebesar :
- Tn Agus Rp 300.000.000
- Tn Bambang Rp 300.000.000
- Tn Budi Rp 150.000.000 +
Jumlah Rp 750.000.000

Modal masing-masing sekutu diakui sama.


Apabila dipakai metode bonus maka besarnya modal masing-masing sekutu =
1/3 X Rp 750.000.000 = Rp 250.000

2
Dengan demikian besarnya bonus yang diterima dan diberikan oleh masing-masing
sekutu adalah :

Nama Sekutu Setoran modal Modal Mula-mula Bonus diberikakan


Mula-mula ( diterima )
Rp Rp Rp
(1) (2) (3=1–2)
Agus 300.000 250.000 50.000
Bambang 300.000 250.000 50.000
Budi 150.000 250.000 (memiliki (100.000)
kelebihan tertentu
dalam keahlian jadi
diakui 250)
Jumlah 750.000 750.000

Transaksi ini akan dicatat persekutuan


1. Untuk mecatat setoran modal Agus :

Dr. kas Rp 300000


Cr. Modal agus Rp300000

2. Untuk mecatat setoran modal Bambang :

Dr. kas Rp300000


Cr. Modal bambang Rp300000

3. Untuk mencatat setoran Budi


Dr. kas Rp150000
Cr. Modal budi Rp150000

4. Untuk mencatat bonus yang diberikan oleh Agus dan Bambang kepada Budi :

Dr. Modal Agus Rp 50.000


Dr. Modal Bambang Rp 50.000
Cr. Modal Budi Rp 100.000

3
Neraca Pembukuan Firma Abadi

Firma Abadi
Neraca
Per 1 Januari 2005

Aktiva:
Kas Rp750000

Pasiva :
Modal Budi Rp250000
Modal, Bambang Rp250000
Modal, Agus Rp250000 .

Total pasiva Rp1500000

2. Metode Goodwill

Contoh 3 :
Pada awal tahun 2005 Tn Agus, Bambang dan Budi sepakat untuk mendirikan
persekutuandengan nama Firma Abadi. Sebagai setoran modal awal masing-masing
sekutu menyetor kas sebesar :

- Tn Agus Rp 300.000.000
- Tn Bambang Rp 300.000.000
- Tn Budi Rp 150.000.000 +

Jumlah Rp 750.000.000

Modal masing-masing sekutu diakui sama.


Apabila dipakai metode goodwill maka besarnya modal masing-masing sekutu
adalah = Rp 300.000

Dengan demikian besarnya goodwill yang diterima dan diberikan oleh masing-
masing sekutu adalah :

Nama Sekutu Setoran modal Modal Mula-mula Godwill yang


Mula-mula diterima
Rp Rp Rp
(1) (2) (3=2–1)
Agus 300.000 300.000
Bambang 300.000 300.000
Budi 150.000 300.000 150.000
Jumlah 750.000 900.000 150.000

4
Transaksi ini akan dicatat persekutuan
1. Untuk mecatat setoran modal Agus :

Dr. Rp
Cr. Rp

2. Untuk mecatat setoran modal Bambang :

Dr. Rp
Cr. Rp

3. Untuk mencatat setoran Budi


Dr. Rp
Cr. Rp

4. Untuk mencatat goodwill yang diberikan oleh Agus dan Bambang kepada Budi :

Dr. Goodwill Rp 150.000


Cr. Modal Budi Rp 150.000

Neraca Pembukuan Firma Abadi

Firma Abadi
Neraca
Per 1 Januari 2005

Aktiva:
Kas Rp 750.000
Goodwill Rp 150.000
Total aktiva Rp 900.000
Pasiva :
Modal, Agus Rp 300.000
Modal, Bambang Rp 300.000
Modal, Budi Rp 300.000.
Total pasiva Rp 900.000

B. Setoran modal berupa aktiva nonkas


Contoh 4.
Pada awal tahun 2005 Tn Yudi dan Nona Ayu mendirikan persekutuan dengan
nama Persekutuan Yuyu. Sebagai setoran modal masing – masing menyerahkan
aktiva :
Tn Yudi menyerahkan Kas sebesar Rp 1.000.000.000
Nona Ayu menyerahkan Tanah dan Gedung dengan nilai buku dan nilai pasar ;

