Terorisme di Indonesia
Administrasi Publik 1B
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email: jihannasfairaa2@gmail.com
Pendahuluan
Maraknya kasus terorisme di Indonesia cukup meresahkan masyarakat hal ini
menyebabkan kekacauan, trauma, dan bahkan menyebabkan korban jiwa akibat dari
aksi teror ini. Terorisme merupakan salah satu bentuk serangan yang terkoordinasi
dengan baik. Paper ini dibuat untuk mengetahui bagaimana kasus terorisme yang ada
di Indonesia saat ini dan solusi pemerintah terhadap hal tersebut. Metode penulisan
paper ini berdasarkan opini pribadi penulis yang mengacu teori dari buku Filsafat
moral dan informasi dari internet. Menurut opini pribadi dari penulis, kegiatan
terorisme ini harusnya ditiadakan bagaimanapun caranya, karena jika semakin
dibiarkan berkembang akan banyak memakan korban dan dari segi apapun kegiatan
ini tidak dibenarkan.
Sampai saat ini, JAD (Jamaah Anshorud Daulah), salah satu kelompok teroris,
sudah menyebar di 19 provinsi di Indonesia. Sehingga, tidak menutup kemungkinan
akan ada serangan-serangan lanjutan dari kelompok tersebut di tempat-tempat serupa.
Karena jika diamati, tempat-tempat yang mereka serang adalah tempat ibadah dan
aparat kepolisian. Mereka menyerang tempat ibadah karena bagi mereka, orang-orang
yang tak sepaham dengan mereka harus di bunuh atau dalam kata lain mereka
christophobia (tidak suka terhadap orang non muslim). Mereka juga menyerang
aparat kepolisian sebagai bentuk perlawanan terhadap apa yang telah kepolisian
lakukan terhadap kawan-kawan mereka.
Pembahasan
Terorisme masih rawan terjadi di Indonesia, karena pelaku teror yang
terorganisir secara baik di masyarakat. Mereka tinggal merantau, ataupun nonmaden
di wilayah Indonesia. Dengan menyebarnya para anggota teror dan tetap dalam
komando satu arah,menyulitkan masyarakat maupun polisi untuk melacak mereka.
Mereka meneror masyarakat dengan bom yang mereka rakit, untuk menakuti
masyarakat, menciptakan suatu kondisi yang tegang, dan tidak kondusif dengan
alasan mereka berjihad. Dalam Islam, para teroris disebut dengan Kaum Khawarij.
Kaum Khawarij adalah pengikut hawa nafsu dan bid’ah yang telah keluar. Bahkan
mereka adalah seburuk-buruknya ahli bid’ah, kerusakan dan pembangkangan. Kaum
ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dan berusaha
diperangi sampai saat ini.
Isu aktual yang marak saat ini adalah tentang Penangkapan tiga orang yang
diduga sebagai jaringan kelompok teroris yang merupakan anggota pengurus Majelis
Ulama Indonesia (MUI) hal ini akhirnya merembet ke lembaga yang didirikan Buya
Hamka tersebut. Tiba-tiba saja suara untuk membubarkan lembaga tersebut nyaring
terdengar lewat berbagai platform media sosial. Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan Mahfud Md mengatakan Detasemen Khusus Antiteror 88
Mabes Polri sudah lama mengawasi Ahmad Zain An-Najah, anggota Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ditangkap atas tuduhan terorisme. Ia
mengatakan Densus telah sangat berhati-hati sebelum menangkap pelaku di Jawa
Barat, pada 16 November 2021 lalu.
Adapun beberapa aksi teror yang terjadi di Indonesia yang cukup meresahkan
dan menyebabkan korban jiwa:
1. Teror di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat
Dikutip dari IDN Times, kerusuhan yang terjadi antara pihak kepolisian yang
berada di komplek Mako Brimob, Depok, Jawa Barat degan narapidana teroris yang
menjadi tahanan. Dalam kerusuhan ini enam polisi sempat dijadikan sandra.Lima di
antaranya meninggal dunia di tangan narapidana teroris. Satu tahanan teroris juga
meninggal dunia karena insiden tersebut. Pasca kejadian tersebut, 145 narapidana
teroris dipindahkan dari Mako Brimob ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Dikutip dari website Kompas, sehari setalah aksi teror di Mako Brimob polisi
melakukan penjagaan ketat di area bekas aksi teror. Mulai dari para wartawan yang
menjauh 200 meter dari lokasi kejadian, memasang kawat berduri, jalanan ditutup
sampai menurunkan beberapa anggota polisi untuk menjaga lokasi.
