Anda di halaman 1dari 9

Jurnal SAP Vol. ... No. ...

Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X


e-ISSN: 2549-2845

PERSIAPAM GURU DALAM MELAKSANAKAN E- LEARNING DI MASA


PANDEMI COVID- 19

Abstrak
Pandemi  Covid-19 ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara
mendasar dalam dunia pendidikan tanah air. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan
pembelaran selama masa pandemi ini. Hal tersebut dikeluarkan melalui Surat edaran
Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. Kebijakan
yang paling mendasar ialah merubah cara belajar mengajar siswa dan guru dengan
kebijakan belajar dari rumah dengan pembelajaran daring (e- learning). Banyak sekolah-
sekolah yang ingin menerapkan e-learning. Akan tetapi setiap sekolah yang ingin
merapkan e-learning perlu memperhatikan tingkat kesiapannya baik dari sisi infrastruktur
maupun dari kemampuan teknis penggunanya. Kesiapan e learning dikenal dengan e-
learning readiness. E-learning readiness tidak terbatas pada persiapan sebelum
penearapannya saja, tetapi juga dapat dilakukan untuk organisasi yang telah melakukan
penerapan e-learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan Sekolah
Avicenna Jagakarsa dalam penerapan e-learning dan faktor-faktor apa saja yang masih
lemah dan perlu diperbaiki dalam penerapan e-learning. Metode Penelitian ini
menggunakan kuesioner berdasarkan model e-learning readiness (ELR) Aydin & Tasci
dengan skala penilaiannya yang dikelompokkan dalam empat faktor. Faktor-faktor tersebut
yaitu manusia, pengembangan diri, teknologi, dan inovasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Guru Sekolah Avicenna Jagakarsa mempunyai indeks kesiapan e-learning skor ELR
keseluruhan = 4.31. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sekolah Avicenna Jagakarsa
termasuk kedalam kategori siap dalam menerapkan e-learning akan tetapi masih
membutuhkan sedikit peningkatan.
Kata Kunci : e- learning, e- learningreadines, ELR, covid- 19

Abstract
The Covid-19 pandemic has resulted in fundamental policy changes in the world of education
in the country. The Indonesian Minister of Education and Culture, Nadiem Anwar Makarim
has issued a number of policies to regulate spending activities during this pandemic. This
was issued through Circular No. 4 of 2020, which is about the Implementation of Education
Policy in the Emergency Spread of Coronavirus Disease (Covid-19), dated March 24, 2020.
The most basic policy is to change the way of teaching and learning of students and
teachers with learning policies from home with online learning (e-learning). Many schools
want to implement e-learning. However, every school that wants to implement e-learning
needs to pay attention to its level of readiness both in terms of infrastructure and in the
technical capabilities of its users. The e-learning readiness is known as e-learning readiness.
E-learning readiness is not limited to preparation before implementation, but can also be
done for organizations that have implemented e-learning. This study aims to determine the
level of readiness of the Avicenna Jagakarsa School in the application of e-learning and what
factors are still weak and need to be improved in the application of e-learning. Method This
study uses a questionnaire based on Aydin & Tasci's e-learning readiness (ELR) model with
its rating scale grouped into four factors. These factors are human, self-development,
technology, and innovation. The results showed that Avicenna Jagakarsa School Teacher
had an e-learning readiness index overall ELR score = 4.31. This shows that the Avicenna

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

Jagakarsa School is included in the category of ready to implement e-learning but still needs
a little improvement.
Keywords: e-learning, e-learningreadines, ELR, co-19

