PENDAHULUAN
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan ini yaitu :
1. Mengetahui Apa itu apresiasi seni rupa
2. Mengetahui Apa saja periodisasi seni rupa mancanegara
3. Mengetahui Apa saja aspek-aaspek penilaian dalam karya seni rupa
4. Mengetahui Apa saja aliran-aliran dalam seni rupa
5. Mengetahui Apa pengertian dari tehnik melukis
BAB II
PEMBAHASAN
a. SENI RUPA ZAMAN PRA SEJARAH/PRE-HISTORY
karya seni rupa sudah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya karya dimaksud ditemukan
pada masyarakat zaman prasejarah dari bukti peninggalannya seperti kapak, menhir, patung, lukisan pada
dinding goa, gerabah.Dinamakan zaman prasejarah Menurut para ahli, adalah jaman yang
merupakan rangkaian sejarah yang belum ditulis manusia atau zaman yang belum ditemukan adanya
bukti tulisan. Ragam peninggalan karya seni rupa prasejarah mancanegara;, antara lain;
a. lukisan bison pada diding gua altamira di spanyol utara
b. menhir, dolmen, sacrofagus, patung
c. seni bangunan cromlech/stonehaange di inggris
d. peralatan rumah tangga
b. SENI RUPA ZAMAN KLASIK/SEJARAH(HISTORY)
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk bentuk yang ada di alam.
Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni
lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada katakata dalam banyak hal.
selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran
pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban. Seni lukis zaman klasik kebanyakan
dimaksudkan untuk tujuan:
a) Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
b) Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota pompeii)
c. SENI RUPA ZAMAN PERTENGAHAN ( periode agama nasrani )
Seni rupa Abad Pertengahan adalah kumpulan karya dan konsep seni rupa yang muncul sejak
dimulainya abad pertengahan. Karya seni rupa pada zaman ini memiliki ciri
khas, yaitu keterikatan atas otoritas gereja yang mendominasi pemerintahan dan struktur sosial
masyarakat. Secara visual, karya seni rupa Abad Pertengahan terlihat datar, dengan pengolahan
warna-warna primer dan pose yang agak kaku.
d. SENI RUPA ZAMAN RENAISSANCE (kelahiran kembali )
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan
(termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.
Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern
dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru
Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik.
Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah: Tomassi,Donatello,Leonardo da Vinci,
Michaelangelo, Raphael
Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis aliran seni rupa beserta penjelasan, ciri-ciri serta contoh gambarnya.
1. Naturalisme
Aliran seni rupa yang pertama adalah aliran naturalisme. Aliran ini merupakan
aliran seni rupa yang berusaha melukiskan sebuah objek yang mempunyai
kesamaan dengan keadaan alam, misalnya lukisan pemandangan gunung atau
pantai. Ciri-ciri naturalisme yang utama adalah bertemakan tentang alam. Selain
itu teknik warna menggunakan gradiasi warna, serta memiliki susunan
perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang yang dikerjakan dengan teliti
dan detail. Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran naturalisme
misalnya adalah Wakidi Basuki Abdullah, Gambir Anom, Abdullah Sudrio
Subroto, Theodore Rousseu, Franss Hall, William Bliss Baker, dan William
Hogart.
2. Realisme
Realisme merupakan salah satu jenis aliran seni rupa yang menggambarkan
objek dengan situasi dan keadaan yang benar-benar nyata dan tidak hanya
berfokus pada satu objek tertentu saja. Ciri-ciri realisme adalah menggambarkan
kegiatan yang ada pada kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Lukisan dibuat apa
adanya dan antar objek terlihat seperti satu kesatuan. Detail kecil juga harus
diperhatikan agar lukisan tampak lebih nyata.Tokoh dan seniman yang
mempopulerkan aliran realisme misalnya adalah Gustove Corbert, Fransisco de
Goya, Honore Daumier, Raden Saleh, Rustamaji, S. Soedjojono, Tarmizi, dan Dede
Erisupria.