5
Tanah :
- Nilai buku Rp 400.000.000
- Nilai pasar Rp 600.000.000
Gedung :
- Nilai buku : Harga perolehan Rp 500.000.000
Akumulusasi penyusutan Rp 200.000.000 ( - )
Nilai buku Rp 300.000.000
Nilai pasarnya Rp 400.000.000

Transaksi ini akan dicatat persekutuan


1. Untuk mecatat setoran modal Yudi :
Dr. Kas Rp 1.000.000.000
Cr. Modal Yudi Rp 1.000.000.000

2. Untuk mecatat setoran modal Ayu :

Dr. Tanah Rp 600.000.000


Dr. Gedung Rp 400.000.000
Cr. Modal Ayu Rp 1.000.000.000

Neraca Pembukuan Firma Yuyu

Firma Yuyu
Neraca
Per 1 Januari 2005

Aktiva:
Kas Rp 1.000.000.000
Tanah Rp 600.000.000
Gedung Rp 400.000.000 (+ )
Total Aktiva Rp 2.000.000.000
Pasiva :
Modal Yudi Rp 1.000.000.000
Modal, Ayu Rp 1.000.000.000 ( + )

Total Pasiva Rp 2.000.000.000

6
PERUBAHAN PEMILIKAN PERSEKUTUAN

A. Sekutu baru membeli hak sekutu lama


Berdasarkan jumlah hak yang dibeli dari beberapa orang hak tersebut dibeli,
maka pembelian hak sekutu lama oleh sekutu baru dapat dikelompokan menjadi
5, yaitu :
1. Membeli sebagian hak seorang sekutu.
2. Membeli seluruh hak seorang sekutu.
3. Membeli sebagian hak beberapa orang sekutu.
4. Membeli seluruh hak beberapa orang sekutu.
5. Membeli sebagian hak seluruh anggota sekutu.

Contoh
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo
modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2004 adalah:
Modal, A Rp 80.000.000,00
Modal, B 120.000.000,00
Modal, C 120.000.000,00
Modal, D 80.000.000,00
+
Jumlah modal Rp 400.000.000,00

Diminta :
Jurnal untuk mencatat masuk sekutu E pada awal tahun 2005 jika :
1. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 50% hak B baik hak
atas modal maupun hak atas rugi – laba sebesar Rp 75.000.000,00.

Dr. Modal B Rp 60.000.000


Cr. Modal E Rp 60.000.000

2. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak B baik
hak atas modal maupun hak atas rugi –laba seharga Rp 125.000.000,00

Dr. Modal B Rp 120.000.000


Cr. Modal E Rp 120.000.000

3. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak A, B dan
C seluruhnya seharga Rp 100.000.000,00.

Dr. Modal A Rp 20.000.000


Dr. Modal B Rp 30.000.000
Dr. Modal C Rp 30.000.000
Cr. Modal E Rp 80.000.000

7
4. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak A dan
D baik hak atas modal maupun hak atas rugi-laba seluruhnya seharga Rp
200.000.000,00.

Dr. Modal A Rp 80.000.000


Dr. Modal D Rp 80.000.000
Cr. Modal E Rp 160.000.000

5.a. E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas
modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga nilai buku, yaitu
100.000.000,00

Dr. Modal A Rp 20.000.000


Dr. Modal B Rp 30.000.000
Dr. Modal C Rp 30.000.000
Dr. Modal D Rp 20.000.000
Cr. Modal E Rp 100.000.000

5.b.1. Metode goodwill


E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas
modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp 125.000.000,00.