PENDAHULUAN jarak jauh yang memungkinkan guru


dan siswa berada pada tempat yang
berbeda. Secara positif pembelajaran
1.1 Latar Belakang ini sangat membantu keberlangsungan
pembelajaran di masa pandemi ini.
Pandemi  Covid-19 ini telah Guru dan siswa akan tetap aman
mengakibatkan terjadinya perubahan berada pada tempat atau rumahnya
kebijakan secara mendasar dalam masing-masing tanpa harus keluar
dunia pendidikan tanah air. Menteri rumah dan bertatap muka secara
Pendidikan dan Kebudayaan RI, langsung.
Nadiem Anwar Makarim telah
mengeluarkan beberapa kebijakan Sistem pembelajaran yang
untuk mengatur kegiatan pembelajaran menggunakan e-learning berbeda
selama masa pandemi ini. Melalui dengan sistem pembelajaran
Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, sebelumnya, pembelajaran
yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan menggunakan e-learning menuntut
Pendidikan dalam Masa Darurat kesiapan baik dari sisi infrastruktur
Penyebaran Coronavirus Disease maupun dari kemampuan teknis
(Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. penggunanya. Oleh karena itu setiap
Salah satu kebijakan yang paling sekolah yang ingin menerapkan sistem
mendasar dari pemerintah merubah pembelajaran mengunakan e-learning
cara belajar mengajar siswa dan guru perlu memperhatikan tingkat kesiapan
dengan belajar dari rumah. [1] terlebih dahulu sebelum
menerapkannya.[2]
Kebijakan belajar dari rumah ini Kesiapan penerapan e-learning
sangat merubah kebiasaan, ataupun dikenal dengan istilah E-learning
perilaku guru dan siswa selama ini. Readiness (ELR), dengan demikian
Dengan kebijakan baru ini guru harus pemilihan komponen E-learning
mencari pola yang tepat tentang Readiness sebagai dasar
bagaimana pembelajaran dari rumah pembentukan model menjadi tolak
itu bisa dilakukan. Jalan terbaik yaitu ukur dalam melakukan pengukuran E-
melakukan atau mengupayakan learning Readiness. Model E-learning
pembelajaran berbasis dalam jaringan. Readiness tidak terbatas pada
Nama lainnya adalah pembelajaran persiapan sebelum penerapannya saja,
daring (online learning/e - learning). akan tetapi juga dapat dilakukan untuk
organisasi yang telah melakukan
Pembelajaran ini sangat penerapan e-learning. Sehingga hasil
berbeda dengan pembelajaran dari evaluasi ini bisa dijadikan sebagai
konvensional yang terjadi di sekolah. dasar untuk melakukan perbaikan pada
Guru dan siswa tidak berhadapan masa pengembangan berikutnya.
langsung, melainkan terjadi secara Beberapa faktor yang dapat menjadi
tolak ukur tentang kesiapan penerapan

