Abstrak
Pandemi Covid-19 ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara
mendasar dalam dunia pendidikan tanah air. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan
pembelaran selama masa pandemi ini. Hal tersebut dikeluarkan melalui Surat edaran
Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. Kebijakan
yang paling mendasar ialah merubah cara belajar mengajar siswa dan guru dengan
kebijakan belajar dari rumah dengan pembelajaran daring (e- learning). Banyak sekolah-
sekolah yang ingin menerapkan e-learning. Akan tetapi setiap sekolah yang ingin
merapkan e-learning perlu memperhatikan tingkat kesiapannya baik dari sisi infrastruktur
maupun dari kemampuan teknis penggunanya. Kesiapan e learning dikenal dengan e-
learning readiness. E-learning readiness tidak terbatas pada persiapan sebelum
penearapannya saja, tetapi juga dapat dilakukan untuk organisasi yang telah melakukan
penerapan e-learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan Sekolah
Avicenna Jagakarsa dalam penerapan e-learning dan faktor-faktor apa saja yang masih
lemah dan perlu diperbaiki dalam penerapan e-learning. Metode Penelitian ini
menggunakan kuesioner berdasarkan model e-learning readiness (ELR) Aydin & Tasci
dengan skala penilaiannya yang dikelompokkan dalam empat faktor. Faktor-faktor tersebut
yaitu manusia, pengembangan diri, teknologi, dan inovasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Guru Sekolah Avicenna Jagakarsa mempunyai indeks kesiapan e-learning skor ELR
keseluruhan = 4.31. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sekolah Avicenna Jagakarsa
termasuk kedalam kategori siap dalam menerapkan e-learning akan tetapi masih
membutuhkan sedikit peningkatan.
Kata Kunci : e- learning, e- learningreadines, ELR, covid- 19
Abstract
The Covid-19 pandemic has resulted in fundamental policy changes in the world of education
in the country. The Indonesian Minister of Education and Culture, Nadiem Anwar Makarim
has issued a number of policies to regulate spending activities during this pandemic. This
was issued through Circular No. 4 of 2020, which is about the Implementation of Education
Policy in the Emergency Spread of Coronavirus Disease (Covid-19), dated March 24, 2020.
The most basic policy is to change the way of teaching and learning of students and
teachers with learning policies from home with online learning (e-learning). Many schools
want to implement e-learning. However, every school that wants to implement e-learning
needs to pay attention to its level of readiness both in terms of infrastructure and in the
technical capabilities of its users. The e-learning readiness is known as e-learning readiness.
E-learning readiness is not limited to preparation before implementation, but can also be
done for organizations that have implemented e-learning. This study aims to determine the
level of readiness of the Avicenna Jagakarsa School in the application of e-learning and what
factors are still weak and need to be improved in the application of e-learning. Method This
study uses a questionnaire based on Aydin & Tasci's e-learning readiness (ELR) model with
its rating scale grouped into four factors. These factors are human, self-development,
technology, and innovation. The results showed that Avicenna Jagakarsa School Teacher
had an e-learning readiness index overall ELR score = 4.31. This shows that the Avicenna
Jagakarsa School is included in the category of ready to implement e-learning but still needs
a little improvement.
Keywords: e-learning, e-learningreadines, ELR, co-19
skala Likert. Berikut skala yang seperti pada tabel 1. Model ELR Aydin
diberikan : & Tasci (2005) menggunakan
1 = Sangat tidak setuju pertanyaan yang dibentuk dari faktor
2 = Tidak setuju dan sisi tersebut.
3 = Netral
4 = Setuju Tabel 1.Faktor ELR dari model ELR
Aydin & Tasci
5 = Sangat setuju
Setelah kuesioner dibuat, selanjutnya
dilakukan pemetaan responden.
Pemetaan responden yang akan
menjawab pertanyaan dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Pernyataan dikelompokkan
berdasarkan indikator-indikatornya.
Setiap indikator terdiri dari beberapa
pertanyaan yang bervariasi.
