Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

“ANEKA PROBLEMA BAHASA INDONESIA DEWASA INI”

OLEH KELOMPOK 4

DESAK MADE ASRI UTARI (1913071004)

DEWA PUTU DARMA (1913101008)

DIAH AYU SUSANTI (1912011025)

NI KADEK PRADNYAWATI (1911061033)

ROMBEL 24

BAHASA INDONESIA

SEMESTER 2

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di
dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau
alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan. Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai
dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif
menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karena laras bahasa yang
digunakan harus sesuai dengan situasi. Adapun lima laras yaitu, ragam
baku, ragam resmi, ragam konsultatif, ragam santai, dan ragam akrab,
sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku
lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku yaitu, penggunaan kaidah tata bahasa
normatif, penggunaan kata-kata baku, penggunaan ejaan resmi dalam ragam
tulis, penggunaan lafal baku dalam ragam lisan, dan penggunaan kalimat
secara efektif. Problematika merupakan kata turunan yang terbentuk dari
kata problem. Kata problem sendiri diartikan sebagai persoalan dan
masalah. Problematika merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan suatu permasalahan yang harus dipecahkan (KBBI,
2008:1215). Berdasarkan definisi kedua istilah di atas, dapat disimpulkan
bahwa sesuatu yang tengah mendapatkan problem atau masalah berarti
sesuatu tersebut memerlukan pemecahan.
Pada tahun 1908, pemerintah Belanda mendirikan suatu badan
penerbit dengan nama Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat) yang kemudian
pada tahun 1917 diubah namanya menjadi balai pustaka. Walaupun
pendirian lembaga penerbitan itu tidak luput dari latar belakang politik
adanya. Balai Pustaka ini dengan cepat telah memperluas daerah penyebaran
bahasa Melayu ke seluruh pelosok tanah air melalui tulisan-tulisan yang
diterbitkannya. Saat yang paling penting dalam kehidupan bangsa Indonesia
ialah Sumpah Pemuda. Peristiwa itu kemudian merupakan tonggak sejarah
bagi terwujudnya sebuah bangsa yang kemudian memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Ikrar pertama satu tanah air
dan ikrar kedua satu bangsa dikuatkan oleh ikrar ketiga “menjungjung
bahasa persatuan bahasa Indonesia” yang sungguh-sungguh berperan secara
real sebagai alat pemersatu karena bahasa itu digunakan dalam kehidupan
sehari-hari oleh bangsa baru yang terdiri atas beratus-ratusan suku bangsa.
Peranan politik dalam mengukuhkan kedudukan bangsa Indonesia sangatlah
besar dalam berbagai pertemuan gerakan politik, bahasa Indonesialah yang
mereka gunakan. Demikian juga bantuan surat kabar bahasa Indonesia yang
terbit dimana-mana, yang menggunakan bahasa Indonesia, tidaklah kecil
artinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana problema bahasa Indonesia dewasa ini?
2. Bagaimana upaya mengatasi problema bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana problema bahasa Indonesia dewasa ini.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi
penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan dari berbagai
sumber yang ada.
2. Bagi Pembaca
Pembaca akan dapat mengetahui lebih dalam mengenai pengertian
bahasa, mengetahui apa yang dimaksud dengan problematika,
mengetahui kapan lahirnya bahasa Indonesia, mengetahui bagaimana
problema bahasa Indonesia dan mengetahui bagaimana upaya mengatasi
problema bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Problema Bahasa Indonesia Dewasa Ini


Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari pada kalangan
remaja umumnya menggunakan bahasa yang salah atau menyimpang.
Kesalahan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, lingkungan, budaya
atau kebiasaan, pendidikan yang salah, serta mungkin juga masuknya
budaya asing dan mencampurnya dengan bahasa Indonesia agar terlihat
mudah bagi yang menciptakannya. Lingkungan sangat mempengaruhi
penggunaan bahasa sehari-hari seperti, di lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, lingkungan bermain dan forum-forum lainnya. Adapun contoh
dari penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari pada kalangan remaja
umumnya yaitu bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan bahasa
pergaulan dari preman yang mengalami pergeseran fungsi dari bahasa
rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Bahasa yang dulu
pernah baik adanya sekarang sudah jauh menyimpang dari bahasa yang
sebenarnya. Bahkan yang sangat memprihatinkan lagi timbul kata-kata yang
membuat kalangan remaja kita malu dan merasa kampungan jika berbahasa
yang benar.
Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam konteks
Negara Kesatuan RI. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang
diikrarkan pemuda 28 Oktober 1928. Kemudian secara politis Bahasa
Indonesia ditetapkan sebagai bahasa Negara/bahasa nasional dalam UUD,
18 1945. Sejak saat itulah bahasa Indonesia berdiri di tempat tertinggi di
negeri ini. Namun di tempat berdirinya itu bahasa kita “menangis”. Berbagai
persoalan menimpa bahasa Indonesia. Beberapa masalah yang belum juga
menemukan penyelesaiannya adalah sebagai berikut.
1. Kaidah bahasa Indonesia (KBBI, EYD, TBBBI) lambat diupdate,
sehingga banyak teori bahasa Indonesia yang kurang lengkap dan tidak
konsisten.
2. Sebagai buntut poin a, bahasa Indonesia sering dirasa kurang populer
atau kurang tepat digunakan dalam teknologi informasi, susah
menemukan padanan kata yang tepat.
3. Kurang perhatian pemerintah dalam penegakkan kaidah bahasa
Indonesia, pengembangan, dan pendidikan bahasa.
4. Tersisihkan karena faktor budaya, masuknya bahasa asing dan bahasa
daerah yang tidak terkendali.
5. Faktor lainnya dari dalam bahasa itu sendiri, maupun dari luar.
Bagi mereka yang menganggap belajar bahasa Indonesia itu kurang
prospektif, dan bagi mereka yang ‘belajar’ dengan setengah hati. Inilah
salah satu problem utama bahasa Indonesia, yaitu kurang diminati dan
dicintai oleh pemiliknya sendiri terutama generasi muda. Akibatnya, bahasa
Indonesia hanya menjadi syarat formal kelulusan dan tidak juga digunakan
secara konsisten dalam situasi formal. Selain itu hanya sebagai syarat formal
pendidikan di berbagai jenjang, bahasa Indonesia hanya menjadi teori-teori
yang kurang aplikatif juga.
Padahal, penggunaan Bahasa Indonesia yang benar akan
memperlihatkan kepada dunia bahwa kita menjunjung tinggi Bangsa
Indonesia. Bagaimana kita bisa dikatakan mengabdi kepada Bangsa
Indonesia dan selalu mengikrarkan sumpah pemuda tetapi masih
menggunakan bahasa yang tidak benar. Penggunaan bahasa tidak baku
(bahasa gaul) sering kali kita temui di lingkungan kita mulai dari remaja
atau pelajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA) sampai Perguruan Tinggi. Penggunaan bahasa ini
sangat menyimpang dari bahasa yang sebenarnya. Contoh penggunaan
bahasa yang tidak baku dalam pembicaraan kita, misalnya penggunaan kata
: elo, gue, ngapain, enggak, dan lain-lain. Ini kata-kata yang sering
diucapkan sehari-hari saat kita berbicara dengan teman-teman atau orang
lain. Kata-kata ini tidak ada dan tidak sah menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia.