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

e-learning yaitu faktor manusia, faktor


pengembangan diri, faktor teknologi METODE
dan faktor inovasi dari model Pendekatan yang digunakan
penelitian Aydin & Tasci.[3] dalam penelitian ini adalah pendekatan
Berdasarkan permasalahan kuantitatif yang bersifat deskriptif.
diatas maka peneliti tertarik untuk Penelitian deskriptif ditujukan untuk
melakukan penelitian dengan judul mendeskripsikan atau menggambarkan
“Kesiapan Guru Sekolah Avicenna fenomena-fenomena yang ada, baik
Jagakarsa dalam Penerapan E- fenomena yang bersifat alamiah
learning pada masa Pandemi Covid- ataupun rekayasa manusia.[4]
19” Untuk mengetahui bagaimana Model penelitian ini
menggunakan metode ELR Aydin &
tingkat kesiapan penggunaan e-
Tasci untuk empat faktor, yaitu manusia,
learning. Faktor – faktor apa saja yang
pengembangan diri, teknologi dan
perlu diperbaiki atau ditingkatkan yang
inovasi untuk mengukur kesiapan
memiliki dampak terhadap penerapan e-learning. Model ini akan
keberhasilan penerapan e-learning memberikan skor tingkat kesiapan
sehingga perlu mendapatkan perhatian penerapan e-learning suatu sekolah.
khusus agar tidak menjadi Model ELR Aydin & Tasci telah
penghambat dalam pengembangan e- dikembangkan dan disesuaikan agar
learning. dapat digunakan dalam penelitian ini.
Model ini dapat diterapkan sebelum
Rumusan masalahnya adalah : penerapan e-learning maupun setelah
Bagaimana tingkat kesiapan Sekolah penerapan e-learning. Jika sebelum
Avicenna Jagakarsa dalam penerapan e- penerapan, memberikan hasil skor
learning pada masa pandemi covid- 19? kesiapan. Jika diterapkan sesudah
Dan faktor-faktor apa saja yang masih penerapan maka memberikan hasil
lemah serta perlu diperbaiki atau berupa evaluasi untuk kelanjutan
ditingkatkan dalam penerapan e-learning penerapan e-learning. Kemudian Skor e-
pada Sekolah Avicenna Jagakarsa? learning readiness yang sudah diketahui
akan dievaluasi faktor apa saja yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk masih lemah ataupun yang sudah siap
mengetahui tingkat kesiapan Sekolah dalam penerapan e-learning
Avicenna Jagakarsa dalam penerapan e- Teknik pengumpulan data yaitu
learning pada masa pandemi covid- 19 dengan menyebarkan kuisioner
dan faktor-faktor apa saja yang masih kepada guru-guru Sekolah Avicenna
lemah serta perlu diperbaiki atau Jagakarsa, setelah kuisioner
ditingkatkan dalam penerapan e-learning disebarkan dan diisi oleh responden
pada Sekolah Avicenna Jagakarsa kemudian menghitung skor yang
tersebut. diperoleh dari hasil kuesioner.
Kemudian Analisis Hasil Skor
Manfaat dari penelitian ini adalah disajikan dalam bentuk tabel.
Untuk memberikan gambaran mengenai Pembuatan kuisioner peneliti
kategori kesiapan Sekolah Avicenna berpegangan pada penelitian terdahulu
Jagakarsa dalam penerapan e-learning yaitu model ELR Aydin & Tasci.
dan sebagai acuan Sekolah Avicenna Penelitian ini menggunakan metode
Jagakarsa untuk mengetahui faktor-
check list dengan memberikan tanda
faktor apa saja yang perlu ditingkatkan
cek (√) pada pilihan jawaban yang
atau diperbaiki dalam menunjang
penerapan e-learning.
sesuai dalam lembar penilaian. Setiap
pertanyaan dinilai menggunakan 1-5

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

skala Likert. Berikut skala yang seperti pada tabel 1. Model ELR Aydin
diberikan : & Tasci (2005) menggunakan
1 = Sangat tidak setuju pertanyaan yang dibentuk dari faktor
2 = Tidak setuju dan sisi tersebut.
3 = Netral
4 = Setuju Tabel 1.Faktor ELR dari model ELR
Aydin & Tasci
5 = Sangat setuju
Setelah kuesioner dibuat, selanjutnya
dilakukan pemetaan responden.
Pemetaan responden yang akan
menjawab pertanyaan dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai
berikut :

1. Pernyataan dikelompokkan
berdasarkan indikator-indikatornya.
Setiap indikator terdiri dari beberapa
pertanyaan yang bervariasi.
Sumber : (Aydin & Tasci, 2005)
2. Jawaban yang diberikan oleh Populasi dalam penelitian ini
responden setelah dilakukan adalah seluruh guru di Sekolah
penghitungan akan mencerminkan Avicenna Jagakarsa, dengan rincian
tingkat kesiapan. jumlah guru 78 orang. Jumlah sampel
guru dalam penelitian ini dihitung
3. Responden terdiri dari guru-guru menggunakan teori Suharsimi Arikunto
Sekolah Avicenna Jagakarsa (1991) yaitu populasi kurang dari 100
maka jumlah sampel sama dengan
Untuk mengukur tingkat populasi.[5]
kesiapan e-learning dari suatu Maka pada penelitian ini
organisasi dapat dilakukan dengan keseluruhan guru di Sekolah Avicenna
menganalisis sumber daya yang Jagakarsa merupakan sampel
dimilikinya, keterampilan dan sikap dari penelitian.
karyawan dan pengelola. Sumber daya
berkaitan dengan teknologi, inovasi,
manusia, dan faktor pengembangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
diri. Dari hasil pengukuran keempat
faktor tersebut akan diperoleh hasil Hasil penelitian ini adalah
yang menggambarkan tingkatan Setelah semua data terkumpul,
kesiapan dari setiap faktor. Hasil dilakukan analisis menggunakan
tersebut nantinya dapat model ELR Aydin & Tasci (2005). Skor
menyimpulkan secara keseluruhan yang digunakan dalam lembar
apakah organisasi tersebut sudah siap penilaian yaitu 5, 4, 3, 2, dan 1 untuk
untuk menerapkan e-learning. tiap pertanyaan. Setelah lembar
penilaian diisi oleh responden akan
Setiap faktor di atas harus diperoleh skor total, selanjutnya
dibentuk dari tiga sisi yaitu sumber dihitung rata-rata akhir dengan
daya, keterampilan dan sikap yang menggunakan rumus, [6]

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

Keterangan : = rata-rata akhir


= jumlah skor total
n = jumlah responden Tingkatan yang diharapkan untuk siap
Gambar 1. 1
Skor rata-rata dari setiap Skala Pengukuran Kesiapan ELR
pernyataan, skor rata-rata pernyataan Sumber : (Aydin & Tasci, 2005)
untuk satu faktor yang sama dan skor
rata-rata total dari semua pertanyaan Skor rata-rata 3,41 merupakan skor
akan dinilai tingkat kesiapannya minimal untuk tingkat kesiapan
berdasarkan skala pengukuran penerapan e-learning, sehingga skor
kesiapan model ELR Aydin & Tasci dengan nilai rata-rata dibawah 3,41
seperti pada gambar 3.2 dibawah ini. dianggap tidak siap dalam merapkan e-
Skala penilaian tersebut berupa empat learning. Untuk rentang nilai dan
kategori yaitu : kategori seperti pada
- Not ready, needs a lot of work,
Tabel 2.
merupakan tingkat kesiapan paling
Skala nilai dan kategori model ELR Aydin &
rendah, sehingga dibutuhkan usaha Tasc
yang lebih untuk meningkatkan tingkat
kesiapan tersebut.

- Not ready, needs some work,


merupakan tingkat kesiapan yang Sumber : (Aydin & Tasci, 2005)
berada satu level dibawah siap. Pada Data berupa hasil angket yang
level ini suatu perguruan tinggi butuh diperoleh dari responden sebanyak 78
usaha sedikit lagi untuk berada pada guru kemudian dilakukan analisis
level siap. dengan menggunakan model ELR
Aydin & Tasci (2005). Angket penelitian
- Ready, but needs a few improvement, ini memiliki 36 pertanyaan dengan
merupakan tingkat kesiapan yang alternatif jawaban “Sangat Setuju”
sudah tergolong siap, akan tetapi dengan skor 5, “Setuju” dengan skor 4,
masih membutuhkan sedikit “Netral” dengan skor 3, “Tidak setuju”
peningkatan. Pada dasarnya suatu dengan skor 2, dan “Sangat Tidak
perguruan tinggi sudah dapat Setuju” dengan skor 1. Tujuan
mengembangkan sistem e-learning, penggunaan angket pada penelitian ini
namun dapat terganggu jika terjadi adalah untuk mengetahui tingkat
permasalahan yang tak terduga. kesiapan penerapan E-learning di
- Ready, go ahead, merupakan tingkat Sekolah Avicenna Jagakrsa.
kesiapan yang sudah tergolong siap Instrumen kuesioner ini
dan sebaiknya menyegerakan untuk digunakan untuk mengetahui kesiapan
mengembangkan sistem e-learning. penerapan e-learning di Sekolah
Avicenna Jagakarsa. Model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

model ELR Aydin & Tasci untuk pada kuesioner. Berdasarkan Tabel 2,
mengukur kesiapan penerapan faktor manusia dari sisi sumber daya,
elearning. Selanjutnya, berdasarkan faktor inovasi dari sisi sumber daya,
referensi tersebut peneliti melakukan serta faktor pengembangan diri dari
beberapa penambahan pada angket sisi sumber daya telah mengalami
yang digunakan sebagai alat ukur yang penyesuaian.
disesuaikan untuk mengetahui
bagaimana kesiapan sekolah terhadap Penyesuaian tersebut bertujuan
penerapan e-learning. untuk mendapatkan hasil pengukuran
kesiapan penerapan e-learning yang
Model ELR Aydin & Tasci lebih optimal. Model ini dapat
menggunakan empat faktor kesiapan diterapkan sebelum penerapan e-
yaitu teknologi, inovasi, manusia, dan learning dengan memberikan hasil
pengembangan diri. Model ELR Aydin & skor kesiapan.
Tasci dikembangkan untuk institusi-
institusi di negara berkembang, Model ini juga dapat diterapkan
sehingga cocok jika digunakan di sesudah penerapan e-learning dengan
Indonesia. Faktor-faktor dari model memberikan hasil berupa evaluasi
ELR Aydin & Tasci ditunjukkan pada untuk kelanjutan penerapan e-learning.
Tabel 3. Skor e-learning readiness yang sudah
diketahui akan dievaluasi faktor mana
yang masih lemah ataupun yang sudah
siap dalam penerapan e-learning.
Tabel 3. Faktor ELR dari model ELR Aydin &
Tasci yang telah disesuaikan 1. Faktor Teknologi
Pengukuran tingkat kesiapan
penerapan ELR di Sekolah Avicenna
Jagakarsa pada faktor teknologi
dinilai dari 3 sisi yaitu sumber daya,
keterampilan, dan sikap. Jumlah butir
pertanyaan untuk faktor teknologi
adalah 11 butir yang ditunjukan pada
Tabel 4.
Tabel 4.
Perhitungan ELR FaktorTeknologi

Sumber : (Aydin & Tasci, 2005)


Tabel tersebut menunjukkan
faktor dan gagasan model ELR Aydin &
Tasci (2005) yang digunakan sebagai
landasan dalam menyusun pertanyaan

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

2. Faktor Inovasi
Pengukuran tingkat kesiapan Tabel 7.
penerapan ELR di Sekolah Avicenna Perhitungan ELR Faktor Pengembangan Diri
Jagakarsa pada faktor inovasi dinilai
dari 3 sisi yaitu sumber daya,
keterampilan, dan sikap. Jumlah butir
pertanyaan untuk faktor inovasi adalah
7 butir yang ditunjukan pada Tabel 5.
Tabel 5.
Perhitungan ELR Faktor Inovasi

Hasil skor akhir didapatkan dari


perhitungan perolehan data hasil
penelitian dari masing-masing faktor.
Hasil tersebut akan dikategorikan
sesuai dengan penilaian ELR yang
3. Faktor Manusia
dikemukakan oleh Aydin & Tasci
Pengukuran tingkat kesiapan
(2005).
penerapan ELR di Sekolah Avicenna Tabel 8.
Jagakarsa pada faktor manusia dinilai Hasil akhir Perhitungan ELR
dari 2 sisi yaitu sumber daya dan
keterampilan. Jumlah butir pertanyaan
untuk faktor manusia adalah 7 butir
yang ditunjukan pada Tabel 6.
Tabel 6.
Perhitungan ELR Faktor Manusia

Berdasarkan pada tabel


4. Faktor Pengembangan Diri tersebut, maka dapat diketahui bahwa
Pengukuran tingkat kesiapan Sekolah Avicenna Jagakarsa
penerapan ELR di Sekolah Avicenna
mempunyai skor ELR 4.14 < < 4.40.
Jagakarsa pada faktor pengembangan
diri dinilai dari 3 sisi yaitu sumber daya, Berdasarkan Skala nilai dan kategori
keterampilan, dan sikap. Jumlah butir model ELR Aydin & Tasci, apabila ELR
pertanyaan untuk faktor manusia 4.40 < < 4.20 dikategorikan siap
adalah 11 butir yang ditunjukan pada tetapi masih perlu peningkatan, dan
Tabel 7.
apabola ELR 4.20 < < 5.00 maka
kategorinya siap dan dapat dilanjutkan.

Hal tersebut menunjukan bahwa


Sekolah Avicenna Jagakarsa siap

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

untuk menerapkan e-learning tetapi =4.38 yang berarti siap dalam


masih membutuhkan sedikit menerapkan e-learning dan dapat
peningkatan dalam faktor dilanjutkan. Tingkat kesiapan pada
pengembangan diri. Sedangkan untuk faktor pengembangan diri memperoleh
faktor teknologi, inovasi, dan manusia skor = 4.14 yang berarti siap dalam
Sekolah Avicenna Jagakarsa termasuk menerapkan e-learning tetapi masih
dalam kategori siap dan penerapan e- membutuhkan sedikit peningkatan
learning dapat dilanjutkan. pada faktor ketrampilan dan sikap.

Peningkatan skor ELR pada


setiap faktor penilaian ELR diperlukan
guna meningkatkan kualitas DAFTAR PUSTAKA
penggunaan e-learning dalam proses [1] Kemendikbud, Surat edaran Nomor
pembelajaran. Perlu adanya sosialisasi 4 Tahun 2020, yaitu tentang
tentang manfaat yang didapatkan dari Pelaksanaan Kebijakan
menggunakan elearning sehingga guru Pendidikan dalam Masa Darurat
dan siswa dapat menggunakan e- Penyebaran Coronavirus Disease
learning dengan baik. (Covid-19), tertanggal 24 Maret
2020
SIMPULAN [2] Aydin & Tasci. 2005. Measuring
Readiness for e-learning.
Berdasarkan hasil penelitian dan Reflections from an Emerging
pembahasan tingkat kesiapan Country, International Forum of
Educational Technology & Society
penerapan e-learning di Sekolah
(IFETS), Vol 8 No. 4, hal. 244-257
Avicenna Jagakarsa dapat disimpulkan [3] Aydin, Cengiz Hakan & Tasci D.
bahwa: (2005). Measuring Readiness for
e-Learning: Reflections from an
1. Tingkat kesiapan penerapan e- Emerging country. Educational
learning di Sekolah Avicenna Technology & Society.
Jagakarsa untuk semua faktor
[4] Nana Syaodih Sukmadinata.
memperoleh skor = 4.31 yang berarti Metode
siap dalam menerapkan e-learning dan Penelitian Pendidikan. (Bandung:
dapat dilanjutkan. PT
Remaja Rosdakarya. 2006). H. 72
2. Tingkat kesiapan pada faktor
[5] Arikunto Suharsimi . Prosedur
teknologi memperoleh skor = 4.40
Penelitian Suatu Pendekatan
yang berarti siap dalam menerapkan e- Praktik edisi revisi VI. (Jakarta:
learning dan dapat dilanjutkan. Tingkat Rineka Cipta. 2006). Hal. 135
kesiapan pada faktor inovasi
[6] Aydin, Cengiz Hakan & Tasci D.
memperoleh skor = 4.32 yang berarti (2005). Measuring Readiness for
siap dalam menerapkan e- learning e-Learning: Reflections from an
tetapi untuk faktor sikapnya masih Emerging country. Educational
perlu ditingkatkan. Tingkat kesiapan Technology & Society.hal 248-249
pada faktor manusia memperoleh skor [7] Anggraini, dkk, “Pengukuran

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)


Jurnal SAP Vol. ... No. ... Bulan Tahun p-ISSN: 2527-967X
e-ISSN: 2549-2845

Tingat
Kesiapan E-Learning
Menggunakan
Technologi Readiness Indeks
Studi
Kasus Uin Suska Riau”, Jurnal
Sistem Informasi, Vol 3, (2015),
hal
237-241

Penulis: ..., Judul: ... (3 Kata)

Anda mungkin juga menyukai