4. Bom di Polresta
Surabaya Dikutip dari IDN Times, sepasang suami istri dengan tiga orang
anaknya mendatangi Polrestabes Surabaya dengan menggunakan dua sepeda motor.
Saat masih berada di palang gerbang masuk Polrestabes Surabaya, bom
meledak.Empat dari lima pelaku teror bom tewas di tempat. Empat polisi dan enam
warga sipil juga menjadi korban dalam teror tersebut. Seorang anak kecil berjenis
kelamin perempuan yang diketahui sebagai anak dari pelaku teror bom diketahui
selamat dan dalam perawatan.
Lalu bagaimana solusi pemerintah terhadap hal yang terjadi? Saat ini, Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menaruh perhatian serius kepada
generasi muda Indonesia agar tidak menjadi korban propaganda radikalisme dan
terorisme.
Penduduk Indonesia seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlahnya
didominasi oleh kelompok produktif yaitu anak muda yang masuk kategori generasi
Milenial dan Z. Hal ini tentunya bisa menjadi bom waktu dikemudian hari, apabila
para anak muda ini justru terjerembab dalam ideologi radikalisme dan terorisme.
"Gen Z dan Milenial mendominasi. Kita harus memiliki daya tahan yg baik,
ketahanan di bidang ideologi yg mumpuni agar anak muda tidak terpengaruh paham
radikal dan terorisme," kata Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H.,
di channel YouTube Humas BNPT yang diuplod pada Sabtu (23/10).
BNPT melihat sumber ketahanan agar tidak terpengaruh paham radikal dan
terorisme sewajarnya dapat hadir pertama kali dari lingkungan keluarga dan
kemudian dari lingkungan pendidikan yaitu sekolah. "Jangan sampai anggota
keluarga ini ikut kegiatan mengarah pada kejahatan termasuk terorisme. Peran
pendidikan dari keluarga oleh orangtua, ayah dan ibu ini pertahanan utama," ujarnya.
Saat ini, anak muda sebagian besar mengakses internet dan media sosial. Di
ruang digital ini, para ideolog radikal dan terorisme sering melakukan propaganda
untuk menggaet dukungan hingga merekrut anak muda untuk ikut menjadi teroris.
Untuk itu, BNPT melalui program pencegahan secara masif membuat konten
toleransi, perdamaian dan cinta tanah air dalam membendung propaganda teroris.
Selain itu BNPT juga selalu memantau dan melaporkan konten-konten propaganda
teroris kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) agar diblokir.
"Usia muda ini usia yang sangat baik sekali untuk mempersiapkan masa depan.
Jangan sia siakan masa muda apalagi dengan terpengaruh paham radikalisme dan
terorisme," jelasnya.
Referensi
Bnpt. (2021, Oktober 23). CEGAH PAHAM RADIKALISME PADA ANAK MUDA,
KEPALA BNPT: PERAN PENDIDIKAN DARI KELUARGA MERUPAKAN
PERTAHANAN UTAMA.
Retrieved from BNPT: https://www.bnpt.go.id/cegah-paham-radikalisme-
pada-anak-muda-kepala-bnpt-peran-pendidikan-dari-keluarga-merupakan-
pertahanan-utama
Kurniawan Dian. (2021, November 9). Densus 88 Tangkap Tiga Terduga Teroris JI
di Jatim.
Retrieved from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211109132946-12-718615/densus-
88-tangkap-tiga-terduga-teroris-ji-di-jatim
Redaksi. (2018, Desember 4). Menelaah Tren Terorisme Di Indonesia.
Retrieved from UI: http://www.ui.ac.id/berita/menelaah-tren-terorisme-di-
indonesia-dari-masake-masa.html
Wikipedia. (2018, Desember 4). TERORISME.
Retrieved from wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme