A. Tujuan religious
B. Tujuan kritik sosial
C. Tujuan ekspresi
D. Tujuan komersil
A. Tujuan religious
● Tujuan berkarya seni untuk tujuan
religius sudah berlangsung sejak
zaman nenek moyang. Lukisan bisa
mendekatkan diri dengan Sang
pencipta sebagai pelin- dung, dan
penjaga pengam- pun dosa.
Perhatikan lukisan di samping!
B. Tujuan Kritik Kesenjangan sosial, peristiwa politik,
ketidakberdayaan, serta perilaku
Sosial kehidupan lain yang terjadi dalam
masyarakat bisa menjadi ide dalam
berkarya seni lukis. Objek lukisannya
bisa dengan simbol- simbol atau
perumpamaan yang bisa dikaitkan
dengan peristiwa. Kritik yang disampaikan
berupa bentuk- bentuk kritik yang
bersinggungan dengan pemerintah,
lembaga sosial, ataupun kepada
pemegang kekuasaan setempat. Seperti
lukisan Joko Pekik berikut yang berjudul
“Berburu Celeng”.
C. Tujuan ekspresi
Lukisan menjadi media ekspresi dan juga
media mencurahkan emosi/perasaan. Coretan
garis dan warna merupakan perwujudan dari
dorongan emosi dan gejolak jiwa pelukisnya,
sehingga penikmat karya seni tidak hanya
mengutamakan keindahan semata. Lukisan
ini menampilkan ekspresi yang
sempurna, penggambaran tentang emosi,
gejolak hawa nafsu, serta bisikan seperti
topeng-topeng yang mengelilingi kehidupan
manusia.
D. Tujuan komersil
Seringkali, kita lihat lukisan yang dijual di pinggir jalan dengan warna
mencolok dan kebanyakan didominasi oleh lukisan pemandangan,
tujuan penciptaan lebih mengutamakan as- pek komersil sehingga
bentuk dan gaya lukisannya cenderung mengikuti selera pasar.
GAYA/ALIRAN LUKISAN
a. Naturalisme
1. Representatif Naturalisme, yaitu aliran seni rupa yang
penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan
alam, melukiskan segala sesuatu dengan alam nyata,
sehingga perbandingan perspektif, tekstur, atau warna
serta gelap terang dibuat dengan seteliti mungkin, lebih
indah dari kenyataannya. Pelukis yang beraliran
naturalisme antara lain : Basuki Abdullah, Abdullah
Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi, Claude, Rubens,
Constabel, dan lain-lain. Judul lukisan di samping
“Ngarai Sianok”, piawainya sang pelukis memainkan
kuas dan warna sehingga menghasilkan karya seni yang
mencapai kesempurnaan dari tekstur, perspektif,
berkesan apa adanya tidak dibuat-buat, dan sangat
naturalis.
b. Realisme
Realisme, yaitu aliran yang memandang dunia
ini apa adanya tanpa menambah atau
mengurangi objek, penggambarannya sesuai
dengan kenyataan hidup. Perupa yang
beraliran realisme antara lain : Trubus,
Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan
Dullah. Lukisan ini diberi judul “Pelabuhan
Tanjung Priok“, pada lukisan ini digambarkan
suasana pelabuhan, aktivitas bongkar muat
di kapal, dan kesibukan orang yang lalu
lalang, menggambarkan realita yang ada.
c. Impresionisme
● Impressionisme, yaitu aliran seni
rupa yang penggambarannya sesuai
dengan kesan saat obyek tersebut
dilukis. Perupa yang termasuk dalam
aliran ini antara lain Claude Monet,
Georges Seurat, Paul Cezanne,
Paul Gauguin, dan S. Sudjojono.
d. Romantik
Romantik, yaitu aliran seni rupa yang lebih bersifat
imajiner, aliran ini melukiskan cerita- cerita
yang romantis, peristiwa yang dahsyat atau
kejadian yang dramatis. Pelukis yang bergaya
romantisme tersebut antara lain Raden Saleh,
Fransisco Goya, dan Turner. Lukisan historis
yang melegenda di samping “Penangkapan
Pangeran Diponegoro” karya sang pelukis maestro
kebanggaan Indonesia Raden Saleh, karya seni
yang dilukis pada tahun1857, menggambarkan
ditangkapnya pangeran Diponegoro oleh Letnan
Jenderal Hendrik Merkus De Kock pada 28 Maret
1830, lukisan ini berukuran 112cm x 178cm.
e.Ekspresionisme
Ekspresionisme, yaitu aliran seni rupa yang
penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang
perupa yang spontan pada saat melihat objek
karyanya. Perupa yang menggunakan aliran ini
antara lain Vincent Van Gogh dan Affandi. Judul
lukisan di samping “Barong dan Leak”. Ada
beberapa versi karya lukisan Affandi dengan tema
barong. Barong dan leak merupakan bagian seni
kebudayaan dari masyarakat Bali, “Barong” dalam
filosofi kehidupan sosial masyarakat bali merupakan
simbol kebaikan, dan “Leak” merupakan simbol
kejahatan, sehingga antara barong dan leak adalah
musuh sebagaimana bertolak belakangnya antara
kebaikan dan kejahatan.
f. Surealisme
Surealisme, yaitu aliran seni lukis yang
menggunakan bentuk dan warna seperti di
dalam mimpi, pelukis mengembangkan daya
khayalnya untuk menyampaikan pikiran dan
perasaan melalui bentuk-bentuk dalam
karyanya. Perupa yang beraliran ini antara
lain Salvador Dali, Ivan Sagita, Agus Kamal,
dan Boyke Aditya. Lukisan ini mengakses
pikiran bawah sadar untuk meningkatkan
kreativitas seni. Dalí akan menggunakan
metode untuk menciptakan realitas dari mimpi
dan pikiran bawah sadar, sehingga secara
mental mengubah realitas apa yang ia ingin hal
itu terjadi.
2. Nonrepresentatif
Pengertian nonrepresentatif adalah perwujudan
aliran seni lukis yang menekankan pada unsur-
unsur formal; struktur, unsur rupa, dan prinsip
estetik. Gaya seni lukis nonrepresentatif berupa
susunan garis bentuk, bidang, dan warna
yang terbebas dari bentuk alam. Gaya ini
memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat
dihubungkan dengan objek apa pun, gaya ini
menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan
dipilah dengan garis-garis tegas. Seniman yang
berkarya nonrepresentatif antara lain: Wassily
Kandinsky, Yuan Mirro, W. De Kooning, Amry
Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar, dan Sadali.
Tema seni lukis
Untuk memunculkan gagasan kreatif, bisa didapatkan dari apa yang kita lihat di
sekeliling kita misalnya dengan:
1. Mengembangkan imajinasi, apa yang kita pikirkan atau dari pengalaman orang
lain.
2. Melihat objek secara langsung, misalnya pasar, pantai, atau pegunungan.
3. Melihat dari buku, majalah, internet, serta dokumen lain tentang lukisan.
4. Mengunjungi museum atau kegiatan seni lukis di sekitar. Ide dan gagasan di atas
kita olah lagi baik dari segi bentuk maupun susunan objeknya menjadi sebuah sketsa
yang menarik, sehingga apa yang kita lihat, rasakan, atau yang kita pikirkan
dipahami oleh pengamat seni.
- Membuat Sketsa
03 3. Fungsi Fisik
Fungsi seni lukis yang terakhir adalah fungsi fisik.
Fungsi ini mengutamakan kegunaannya yang dapat
dijadikan sebagai penambah nilai estetika dari sebuah
ruangan atau sebagai penghias sebuah ruangan
tertentu.
PADA MELUKIS ADA BEBERAPA HAL YANG DIPELAJARI YAITU :
a. Tekstur nyata
b. Tekstur semu
Gelap-terang (pencahayaan)
Warna
2. Prinsip seni rupa
● 1. Kesatuan (Unity)
● 2. Keseimbangan (Balance)
● 3. Irama (Rythme)
● 4. Komposisi
● 5. Proporsi (Kesebandingan)
● 6. Pusat Perhatian (Center of Interes)
● 7. Keselarasan (Harmoni)
● 8. Gradasi
● 9. Penekanan (Kontras)
1. Kesatuan (Unity)
Prinsip kesatuan (unity) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa
sehingga unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain da
sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah
komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan
awal komposisi karya seni tidak berdiri sendiri.
2. Keseimbangan (Balance)
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni.
Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya.
Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu
susunan unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara formal/simetris dan
dengan informal/asimetris serta keseimbangan radial/memancar.
Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu:
● Keseimbangan sentral (terpusat)
● Keseimbangan diagonal
● Keseimbangan simetris
● Keseimbangan asimetris
3. Irama (Rythme)
Irama atau ryhme merupakan pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur
dan terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak. Pengulangan ini bisa
berwujud bentuk, garis, atau rupa-rupa warna. Pengulangan unsur bentuk jika
diletakkan ditempat yang sama maka akan terlihat statis, berbeda dengan
irama harmonis maka menghasilkan nilai estetika yang unik.
4. Komposisi
Prinsip seni rupa komposisi merupakan salah satu prinsip yang menjadi dasar
keindahan dari sebuah karya seni. Karena komposisi berhubungan dengan
penyusunan unsur-unsur seni rupa sehingga menjadi susunan yang teratur,
serasi. Sehingga menghasilkan karya seni yang bagus dan menarik sehingga
dapat bertujuan untuk menampilkan ekspresi.
5. Proporsi (Kesebandingan)
Prinsip ini bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian
lainnya sehingga terlihat selaras dan enak dipandang. Besar kecil, panjang
pendek, luas sempit, tinggi rendah adalah masalah prinsip proporsi. Contoh
mudah yang bisa kita jadikan gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan
tubuh manusia maka bagian tubuh (kita ambil wajah) ukuran antara alis, mata,
hidung, mulus harus seimbang.
6. Pusat Perhatian (Center of Interes)
Prinsip seni rupa ini disebut juga prinsip dominasi adalah usaha untuk
menampilkan bagian tertentu dari karya seni rupa sehingga terlihat menonjol
atau gampang nya terlihat berbeda dengan bagian yang lain di sekitarnya.
7. Keselarasan ( Harmoni )
Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni
rupa dari berbagai bentuk berbeda. Keselarasan muncul dengan adanya
kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan. Keselarasan bisa dimunculkan
dengan cara mengatur warna, pencahayaan, bentuk dengan rapi atau tidak
terlalu mencolok satu sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini untuk menciptakan
perpaduan yang selaras.
8. Gradasi
Gradasi merupakan susunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai
warna yang digunakan di dalam karya seni secara berangsur angsur. Prinsip
gradasi sering digunakan saat membuat karikatur, lukisan, mozaik, dan seni
rupa 2 dimensi lain. Karena gradasi berperan menghidupkan karya seni.
9. Penekanan (Kontras)
Kontras mengatur perbedaan dari 2 unsur yang berlawanan,
perbedaan mencolok terletak di warna, bentuk, dan ukuran sehingga
karya seni tidak terkesan selalu lama.
ketrampilan
● Buatlah karya lukis dengan menggunakan berbagai teknik dan
pewarna.
● Tentukan tema dan judul karya
● Waktu pengerjaan 2 minggu
● Selamat mengerjakan
THANKS