Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH GENG TERHADAP

PRESTASI BELAJAR

Oleh:
NAMA : TRENADI PRAMUDIA R.M.
KELAS : XI IPS D

SMA NEGERI 02 KOTA BENGKULU


TAHUN AJARAN 2017
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH GENG TERHADAP


PRESTASI BELAJAR

Oleh:
NAMA : TRENADI PRAMUDIA R.M.
KELAS : XI IPS D

Disahkan Oleh:
Guru Pembimbing

Belalai Gajah, S.Pd.


NIP.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul: Pengaruh Gang terhadap Prestasi
Belajar.
Karya tulis ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Bengkulu, Agustus 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geng adalah kumpulan atau kelompok yang terdiri dari beberapa
anggota. Pelajar atau siswa adalah seorang anak yang sedang melaksanakan
proses pendidikan di sebuah lembaga pendidikan yang dinamakan sekolah.
Sedangkan prestasi adalah hasil yang di capai dari apa yang dikerjakan atau
yang sudah di usahakan. Pelajar atau siswa dikatakan berprestasi, jika mereka
telah meraih sesuatu dari apa yang telah diusahakannya (belajar).
Keberadaan geng baik laki-laki atau perempuan tidak bisa di elakan
dalam kehidupan era globalisasi saat ini. Apalagi pada usia remaja atau pelajar,
mereka membutuhkan suatu komunitas yang sesuai atau cocok dengan gaya dan
pandangan hidup mereka, karena dalam komunitas atau geng itu mereka bisa
leluasa menyalurkan bakat, minat, potensi yang mereka miliki, bahkan segala
permasalahan hidup yang mereka alami di bagikan kepada teman-teman satu
gengnya.
Proses terbentuknya geng bagi mereka memiliki asal mula yang
berbeda-beda, salah satunya yaitu karena ada rasa cocok dan adanya kesamaan
minat atau hobi, yang pasti pada masa-masa pertumbuhan fisik dan psikologis
serta proses pencarian jati diri di usia-usia seorang remaja atau siswa itu sendiri.
Sekali salah memilih seorang teman atau geng berteman, maka masa depan
mereka bisa rusak disebabkan oleh teman-teman satu geng itu sendiri yang telah
salah dalam memilih jalan hidup. Juga sebaliknya, bila mereka mampu memilih
dam memilah teman-teman yang berada dalam geng yang baik, maka bisa di
jamin masa depan mereka akan baik.
Fenomena di atas, harus mendapat perlakuan dan perhatian yang khusus
sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena siswa juga manusia, manusia yang
labil, yang perlu bimbingan serta tuntunan agar prestasi mereka meningkat dan
kepribadian mereka juga bisa di banggakan.
Akhir-akhir ini banyak sekumpulan geng yang mengakibatkan
menurunnya prestasi siswa dan kebanyakan berdampak negatif. Serta perilaku
mereka terhadap masyarakat itu membuat penulis ingin menelusuri dan mencari
dampak positif dan negatif sebuah geng terhadap prestasi siswa di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penulisan ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh geng terhadap prestasi siswa?

2. Bagaimana kesadaran diri yang diimbangi dengan kualitas dasar intelektual

seorang pelajar atau siswa?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh geng

terhadap prestasi siswa yang akhir-akhir ini dapat menurunkan prestasi siswa

itu sendiri dan untuk mengetahui kesadaran siswa yang diimbangi kualitas dasar

intelektual siswa itu sendiri. Selain itu, untuk memenuhi syarat tugas dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Geng

Istilah geng cenderung mengarah pada konotasi negatif, seperti menurut

Chaplin (2006: 204) Geng adalah unit sosial terdiri atas individu-individu yang

diikat oleh minat atau suatu kepentingan yang sama. Geng dapat tersusun atas

orang-orang dari sembarang usia, namun sangat umum terdapat di kalangan

anak-anak atau pelajar tetapi tidak selalu begitu, geng bersifat antisosial dalam

pandangan dan kegiatannya.

Pengertian yang senada, aturan dalam menyimpang sehingga

anggotanya juga berperilaku menyimpang juga. Menurut Mappiare (2006: 140)

Geng dalam psikologi perkembangan, menunjuk pada gerombolan yang

terburuk, biasanya di antara para remaja dan mempunyai sistem nilai

menyimpang, misalnya aturan penguasaan suatu wilayah tertentu di mana

anggota geng lain atau orang asing tidak boleh masuk sesuka hati atau menurut

aturan umum. Anggota suatu geng, karena nilai menyimpang itu juga,

berperilaku cenderung menyimpang atau merugikan orang lain.

Seperti contoh pendapat para ahli di atas mengenai pengertian geng, jadi

dapat disimpulkan geng adalah gerombolan individu-individu yang terbentuk

oleh minat atau suatu kepentingan bersama setiap anggota dan biasanya

mempunyai sistem menyimpang.