2.2 Upaya Mengatasi Problema Bahasa Indonesia


Dewasa ini, pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan nyata maupun fiksi mulai bergeser digantikan dengan pemakaian
bahasa gaul. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
sebagai identitas bangsa. Dalam upaya untuk mengurangi pemakaian bahasa
gaul sebagai alat komunikasi dalam masyarakat diperlukan suatu strategi
yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu, kepedulian pemerintah
terhadap perkembangan bahasa Indonesia Kadang-kadang bahasa yang
disuluhkan oleh pembicara dari pusat bahasa tidak dipedulikan oleh
pemerintah negeri kita. Oleh karena itu, terdapat kontroversi antara norma
bahasa yang dikumandangkan oleh pusat bahasa dengan kenyataan di
lapangan. Kiranya sifat eksklusivisme dalam penggunaan bahasa Indonesia
sebaiknya dipertimbangkan kembali. Kepedulian pemerintah bukan saja
kemudahan mendapatkan fasilitas, melainkan juga kepedulian dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Jika kepedulian pemerintah baik
di pusat maupun di daerah dapat ditingkatkan, pembinaan dan pelestarian
bahasa Indonesia dapat kita wujudkan. Salah satu yang harus dilakukan oleh
pemerintah adalah perlunya merancang undang-undang tentang pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta melakukan pengindonesiaan
nama atau kata asing.
Kesadaran diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar pepatah lama mengatakan, “bahasa menunjukan bangsa”, maka untuk
mengetahui dan mewujudkan identitas bangsa, kita harus menjunjung tinggi
bahasa nasional. Untuk mengatasi pergeseran bahasa Indonesia yang sudah
parah diperlukan usaha bersama oleh semua pihak agar menumbuhkan rasa
bangga terhadap bahasa Indonesia. Sebagai generasi muda kita harus
menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Banyak bangsa lain
yang merasa iri dan terkagum-kagum terhadap bangsa kita karena memiliki
bahasa persatuan yaitu Indonesia. Ini merupakan salah satu jati diri asli
bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita harus menumbuhkan kesadaran yang
tinggi untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kesadaran tersebut harus kita tanam mulai dari diri kita. Akhirnya marilah
mulai tumbuhkan kembali kesadaran dalam diri masing-masing untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baku tanpa mencampuradukan dengan
bahasa asing. Oleh karena itu, sebagai generasi muda marilah kita menjaga
dan melestarikan Bahasa Indonesia. Bagaimana caranya? Caranya adalah
dengan membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah berbahasa yang baik mulai dari diri kita sendiri, karena hal besar
berawal dari hal kecil. Setelah itu marilah kita mengajak teman-teman dan
orang-orang di sekitar kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Dengan demikian, niscaya Bahasa Indonesia akan terjaga
keberadaannya sampai kapanpun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesalahan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, lingkungan,
budaya atau kebiasaan, pendidikan yang salah, serta mungkin juga
masuknya budaya asing dan mencampurnya dengan bahasa Indonesia agar
terlihat mudah bagi yang menciptakannya. Lingkungan sangat
mempengaruhi penggunaan bahasa sehari-hari seperti, di lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan bermain dan forum-forum
lainnya. Adapun contoh dari penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari pada
kalangan remaja umumnya yaitu bahasa prokem. Bahasa prokem
merupakan bahasa pergaulan dari preman yang mengalami pergeseran
fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja.
Bahasa yang dulu pernah baik adanya sekarang sudah jauh menyimpang
dari bahasa yang sebenarnya. Bahkan yang sangat memprihatinkan lagi
timbul kata-kata yang membuat kalangan remaja kita malu dan merasa
kampungan jika berbahasa yang benar.
Penggunaan bahasa tidak baku (bahasa gaul) sering kali kita temui di
lingkungan kita mulai dari remaja atau pelajar di tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai Perguruan Tinggi.
Penggunaan bahasa ini sangat menyimpang dari bahasa yang sebenarnya.
Contoh penggunaan bahasa yang tidak baku dalam pembicaraan kita,
misalnya penggunaan kata : elo, gue, ngapain, enggak, dan lain-lain. Ini
kata-kata yang sering diucapkan sehari-hari saat kita berbicara dengan
teman-teman atau orang lain. Kata-kata ini tidak ada dan tidak sah menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sebagai generasi muda kita harus menjunjung tinggi bahasa persatuan
bahasa Indonesia. Banyak bangsa lain yang merasa iri dan terkagum-kagum
terhadap bangsa kita karena memiliki bahasa persatuan yaitu Indonesia. Ini
merupakan salah satu jati diri asli bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita
harus menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Kesadaran tersebut harus kita tanam mulai
dari diri kita. Akhirnya marilah mulai tumbuhkan kembali kesadaran dalam
diri masing-masing untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baku tanpa
mencampuradukan dengan bahasa asing. Oleh karena itu, sebagai generasi
muda marilah kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia. Bagaimana
caranya? Caranya adalah dengan membiasakan diri menggunakan Bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik mulai dari diri kita
sendiri, karena hal besar berawal dari hal kecil. Setelah itu marilah kita
mengajak teman-teman dan orang-orang di sekitar kita untuk menggunakan
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan demikian, niscaya Bahasa
Indonesia akan terjaga keberadaannya sampai kapanpun.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan sebagai penulis kepada pembaca
adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya kita sebagai generasi muda mulai membiasakan diri dalam
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai untuk menghindari adanya
problematika bahasa Indonesia.
2. Sebaiknya pembelajaran yang menyangkut bahasa Indonesia di
lingkungan sekolah baik itu dari SD maupun sampai tingkat mahasiswa
dapat lebih difokuskan mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang
sesuai.
3. Sebaiknya sebagai generasi muda kita harus menjunjung tinggi bahasa
persatuan dan bahasa Indonesia dengan kesadaran diri masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Pengertian Bahasa. Retrieved from


https://www.kompasiana.com/shodh_reseh/5529728ef17e61a3718b45a2/peng
ertian-bahasa

Anonim. (2014). Bahasa Indoneia yang baik dan benar. Retrieved from
https://beritagar.id/artikel/tabik/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar

Anonim. (2014). Problematika bahasa indonesia. Retrieved from


https://www.academia.edu/19212952/Kata_problematika_berasal_dari_kata_p
roblem

Anonim. (2017). Problem penggunaan Bahasa di kalangan remaja. Retrieved from


https://www.kompasiana.com/agusher/5a781b71dd0fa8361b2d25a2/problema
tika-penggunaan-bahasa-di-kalangan-remaja

Anonim. (2019). Upaya mengatasi pergeseran Bahasa Indonesia sebagai identitas


Bangsa. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/arif_3sbty/55003e198133119a17fa74aa/upaya-
mengatasi-pergeseran-bahasa-indonesia-sebagai-identitas-bangsa

Anda mungkin juga menyukai