Nilai pasar 25 % modal = Rp 125.000.000


Nilai pasar seluruh modal = 100%/25% X Rp 125.000.000 = Rp 500.000
Nilai buku modal ( aktiva bersih ) = 400.000
Goodwill = 100.000

Dr. Goodwill Rp 100.000


Cr. Modal A Rp 20.000
Cr. Modal B Rp 30.000
Cr. Modal C Rp 30.000
Cr. Modal D Rp 20.000

Dr. Modal A Rp 25.000


Dr. Modal B Rp 37.500
Dr. Modal C Rp 37.500
Dr. Modal D Rp 25.000
Cr. Modal E Rp 125.000

5.b.2. Metode bonus


E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas
modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp 125.000.000,00.

Dr. Modal A Rp 20.000

8
Dr. Modal B Rp 30.000
Dr. Modal C Rp 30.000
Dr. Modal D Rp 20.000
Cr. Modal E Rp 100.000

5.c.1. Metode goodwill negatif


E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas
modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp 85.000.000,00.
Dr. Modal A Rp 12.000
Dr. Modal B Rp 18.000
Dr. Modal C Rp 18.000
Dr. Modal D Rp 12.000
Cr. Goodwill Rp 60.000

Dr. Modal A Rp 17.000


Dr. Modal B Rp 25.500
Dr. Modal C Rp 25.500
Dr. Modal D Rp 17.000
Cr. Modal E Rp 85.000

5.c.2. Metode Bonus


E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas
modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu seharga Rp 85.000.000,00.

Dr. Modal A Rp 20.000


Dr. Modal B Rp 30.000
Dr. Modal C Rp 30.000
Dr. Modal D Rp 20.000
Cr. Modal E Rp 100.000

B. Sekutu baru menyetor modal


Contoh
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Saldo modal
persekutuan tersebut pada akhir tahun 2004 adalah:
Modal, A Rp 60.000.000,00
Modal, B 90.000.000,00
Modal, C 90.000.000,00

9
Modal, D 60.000.000,00
+
Jumlah modal Rp 300.000.000,00
Diminta :
Jurnal untuk mencatat masuk sekutu E pada awal tahun 2005 jika :
1. E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp
100.000.00,00. Modal E diakui sebesar Rp 100.000.000,00 yang
merupakan 25% dari modal persekutuan.

Modal sekutu baru (dalamRp) = Rp 100.000.000


Modal sekutu baru dalam % = 25%
Modal persekutuan setelah masuknya E = 100/25 X Rp 100.000.000
= Rp 400.000.000
Modal persekutuan sebelum masuknya E = 300.000.000
Kenaikan modal persekutuan = 100.000.000
Jumlah setoran modal sekutu baru = 100.000.000
Goodwill = 0

Bonus untuk :
Modal E = Rp 100.000.000
Setoran modal = Rp 100.000.000
Bonus = 0

Transaksi ini akan dicatat :

Dr. Kas Rp 100.000.000


Cr. Modal E Rp 100.000.000

2. E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp


100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 80.000.000,00. yang
merupakan 20% dari modal persekutuan.

Modal sekutu baru (dalamRp) = 80000000


Modal sekutu baru dalam % =20%
Modal persekutuan setelah masuknya E = 100/20x80000=400000
Modal persekutuan sebelum masuknya E =300000
Kenaikan modal persekutuan =100000
Jumlah setoran modal sekutu baru =80000
Goodwill = 0

Bonus untuk :
Modal E = Rp80000
Setoran modal =rp80000

Transaksi ini akan dicatat :

10
Dr.kas Rp80000
Cr.modal E rp 80000

Dr.
Cr.
Cr.
Cr.
Cr
3. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp
100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 120.000.000,00. yang
merupakan 30% dari modal persekutuan.

Modal sekutu baru (dalam Rp) =


Modal sekutu baru dalam % =
Modal persekutuan setelah masuknya E = =
Modal persekutuan sebelum masuknya E =
Kenaikan modal persekutuan =
Jumlah setoran modal sekutu baaru =
Goodwill =

Bonus untuk :
Modal E = Rp
Setoran modal =

Transaksi ini akan dicatat :

Dr.
Cr.

Dr.
Cr.
Cr.
Cr.
Cr

11
4. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp
100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 100.000.000,00. yang
merupakan 20% dari modal persekutuan.

