Alhamdulillah Penulis panjatkan puji syukur dengan berkat rahmat Allah SWT, yang telah
memudahkan Penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan
membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan
dunia dan akhirat. Makalah berjudul “Jual Beli (Bai)” ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fiqih Muamalah. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan fitrahnya, manusia
diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam
makalah yang Penulis susun ini belum mencapai tahap kesempurnaan. Terakhir, Penulis
mengucapkan Jazakumullah akhsanal jaza, kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Bapak Asep Sopyan yang telah memberikan
tugas dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TujuanPenulisan
Dari beberapa uraian rumusan masalah diatas, maka dapat di spesifikan beberapa tujuan
penulis menyusun makalah ini, diantaranya :
a. Siswa dapat memahami ruang lingkup jual beli dalam Fiqih Muamalah.
b. Untuk memperdalam materi jual beli agar bisa menerapkan keluar.
c. Memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN
ۗ ض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْق ُتلُ ۤ ْوا اَ ْنـفُ َس ُك ْم َ َٰۤيـا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َتأْ ُكلُ ۤ ْوا ا
ٍ مْوا لَـ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِبا ْل َبا طِ ِل ِااَّل ۤ اَنْ َت ُك ْو َن ت َِجا َر ًة َعنْ َت َرا
اِنَّ هّٰللا َ َكا َن ِب ُك ْم َر ِح ْيمًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 29)
b. Al-Hadits :
“Dari Rifa‟ah ibn Rafi‟ RA. Nabi Muhammad SAW., Ditanya tentang mata pencaharian yang
paling baik, beliau menjawab, „Seseorang yang bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli
yang mabrur‟.” (HR. Bazzar, hakim menyahihkannya dari Rifa’ah ibn Rafi’) Maksud Mabrur
dalam hadits diatas adalah jual beli yang terhindar dari usaha tipu-menipu, dan merugikan orang
lain. Berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas maka hukum dari jual beli adalah halal atau boleh.
c. Ijma
‟ Ulama telah sepakat bahwa jual-beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan
mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau
barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya yang
sesuai.
d. Hukum-hukum yang bersangkut paut dengan jual beli :
1) Mubah (boleh), ialah asal hukum jual beli;
2) Wajib, seperti wali menjual harta anak yatim apabila terpaksa, begitu juga qadhi menjua harta
muflis (orang yang lebih banyak utangnya daripada hartanya) sebagaimana akan datang
keterangannya tentang muflis;
3) Haram, sebagaimana yang telah lalu apa-apa jual beli yang terlarang;
4) Sunah, seperti jual beli kepada sahabat atau pamili yang dikasihi, dan kepada orang yang
sangat berhajat kepada barang itu.
A. Bai’Sohihah Yaitu akad jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunnya.
Adapun macam-macam Bai’Sohihah, antara lain;
1) Jual beli barang yang terlihat secara jelas dan ada ditempat terjadinya transaksi.
2) Jual beli barang yang pesanan yang lazim dikenal dengan istilah dengan akad salam.
3) Jual beli mas atau perak, baik sejenis atau tidak (bai’ sharf).
4) Jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan ditambah keuntungan (bai
murabahah).
5) Jual beli barang secara kerja sama atau serikat (bai isyrak).
6) Jual beli barang dengan cara penjual memberi diskon kepada pembeli (bai muhatah).
7) Jual beli barang dengan harga pokok, tanpa ada keuntungan (bai’ tauliyah).
8) Jual beli hewan dengan hewan (bai muqabadah).
9) Jual beli barang dengan syarat khiyar, yaitu perjanjian yang telah disepakati antara
penjual dan pembeli, untuk mengembalikan barang yang diperjual belikan, jika tidak ada
kecocokan didalam masa yang telah disepakati oleh keduanya.
10) Jual beli barang dengan syarat tidak ada cacat (bai bisyarti al baro)
B. Bai Fasidah Yaitu akad jual yang tidak memenuhi salah satu atau seluruh syarat dan
rukunnya.
Adapun macam-macam bai’ fasidah (terlarang), antara lain;
Jual beli terlarang artinya jual beli yang tidak memenuhi rukun dan syarat jual beli, yaitu :
1.Jual Beli Sistem Ijon Maksud dari jual beli sistem Ijon adalah jual beli hasil tanaman yang
masih belum nyata buahnya, belum ada isinya, belum ada buahnya, seperti jual beli padi masih
muda, jual beli mangga masih berwujud bunga, semua itu kemungkinan besar masih bisa rusak
yang akan dapat merugikan kedua belah pihak.
Rasulullah saw bersabda : “Dari Ibnu Umar, Nabi Muhammad SAW, telah melarang jual beli
buah-buahan sehingga nyata baiknya buah itu (pantas untuk diambil dan dipetik buahnya)” HR.
Bukhori dan Muslim.
2. Jual beli barang haram Jual beli barang yang diharamkan hukumnya tidak sah atau dilarang
serta karena haram hukumnya. Seperti jual beli minuman keras (khamr), bangkai, darah, daging
babi, patung berhala dan sebagainya.
3. Jual beli sperma hewan Jual beli sperma hewan tidak sah, karena sperma tidak dapat
diketahui kadarnya dan tidak dapat diterima wujudnya, rasulullah saw, bersabda : “rasulullah
saw, telah melarang jual beli kelebihan air (sperma)” (H.R Muslim)
4. Jual beli anak binatang yang masih ada dalam kandungan induknya Hal ini dilarang karena
belum jelas kemungkinannya ketika lahir hidup atau mati. Rasulullah saw, bersabda :
“sesungguhnya rasulullah saw, melarang jual beli anak binatang yang masih dalam kandungan
induknya” (H.R Bukhori dan Muslim)
5. Jual beli barang yang belum dimiliki Maksudnya adalah jual beli yang barangnya belum
diterima dan masih berada di tangan penjual pertama. Rasulullah saw, bersabda : “nabi
Muhammad saw, telah bersabda janganlah engkau menjual sesuatu yang baru saja engkau beli,
sehingga engkau menerima (memegang) barang itu” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
6. Jual beli barang yang belum jelas Menjual buah-buahan yang belum nyata buahnya, sabda
nabi Muhammad saw, dari Ibnu Umar Ra : “Nabi Muhammad saw, telah melarang menjual
buahbuahan yang tidak tampak manfaatnya” (HR. Muttafaq Alaih)
Berdasarkan segi harga, jual beli dibagi pula menjadi empat bagian :
a. Jual beli yang menguntungkan (al-murabbahah),
b. Jual beli yang tidak menguntungkan, yaitu menjual dengan harga aslinya (at-tauliyah),
c. Jual beli rugi (al-khasarah)
d. Jual beli al-musawah, yaitu penjual menyembunyikan harga aslinya, tetapi kedua orang
yang akad saling meridai, jual beli seperti inilah yang berkembang sekarang.
ِي لِلص َّٰلو ِة مِنْ ي َّْو ِم ْال ُجم َُع ِة َفا سْ َع ْوا ا ِٰلى ذ ِْك ِر هّٰللا ِ َو َذرُواـ ْال َبي َْع ٰۗ ذ لِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّـ ُك ْم اِنْ ُك ْن ُت ْم
َ ٰۤيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ۤ ْوا ِا َذا ُن ْود
َتعْ لَم ُْو َن
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari
Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."(QS. Al-Jumu'ah 62: Ayat 9)
b. Jual beli dengan cara menghadang di jalan sebelum sampai ke pasar Jual beli seperti ini,
penjual tidak mengetahui harga pasar yang sebenarnya, dengan tujuan barang akan dibeli dengan
harga yang serendah
rendahnya, selanjutnya akan dijual di pasar dengan harga setinggi-tingginya. Rasulullah saw,
bersabda : “janganlah kamu menghambat orang-orang yang akan pasar” (H.R Bukhori dan
Muslim).
c. Jual beli dengan niat menimbun barang Jual beli ini tidak terpuji, oleh karena itu dilarang,
karena pada saat orang banyak membutuhkan justru ia menimbun dan akan dijual dengan harga
setinggitingginya pada saat barang-barang yang ia timbun langka.
d. Jual beli dengan cara mengurangi ukuran dan timbangan Contoh jual beli mengurangi ukuran
dan timbangan adalah apabila ia bermaksud menipu, ia menjual minyak tanah dengan
mengatakan satu liter ternyata tidak ada satu liter, menjual beras 1 kg, ternyata setelah ditimbang
hanya 8 ons dan sebagainya.
e. Jual beli dengan cara mengecoh Jual beli ini termasuk menipu sehingga dilarang, misalnya
penjual mangga meletakkan mangga yang bagus-bagus diatas onggokan, sedangkan yang
jelekjelek ditempatkan dibawah onggokan.
f. Jual beli barang yang masih di tawar orang lain Apabila masih terjadi tawar menawar antara
penjual dan pembeli hendaknya penjual tidak menjual tidak menjual barang tersebut kepada
orang lain sebaliknya apabila seseorang akan membeli suatu barang maka hendaknya tidak ikut
membeli suatu barang yang sedang ditawar oleh orang lain, kecuali sudah tidak ada kepastian
dari orang tersebut atau sudah membatalkan jual belinya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jual beli itu diperbolehkan dalam
Islam.Hal ini dikarenakan jual beli adalah sarana manusia dalam mencukupi kebutuhan mereka,
dan menjalin silaturahmi antara mereka.Namun demikian, tidak semua jual beli
diperbolehkan.Ada juga jual beli yang dilarang karena tidak memenuhi rukun atau syarat jual
beli yang sudah disyariatkan. Rukun jual beli adalah adanya akad (ijab kabul), subjek akad dan
objek akad yang kesemuanya mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi, dan itu semua telah
dijelaskan di atas.Walaupun banyak perbedaan pendapat dari kalangan ulama dalam menentukan
rukun dan syarat jual beli, namun pada intinya terdapat kesamaan, yang berbeda hanyalah
perumusannya saja, tetapi inti dari rukun dan syaratnya hampir sama. Bagi umat Islam yang
melakukan bisnis dan selalu berpegang teguh pada norma-norma hukum islam, akan mendapat
berbagai hikmah diantaranya; (a) bahwa jual beli (bisnis) dalam islam dapat bernilai sosial atau
tolong menolong terhadap sesama, akan menumbuhkan berbagai pahala, (b) bisnis dalam islam
merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan halalnya harta yang dimakan untuk
dirinya dan keluarganya, (c) bisnis dalam islam merupakan cara untuk memberantas kemalasan,
pengangguran dan pemerasan kepada orang lain, (d) berbisnis dengan jujur, sabar, ramah,
memberikan pelayanan yang memuaskan sebagaimana yang diajarkan dalam islam akan selalu
menjalin persahabatan kepada sesama manusia.
3.2. Saran
Jual beli merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap manusia, namun pada zaman
sekarang manusia tidak menghiraukan hukum islam. Oleh karena itu, sering terjadi penipuan
dimana-mana. Untuk menjaga perdamaian dan
ketertiban sebaiknya kita berhati-hati dalam bertransaksi dan alangkah baiknya menerapkan
hukum islam dalam interaksinya. Allah SWT telah berfirman bahwasannya Allah
memperbolehkan jual beli dan mengharamkan riba.Maka dari itu, jauhilah riba dan jangan
sampai kita melakukun riba. Karena sesungguhnya riba dapat merugikan orang lain.
TUGAS PAI MAKALAH
‘’Jual beli dalam islam’’
DISUSUN OLEH :
o ILHAM HERLAN K
o JIHAN NASFAIRA
o ALDREY ARIEL
o INDRI LESTARI
o AVRILYTHA ZABYTH
o PUTRI RIZKI
o SHASA SHANIA
SEKOLAH MENENGAH ATAS BINA DHARMA 2 BANDUNG
2020