Anda di halaman 1dari 13

Seni Lukis

( BAB I)

 A. Pengertian Seni Lukis


 Menurut Soedarso Sp, melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu, dengan
melibatkan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh
  Secara umum, seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, yang memiliki
keunikan atau ciri khas tersendiri ( didasarkan pada tema, corak/gaya, teknik/bahan dan
bentuk karya seni tersebut)

 B. Aliran gaya lukisan 


     Berdasarkan cara pengungkapannya, aliran, gaya lukisan dapat dibedakan/ digolongkan
menjadi 3, yaitu representatif, deformatif dan nonrepresentatif. Berikut penjabaran aliran dan
gaya lukisan.

1.  Representatif

          adalah perwujudan gaya seni rupa yang menggunakan keadaan nyata pada kehidupan
masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk dalam representatif adalah :

 Naturalisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya alami atau sesuai dengan
keadaan alam. Naturalisme melukiskan dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif,
tekstur, atau warna serta gelap terang dibuat seteliti mungkin. Pelukis beraliran Naturalisme
adalah Basuki Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi Claude, Rubens, Constabel

Lukisan Naturalisme

 Realisme, yaitu aliran yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa
menambah atau mengurangi objek, penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup.
Perupa beraliran realisme adalah Trubus, Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah.

Lukisan Realisme karya Wardoyo

 Romantisme, yaitu aliran seni lukis yang lebih bersifat imajiner. Menceritakan cerita
dashyat atau kejadian yang dramatis. Pelukis bergaya romantisme adalah  Raden Saleh,
Fransisco Goya dan Turner
Lukisan ''Penangkapan Diponegoro"
karya Raden Saleh

       2.  Deformatif 
            Yaitu, perubahan bentuk dari aslinya sehingga menghasilkan bentuk baru namun tidak
meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran yang tergolong dalam gaya deformatif adalah :

 Ekspresionisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya sesuai dengan keadaan
jiwa sang perupa yang spontan pada saat melihat objek karyanya. Perupa aliran ini adalah
Vincent Van Gogh dan Affandi

Lukisan bergaya ekspresionisme

 Impresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat
objek tersebut dilukis. Perupa aliran ini  adalah Claude Monet, Georges Seurat, Paul
Cezanne, Paul Gauguin dan S. Sudjojono
 Surialisme, yaitu aliran seni lukis yang menyerupai bentuk- bentuk yang sering didalam
mimpi. Pelukis mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah sedemikian
rupa bagian tertentu objek untuk menghasilkan kesan tertentu. Perupa aliran ini adalah
Salvador Dali.

Lukisan bergaya Surialisme

 Kubisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau
bentuk dasarnya kubus. Pelukis yang beraliran surialisme adalah Pablo Picasso, But
Mochar, Srihadi, Fajar Sidik, dan Mochtar Apin.
Lukisan bergaya Kubisme

     3. Nonrepresentatif
     adalah suatu bentuk yang sulit untuk dikenal. Bentuk dasar gaya ini sudah meninggalkan
bentuk aslinya . Berupa susunan dari garis, bentuk, bidang dan warna yang terbebas dari bentuk
alam. Gaya ini menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah dengan garis-garis tegas.
Gaya ini dipelopori oleh Amry Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar dan Sadali.

 Tema Seni Rupa Murni


1. Hubungan antara Manusia dengan Dirinya ( diungkapkan dengan potret dirinya
sendiri sebagai objek lukisannya)
2. Hubungan antara Manusia dengan Manusia lain ( menggunakan objek disekitarnya,
seperti istrinya, anak-anaknya, orang tua, saudaranya, temannya, tetangganya atau orang
dalam pikirannya)
3. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya ( Pemandangan gunung, laut,
sungai, sawah, hutan, perkampungan, perkotaan, binatang dijadikan objek alam yang
dijadikan lukisan)
4. Hubungan antara Manusia dengan Benda ( Benda yang berbentuk silindris, kubistis
organis atau berbentuk bebas, seperti gelas, guci, botol, meja kursi, buah buahan, bunga
5. Hubungan antara Manusia dengan Aktivitasnya ( aktivitas manusia seperti, kegiatan
menari, membajak sawah, berburu, jual beli dipasar, menggembala ternak, dan aktivitas
lainnya)
6. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal ( sering disebut karya seni
Surialisme) 