Modal sekutu baru (dalamRp) =


Modal sekutu baru dalam % =
Modal persekutuan setelah masuknya E = =
Modal persekutuan sebelum masuknya E =
Kenaikan modal persekutuan =
Jumlah setoran modal sekutu baaru =
Goodwill =
Goodwill tersebut untuk :
Sekutu baru :
- Modal Rp
- Setoran modal
Goodwill
Untuik sekutu lama

Transaksi ini akan dicatat :

Dr.
Cr.

Dr.
Cr.
Cr.
Cr.
Cr

5. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp


100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 150.000.000,00. yang
merupakan 33 1/3% dari modal persekutuan.
Modal sekutu baru (dalamRp) =
Modal sekutu baru dalam % =
Modal persekutuan setelah masuknya E = =
Modal persekutuan sebelum masuknya E =
Kenaikan modal persekutuan =
Jumlah setoran modal sekutu baaru =
Goodwill =
Goodwill tersebut untuk :
Sekutu baru :

12
- Modal Rp
- Setoran modal
Goodwill
Untuik sekutu lama

Transaksi ini akan dicatat :

Dr.
Cr.

Dr.
Cr.

6. E ditreima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp


100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 125.000.000,00. yang
merupakan 25% dari modal persekutuan.

Modal sekutu baru dalam % =


Modal persekutuan setelah masuknya E = =
Modal persekutuan sebelum masuknya E =
Kenaikan modal persekutuan =
Jumlah setoran modal sekutu baaru =
Goodwill =
Goodwill tersebut untuk :
Sekutu baru :
- Modal Rp
- Setoran modal
Goodwill
Untuik sekutu lama

Transaksi ini akan dicatat :

Dr.
Cr.

Dr
Cr.
Cr.
Cr.
Cr.
Cr.

13
C. PENGUNDURAN SEKUTU
Contoh
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Saldo modal
persekutuan tersebut pada akhir tahun 2004 adalah:
Modal, A Rp 60.000.000,00
Modal, B 90.000.000,00
Modal, C 90.000.000,00
Modal, D 60.000.000,00
+
Jumlah modal Rp 300.000.000,00
Diminta :
Jurnal untuk mencatat masuk sekutu D pada awal tahun 2005 jika :
1. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp
60.000.000,00
2. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp
52.000.000,00 karena memberi bonus.
3. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp
80.000.000,00 karena memberi bonus.
4. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp
80.000.000,00 karena mendapat goodwill. Persekutuan hanya mengakui
goodwill untuk sekutu yang mundur.
5. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp
80.000.000,00 karena mendapat goodwill. Persekutuan hanya mengakui
goodwill untuk sekutu yang mundur.
6. D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp
50.000.000,00 karena mendapat goodwill. Persekutuan hanya mengakui
goodwill untuk sekutu yang mundur.

Likuidasi ( Pembubaran Persekutuan )

A. Likuidasi Sekaligus
Dalam likuidasi seperti ini pembagian kas hanya dilakukan sekali saja, oleh
karena itu kondisi modal bersih masing masing sekutu ada 5 ( lima )
kemungkinan

1. Semua sekutu modalnya bersalso positif


2. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negative
3. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negative dan tidak dapat ditutup
4. Ada sekutu yang harus menyetor modalnya dalam keadaan tidak mampu
5. Kas yang tersedia tidak cukup untuk melunasi utang kepada pihak ketiga

14
Contoh :
Persekutuan ABCD dengan para sekutu A, B, C dan D membagi laba atau rugi
dengan ratio 15 : 20 : 35 : 30. Pada awal tahun 2005 persekutuan tersebut
sepakat untuk dilikuidasi. Neraca persekutuan per 31 Desember 2004 adalah
sebagai berikut :

Persekutuan ABCD
Neraca
Per 31 Desember 2004

Aktiva
Kas …………………………………………… Rp 25.000.000
Aktiva Non Kas :
Piutang Dagang .......................................... 90.000.000
Persediaan .................................................. 100.000.000
Aktiva Tetap ................................................ 85.000.000

