( BAB I)
1. Representatif
adalah perwujudan gaya seni rupa yang menggunakan keadaan nyata pada kehidupan
masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk dalam representatif adalah :
Naturalisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya alami atau sesuai dengan
keadaan alam. Naturalisme melukiskan dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif,
tekstur, atau warna serta gelap terang dibuat seteliti mungkin. Pelukis beraliran Naturalisme
adalah Basuki Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi Claude, Rubens, Constabel
Lukisan Naturalisme
Realisme, yaitu aliran yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa
menambah atau mengurangi objek, penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup.
Perupa beraliran realisme adalah Trubus, Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah.
Romantisme, yaitu aliran seni lukis yang lebih bersifat imajiner. Menceritakan cerita
dashyat atau kejadian yang dramatis. Pelukis bergaya romantisme adalah Raden Saleh,
Fransisco Goya dan Turner
Lukisan ''Penangkapan Diponegoro"
karya Raden Saleh
2. Deformatif
Yaitu, perubahan bentuk dari aslinya sehingga menghasilkan bentuk baru namun tidak
meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran yang tergolong dalam gaya deformatif adalah :
Ekspresionisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya sesuai dengan keadaan
jiwa sang perupa yang spontan pada saat melihat objek karyanya. Perupa aliran ini adalah
Vincent Van Gogh dan Affandi
Impresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat
objek tersebut dilukis. Perupa aliran ini adalah Claude Monet, Georges Seurat, Paul
Cezanne, Paul Gauguin dan S. Sudjojono
Surialisme, yaitu aliran seni lukis yang menyerupai bentuk- bentuk yang sering didalam
mimpi. Pelukis mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah sedemikian
rupa bagian tertentu objek untuk menghasilkan kesan tertentu. Perupa aliran ini adalah
Salvador Dali.
Kubisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau
bentuk dasarnya kubus. Pelukis yang beraliran surialisme adalah Pablo Picasso, But
Mochar, Srihadi, Fajar Sidik, dan Mochtar Apin.
Lukisan bergaya Kubisme
3. Nonrepresentatif
adalah suatu bentuk yang sulit untuk dikenal. Bentuk dasar gaya ini sudah meninggalkan
bentuk aslinya . Berupa susunan dari garis, bentuk, bidang dan warna yang terbebas dari bentuk
alam. Gaya ini menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah dengan garis-garis tegas.
Gaya ini dipelopori oleh Amry Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar dan Sadali.
2. Realisme.
Yaitu aliran yang memandang dunia ini apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek,
penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa yang beraliran realisme antara lain
Trubus, wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah. Lukisan ini diberi judul pelabuhan
“Tanjung Priok”. Pada lukisan ini digambarkan suasana pelabuhan, aktivitas bongkar muat di
kapal dan kesibukan orang yang lalu lalang, menggambarkan realita yang ada.
3. Romantik.
Yaitu aliran seni rupa yang lebih bersifat imajiner. Aliran ini melukiskan cerita – cerita yang
romantis, peristiwa yang dahsyat atau kejadian yang dramatis. Pelukis yang bergaya romantisme
tersebut antara lain : Raden saleh, Fransisco Goya, dan Turner. Lukisan historis yang melegenda
“Penangkapan Pangeran Diponegoro”karya sang pelukis maestro kebanggaan Indonesia Raden
Saleh, karya seni yang dilukis pada tahun 1857, menggambarkan ditangkapnya Pangeran
Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830. Lukisan ini
berukuran 112 cm x 178 cm.
4. Ekspresionisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang perupa yang
spontan pada saat melihat objek karyanya. Perupa yang menggunakan aliran ini antara lain :
Vincent Van Gogh dan Affandi. Judul “Barong dan Leak”, ada beberapa versi karya lukisannya
dengan tema Barong dan Leak merupakan bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali.
“Barong”dalam filosofi kehidupan sosial masyarakat bali merupakan simbol kebaikan dan
“Leak”merupakan simbol kejahatan, sehingga antara Barong dan Leak adalah musuh
sebagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan.
5. Impressionisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat obyek tersebut dilukis.
Perupa yang termasuk dalam aliran ini antara lain : Claude Monet, Georges Seurat, Paul
Cezanne, Paul gauguin dan S. Sudjojono.
6. Surealisme.
Yaitu aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna seperti di dalam mimpi. Pelukis
mengembangkan daya khayalnya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan melalui bentuk –
bentuk dalam karyanya. Perupa yang beraliran ini antara lain : Salvador Dali, Ivan Sagita, Agus
Kamal dan Boyke Aditya. Lukisan ini mengakses pikiran bawah sadar untuk meningkatkan
kreativitas seni. Dali akan menggunakan metode untuk menciptakan realitas dari mimpi dan
pikiran bawah sadar, sehingga secara mental mengubah realitas apa yang ia ingin hal itu terjadi.
6. Kubisme
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau
bentuk dasarnya kubus. Pelukis yang beraliran in anatara lain: Pablo Picasso, But
Mochtar, Srihadi, Fajar Sidik, dan Mochtar Apin
b. Non Representatif.
Pengertian Non Representatif adalah perwujudan aliran seni lukis yang menekankan pada unsur
– unsur formal, yaitu struktur, unsur rupa dan prinsip estetik. Gaya seni lukis Non representatif
berupa susunan garis, bentuk, bidang dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya ini
memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan objek apapun,gaya ini
menonjolkan bidang yang di isi oleh warna dan dipilah dengan garis – garis tegas. Seniman yang
berkarya Non representatif antara lain : Wassily Kandinsky, Yuan Mirro, W. De Kooning, Amry
Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar dan Sadali.
B. Tema Seni Lukis.
Setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda di dalam menjalani hidup ini. Begitu pula
saat kita membuat suatu lukisan, masing- masing memiliki sudut pandang yang berbeda- beda.
Perbedaan sudut pandang dapat dipengaruhi oleh suasana, waktu, dan kondisi geografis. Tema
adalah gagasan, ide, atau pokok pikiran yang ada di dalam sebuah karya seni rupa tiga dimensi.
Memahami tema yang ada pada sebuah karya seni rupa murni berarti kita dapat memahami
tujuan penciptaan karya seni terssebut. Tema – tema di dalam pembuatan karya seni rupa murni
antara lain sebagai berikut :
1. Manusia Dengan Dirinya Sendiri.
Seni Rupa merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan atau
ide dari seseorang. Untuk mengungkapkan cita rasa keindahan, manusia mewujudkannya lewat
media ekspresi. Didalam pengungkapannya tersebut, kadang seseorang menggunakan potret
dirinya sendiri sebagai objek lukisannya.
2. Manusia Dengan Manusia Lain.
Seorang perupa kadangkala dalam mengekspresikan cita rasa keindahan menggunakan objek
orang – orang yang ada di sekitarnya. Seperti istrinya, anak – anaknya, orang tua, saudaranya,
temannya, tetangganya, kekasihnya, sahabatnya atau orang – orang yang ada dalam pikirannya.
3. Manusia Dengan Alam Sekitarnya.
Alam sekitar yang sangat menarik bagi para pelukis untuk mengungkapkan cita rasanya, sering
dijadikan objek untuk lukisannya. Seperti pemandangan gunung, laut, sungai, sawah, hutan,
perkampungan, perkotaan, binatang dan masih banyak lagi alam yang dijadikan objek lukisan.
4. Manusia Dengan Alam Benda.
Benda – benda di sekitar kita memiliki keunikan tersendiri bagi para pelukis, sehingga
menjadikan benda – benda tersebut menjadi objek lukisannya. Keunikan benda – benda tersebut
ada yang berbentuk silindris, kubistis, organis atau berbentuk bebas. Bentuk benda tersebut
seperti gelas, cangkir, kendi, teko, vas bunga, guci, botol, sepatu, lemari,meja kursi, buah –
buahan, bunga, dan lainnya.
5. Manusia Dengan Aktivitasnya.
Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari – hari yang beragam membuat perupa ingin
mengabadikan kegiatan tersebut dalam media lukisnya. Lukisan menjadi sesuatu yang menarik
apabila dalam mengambil sudut pandang aktivitas dapat disusun sesuai dengan komposisi dan
proporsi yang baik disertai dengan gelap terang yang tepat. Aktivitas manusia seperti kegiatan
menari, membajak sawah, berburu,jual beli di pasar, menggembala ternak dan aktivitas lainnya.
6. Manusia Dengan Alam Khayal.
Ide yaitu imajinasi atau khayalan sering melintas dalam pikiran kita, baik secara sadar ataupun
saat tidak sadar (saat tidur). Khayalan yang muncul di benak perupa kadang diwujudkan dalam
suatu karya seni. Hasil karya seni rupa seperti ini sering disebut dengan karya seni surealisme.
Seni Patung
(BAB II)
1. Mikke Susanto, seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat
dengan metode subtraktif (mengurangi bahan) atau aditif ( membuat model terlebih
dahulu seperti mengecor dan mencetak)
2. Soenarso dan Soeroto, seni patung adalah semua karya dalam bentuk meruang
3. Menurut Kalians Besar Indonesiaa, adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang
cara pembuatannya dengan dipahat
4. B.S Myers, adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apapun atau
bidang manapun pada suatu bangunan.
1. Patung religi, tujuannya adalah sebagai sarana beribadah dan bermakna religius. Pada
zaman Hindu dan Buddha, patung dibuat untuk menghormati dewa atau mengenang
orang orang yang diagungkan
2. Patung monumen, patung ini dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa atau
kejadian yang bersejarah atau jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau
kelompok.
3. Patung arsitektur, adalah patung yang bernilai estetika dan berfungsi dalam konstruksi
bangunan
Patung Arsitektur
5. Patung dekorasi, adalah patung yang digunakan untuk menghias bangunan atau
lingkungan taman baik taman rumah maupun taman bermain.
6. Patung seni, adalah karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati keindahan
bentuknya
7. Patung kerajinan, adalah hasil dari para pengrajin yang dibuat untuk konsumerisme
Bahan lunak, adalah material yang empuk dan mudah dibentuk (tanah liat, lilin, sabun,
plastisin). Kelebihan dan kekurangan bahan lunak adalah mudah dibentuk tetaapi
ukurannya kecil sehingga ada keterbatasana dalam berkarya.
Bahan sedang, artinya bahan tidak lunak dan tidak keras ( kayu waru, kayu sengon,, kayu
randu dan kayu mahoni)
Bahan keras. Contohnya, kayu jati kayu sonokeling dan kayu uling, batu padas, batu
granit, andesit dan batu pualam(marmer)
Bahan cor/cetak. Contohnya semen, pasir, gips, logam, timah, perak, emas, fiber atau
resin
Bahan yang ada disekitar seperti kertas
2. Alat
Butsir adalah alat untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat
Meja putar, fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk patung dari berbagai
arah
Pahat adalah alat untuk memahat, mengurangi atau membentuk bahan batu atau kayu
Palu untuk memukul
Tang untuk mengencangkan ikatan kawat
Sendok adukan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkannya pada kerangka
patung
Pop, lagu pop mempunyai ciri yaitu penggunaan ritmik yang bebas dengan penggunaan
alat musik sederhana. Lagunya pun mudah dicerna karena tema yang disajikan biasanya
seputar kehidupan sehari hari
Rock, adalah salah satu jenis aliran musik yang memiliki keterkaitan dengan musik pop.
Ciri musik rock adalah digunakannya alat musik dominan seperti gitar dan amplifier
yang menghasilkan suara yang variatif dan menimbulkan suara yang keras
Jazz, musik jazz biasanya ditampilkan di tempat yang sering dikunjungi masyarakat
menengah keatas, misalnya kafe atau lounge. Musik jazz kental dengan improvisasi yang
berani mengubah progress akor yang berulang dari sebuah lagu
Dangdut, musik dangdut memiliki pendengar yang tidak sedikit di
Indonesia.Penggunaan alat musik tambahan seperti kendang, dan seruling dengan pola
irama yang mudah dipahami
B. Lagu Unisono
Unisono merupakan kegiatan bernyanyi dengan menggunakan satu suara. Unisono atau lagu
dengan satu suara ini biasanya diciptakan dengan pola sederhana
1. Melodi Utama
Lagu unisono terdiri dari satu melodi utama. Melodi merupakan rangkaian dari nada nada
yang telah dipilih untuk mewakili keingingan pencipta lagunya agar sesuai dengan tema dan
makna lagu tersebut. Solmisasi tangga nada terdiri dari Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do
Lirik lagu dapat dibuat sebelum atau sesudah membuat melodi lagu. Lirik dan melodi lagu
harus berkaitan dengan tema dan suasana lagu yang ingin dibuat penciptanya.
3. Membuat ritmik lagu, bisa dilakukan dengan bertepuk tangan sesuai dengan irama yang
diinginkan kemudian tuliskan dalam garis paranada sesuai nilai not yang digunakan.
4. Melodi lagu, dapat dimulai dengan memilih nada yang diinginkan sesuai dengan tema
dan suasana yang diinginkan. Untuk pencipta lagu pemula cukup menggunakan nada
dasar natural yaitu Do=C
5. Lirik lagu, berfungsi sebagai penjelas makna lagu yang disampaikan. Pembuatan lirik
lagu ini harus dapat menguraikan tema lagu dengan baik.