 Alat dan Bahan Berkarya Seni Lukis


          Pensil, Pensil arang (contee), Pastel dan Krayon, Pena/pulpen, tinta bak, Cat (pewarna),
kuas, pisau palet, palet

 Jenis Lukisan Berdasarkan Teknik dan Bahan yang


digunakan
1. Mozaik, yaitu teknik menempelkan pecahan atau lempengan kaca yang berwarna warni
di dinding sehingga membentuk objek tertentu. Bahan yang digunakan antara lain,
pecahan keramik, porselen, potongan kertas, atau batu yang berwarna warni ( intersia :
Mozaik yang memakai potongan potongan kayu sebagai bahan lukisan) 
2. Lukisan kaca, dikembangkan pada zaman Gothic di Eropa sebagai bagian dari
arsitekstur
3. Lukisan cat minyak (plakat), medianya adalah kanvas. Dalam pemakaiannya, cat
terlebih dahulu dicampur dengan lijn-olie
4. Lukisan cat air (aquarel) bahan yang digunakan adalah cat air berbentuk pasta yang
dicampur dengan air. Aquarel adalah melukis dengan sapuan warna tipis.
5. Acrylic, adalah lukisan dengan bahan yang bahan acrylic, yang menghasilkan warna
warna yang cerah 
6. Lukisan batik, menutupi permukaan kain dengan lilin atau malam batik.

 Teknik Berkarya Seni Melukis


1. Memunculkan gagasan
2. Membuat sketsa
3. Menentukan media berkarya
4. Menentukan teknik
5. Mewarnai dan menyempurnakan lukisan

A.    Seni Lukis, Gaya atau Aliran


1.      Pengertian Seni Lukis.
Jika dihadapkan pada selembar kertas kosong dan dilengkapi dengan alat tulis, pasti ada
keinginan kita untuk mencoret – coret kertas itu, mungkin hanya berupa garis – garis saja, tapi
dari coretan garis tadi akan menjadi sebuah bidang – bidang yang bersinggungan. Sehingga
dihasilkan sebuah bentuk. Sewaktu mencoret kertas tadi dengan garis – garis, ekspresi jiwa kita
ikut larut didalamnya, sehingga apa yang kita gambarkan di kertas tadi, mewakili gejolak jiwa
yang kita rasakan.
Ekspresi atau coretan – coretan itu bisa dikembangkan menjadi sebuah lukisan.  Agar lebih
bermakna, coretan itu perlu disempurnakan misalnya Imajinasi, emosi, kelenturan, intensitas
tebal – tipisnya termasuk dalam hal ini goresan warna – warnanya.
etapi apakah sesederhana itu melukis ?. Untuk itu, kita perlu mengenal apakah pengertian seni
lukis.
Ada berbagai pengertian seni lukis menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
a.       Seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, biasanya memiliki keunikan atau ciri
khas tersendiri. Ciri khas ini didasarkan pada tema, corak atau gaya, teknik, bahan, serta bentuk
karya seni tersebut.
b.      Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu, dengan melibatkan ekspresi, emosi dan gagasan pencipta
secara penuh. Sehingga sebuah lukisan harus dapat menerjemahkan apa yang ada dalam objek,
tema atau gagasan secara representatif (Soedarso)
c.       Lukisan adalah suatu pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional
dengan menggunakan warna dan garis (Soedarso)
2.      Tujuan Berkarya Seni Lukis.
Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, seniman semaakin bebas dalam
mengungkapkan ekspresinya. Namun, kegiatan yang melibatkan ekspresi, emosi, serta konsep
bisa dikelompokkan dalam tujuan berkarya seni lukis tersebut, antara lain :
a.      Tujuan Religius.
Tujuan berkarya seni untuk tujuan religius sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang.
Lukisan bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta sebagai pelindung dan penjaga
pengampunan dosa.
b.      Tujuan Kritik Sosial.
Kesenjangan sosial, peristiwa politik, ketidakberdayaan serta perilaku kehidupan lain yang
terjadi dalam masyarakat bisa menjadi ide dalam berkarya seni lukis. Objek lukisannya bisa
dengan simbol – simbol atau perumpamaan yang bisa dikaitkan dengan peristiwa. Kritik yang
disampaikan berupa bentuk – bentuk kritik yang bersinggungan dengan pemerintah, lembaga
sosial, ataupun kepada pemegang kekuasaan setempat. Seperti lukisan Joko Pekik berikut yang
berjudul Berburu celeng.
c.       Tujuan Ekspresi.
Lukisan menjadi media ekspresi dan juga media mencurahkan emosi / perasaan. Coretan garis
dan warna merupakan perwujudan dari dorongan emosi dan gejolak jiwa pelukisnya, sehingga
penikmat karya seni tidak hanya mengutamakan keindahan semata. Lukisan ini menampilkan
ekspresi yang sempurna, penggambaran tentang emosi, gejolak hawa nafsu, serta bisikan seperti
topeng – topeng yang mengelilingi kehidupan manusia.
d.      Tujuan Komersil.
Seringkali, kita lihat lukisan yang dijual di pinggir jalan dengan warna mencolok dan
kebanyakan didominasi oleh lukisan pemandangan. Tujuan penciptaan lebih mengutamakan
aspek komersil sehingga bentuk dan gaya lukisannya cenderung mengikuti selera pasar.
3.      Aliran Seni Lukis.
Seperti kita bicarakan di atas tentang lukisan, sebuah lukisan memiliki ciri khas, tema dan teknik,
yang disebut gaya atau aliran. Berdasarkan cara pengungkapannya aliran dan gaya lukisan dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu Representatif dan Non representatif. Berikut penjabaran aliran
dan gaya lukisan serta tokoh – tokohnya.
a.      Representatif.
Pengertian representatif disini adalah perwujudan gaya seni rupa menggunakan keadaan nyata
pada kehidupan masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk dalam
representatif adalah sebagai Berikut :
1.      Naturalisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam,
melukiskan segala sesuatu dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif, tekstur atau
warna serta gelap terang dibuat dengan seteliti mungkin. Lebih indah dari kenyataannya. Pelukis
yang beraliran naturalisme antara lain Basuki Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi,
Wakidi, Claude, Rubens, Constabel dll. Judul lukisan di atas “Ngarai Sianok”. Piawainya sang
pelukis memainkan kuas dan warna sehingga menghasilkan karya seni yang mencapai
kesempurnaan dari tekstur, perspektif, berkesan apa adanya tidak dibuat – buat dan sangat
naturalis.

2.      Realisme.
Yaitu aliran yang memandang dunia ini apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek,
penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa yang beraliran realisme antara lain
Trubus, wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah. Lukisan ini diberi judul pelabuhan
“Tanjung Priok”. Pada lukisan ini digambarkan suasana pelabuhan, aktivitas bongkar muat di
kapal dan kesibukan orang yang lalu lalang, menggambarkan realita yang ada.
3.      Romantik.
Yaitu aliran seni rupa yang lebih bersifat imajiner. Aliran ini melukiskan cerita – cerita yang
romantis, peristiwa yang dahsyat atau kejadian yang dramatis. Pelukis yang bergaya romantisme
tersebut antara lain : Raden saleh, Fransisco Goya, dan Turner. Lukisan historis yang melegenda
“Penangkapan Pangeran Diponegoro”karya sang pelukis maestro kebanggaan Indonesia Raden
Saleh, karya seni yang dilukis pada tahun 1857, menggambarkan ditangkapnya Pangeran
Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830. Lukisan ini
berukuran 112 cm x 178 cm.

4.      Ekspresionisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang perupa yang
spontan pada saat melihat objek karyanya. Perupa yang menggunakan aliran ini antara lain :
Vincent Van Gogh dan Affandi. Judul “Barong dan Leak”, ada beberapa versi karya lukisannya
dengan tema Barong dan Leak merupakan bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali.
“Barong”dalam filosofi kehidupan sosial masyarakat bali merupakan simbol kebaikan dan
“Leak”merupakan simbol kejahatan, sehingga antara Barong dan Leak adalah musuh
sebagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan.

5.      Impressionisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat obyek tersebut dilukis.
Perupa yang termasuk dalam aliran ini antara lain : Claude Monet, Georges Seurat, Paul
Cezanne, Paul gauguin dan S. Sudjojono.

6.      Surealisme.
Yaitu aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna seperti di dalam mimpi. Pelukis
mengembangkan daya khayalnya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan melalui bentuk –
bentuk dalam karyanya. Perupa yang beraliran ini antara lain : Salvador Dali, Ivan Sagita, Agus
Kamal dan Boyke Aditya. Lukisan ini mengakses pikiran bawah sadar untuk meningkatkan
kreativitas seni. Dali akan menggunakan metode untuk menciptakan realitas dari mimpi dan
pikiran bawah sadar, sehingga secara mental mengubah realitas apa yang ia ingin hal itu terjadi.

6. Kubisme
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau
bentuk dasarnya kubus. Pelukis yang beraliran in anatara lain: Pablo Picasso, But
Mochtar, Srihadi, Fajar Sidik, dan Mochtar Apin

b.      Non Representatif.
Pengertian Non Representatif adalah perwujudan aliran seni lukis yang menekankan pada unsur
– unsur formal, yaitu struktur, unsur rupa dan prinsip estetik. Gaya seni lukis Non representatif
berupa susunan garis, bentuk, bidang dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya ini
memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan objek apapun,gaya ini
menonjolkan bidang yang di isi oleh warna dan dipilah dengan garis – garis tegas. Seniman yang
berkarya Non representatif antara lain : Wassily Kandinsky, Yuan Mirro, W. De Kooning, Amry
Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar dan Sadali.
B.     Tema Seni Lukis.
Setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda di dalam menjalani hidup ini. Begitu pula
saat kita membuat suatu lukisan, masing- masing memiliki sudut pandang yang berbeda- beda.
Perbedaan sudut pandang dapat dipengaruhi oleh suasana, waktu, dan kondisi geografis. Tema
adalah gagasan, ide, atau pokok pikiran yang ada di dalam sebuah karya seni rupa tiga dimensi.
Memahami tema yang ada pada sebuah karya seni rupa murni berarti kita dapat memahami
tujuan penciptaan karya seni terssebut. Tema – tema di dalam pembuatan karya seni rupa murni
antara lain sebagai berikut :  
1.      Manusia Dengan Dirinya Sendiri.
Seni Rupa merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan atau
ide dari seseorang. Untuk mengungkapkan cita rasa keindahan, manusia mewujudkannya lewat
media ekspresi. Didalam pengungkapannya tersebut, kadang seseorang menggunakan potret
dirinya sendiri sebagai objek lukisannya.
2.      Manusia Dengan Manusia Lain.
Seorang perupa kadangkala dalam mengekspresikan cita rasa keindahan menggunakan objek
orang – orang yang ada di sekitarnya. Seperti istrinya, anak – anaknya, orang tua, saudaranya,
temannya, tetangganya, kekasihnya, sahabatnya atau orang – orang yang ada dalam pikirannya.
3.      Manusia Dengan Alam Sekitarnya.
Alam sekitar yang sangat menarik bagi para pelukis untuk mengungkapkan cita rasanya, sering
dijadikan objek untuk lukisannya. Seperti pemandangan gunung, laut, sungai, sawah, hutan,
perkampungan, perkotaan, binatang dan masih banyak lagi alam yang dijadikan objek lukisan.
4.      Manusia Dengan Alam Benda.
Benda – benda di sekitar kita memiliki keunikan tersendiri bagi para pelukis, sehingga
menjadikan benda – benda tersebut menjadi objek lukisannya.  Keunikan benda – benda tersebut
ada yang berbentuk silindris, kubistis, organis atau berbentuk bebas. Bentuk benda tersebut
seperti gelas, cangkir, kendi, teko, vas bunga, guci, botol, sepatu, lemari,meja kursi, buah –
buahan, bunga, dan lainnya.  
5.      Manusia Dengan Aktivitasnya.
Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari – hari yang beragam membuat perupa ingin
mengabadikan kegiatan tersebut dalam media lukisnya. Lukisan menjadi sesuatu yang menarik
apabila dalam mengambil sudut pandang aktivitas dapat disusun sesuai dengan komposisi dan
proporsi yang baik disertai dengan gelap terang yang tepat. Aktivitas manusia seperti kegiatan
menari, membajak sawah, berburu,jual beli di pasar, menggembala ternak dan aktivitas lainnya.
6.      Manusia Dengan Alam Khayal.
Ide yaitu imajinasi atau khayalan sering melintas dalam pikiran kita, baik secara sadar ataupun
saat tidak sadar (saat tidur). Khayalan yang muncul di benak perupa kadang diwujudkan dalam
suatu karya seni. Hasil karya seni rupa seperti ini sering disebut dengan karya seni surealisme.
Seni Patung
(BAB II)

 A. Pengertian dan Fungsi Patung


      Patung diartikan sebagai plastic art atau seni plastik karena patung identik dengan sebuah
cipta karya manusia yang meniru bentuk dan memliki keindahan . Patung bersifat 3 dimensi atau
benda yang bervolume artinya bisa dilihat dari berbagai arah.
Beberapa pendapat tentang seni patung

1. Mikke Susanto, seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat
dengan metode subtraktif (mengurangi bahan) atau aditif ( membuat model terlebih
dahulu seperti mengecor dan mencetak)
2. Soenarso dan Soeroto, seni patung adalah semua karya dalam bentuk meruang
3. Menurut Kalians Besar Indonesiaa, adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang
cara pembuatannya dengan dipahat 
4. B.S Myers, adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apapun atau
bidang manapun pada suatu bangunan.

Berdasarkan fungsinya, seni patung dibedakan menjadi 6 macam :

1. Patung religi, tujuannya adalah sebagai sarana beribadah dan bermakna religius. Pada
zaman Hindu dan Buddha, patung dibuat untuk menghormati dewa atau mengenang
orang orang yang diagungkan 
2. Patung monumen, patung ini dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa atau
kejadian yang bersejarah atau jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau
kelompok.

Monumen Pancasila sakti 

3. Patung arsitektur, adalah patung yang bernilai estetika dan berfungsi dalam konstruksi
bangunan 
Patung Arsitektur

5. Patung dekorasi, adalah patung yang digunakan untuk menghias bangunan atau
lingkungan taman baik taman rumah maupun taman bermain.
6. Patung seni, adalah karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati keindahan
bentuknya
7. Patung kerajinan, adalah hasil dari para pengrajin yang dibuat untuk konsumerisme

B. Bentuk dan Jenis Patung


1. Patung figuratif/ realis, adalah patung yang merupakan tiruan dari bentuk
alam(manusia, binatang dan tumbuhan). Patung ini nyata dalam perwujudannya
2. Patung nonfiguratif/ imajinatif, adalah patung yang sudah terlepas dari bentuk tiruan
alam dan bentuknya abstrak

C. Alat dan Bahan Seni Patung


1. Bahan

 Bahan lunak, adalah material yang empuk dan mudah dibentuk (tanah liat, lilin, sabun,
plastisin). Kelebihan dan kekurangan bahan lunak adalah mudah dibentuk tetaapi
ukurannya kecil sehingga ada keterbatasana dalam berkarya.
 Bahan sedang, artinya bahan tidak lunak dan tidak keras ( kayu waru, kayu sengon,, kayu
randu dan kayu mahoni)
 Bahan keras. Contohnya, kayu jati kayu sonokeling dan kayu uling, batu padas, batu
granit, andesit dan batu pualam(marmer)
 Bahan cor/cetak. Contohnya semen, pasir, gips, logam, timah, perak, emas, fiber atau
resin
 Bahan yang ada disekitar seperti kertas

      2. Alat

 Butsir adalah alat untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat
 Meja putar, fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk patung dari berbagai
arah 
 Pahat adalah alat untuk memahat, mengurangi atau membentuk bahan batu atau kayu
 Palu untuk memukul
 Tang untuk mengencangkan ikatan kawat 
 Sendok adukan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkannya pada kerangka
patung

D. Teknik Berkarya Seni Patung


1. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat
2. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Alat
yang digunakan adalah sudi
3. Teknik cor, yaitu membuat karya seni dengan membuat aat cetakan kemudian
dituangkan adonan
4. Teknik las, yaitu membuat karya seni dengan menggabungkan bahan satu ke bahan yang
lain untuk mendapatkan bentuk
5. Teknik cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu 
6. Teknik Assembling (merakit) membuat sebuah komposisi dari bermacam macam
material seperti benda, kertas kayu dan tekstil

E. Langkah langkah membuat patung 


 Buatlah sketsa patung
 Siapkan alat dan bahan
 Letakkan tanah liat diatas meja, putar sedikit demi sedikit
 Pijat bentuk global dengan tangan sambil dibasahi dengan air
 Haluskan dan sempurnakan dengan bantuan butsir sehingga bentuk patung menjadi lebih
detail

Menggubah Lagu Modern Secara Unisono


(BAB III)

A. Lagu Modern Indonesia 


Musik modern diidentikkan dengan ditambahkannya sentuhan teknologi dan penggunaan alat
musik modern unutk mengiringi sebuah lagu . Alat musik modern yang sering digunakan adalah
keyboard, karena memiliki efek suara dan iringan yang beragam.

   Jenis jenis musik modern yang berkembang di Indonesia 

 Pop, lagu pop mempunyai ciri yaitu penggunaan ritmik yang bebas dengan penggunaan
alat musik sederhana. Lagunya pun mudah dicerna karena tema yang disajikan biasanya
seputar kehidupan sehari hari
 Rock, adalah salah satu jenis aliran musik yang memiliki keterkaitan dengan musik pop.
Ciri musik rock adalah digunakannya alat  musik dominan seperti gitar dan amplifier
yang menghasilkan suara yang variatif dan menimbulkan suara yang keras
 Jazz, musik jazz biasanya ditampilkan di tempat yang sering dikunjungi masyarakat
menengah keatas, misalnya kafe atau lounge. Musik jazz kental dengan improvisasi yang
berani mengubah progress akor yang berulang dari sebuah lagu 
 Dangdut, musik dangdut  memiliki pendengar yang tidak sedikit di
Indonesia.Penggunaan alat musik tambahan seperti kendang, dan seruling dengan pola
irama yang mudah dipahami

B. Lagu Unisono
    Unisono merupakan kegiatan bernyanyi dengan menggunakan satu suara. Unisono atau lagu
dengan satu suara ini biasanya diciptakan dengan pola sederhana

1. Melodi Utama 

         Lagu unisono terdiri dari satu melodi utama. Melodi merupakan rangkaian dari nada nada
yang telah dipilih untuk mewakili keingingan pencipta lagunya agar sesuai dengan tema dan
makna lagu tersebut. Solmisasi tangga nada terdiri dari Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do

Solmisasi tangga nada Do=C


      2. Lirik 

         Lirik lagu dapat dibuat sebelum atau sesudah membuat melodi lagu. Lirik dan melodi lagu
harus berkaitan dengan tema dan suasana lagu yang ingin dibuat penciptanya.

C. Latihan Menggubah Lagu Modern secara Unisono


1. Tema lagu, menentukan tema yang akan menjadi garis besar dari isi lagu yang akan
dibuat. Disesuaikan dari keinginan atau suasana hati.
2. Menentukan birama, sebelum menotasikan melodi lagu yang akan dibuat kedalam garis
paranada, kita harus memilih birama yang akan menjadi patokan dari irama lagu untuk
tiap barnya. Mulailah dengan birama yang banyak digunakan dalam musik modern yaitu
birama 4/4
Bentuk not birama 4/4

3. Membuat ritmik lagu, bisa dilakukan dengan bertepuk tangan sesuai dengan irama yang
diinginkan kemudian tuliskan dalam garis paranada sesuai nilai not yang digunakan.
4. Melodi lagu, dapat dimulai dengan memilih nada yang diinginkan sesuai dengan tema
dan suasana  yang diinginkan. Untuk pencipta lagu pemula cukup menggunakan nada
dasar natural yaitu Do=C
5. Lirik lagu, berfungsi sebagai penjelas makna lagu yang disampaikan. Pembuatan lirik
lagu ini harus dapat menguraikan tema lagu dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai