Indonesia, bahasa Indonesia telah diikrarkan sebagai bahasa negara dan bahasa
resmi di negara Indonesia. Hal ini bisa kita saksikan sejak ikrar Sumpah Pemuda
1928 yang secara eksplisit menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
dipertegas dengan klausul khusus yang tercantum pada salah satu pasal dalam
bahasa negara”.
Hal lain yang menjadi alasan mengapa bahasa Indonesia dianggap sebagai
bahasa ibu bagi penduduk Indonesia. Secara komposisi jumlah penutur, bahasa
Indonesia sebagai bahasa ibu nampaknya masih kalah banyak jika dibandingkan
dengan bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Akan tetapi, jika posisi bahasa Indonesia
di Indonesia. Hal ini pulalah yang menjadi salah satu alasan lain mengapa bahasa
1
Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran.
NPM.180110120009
Bagi sebagian besar bangsa Indonesia, bahasa Indonesia merupakan
bahasa kedua setelah bahasa ibu (bahasa Nusantara). Sehingga dalam proses
momen percakapan tertentu saja. Kondisi ini tentu akan berakibat pada adanya
fenomena campur unsur antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Kondisi
ini berakibat pula pada penggunaan bahasa Indonesia yang cenderung tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sudah terpengaruh
kondisi bahasa Indonesia yang seakan-akan tidak mempunyai posisi strategis lagi.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar nampaknya menjadi kondisi
berpikir dan bernalar seseorang akan tampak pada penggunaan bahasa, baik
bahasa tulis maupun lisan. Seandainya para akademisi dan intelektual saja sudah
banyak menyalahai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka masih
kaidah bahasa. Itu kan urusan ahli bahasa”, dan “Ah, salah ejaan tak mengapa lah.
itu bukan saja keluar dari mulut orang awam saja melainkan dari mulut seorang
akademisi sekalipun. Akibat dari fenomena ini, muncullah sebuah kondisi dimana
masyarakat enggan memahami dan mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan
tidak menyadari bahwa apa yang diungkapkan dosen tadi adalah sebuah
keduanya bersinonim. Kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedangkan
kata masing-masing tidak diikuti oleh kata benda karena kata bendanya sudah
disebutkan lebih dahulu. (Arifin, 2009 : 88). Kita bisa menilai bahwa ungkapan
sepuluh orang” atau “kelompok itu masing-masing terdiri atas sepuluh orang”.
selayaknya kita mesti membina diri dalam pemakaian bahasa Indonesia agar
bahasa itu berkembang sesuai dengan kaidah yang berlaku. Namun kondisi ini
Indonesia yang baik dan benar. Kondisi ini berakibat buruk terhadap penggunaan
pembinaan bahasa akan musykil terwujud jika tidak ada sumbangsih dan
dukungan dari masyarakat umum. Sehingga tugas membina dan menjaga bahasa
Indonesia agar sesuai dengan kaidah yang berlaku mesti menjadi perhatian semua
paling penting dalam kasus ini adalah mesti adanya teladan dalam berbahasa yang
bahasa. Tutur kata yang dikeluarkan oleh seorang pimpinan negara akan
berbekas di benak masyarakat umum. Kata dan ungkapan yang diucapkan
oleh presiden dan wakil presiden akan dijadikan pola dan ditiru oleh para
pejabat yang lain dan oleh masyarakat luas. Sebagai contoh, tatkala Presiden
Soeharto berkuasa, ucapan dan ungkapannya sering ditiru dan dicontoh. Kata-
h. Pemuka agama.
tanggung jawab moril bagi saya, selaku orang yang berkecimpung di dunia
bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku. Namun demikian, tugas ini
bukan saja milik orang yang bergelut di dunia bahasa, melainkan menjadi
tanggung jawab bersama untuk menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia agar
Si kecil yang sering terlupakan adalah kaidah bahasa yang kian hari kian
dihindari. Bahkan sudah semestinya kita mau untuk belajar dan memahami
kembali kepada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia
yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi tuturan dan lebih
jauh lagi, sesuai dengan kaidah norma yang berlaku di masyarakat. Dengan kata
unsur proporsionalitas. Pada saat situasi santai dan akrab, hendaklah kita
sesuai dengan kaidah dan aturan bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa
pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku. (Arifin, 2009 : 12).
Oleh karena itu, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa
masyarakat yang ada serta menaati kaidah dan aturan bahasa Indonesia yang
berlaku. Apabila kedua komponen itu terpenuhi, penggunan bahasa Indonesia bisa
dikatakan sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Indonesia agar sesuai dengan kaidah yang berlaku, memang begitu sulit. Perlu ada
penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam percakapan
sehari-hari.
agar mau menjaga bahasa Indonesia yang baik dan benar. Orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang mau menggunakan bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Yang paling penting, bahwa penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar adalah usaha untuk menampilkan karakter bangsa
yang berpendidikan.
Daftar Rujukan :
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ; Edisi Ketiga.
Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 2009. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta :
Akademika Pressindo.
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta.
Muslich, Masnur. 2010. Garis-Garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.