3. Romantisme
Romantisme merupakan salah satu aliran seni rupa yang menggambarkan
suasana atau kejadian, memiliki nilai fantastis, irasional, dramatis dan
absurd. Umumnya jenis aliran seni rupa menggambarkan sesuatu yang dramatis
atau romantis. Ciri-ciri romantisme adalah lukisan mengandung sebuah cerita yang
dramatis dan emosional. Karakteristiknya lukisan penuh gerak dan dinamis, bersifat
kontras dan meriah, komposisinya dinamis, serta mampu menyentuh perasaan
orang yang melihatnya. Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran
romantisme misalnya adalah Raden Saleh, Ferdinand Victor, Eugene Delacroix,
Theoborre, Gerriwult dan Victor Marie Hugo.
4. Impressionisme
Impressionisme adalah aliran seni rupa yang berusaha menampilkan kesan yang
ditangkap objek. Dengan kata lain, jenis aliran ini berupaya untuk
memperlihatkan kesan pada objek yang digambarkan secara sekilas atau selintas
saja. Ciri-ciri impressionisme adalah objek yang digambarkan tanpa
memperlihatkan detail yang khusus dan cenderung kabur atau blur. Selain itu
goresan kuat pendek dan tebal mirip sketsa, serta detail kecil seperti pantulan
cahaya objek harus diperhatikan pula.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan
aliran impressionisme misalnya adalah Solichin, Kusnadi, Zaini, Affandi, Claude Monet, Casmile Pissaro, Vincent
Van Gogh, Aguste Renoir, Mary Cassat, dan Edward Degas.
5. Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang memberikan kebebasan distorsi
bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari
dalam. Tujuannya sebagai curahan batin pembuatnya secara umum dan
bebas.Ciri-ciri ekspresionisme adalah lebih banyak mengungkapkan jenis emosi
kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. Dalam hal ini, pemilihan warna
sangat penting untuk diperhatikan karena bisa menjadi representasi dari emosi
tertentu.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran ekspresionisme
misalnya adalah Affandi, Popo Iskandar, Srihadi Soedarsono, Vincent Van Gogh,
Paul Gaugiuin, Ernest Ludwig, Karl Schmidt, Emile Nolde, dan JJ. Kandinsky.
6. Kubisme
Kubisme merupakan jenis aliran seni rupa yang memiliki bentuk-bentuk geometris
untuk mendapatkan nilai-nilai seni yang indah dilihat, misalnya seperti segitiga,
segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak. Ciri-ciri
kubisme yang utama tentunya adalah memiliki bentuk geometris. Selain itu
karakteristik lainnya adalah memiliki perpaduan warna yang sangat
perspektif.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran kubisme misalnya
adalah Fajar Sidik, Srihadi Sudarsono, Pablo Ruiz Picasso, Albert Glazes, Gezanne,
Barque, Fernand Leger, Salvador Felip Jacint Dali Domenech, Metzinger, dan
Robert Delaunay.
7. Fauvisme
Fauvisme merupakan aliran seni rupa yang memberikan kebebasan berekspresi
sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya. Aliran seni
rupa ini pertama kali muncul pada awal abad ke 20.Ciri-ciri fuvisme adalah seni
lukisannya menggunakan warna-warna yang kontras dan cenderung liar. Bahkan
warna yang digunakan terkesan acak dan tidak sesuai warna yang sesuai.
Penggunaan garis juga disederhanakan sehingga agar bisa mendeteksi
keberadaan garis yang jelas dan kuat.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan
aliran fuvisme misalnya adalah Henry Matisse, Rauol Dufi, Andre Dirrain, Maurice
de Vlamink Paul, Gustave Moreau, Paul Gauguin, dan Kess Van Dongen.
8. Dadaisme
Dadaisme merupakan jenis aliran seni rupa yang menggambarkan mengenai
kekerasan dan kekasaran, karena dilatarbelakangi oleh kondisi peperangan. Oleh
karena itu aliran dadaisme sering dianggap sebagai anti seni atau anti perasaan
dan seolah bertentangan dengan prinsip seni rupa itu sendiri. Ciri-ciri dadaisme
antara lain adalah gambar objek cenderung berbau kekerasan, kasar, dan bersifat
kritikan, sindiran ataupun plesetan. Biasanya lukisan didominasi oleh teknik
pewarnaan primer yang tajam dan kontras. Tokoh dan seniman yang
mempopulerkan aliran kubisme misalnya adalah Hendra Gunawan, Juan Gross, Guillaume Apollinaire, Marcel
Duchamp, Max Ernst, Hans Arp, dan Picabia.
9. Futurisme
Futurisme merupakan jenis aliran seni rupa yang sangat menekankan keindahan
gerak, garis, visual, dan warna. Jenis aliran ini dianggap sebagai aliran seni rupa anti
kubisme yang dikatakan statis. Ciri-ciri futurisme adalah karya seninya menangkap
unsur gerak dan kecepatan. Selain itu futurisme memanfaatkan prinsip aneka tampak
dan menggunakan tipografi sebagai unsur ekspresi. Biasanya yang dijadikan objek
adalah makhluk hidup.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran futurisme ini
misalnya adalah Severini, Umberto, Ruigi Russalo, Gioccomo Ballad, Boccioni, dan Carlo Cara.
10. Surrealisme
Macam-macam aliran seni rupa berikutnya adalah surrealisme, yang ditujukan
untuk menggambarkan objek yang sering dijumpai dalam mimpi atau imajinasi
alam bawah sadar. Surrealisme bersifat tidak realistis dan tidak mungkin
berwujud dalam kehidupan nyata. Ciri-ciri surrealisme yang utama adalah lukisannya penuh dengan khayalan
dan imajinasi. Hal ini membuat lukisan terkesan aneh dan asing, biasanya dengan menggabungkan objek
makhluk hidup dan benda mati.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran surrealisme ini misalnya
adalah Gusti Putu Saderi, Abdul Rahman, Joan Miro, Sudiardjo, Andre Masson, dan Salvador Dali.
11. Abstraksionisme
Abstraksionisme merupakan aliran seni rupa yang menggambarkan objek dengan
kabur, tidak mendetail bahkan tidak mirip dengan bentuk aslinya karena
dipengaruhi oleh imajinasi. Aliran ini menggunakan bentuk dan warna dalam cara
non-representasional.Ciri-ciri abstraksionisme adalah menampilkan unsur-unsur
seni lukis yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Selain
itu objek dari aliran absktrak murni berasal dari imajinasi, mimpi, hingga intuisi
sang seniman.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran abstraksionisme ini
misalnya adalah Fajar Sidik, Zaini, Naum Goba, Wassily Kadinsky, Clyfford Stll, Adolf
Got Lieb, Mark Rothko, Robert Montherwell, dan Bornet Newman.
14. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah bentuk aliran seni rupa yang sangat menekankan pada
penggambaran seni sebuah bangunan. Singkatnya, jenis aliran seni rupa
konstruktivisme menggambarkan sebuah gedung atau bangunan dari sisi
estetikanya.Ciri-ciri konstruktivisme adalah objek utama yang dilukis adalah
bangunan dan latar yang berada di sekitar bangunan dari satu sudut lukis. Objek
yang digambarkan bisa berupa bangunan klasik, bangunan modern, bangunan kuno,
dan bangunan yang lainnya.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran
konstruktivisme ini misalnya adalah Jim Nyoman Nuarta, Laszlo Moholy-Nagy,
Liubov Popova, Naum Gabo, Sprinka, dan Victor Pasmore.
17. Primitif
Aliran seni rupa primitif merupakan jenis seni rupa yang menggambarkan sebuah
objek berdasarkan gaya penggambaran primitif di dinding goa-goa. Karya
digambarkan seolah-olah dibuat pada masa prasejarah.Ciri-ciri primitif adalah
objek yang dilukis berupa tumbuhan, hewan dan manusia dalam bentuk garis
sederhana. Selain itu, detail objek tidak ditonjolkan, hanya pada penggambaran
minimalis berupa garis dan aksen sederhana. Tokoh dan seniman yang
mempopulerkan aliran primitif ini misalnya adalah S. Sudjojono dan Ricardo
Ponce.
18. Optik
Aliran seni rupa optik merupakan jenis seni rupa yang menggambarkan sebuah
objek manipulasi visual yang dapat menipu mata. Optik mampu membuat ilusi
secara visual yang membuat kita jadi bingung melihatnya.Ciri-ciri optik ini
antara lain adalah objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau objek
yang berwarna hitam putih saja. Selain itu, gambar berupa bentuk sederhana
dan tidak memiliki detail yang rumit.Tokoh dan seniman yang mempopulerkan
aliran optik ini misalnya adalah Agus Djaja, Bridget Louise Riley, dan Walter
Gropius.
20. Gotik
Macam-macam aliran seni rupa yang terakhir adalah gotik. Jenis aliran ini
menggambarkan sebuah objek dengan garis tebal dan bentuk ramping serta
menegaskan sesuatu berdasarkan warna.Ciri-ciri gotik antara lain objek yang
dilukis biasanya adalah tokoh suci, kesatria, raja dan ratu. Umumnya jenis lukisan
gotik biasa ditemui di kerajaan-kerajaan, rumah ibadah, kastil atau bangunan
klasik. Tokoh dan seniman yang mempopulerkan aliran gotik ini misalnya adalah
Albert Durer, Jan Van Eyck, Mathias Grunnewald, dan Pieter Droughel.
3. Aspek – aspek Penilaian Dalam Apresiasi Karya Seni Rupa
Untuk mengadakan penilaian terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa aspek yang bisa
dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian.
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari imajinasi menjadi
kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga
masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar
dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut
kreativitas.
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya nilai.
Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal
pemilihan teknik juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan dalam
pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan
teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian sebuah karya seni.
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah lentur, logam adalah
keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul
sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya
yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut
dipertimbangkan.
d) Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu mempertimbangkan aspek
kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting
mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu
dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas
dan segi keamanan dalam penggunaannya.
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip
komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity).
Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud atau form.
Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual seorang seniman.
Seorang yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-karya yang keras baik dalam segi bentuk,
pewarnaan ataupun dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya atau corak seseorang dalam menciptakan
karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian pada sebuah apresiasi.
g) Aspek kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni. Banyak cara untuk
menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang
sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur
baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni
rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.
h) Aspek tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian dari seorang perancang
karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga,
tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan suatu
rumah makan besar.
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan oleh orang banyak, harus dapat
menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus
dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat, misalnya dari segi model/bentuk, warna,
ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama, hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya
penerapan motif pada karya seni yang diciptakan, motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama
Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena jika tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan mendapat
tempat dihati masyarakat.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk
mendapat kesan tertentu. Teknik melukis adalah cara yang digunakan untuk melukis. Teknik melukis dapat
menggunakan beberapa cara yaitu : aquarel/transparan, plakat/menutup, spray/semprot, polintilis/titik-titik
dan tempra.
Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa
dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apresiasi tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran seni rupa. Dalam pembelajaran apresiasi seni rupa,
guru maupun siswa diwajibkan mengetahui unsur-unsur dalam apresiasi seni yaitu :
1. Seniman dan karya seni,
2. Unsur-unsur seni rupa,
3. Membina apresiasi seni rupa pada anak.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan guru itu mengetahui terlebih dahulu tentang seni rupa. Bahkan
diharapkan mampu memahami dan menguasai tentang seni.
MAKALAH
APRESIASI KARYA SENI RUPA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :