Anda di halaman 1dari 19

SENI RUPA MODERN

Pengertian Seni Rupa Modern


Seni rupa modern terlahir akibat adanya dorongan untuk tetap menjaga nilai
estetik yang terus terancam oleh beragam permasalahan. Seni rupa modern
melahirkan “Conceptual Art” atau “Seni Konseptual”. Conceptual Art ialah suatu
usaha menempatkan ide, konsep dan gagasan sebagai masalah utama dalam
menciptakan karya seni. Adapun bentuk objek dan material yang menjadi unsur
seni rupa hanya dianggap sebagai efek samping dari konsep tersebut.
Pengertian seni rupa modern didefinisikan sebagai seni rupa diciptakan dengan
ide dan wujud yang tidak terbatas pada budaya atau pakem-pakem suatu daerah.
Seni rupa modern ialah hasil karya seni rupa yang tercipta dari kreativitas dan
inovasi.

Karya-karya dalam seni rupa modern menekankan beberapa unsur yang antara
lain unsur eksperimen, pembaruan, kebaruan dan orisinalitas. Kendati diciptakan
dengan ide dan wujud yang tidak terbatas pada pakem tertentu, seni rupa
modern tetap mengandung filosofi dan disesuaikan dengan aliran-aliran seni rupa
yang ada.

Aliran Seni Rupa Modern


Ada 15 aliran seni rupa modern, aliran-aliran tersebut antara lain aliran
Naturalisme, realisme, Romantisme, Imprsionisme, Ekspresionisme, Kubisme,
Fauvisme, Dadaime, Futurisme, Surealisme, Pop Art “Popular Art” Post Modern
“Kontemporer”, Konstruktivisme, Neo-Klasik dan Abstraksionisme.

Sejarah Seni Rupa Modern


Pada perkembangan seni lukis modern dengan pengekspresian karya seni lukis
secara estetis inilah karya seni menjadi sangat produktif dan kreatif, sedangkan
tokoh-tokohnya sangat banyak baik di Indonesia maupun dimanapun tempat di
dunia ini. Abad ke 19 merupakan periode pertama yang penuh arti dalam sejarah
seni lukis modern.
Pada masa itu bermunculan berbagai macam corak dan gaya seni lukis yang
secara tidak langsung membedakan dengan sebelumnya. Yang menjadi pusatnya
mula-mula adalah Perancis dengan kota Parisnya. Kemudian Amerika Serikat
dengan New York-nya juga memegang peranan penting.Bila dipakai periodisasi
sejarah seni rupa modern barat menurut Canaday, mulai dari David dengan aliran
neoklasikisme, romantisisme kelompok Barbinson, realisme, impresionisme.
Kemudian disusul dengan munculnya aneka ragam gaya lukisan abad ke 20
seperti fauvisme, Die Bruke, Der Balu Reiter, kubisme, suprematisme, obyektivitas
baru, optical art, neo-dadaisme, dan sebagainya.
Kemudian di Inggris dan Amerika Serikat lahir pop-Art, yakni untuk menyebut
kecendrungan internasional diantara pelukis dan pematung yang mengembalikan
ide-ide mereka ke dunia obyek yang bisa diraba, sebagai reaksi terhadap semua
jenis yang abstrak.Kadang juga pop-art disebut realisme baru.Aliran ini
menggambarkan kecendrungan menggunakan benda-benda seperti boneka,
mesin-mesin, botol dan kaleng minuman serta barang rongsokan.
Ditinjau dari penggunaan material atau media pengungkapan nilai-nilai ide
ekspresi estetis, sesuai denga tuntutan zamannya.Seniman-seniman kreatif telah
memanfaatkan dan mengeksploitasi bahan dan teknik-teknik baru hasil kemajuan
ilmu dan teknologi abad ke 20.
Seni lukis modern merupakan ekspresi estetis dari segala macam ide yang bisa
diwujudkan oleh pelukis dalam bentuk-bentuk yang kongkrit dimana kebebasan
serta sikap bathin pelukis sangat menentukan proses pembuatan lukisan.
Sesudah pop-art, berkembang pula aliran baru yang dikenal dengan nama
environtment-art dan happening-art, sebagai penemuan dan pembaharuan akibat
perkembangan teknologi yang mau tidak mau membawa pengaruh besar di
bidang seni rupa.

Ciri-Ciri Seni Rupa Modern


Karya-karya dalam seni rupa modern dapat dikenali melalui beberapa ciri.
Untuk ciri-ciri seni rupa modern tersebut antara lain yaitu:
 Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
 Minimalis.
 Rasionalitas.
 Dominan bentuk-bentuk geometris.
 Universal.
 Fungsionalitas diprioritaskan.
 Orisinalitas.
 Penguatan dalam konsep.
 Kreativitas.
 Memutus hubungan dengan sejarah.

Unsur-unsur Modernisme
 Eksperimen
 Pembaruan (Inovation)
 Kebaruan (Novelty)
 Orisinalitas

Fungsi Dan Tujuan Seni Modern


Hadirnya seni rupa modern telah memberikan beragam manfaat, adapun
manfaat, tujuan dan fungsi seni rupa modern tersebut antara lain yaitu:
 Seni rupa modern memberikan warna baru dalam pemenuhan
kebutuhan fisik dan psikis manusia, kebutuhan fisik manusia
dipenuhi oleh munculnya bentuk-bentuk dan desain arsitektur baru
dan seperti alat-alat transportasi, rumah, fashion dan lain-lain.
Sedangkan kebutuhan psikis manusia dipenuhi oleh munculnya
aliran-aliran seni rupa baru, misalnya dalam seni lukis atau cabang
seni rupa lainnya.
 Meningkatkan kepopuleran para seniman, hal ini karena pada setiap
karya yang diciptakan nama seniman pembuatnya selalu disertakan.
 Penemuan-penemuan baru hasil eksperimen para seniman modern
memberikan masyarakat banyak pilihan dalam menentukan karya
seni yang disukainya.

Keunikan Gagasan Seni Rupa Modern


Gagasan adalah ide kreatif dalam penciptaan suatu karya. Gagasan/ide di
dalam seni rupa merupakan buah pikiran untuk menciptakan suatu karya
seni rupa. Gagasan untuk membuat suatu karya akan tercetus dapat
disebabkan karena kebutuhan jasmani dan rohani.
Keunikan gagasan berkarya seni rupa modern/kontemporer adalah selalu
menggali inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru.
Kreativitas seni rupa modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Unik : tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya
2. Individual : bersifat pribadi atau perseorangan
3. Universal : diperuntuk semua orang atau masyarakat luas
4. Ekspresif : ungkapan perasaan atau curahan jiwa
5. Survival : berlangsung sepanjang jaman/abadi
Keunikan Teknik Seni Rupa ModernTeknik adalah cara yang digunakan
untuk mengolah suatu media dalam penciptaan suatu karya.Teknik
berkarya seni rupa modern/kontemporer sangat dipengaruhi oleh bahan
dan alat yang digunakan membuat karya seni. Teknik berkarya seni rupa
modern/kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas seseorang
dalam proses pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik berkarya.

Contoh Seni Rupa Modern


Adapun contoh seni rupa modern dapat kita temukan pada lukisan-lukisan
karya beberapa seniman tanah air seperti Raden Saleh, Abdulah Sr, Syarif
Bustaman, Pirngadi, Wakidi, Basuki Abdullah, Wahid Somantri, S.
Sujoyono, Agus Jaya Suminta, Ramli, Otto Jaya S, Tutur, Abdul Salam dan
Emira Sunarsa.
 Seni Patung
2. Seni lukis
Pengertian Seni Rupa Tradisional
Tradisional berasal dari kata “tradisi” yang di mana memiliki arti bahwa
suatu kelompok atau lembaga, kebiasaan, artefak ataupun perilaku yang
didasari oleh aturan maupun norma tertentu baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis dan di turunkan secara turun temurun dari suatu
generasi ke generasi selanjutnya.
Seni rupa tradisional merupakan semua hal yang berkaitan dengan nalai-
nilai filosofi di dalam suatu komunitas masyarakat tertentu yang dijaga
kemurnian dan keutuhannya secara turun-temurun. Karya seni rupa
tradisional diciptakan dan dibentuk kembali dengan mengikuti aturan yang
ketat berdasarkan sistem yang sesuai dengan keyakinan tertentu yang
berada di masyarakat.
Karya seni rupa umumnya ditemukan dan dibuat di daerah yang masih
memegang erat norma atau adat istiadat yang diwariskan para leluhur.
Dalam konteks perkembangan seni rupa di Barat “Eropa” istilah seni rupa
tradisional ini menunjukkan pada otoritas penguasa agama “gereja”, raja
dan para bangsawan.
Para seniman tradisional menciptakan sebuah karya berdasarkan
keinginan atau aturan yang telah ditetapkan sesuai “selera” institusi-
institusi tersebut dan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang.
Perubahan umumnya terjadi pada fungsi dari benda-benda kriya tersebut
semula sebagai benda pakai atau benda-benda pusaka kini kedudukannya
sebagai benda hias atau cindera mata. Perubahan sistem sosial dan budaya
masyarakat serta kemajuan teknologi berperan besar mempengaruhi
perubahan fungsi benda-benda tersebut.

Sejarah Seni Rupa Tradisional


Perkembangan seni rupa tradisional indonesia sudah dimulai sejak zaman
prasejarah, meskipun tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan
dimulainya zaman prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia
di bagi menjadi beberapa periode di antaranya: Zaman batu dan Zaman
logam.
Kedua zaman prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni rupa
(tradisional) hal itu di buktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan
yang berupa seni rupa yang bersipat tradisional seperti kapak genggam,
gelang, kalung, tembikar bahkan ada lukisan.
Khusus mengenai lukisan tersebut, pertama kali di temukan di gua leang-
leang sulawesi dan lukisan tersebut berupa penjiplakan telapak tangan
pada dinding gua, selain lukisan telapak tangan juga terdapat gambar
binatang berupa gambar babi yang sedang meloncat dengan kondisi leher
terluka.

Sejarah perkembangan Seni rupa tradisional


Istilah tradisional berasal dari kata “tradisi” yang menunjuk kepada
suatu lembaga, artefak, kebiasaan atau perilaku yang didasarkan pada
tata aturan atau norma tertentu baik secara tertulis maupun tidak
tertulis yang diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke
generasi berikutnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara singkat dapat dikatakan
bahwa karya seni rupa tradisional adalah karya seni rupa yang bentuk dan
cara pembuatannya nyaris tidak berubah diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Seni rupa tradisional adalah segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai
suatu komunitas masyarakat tertentu yang dijaga secara turun temurun
kemurnian dan keutuhannya. Berdasarkan pengertian ini, karya seni rupa
tradisional dapat diartikan sebagai karya-karya seni rupa yang merupakan
hasil budaya suatu masyarakat tertentu yang telah lama hidup dan dijaga
dengan baik secara turun-temurun. Yang termasuk karya seni rupa jenis ini
diantaranya adalah batik tulis jenis keraton, ukuran Toraja, patung suku
Asmat, dan sebagainya.
Bukan hanya itu, nilai dan landasan filosofis yang berada dibalik bentuk
karya seni rupa tradisional tersebut pun umumnya relatif tidak berubah
dari masa ke masa. Bentuk-bentuk seni rupa tradisional ini dibuat dan
diciptakan kembali mengikuti suatu aturan (pakem) yang ketat
berdasarkan sistem keyakinan atau otoritas tertentu yang hidup dan
terpelihara dimasyarakatnya.
Dalam konteks perkembangan seni rupa di Barat (Eropa), istilah seni rupa
tradisional ini menunjukkan pada otoritas penguasa agama (gereja), raja
dan para bangsawan. Para seniman tradisional menciptakan karya
berdasarkan keinginan atau aturan yang telah ditetapkan sesuai ”selera”
institusi-institusi tersebut dan berlangsung dalam rentang waktu yang
panjang, sepanjang kekuasaan institusi-institusi tersebut.
Berdasarkan pengertian seni tradisional yang telah disebutkan di atas, kita
menjumpai berbagai karya seni rupa di Indonesia khususnya karya-karya
seni kriya dapat dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional. Banyak
sekali benda-benda kriya yang tersebar dikepulauan Nusantara, yang
bentuk, bahan dan cara pembuatannya hingga saat ini tidak mengalami
perubahan yang berarti sejak pertama kali diciptakannya.

Karya-karya seni tradisi ini umumnya hidup di lingkungan masyarakat


yang masih kuat memegang norma atau adat istiadat yang diwariskan para
leluhurnya. Perubahan umumnya terjadi pada fungsi dari benda-benda
kriya tersebut yang semula berfungsi sebagai benda pakai atau benda-
benda pusaka kini menjadi benda hias atau cindera mata. Perubahan
sistem sosial dan budaya masyarakat serta kemajuan teknologi berperan
besar mempengaruhi perubahan fungsi benda-benda tersebut.

Ciri-Ciri Seni Rupa Tradisional


Adapun ciri-ciri seni rupa tradisional yang diantaranya yaitu:

 Bersifat distinktif, antara kebudayaan satu dengan yang lain berbeda.


 Besifat impulsif, hanya spontanitas saja.
 Mengutamakan kegunaan, lebih dari estetika.
 Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas
dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun
seremonial/istanasentris.
 Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
 Tidak terpengaruh aliran dalam akademis dan ruang lingkup seni
murni.

Contoh Seni Rupa Tradisional


Adapun contoh seni rupa tradisional yang diantaranya yaitu:

 Wayang kulit
 Wayang golek
 Wayang beber
 Ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah
 Batik
 Songket
 Dan lain-lain
Pengertian Seni Kontemporer
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh
dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau
lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang
sama atau saat ini, jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak
terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman
sekarang.
Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik
merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan
yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian,
lebih kreatif dan modern.
Kata “Kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan
“tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer
adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang
sedang dilalui. Atau pendapat yang mengatakan bahwa “seni rupa
kontemporer” adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat.

Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh


dampak moderenisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak
istilah Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni
yang dibuat sejak Perang Dunia II.

Istilah ini berkembang di Indinesia seiring beragamnya teknik dan


medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga
karena telah terjadi suatu percampuran antar praktek suatu disiplin
yang berbeda, pilihan artistic, dan pilihan presentasi karya yang tidak
terikat batas-batas ruang dan waktu.

Ciri-ciri Seni Kontemporer


Sesuai dengan pengertian seni kontemporer di atas, kita dapat mengetahui
apakah suatu karya tergolong hasil seni kontemporer atau bukan melalui
beberapa ciri. Ciri-ciri seni kontemporer tersebut antara lain:
1. Tidak terikat aturan atau pakem seni rupa zaman dulu
2. Berkembang sesuai zaman
3. Tidak ada sekat antar berbagai disiplin seni
4. Meleburnya batas-batas antara seni lukis, seni patung, grafis, omong
kosong, anarki, hingga aksi politik
5. Memiliki gairah dan nafsu “moralistik”
6. Cenderung diminati media massa
7. Sering dijadikan komoditas pewacanaan

Keunikan Gagasan dan Teknik Seni Kontemporer


Gagasan adalah ide kreatif dalam penciotaan suatu karya. Gagasan/ide
dalam seni rupa merupakan buah pikaran untuk menciptakan suatu karya
seni rupa. Gagsan untuk membuat suatu karya akan tercetus bika
disebabkan karena kebutuhan jasmani dan rohani.
Keunikan gagasan berkarya seni rupa kontemporer adalah selalu menggali
inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas seni
rupa kontemporer memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Unik (tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya)
 Individual (bersifat pribadi atau perseorangan)
 Universal (diperuntuk semua orang atau masyarakat luas)
 Ekspresif (ungkapan perasaan atau curahan jiwa)
 Survival (berlangsung sepanjang zaman/abadi)
Teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam
penciptaan suatu karya. Teknik berkarya seni rupa kontemporer sangat
dipengaruhi oleh bahan dan alat yang digunakan membuat karya seni.
Teknik berkarya seni rupa kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh
kreativitas seseorang dalam proses pengerjaan, sehingga terjadilah
keunikan teknik berkarya.

Apresiasi karya seni rupa kontemporer Indonesia


Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis,
dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis,
grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll.
Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia menciptakan
suatu karya seni rupa sebagai perwujudan.ekspresi.jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni
rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan
terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di
baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah
penghargaan atau penilaian.
Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi
penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-
karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan
kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis.
Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil
karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula
yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang
mengandung makna tertentu.

 Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi


tiga tingkatan, yaitu:
1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya
berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai
estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum
atau terharu.
3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu
karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur
rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.

 Pendekatan/metode dalam melakukan


apresiasi karya seni rupa, yaitu:
1. Deskriptif (paparan secara obyektif)
2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang
pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)

Macam – macam Seni Yang Mengandung Seni


Kontemporer
 Seni Lingkungan
Pada pertumbuhan seni rupa kontemporer di pertengahan tahun1960an
hingga 1970an ada kecenderungan para perupa untukmemanfaatkan
lingkungan alam sebagai bagian atau bahkan inti darikarya seni yang
digagasnya. Mereka mengusung dua tujuan utama,yakni penolakan atas
komersialisasi seni dan mendukung gerakancinta lingkungan.

Nama yang diberikan kepada konsep seni yangmelibatkan alam ini adalah
Seni Lingkungan.Perupa Indonesia Teguh Ostenrik pernah membuat
sebuah piramiddari sampah plastik yang dipadatkan sebagai
keprihatinannya padamasalah sampah di negara kita.

Hal yanglain dilakukan Dadang Christanto dengan karyanya berjudul


1001Manusia Tanah dengan isi menggugat persoalan tanah. Seribu patung
fiberglass (serat kaca) diletakkan di pinggir pantai Marina, Ancol
dandirinya sebagi satu patung bergerak.

 Seni Rupa Pertunjukan


 Seni Rupa Pertunjukan atau Performance Art mulai
berkembang padaakhir tahun 1960an dan bersifat mendunia.
Istilah kecenderungandalam seni ini berkaitan dengan Body Art
, Happenings , Actions ,Fluxus, dan Feminist Art. Konsep utama
para perupanya adalah bahwadiperlukan media ekspresi baru
yang dapat memadukan aspek gerakdan bunyi dengan aspek
rupa.

 Elemen-elemen musik, tari, teater, danvideo pun turut


membentuk cabang seni yang unik dan menganggapperistiwa
senilah yang paling utama dalam hal ini. Padapertunjukannya,
aspek improvisasi yang teatrikal amat menguatsehingga
terkadang agak sulit dimengerti penonton.

 Bahkan adakalanya penonton pun dilibatkan sebagai bagian dari


karya yangdilangsungkan.Di Indonesia, gejala yang sama
muncul pula di kalangan perupa mudayang tinggal di kota-kota
besar. Ada yang mengangkat isu lingkunganyang makin rusak
seperti dilakukan Tisna Sanjaya ;Yoyo Yogasmana banyak
mengeksplorasi tubuhnya;

 Nindityo Adipurnomo yang seringmengangkat lambang tradisi
Jawa; Nyoman Erawan yang berangkatdari akar tradisi Bali;
Arahmaiani dengan tanggapannya atasglobalisasi; dan perupa
Iwan Wijono.

 Seni Instalasi
 Seni Instalasi (Installation) berkembang sejak tahun 1970an
terutamadi Amerika Serikat dan juga Eropa.Makna seni Instalasi
erat terkait dengan lokasi di mana karya inidipasang sekaligus
dipamerkan, baik di galeri biasa maupun di tempattertentu
berdasarkan konsep sang perupa.

 Karya yang dipamerkanumumnya tidak untuk dijual karena


objeknya dapat berupa apa sajaseperti dengan memanfaatkan
ribuan kertas yang disusun sedemikianrupa di dalam sebuah
ruangan sehingga mirip lingkungan di bawah airatau dunia
khayal.Seni Instalasi juga tumbuh di Indonesia dan mula-mula
muncul padasaat Gerakan Seni Rupa Baru muncul pada tahun
1975.

 Saat itu adakeinginan dari para perupa muda seperti FX


Harsono, Hardi, B. MunniArdhi , Nyoman Nuarta, dan Jim
Supangkat untuk menampilkan karya yang tidak lagi tersekat
seperti seni lukis, patung, atau desain. Padamasa kini Seni
Instalasi digiatkan oleh banyak perupa seperti HeriDono, Tisna
Sanjaya, Dadang Christanto, Krisna Murti, Andar Manik,
dan Teguh Ostenrik.

 Tisna Sanjaya melalui Seni Instalasinya yangberjudul “Pohon


Tidak Tumbuh Tergesa” menanam seribu pohonmahoni di
Bandung dan Solo sebagai bentuk daya kritisnya selakuperupa
atas kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak
kepadakelestarian lingkungan.

 Seni Video
 Istilah Seni Video merupakan terjemahan dari Video Art yang
mulai berkembang pada pertengahan tahun 1960an. Seni Video
adalahkarya rekaman video yang dibuat oleh seorang perupa.
Pengaruhnya bersifat internasional, termasuk ke Indonesia.Di
Indonesia perupa Krisna Murti adalah salah seorang
tokohpenting seni baru ini.

 Pada praktiknya pula karya rekaman videoseni ini kadang


menjadi elemen Seni Instalasi atau Seni
RupaPertunjukan.Kecenderungan para perupa untuk
memanfaatkan teknologi sebagaimedia berekspresi melahirkan
beragam bentuk seni rupa alternatif yang inovatif atau baru
sama sekali. Sebuah karya atau peristiwaseni yang berlangsung
di belahan dunia berbeda dapat dikunjungisecara langsung (on-
line ) melalui layar monitor.

 Sebagai contoh, Maki Ueda, seorang perupa kontemporer dari


Jepang membuatsebuah proyek seni “Hole in the Earth” hasil
kerja sama dengan mitranya di Belanda.

 Ueda menempatkan sebuah monitor dankamera di Pesantren


Daarut Tauhid pimpinan Aa Gym di Bandung dimana para
pengunjung dapat berkomunikasi secara langsungdengan
siapapun yang kebetulan melakukan hal yang sama diRotterdam
Belanda. Dengan begitu kontak antarmanusia kini tidaklagi
terbatasi ruang dan waktu.

Contoh Karya Seni Kontemporer Dan Gambarnya


 The Dream
 Lukisan dengan judul karya “The Dream” ini merupakan lukisan
karya Pablo Picasso. Media yang digunakan adalah kanvas,
sedangkan alat yang digunakan yaitu cat minyak, kuas, dan
palet. Lukisan ini menggambarkan sosok wanita yang mencari
jati diri dan diciptakan sebagai pajangan / hiasan sehingga
termasuk ke dalam fine art / karya seni rupa murni.

 Dari penilaian pribadi penulis gambar lukisan disamping cukup


menarik karena menggunakan warna-warna terang seperti
kuning dan oren, dan sedikit warna putih pada background.

 Sunrise
 Lukisan karya Claude Monet yang berjudul “Sunrise” ini
menggambarkan penampakan sebuah objek yang berbah seiring
berubahnya posisi matahari. Media yang digunakan adalah
kanvas, sedangakan alat yang digunakan adalah cat minyak, kuas
dan palet.

 Lukisan tersebut termasuk ke dalam karya seni fine art karena


dibuat hanya untuk kepuasan pribadi pembuatnya. Menurut
penilaian pribadi penulis, lukisan tersebut di buat dengan teknik
impresionisme atau melukis cepat, terlihat dari bentuk objek
(perahu) yang tidak realistis, namun meskipun begitu lukisan ini
terlihat elegan dengan perpaduan warna yang enak dilihat.

 Ice Of Telephone
 Patung berjudul “Ice Of Telephone” ini meruapakan karya Mark
Jenis. Media yang digunakan adalah es batu, sedangkan alat
yang digunakan adalah alat pembentuk es batu. Patung ini
termasuk ke dalam fine art karena meskipun berbentuk telepon
umum namun patung tersebut tidak dapat digunakan sesuai
bentuknya.

 Patung ini termasuk ke dalam karya seni rupa tiga dimensi.


Menurut penilaian pribadi penulis karya seni di samping terlihat
kurang menarik karena bentuk yang tidak sesuai antara tempat
telepon dan karya seni itu sendiri sehingga kurang enak di
pandang. Background yang digunakan dalam mengambil foto
juga terlihat tidak selaras dengan patung.

 Air Pollutio
 Karya indah berupa knalpot motor yang dibuat menyerupai bola
di samping merupakan karya seniman asal Indonesia Made
Wianta. Karya bertajuk Air Pollution tersebut terinspirasi dari
banyaknya penggunaan motor di Asia Tenggara,

 termasuk Indonesia yang tentu menyebabkan polusi udara.


Karya Seni tersebut termasuk ke dalam karya seni murni dengan
media yang digunakan adalah knalpot motor.

Anda mungkin juga menyukai