B. Pengertian Prestasi
Menurut Djamarah (1994: 19) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yangtelah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.
Kemampuan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh
prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang siswa dalam belajar,
maka perlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Sedangkan menurut Masud Hasan Abdul Dahar (1994:21) bahwa
prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Prestasi yang
biasanya dicapai oleh seorang siswa di tandai dengan bebagai penghargaan.
Sebenarnya penghargaan hanya merupakan simbol pengakuan masyarakat
terhadap prestasi yang di raih oleh siswa. Penghargaan semacam itu bentuknya
bemacam-macam dari mulai piagam, piala, hingga uang, yang paling bermakna
sebenarnya adalah pengakuan itu sendiri, yaitu bahwa kerja keras yang
dilakukannya selama ini dan hasil yang telah di capai melalui upaya tersebut
ternyata memperoleh pengakuan dari masyarakat.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar ialah hasil yang telah tercapai oleh seseorang dari apa yang telah di
usahakannya.

C. Pengertian Siswa
Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005: 62) Siswa atau murid
adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau
mempelajari beberapa tipe pendidikan. Mereka adalah orang yang mempelajari
ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk
apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam
rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan
kebaikan. Selain guru, siswa pun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan
baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa
meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri. Kesalahan-
kesalahan dalam belajar sering dilakukan siswa, bukan saja karena
ketidaktahuannya, tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaannya yang
salah. Adalah menjadi tugas siswa untuk belajar baik yang menghindari atau
mengubah cara-cara yang salah itu agar tercapai hasil belajar yang maksimal.
edangkan menurut Junawan (1994: 5) Siswa ialah pelajar atau anak
(orang) yang melakukan aktifitas belajar, karena pelajar ataupun siswa memang
kewajiban atau tugas utamanya adalah belajar. Dalam belajarnya semua siswa
harus mendapat bimbingan, tetapi tidak semua siswa khususnya yang
bermasalah, mempergunakan haknya untuk memperoleh bimbingan khusus.
Hal itu mungkin disebabkan oleh karena berbagai perasaan yang menyelimuti
siswa, atau karena ketidaktahuannya, dan mungkin juga disebabkan oleh karena
guru/sekolah tidak membuka kesempatan untuk itu, dengan berbagai alasan.
Guru berkewajiban memperhatikan masalah ini dan menjelaskan serta
memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh bimbingan dan penyuluhan.
Jika hal itu telah disampaikan guru dengan lurus dan benar, maka menjadi tugas
siswalah kini untuk mempergunakan hak-haknya dalam mendapatkan
bimbingan/penyuluhan.
Kesadaran siswa akan guna bimbingan belajar serta bimbingan dalam
bersikap, agar dirinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta
melaksanakan sikap-sikap yang sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupannya sehari-hari, amat diharapkan. Dan untuk itu, maka menjadi tugas
siswalah untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga bimbingan itu dapat
dilaksanakan secara efektif.
Dari kedua pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa
ialah seseorang yang datang ke suatu lembaga dan melakukan aktivitas belajar
untuk memperoleh pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh geng terhadap prestasi siswa


Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul bagi seorang siswa sangatlah
diperlukan agar mereka tidak kuper yang biasanya jadi anak mama. Banyak
teman maka banyak pengetahuan. Namun tidak semua teman kita sejalan dengan
apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka berbau pornografi,
dan tentu saja ada yang bersikap terpuji.
Demi kawan yang menjadi anggota gengnya, siswa bisa melakukan dan
mengorbankan apapun, dengan satu tujuan, solidaritas. Geng menjadi suatu wadah
yang luar biasa apabila bias mengarah terhadap hal yang positif. Tetapi terkadang
solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang pada akhirnya
merusak arti dari solidaritas itu sendiri. Demi alasan solidaritas, sebuah geng sering
kali memberikan tantangan atau yang terkadang berlawanan dengan hukum atau
tatanan social yang ada. Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk menggunakan
narkoba, mencium pacar, melakukan hubungan seks, melakukan penodongan,
bolos sekolah, tawuran, dan masih banyak lagi.
Geng merupakan sebuah kelompok informal yang cenderung kearah
negative, karena kegiatan anggotanya hanyalah nonkrong, jalan bersama, dan
kegiatan lain yang kurang bermanfaat bagi seorang siswa. Kebanyakan dari
anggotanya mempunyai prinsip yang sama yaitu agar dapat mengekspresikan diri
mereka dan melindungi anggotanya. Hal ini jelas tidak sesuai bagi seorang siswa.
Oleh sebab itu, geng seharusnya segera di antisipasi perkembangannya.
Dalam perkembangannya, geng hampir tidak memberikan nilai positif bagi
anggotanya. Hampir tidak ada kegiatan positif yang mereka lakukan seperti belajar
kelompok. Dan yang paling parah adalah aktivitas geng yang cenderung mengacu
pada anarkisme. Geng tidak pernah lepas dari kata tawuran dan vandalism yaitu
aksi corat coret tembok umum. Hal ini terjadi karena proses pengekspresian diri
yang salah karena di lakukan tanpa landasan dan prosedur yang benar. Penurunan
pelajar yang terlibat ini cukup unik karena selain mengesampingkan pelajaran
merekapun melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat negative di luar lingkup
madrasah. Aktivitas yang mereka kerap lakukan adalah :

NO KEGIATAN PERSENTASE
1 Nongkrong 76 %
2 Belajar Kelompok 0%
3 Merencanakan untuk tawuran 6%
4 Clubbing 12 %
5 Jalan-jalan 3%
6 Lain-lain 3%
Jumlah 100 %
Dari tabel diatas terlihat bahwa nongkrong lah yang kerap dilakukan oleh
personil geng. Namun berawal dari aktifitas nongkrong itu yang akhirnya
merembet, karena dengan begitu menjadi adanya daerah kekuasaan bagi
mereka.Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan geng tidak dapat
dihapuskan begitu saja, namun pihak sekolah seharusnya dapat lebihtegas. Karena
67 % dari jumlah responden setuju dengan adannya geng disekolah. Jika hal ini
tetap dibiatkan maka yang terjadi adalah adanya penurunan kualitas pendidikan
yang semakin menjadi.Pihak sekolah menurut pengamatan peneliti, kesulitan dalam
melacak aktifitas geng karena pelajar tersebut pandai membaur jikapelajaran dan
kegiatan akademik lainnya.Jadi, faktor-faktor yang dominan untuk mempengaruhi
timbulnya geng dalam lingkungan sekolah dari tiga pilar yakni dari siswa itu
sendiri,keluarga dan lingkungan masyarakat dari pelajar yang tergabung dalam
geng serta dari lingkungan sekolah itu sendiri.

3.2 Kesadaran diri yang diimbangi dengan kualitas dasar intelektual seorang
pelajar atau siswa

Kendala yang menjadikan adanya perbedaan nilai antara siswa


yangmengikuti geng dan yang tidak mengikuti geng adalah terletak padakeinginan
diri untuk mencapainya, dan dalam taraf ini pelajar dengankelompok geng tersebut
masih memiliki kesadaran yang kurang untuk maju, tercermin dari sikap dan
perilaku mereka di kelas yang cenderunguntuk memilih deretan bangku di
belakang, serta menggambar pada jampelajaran sehingga mengesampingkan
pelajaran di kelas, hingga ketikadiadakan evaluasi pembelajaran yang senantiasa
dilakukan adalah melihatpekerjaan dari orang lain.Fadlan Diroka mengatakan
bahwa setiap diadakan evaluasipembelajaran serta apabila diberikan pekerjaan
rumah teman-temansekelasnya yang notabene banyak mengikuti kegiatan geng
tersebutmenjadikan dirinya sebagai pendongkrak nilai mereka.Namun dibalik itu
semua, ketika peneliti melakukan observasi padasaat jam sekolah, dan berbincang
dengan pelajar yang mengikuti gengpeneliti menangkap bahwa mereka mempunyai
keinginan perubahan diriyang besar, karena pada dasarnya mereka mempunyai
tingkat intelektualyang tinggi namun mereka terhalang oleh geng yang membetengi
merekadari kegitan-kegiatan akademik.Fakta tersebut terbukti ketika diadakan
dalam pelajaransejarah dimana semua buku pendukung pembelajaran
dikumpulkandidepan kelas. Namun Jarmoko mendapatkan nilai paling tinggi. Hal
inicukup mencengangkan karena melihat soal yang diberikan merupakan
soalanalisis mengenai kerajaan. Begitu pula yang terjadi di kelas IPA,
HendraSaputra pelajar yang dicalonkan untuk mengikuti seleksi Olympiade
sains,dan pertimbangan tersebut lahir karena menurut Bapak Purnomo
basuki,Hendra cukup tertarik pada pelajaran sains dan dapat menjawabpertanyaan
dengan baik saat seleksi berlangsung.
Dari sini terlihat bahwa, daya ingat dan kemampuan menganalisispara pelajar yang
bergabung dalam geng tidak jauh beda dengan pelajaryang tidak tergabung dalam geng.
Namun memang disadari bahwa tingkatkerajinan dan kesungguhan dalam
menerima pelajaran masih didominasioleh siswa yang tidak mengikuti kegiatan
gen.Walaupun secara akademik (nilai) yang diperoleh oleh pelajar yangmengikuti
kegiatan geng dan yang tidak mengikuti mempunyai perbedaanyang cukup
signifikan namun dalam hal kualitas dasar intelektualperbedaan antar pelajar yang
mengikuti kegiatan geng dan yang tidak mengikuti tidak signifikan

DAFTAR PUSTAKA

http://ozetos.blogspot.com/2012/05/metodelogi-penelitian-pengaruh.html

http://ozetos.blogspot.com/2012/05/metodelogi-penelitian-pengaruh.html

www. Google.com

Anda mungkin juga menyukai