Total Aktiva Rp 300.000.000

Pasiva
Utang Dagang ............................................. Rp 90.000.000
Utang A........................................................ 13.000.000
Modal A ........................................................ 20.000.000
Modal B ……………………………………….. 32.000.000
Modal C ………………………………………. 70.000.000
Modal D ………………………………………. 75.000.000

Total Pasiva Rp 300.000.000

Diminta :
1. Laporan Likuidasi
2. Jurnal yang diperlukan sehubungan dengan proses likuidasi

Jika :
1. Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar Rp 235.000.000
2. Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar Rp 135.000.000
3. Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar Rp 95.000.000
4. Semua aktiva non kas dapat direalisasi suluruhnya sebesar Rp 55.000.000

15
16
Persekutuan ABCD

Laporan Likuidasi
( dalam 000 rupiah )
UtangUtangModalKeterangan
  Non Kas Dagang A A ( 15 % )
D ( 30% )KasAktiva
25,000 275,000 90,000 13,000 20,000 32,000 70,000 75,000
Realisasi 235,000 -275,000 - - -6,000 -8,000 -14,000 -12,000
So. Setelah realisasi 260,000   90,000 13,000 14,000 24,000 56,000 94,000
Pelunasan Utang -90,000   -90,000          
So setelah pelunasan 170,000     13,000 14,000 24,000 56,000 94,000
-
Pembagian kas 170,000     -13,000 -14,000 -24,000 -56,000 -94,000
Setelah pembagian kas 0    0 0 0 0 0 0

Kas
Modal a
Modal b
Modal c
Modal d
Ak non kas

Utang
Kas

17
Modal a
Modal b
Modal c
Modal d
kas

Persekutuan ABCD
Laporan Likuidasi
( dalam 000 rupiah )
Kas Aktiva Utang Utang Modal
Keterangan
  Non Kas Dagang A A ( 15 % ) B ( 20% ) C ( 35% ) D ( 30% )
Sebelum realisasi 25,000 275,000 90,000 13,000 20,000 32,000 70,000 75,000
Realisasi 135,000 -275,000 - - -21,000 -28,000 -49,000 -42,000
So. Setelah realisasi 160,000   90,000 13,000 -1,000 4,000 21,000 33,000
Pelunasan Utang -90,000   -90,000          
So setelah pelunasan 70,000     13,000 -1,000 4,000 21,000 33,000
Menutup modal defisit       -1,000 1,000      
So. Setelah ditutup 70,000     12,000 0 4,000 21,000 33,000
Pembagian kas -70,000     -12,000 - -4,000 -21,000 -33,000
Setelah pembagian kas 0     0 0 0 0 0

18
Persekutuan ABCD
Laporan Likuidasi
( dalam 000 rupiah )
Kas Aktiva Utang Utang Modal
Keterangan
  Non Kas Dagang A A ( 15 % ) B ( 20% ) C ( 35% ) D ( 30% )
Sebelum realisasi 25,000 275,000 90,000 13,000 20,000 32,000 70,000 75,000
Realisasi 95,000 -275,000 - - -27,000 -36,000 -63,000 -54,000
So. Setelah realisasi 120,000   90,000 13,000 -7,000 -4,000 7,000 21,000
Pelunasan Utang -90,000   -90,000          
So setelah pelunasan 30,000     13,000 -7,000 -4,000 7,000 21,000
Menutup modal defisit       -7,000 7,000      
So. Setelah ditutup 30,000     6,000 0 -4,000 7,000 21,000
Pembagian kas -30,000     -5,250 - - -5,250 -19,500
Setelah pembagian kas 0     750 0 -4,000 1,750 1,500
Setoran kas B 4,000         4,000    
So. setelah setoran B 4,000     750   - 1,750 1,500
Pemgagian kas dr B -4,000     -750     -1,750 -1,500
Setelah pembagian kas 0     0 0 0 0 0
                 

19
Persekutuan ABCD
Laporan Likuidasi
( dalam 000 rupiah )
Kas Aktiva Utang Utang Modal
Keterangan
  Non Kas Dagang A A ( 15 % ) B ( 20% ) C ( 35% ) D ( 30% )
Sebelum realisasi 25,000 275,000 90,000 13,000 20,000 32,000 70,000 75,000
Realisasi 95,000 -275,000 - - -27,000 -36,000 -63,000 -54,000
So. Setelah realisasi 120,000   90,000 13,000 -7,000 -4,000 7,000 21,000
Pelunasan Utang -90,000   -90,000          
So setelah pelunasan 30,000     13,000 -7,000 -4,000 7,000 21,000
Menutup modal defiasit       -7,000 7,000      
So. Setelah ditutup 30,000     6,000 0 -4,000 7,000 21,000
A,C,D Menanggung def B       - -750 4,000 -1,750 -1,500
So 30,000     6,000 -750 0 5,250 19,500
Penutupan defisit A       -750 750      
So. setelah penutupan 30,000     5,250   - 5,250 19,500
-
Pemgagian kas dr B 30,000     -5,250     -5,250 -19,500
Setelah pembagian kas 0     0 0 0 0 0

20
Persekutuan ABCD
Laporan Likuidasi
( dalam 000 rupiah )
Keterangan Kas Aktiva Utang Utang Modal      
    Non Kas Dagang A A ( 15 % ) B ( 20% ) C ( 35% ) D ( 30% )
Sebelum realisasi 25,000 275,000 90,000 13,000 20,000 32,000 70,000 75,000
Realisasi 55,000 -275,000 - - -33,000 -44,000 -77,000 -66,000
So. Setelah realisasi 80,000   90,000 13,000 -13,000 -12,000 -7,000 9,000
Pembayaran Utang -80,000   -80,000          
So setelah pelunasan 0   10,000 13,000 -13,000 -12,000 -7,000 9,000
Menutup modal defisit       -13,000 13,000      
So. Setelah transfer 0   10,000 0 0 -12,000 -7,000 9,000
A,C,D Menanggung def B       - -2,250 12,000 -5,250 -4,500
So 0   10,000 0 -2,250 0 -12,250 4,500
Setoran Kas A dan C 14,500       2,250   12,250  
So. setelah penutupan 14,500   10,000   0 - 0 4,500
-
Pelunasan utang 10,000   -10,000       0 0
Setelah pelunasan utang 4,500     0 0 0 0 4,500
Pembayaran kas 4,500             4,500

21
22
B. Likuidasi Berangsur
Sering kali proses realisasi tidak dapat dilakukan secara serentak, melainkan
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerugian yang lebih
besar walaupaun membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga pembagian kas
kepada para sekutu tidak menunggu proses realisasi selesai.
Untuk menentukan besarnya pembagian kas kepada masing-masing sekutu dapat
dihitung dengan dua cara yaitu :
1. Membuat perhitungan pembagian
2. Membuat program pembagian kas

Prosedur Perhitungan Pembagian Kas


1. Menghitung saldo modal bersih masing masing sekutu
2. Menghitung rugi potensial yang maksimal (nilai buku aktiva non kas yg blm di
jual ditambah kas yang disisakan)
3. Membagi rugi potensial kepada sekutu berdasarkan rasio laba dan rugi
4. Menghitung saldo modal bersih masing masing sekutu setelah diperhitungkan
rugi potensial
5. Membagi modal bersih sekutu yang defisit

Prosedur Program Pembagian Kas


1. Menghitung saldo modal bersih masing masing sekutu
2. Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi
persekutuan yaitu modal bersih dibagi dengan ratio bagian laba rugi
3. Menyusun urutan ranking, kemampuan masing-masing sekutu dalam
menanggung rugi dan menghitung selisih antar ranking tersebut
4. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk
masing-masing sekutu (selisih laba rugi xlaba rugi)
Prioritas 2 rangking 2 dan 3, rangking 3 selaisih rangking 1,2,3, prioritas terakhir
semua sekutu)

Contoh :
Soal sama dengan yang di atas
Proses likuidasi tersebut berlangsung selama 3 ( tiga ) bulan :

Januari
Semua piutang berhasil direalisasi sebersar Rp 86.000.000. Setelah dilunasi utang
kepada pihak ke tiga maka sisa kas yang ada dibagikan kepada para sekutu dengan
disisakan Rp 2.000.000

Pebruari
Semua persediaan berhasil direalisasi sebersar Rp 90.000.000. kas yang ada lansung
dibagikan kepada para sekutu dengan disisakan Rp 1.000.000

Maret
Semua aktiva tetap berhasil direalisasi sebersar Rp 79.000.000. kas yang ada lansung
dibagikan.

Jawab :

23
Menggunakan Perhitungan Pembagian Kas :

ket a b c d
Modal 19450 31200 68600 73800
utang 13000
32400 31200 68600 73800
275000-
90000+
Rugi 15/100x1870
2=1870 potensial 00 =
00

Latihan Soal
Soal 1
Tn Waris memiliki sebuah Toko Mebel Baranyay di Jl. Gegerkalong Hilir Bandung sejak
1 Januari 1995. Pada tanggal 1 Januari 1996 Tn. Rangga ingin menanamkan modal ke
dalam perusahaan Tn Waris, dan disepakati oleh Tn Waris untuk membentuk sebuah
persekutuan dengan merubah perusahaan yang dimiliki sebelumnya. Adapun nama
perusaahaan yang baru dibentuk ini adalah Persekutuan Barokah. Tn Rangga
menanamkan modal berupa kendaraan seharga Rp 35.000.000,00 dan uang tunai sebesar
Rp 65.000.000,00. Neraca Toko Baranyay pada tanggal 1 Januari 1995 sebelum
perubahan menjadi persekutuaan adalah sebagai berikut :

Kas 13.000 Utang Dagang 50.000


Deposito 50.000 Utang Bank Jk. Pendek 75.000
Piutaang Dagang 15.000 Utang Gaji 3.000
Cadangan Kerugian Piutang (1.000) Modal Waris 180.000
Piutang Wesel 20.000
Persediaan Barang Dagangan 60.000
Tanah 80.000
Gedung 70.000
Akum. Penyusutan Gedung (7.000)
Mebel 10.000
Akum. Penyusutan Mebel (2.000)

Total Aktiva 308.000 Total Kewajiban dan 308.000


Modal

24
Dalam perjanjian pembentukan persekutuan, kedua belah pihak sepakat untuk mengubah
posisi keuangan Waris yang dilaporkan dalam neraca per 1 Januaari 1995, sebagaai
berikut :

1. Uang kas yang ada diambil oleh Tn. Waris seluruhnya


2. Piutang Dagang sebesar Rp 3.000.000,00 dihapuskan dan cadangan kerugian
piutang ditetapkan sebesar 5% dari saldo piutang yang baru
3. Persediaan barang dagangan dinilai kembali menjadi Rp 75.000.000
4. Tanah dinilai seharga Rp 90.000.000,00
5. Nilai pengganti gegung sebesar Rp 80.000.000 dengan akumulasi penyusutan
sebesar Rp 8.000.000. Gedung dicatat berdasarkan nilai pasar yang wajar yaitu
sebesar Rp 72.000.000
6. Nilai pengganti Mebel sebesar Rp 12.000.000 dengan akumulasi penyusutan sebesr
Rp 2.400.000. Mebel dicatat berdasaarkan nilai pasar yang wajar yaitu sebesar Rp
9.600.000
7. Semua utang ditanggung oleh persekutuan.

Instruksi :
Buatlah jurnal yang diperlukan Persekutuan Barokah , apabila persekutuan membenntuk
buku baru.

Soal 2
Neraca yang disusun persekutuan “MELATI” per 31 Desember 1990 sebagai berikut :
Fa. ABC
Neraca
Per 31 Desember 1990
Rp Rp
Kas 48.750.000 Utang Usaha 65.000.000
Piutang Usaha 146.250.000 Kewajiban lainnya 97.500.000
Aktiva lainnya 455.000.000 Modal Meli 162.500.000
Modal Lela 243.750.000
Modal Titi 82.250.000

Total Aktiva 650.000.000 Total kewajiban & 650.000.000


modal

Pembagian laba Meli : Lela : Titi =3:5:2


Pada tanggal 1 Januari 1991 kj akan masuk ke alam persekutuan dan mengambil 25%
bagian kepentingan dengan alternatif – alternatif kepentingan sebagai berikut :
1. KJ akan membeli 25% bagian tiap – tiap modal sekutu dengan sekaligus memperoleh
25% hak atas laba tiap bagian sekutu lama dengan membayar Rp 146.250.000 kepada
para partner.
2. KJ akan membeli 50% modal M dan 50% hak atas bagian laba Lela dengan
membayar Rp 195.000.000
3. KJ mdmasukkan Rp 178.750.000. Laba/rugi dibagi dengan perbandingan 9 : 15 : 6 :
10

25
Diminta :
Buatlah ayat jurnal untuk mencatat masuknya KJ ke dalam persekutuan untuk ketiga
kemungkinan di atas dengan menggunakan metode goodwill dan bonus

Soal 3
Lulu dan Sisi adalah sekutu-sekutu dari Fa. Lusi yang membagi laba 60 : 40. Neraca yang
disusun per 31 Desember 1992 menunjukkan sebagai berikut

Fa. LUSI
Neraca
Per 31 Desember 1992

Cash 24.000 A/P 44.000


A/R 46.000
Inventory 82.500 Capital :
Equipment 35.000 Lulu 66.500
Acc. Depr. 22.500 12.500 isi 54.000
165.000 165.000

Pada tanggal tersebut di atas Lulu dan Sisi setuju untuk menerima Ana menjadi sekutu,
dengan syarat terlebih dahlu ddiadakan revaluasi atas beberapa aktiva yang dimiliki FA
Lusi sebagai berikut :
1. Cadangan penghapusan piutang Rp 2.300.000 ditentukan untuk kemungkinan tak
tertagih
2. Persediaan dinyatakan dengan nilai gantinya Rp 86.250.000
3. Peralatan dinilai Rp 17.500.000
4. Utang biaya diakui sebesar Rp 1.950.000

Setelah Ana diterima, maka pembagian laba Lulu, Sisi dan Ana dibagi dengan ratio 5 : 3 :
2. Saldo modal masing-masing sekutu dibuat sesuai ratio ini dengan cara Lulu dan Sisi
menyetor kepada Firma untuk penyesuaian modal yang diperlukan dan Ana
menginvestasikan Kas pada Firma sebesar bagiannya.

26
Diminta :
1. Buatlah ayat jurnal atas pembukuan dalam buku persekutuan
2. Buat neraca Firma Lusiana yang baru dibentuk.

Soal 4
A, B dan C adalah sekutu-sekutu firma yang membagi laba/rugi dengan rasio 50 : 30 : 20.
Pada awal tahun 2008 firma telah habis sesuai dengan akte pendirian dan mereka sepakat
untuk membubarkan firma tersebut :

Neraca Firma itu sebelum pembubaran adalah sebagai berikut :

(dalam ribuan)
Neraca 31 Desember 2007
Kas 25.000 Utang Usaha 131.250
Aktiva lainnya 575.000 Pinjaman kepada A 31.250
Pinjaman kepada B 25.000
Modal A 162.500
Modal B 125.000
Modal C 125.000

Total harta 600.000 Total utang dan modal 600.000

Transaksi penjualan aktiva lainnya sebagai berikut


Harga Jual Harga Pokok
Januari Rp 125.000.000,00 Rp175.000.000,00
Februari Rp 50.000.000,00 Rp 75.000.000,00
Maret Rp 31.250.000,00 Rp 62.500.000,00
April Rp 125.000.000,00 Rp 262.500.000,00

Diminta :
1. Susunlah daftar Likuidasi
2. Ayat jurnal likuidasi

27
28

Anda mungkin juga menyukai