Sumber : (Aydin & Tasci, 2005)
2. Jawaban yang diberikan oleh Populasi dalam penelitian ini
responden setelah dilakukan adalah seluruh guru di Sekolah
penghitungan akan mencerminkan Avicenna Jagakarsa, dengan rincian
tingkat kesiapan. jumlah guru 78 orang. Jumlah sampel
guru dalam penelitian ini dihitung
3. Responden terdiri dari guru-guru menggunakan teori Suharsimi Arikunto
Sekolah Avicenna Jagakarsa (1991) yaitu populasi kurang dari 100
maka jumlah sampel sama dengan
Untuk mengukur tingkat populasi.[5]
kesiapan e-learning dari suatu Maka pada penelitian ini
organisasi dapat dilakukan dengan keseluruhan guru di Sekolah Avicenna
menganalisis sumber daya yang Jagakarsa merupakan sampel
dimilikinya, keterampilan dan sikap dari penelitian.
karyawan dan pengelola. Sumber daya
berkaitan dengan teknologi, inovasi,
manusia, dan faktor pengembangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
diri. Dari hasil pengukuran keempat
faktor tersebut akan diperoleh hasil Hasil penelitian ini adalah
yang menggambarkan tingkatan Setelah semua data terkumpul,
kesiapan dari setiap faktor. Hasil dilakukan analisis menggunakan
tersebut nantinya dapat model ELR Aydin & Tasci (2005). Skor
menyimpulkan secara keseluruhan yang digunakan dalam lembar
apakah organisasi tersebut sudah siap penilaian yaitu 5, 4, 3, 2, dan 1 untuk
untuk menerapkan e-learning. tiap pertanyaan. Setelah lembar
penilaian diisi oleh responden akan
Setiap faktor di atas harus diperoleh skor total, selanjutnya
dibentuk dari tiga sisi yaitu sumber dihitung rata-rata akhir dengan
daya, keterampilan dan sikap yang menggunakan rumus, [6]
model ELR Aydin & Tasci untuk pada kuesioner. Berdasarkan Tabel 2,
mengukur kesiapan penerapan faktor manusia dari sisi sumber daya,
elearning. Selanjutnya, berdasarkan faktor inovasi dari sisi sumber daya,
referensi tersebut peneliti melakukan serta faktor pengembangan diri dari
beberapa penambahan pada angket sisi sumber daya telah mengalami
yang digunakan sebagai alat ukur yang penyesuaian.
disesuaikan untuk mengetahui
bagaimana kesiapan sekolah terhadap Penyesuaian tersebut bertujuan
penerapan e-learning. untuk mendapatkan hasil pengukuran
kesiapan penerapan e-learning yang
Model ELR Aydin & Tasci lebih optimal. Model ini dapat
menggunakan empat faktor kesiapan diterapkan sebelum penerapan e-
yaitu teknologi, inovasi, manusia, dan learning dengan memberikan hasil
pengembangan diri. Model ELR Aydin & skor kesiapan.
Tasci dikembangkan untuk institusi-
institusi di negara berkembang, Model ini juga dapat diterapkan
sehingga cocok jika digunakan di sesudah penerapan e-learning dengan
Indonesia. Faktor-faktor dari model memberikan hasil berupa evaluasi
ELR Aydin & Tasci ditunjukkan pada untuk kelanjutan penerapan e-learning.
Tabel 3. Skor e-learning readiness yang sudah
diketahui akan dievaluasi faktor mana
yang masih lemah ataupun yang sudah
siap dalam penerapan e-learning.
Tabel 3. Faktor ELR dari model ELR Aydin &
Tasci yang telah disesuaikan 1. Faktor Teknologi
Pengukuran tingkat kesiapan
penerapan ELR di Sekolah Avicenna
Jagakarsa pada faktor teknologi
dinilai dari 3 sisi yaitu sumber daya,
keterampilan, dan sikap. Jumlah butir
pertanyaan untuk faktor teknologi
adalah 11 butir yang ditunjukan pada
Tabel 4.
Tabel 4.
Perhitungan ELR FaktorTeknologi
2. Faktor Inovasi
Pengukuran tingkat kesiapan Tabel 7.
penerapan ELR di Sekolah Avicenna Perhitungan ELR Faktor Pengembangan Diri
Jagakarsa pada faktor inovasi dinilai
dari 3 sisi yaitu sumber daya,
keterampilan, dan sikap. Jumlah butir
pertanyaan untuk faktor inovasi adalah
7 butir yang ditunjukan pada Tabel 5.
Tabel 5.
Perhitungan ELR Faktor Inovasi
Tingat
Kesiapan E-Learning
Menggunakan
Technologi Readiness Indeks
Studi
Kasus Uin Suska Riau”, Jurnal
Sistem Informasi, Vol 3, (2015),
hal
237-241