Tujuan pembelajaran
Jika dihadapkan pada selembar kertas kosong dan dilengkapi dengan alat tulis, pasti ada
keinginan kita untuk mencoret – coret kertas itu, mungkin hanya berupa garis – garis saja, tapi
dari coretan garis tadi akan menjadi sebuah bidang – bidang yang bersinggungan. Sehingga
dihasilkan sebuah bentuk. Sewaktu mencoret kertas tadi dengan garis – garis, ekspresi jiwa kita
ikut larut didalamnya, sehingga apa yang kita gambarkan di kertas tadi, mewakili gejolak jiwa
yang kita rasakan.
Ekspresi atau coretan – coretan itu bisa dikembangkan menjadi sebuah lukisan. Agar
lebih bermakna, coretan itu perlu disempurnakan misalnya Imajinasi, emosi, kelenturan,
intensitas tebal – tipisnya termasuk dalam hal ini goresan warna – warnanya.
Tetapi apakah sesederhana itu melukis ?. Untuk itu, kita perlu mengenal apakah pengertian seni
lukis.
Ada berbagai pengertian seni lukis menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
a) Seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, biasanya memiliki keunikan atau
ciri khas tersendiri. Ciri khas ini didasarkan pada tema, corak atau gaya, teknik, bahan, serta
bentuk karya seni tersebut.
b) Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu, dengan melibatkan ekspresi, emosi dan gagasan
pencipta secara penuh. Sehingga sebuah lukisan harus dapat menerjemahkan apa yang ada
dalam objek, tema atau gagasan secara representatif (Soedarso)
c) Lukisan adalah suatu pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional
dengan menggunakan warna dan garis (Soedarso)
Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, seniman semaakin bebas
dalam mengungkapkan ekspresinya. Namun, kegiatan yang melibatkan ekspresi, emosi, serta
konsep bisa dikelompokkan dalam tujuan berkarya seni lukis tersebut, antara lain :
a. Tujuan Religius.
Tujuan berkarya seni untuk tujuan religius sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang.
Lukisan bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta sebagai pelindung dan penjaga
pengampunan dosa.
c. Tujuan Ekspresi.
Lukisan menjadi media ekspresi dan juga media mencurahkan emosi / perasaan. Coretan garis
dan warna merupakan perwujudan dari dorongan emosi dan gejolak jiwa pelukisnya, sehingga
penikmat karya seni tidak hanya mengutamakan keindahan semata. Lukisan ini menampilkan
ekspresi yang sempurna, penggambaran tentang emosi, gejolak hawa nafsu, serta bisikan seperti
topeng – topeng yang mengelilingi kehidupan manusia.
d. Tujuan Komersil.
Seringkali, kita lihat lukisan yang dijual di pinggir jalan dengan warna mencolok dan
kebanyakan didominasi oleh lukisan pemandangan. Tujuan penciptaan lebih mengutamakan
aspek komersil sehingga bentuk dan gaya lukisannya cenderung mengikuti selera pasar.
Seperti kita bicarakan di atas tentang lukisan, sebuah lukisan memiliki ciri khas, tema dan teknik,
yang disebut gaya atau aliran. Berdasarkan cara pengungkapannya aliran dan gaya lukisan dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu Representatif dan Non representatif. Berikut penjabaran aliran
dan gaya lukisan serta tokoh – tokohnya.
a. Representatif.
Pengertian representatif disini adalah perwujudan gaya seni rupa menggunakan keadaan nyata
pada kehidupan masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk dalam
representatif adalah sebagai Berikut :
1. Naturalisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam,
melukiskan segala sesuatu dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif, tekstur atau
warna serta gelap terang dibuat dengan seteliti mungkin. Lebih indah dari kenyataannya. Pelukis
yang beraliran naturalisme antara lain Basuki Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi,
Wakidi, Claude, Rubens, Constabel dll. Judul lukisan di atas “Ngarai Sianok”. Piawainya sang
pelukis memainkan kuas dan warna sehingga menghasilkan karya seni yang mencapai
kesempurnaan dari tekstur, perspektif, berkesan apa adanya tidak dibuat – buat dan sangat
naturalis.
2. Realisme.
Yaitu aliran yang memandang dunia ini apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek,
penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa yang beraliran realisme antara lain
Trubus, wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah. Lukisan ini diberi judul pelabuhan
“Tanjung Priok”. Pada lukisan ini digambarkan suasana pelabuhan, aktivitas bongkar muat di
kapal dan kesibukan orang yang lalu lalang, menggambarkan realita yang ada.
3. Romantik.
Yaitu aliran seni rupa yang lebih bersifat imajiner. Aliran ini melukiskan cerita – cerita yang
romantis, peristiwa yang dahsyat atau kejadian yang dramatis. Pelukis yang bergaya romantisme
tersebut antara lain : Raden saleh, Fransisco Goya, dan Turner. Lukisan historis yang melegenda
“Penangkapan Pangeran Diponegoro”karya sang pelukis maestro kebanggaan Indonesia Raden
Saleh, karya seni yang dilukis pada tahun 1857, menggambarkan ditangkapnya Pangeran
Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830. Lukisan ini
berukuran 112 cm x 178 cm.
4. Ekspresionisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang perupa yang
spontan pada saat melihat objek karyanya. Perupa yang menggunakan aliran ini antara lain :
Vincent Van Gogh dan Affandi. Judul “Barong dan Leak”, ada beberapa versi karya lukisannya
dengan tema Barong dan Leak merupakan bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali.
“Barong”dalam filosofi kehidupan sosial masyarakat bali merupakan simbol kebaikan dan
“Leak”merupakan simbol kejahatan, sehingga antara Barong dan Leak adalah musuh
sebagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan.
5. Impressionisme.
Yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat obyek tersebut dilukis.
Perupa yang termasuk dalam aliran ini antara lain : Claude Monet, Georges Seurat, Paul
Cezanne, Paul gauguin dan S. Sudjojono.
6. Surealisme.
Yaitu aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna seperti di dalam mimpi. Pelukis
mengembangkan daya khayalnya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan melalui bentuk –
bentuk dalam karyanya. Perupa yang beraliran ini antara lain : Salvador Dali, Ivan Sagita, Agus
Kamal dan Boyke Aditya. Lukisan ini mengakses pikiran bawah sadar untuk meningkatkan
kreativitas seni. Dali akan menggunakan metode untuk menciptakan realitas dari mimpi dan
pikiran bawah sadar, sehingga secara mental mengubah realitas apa yang ia ingin hal itu terjadi.
3. Kuas.
Kuas merupakan alat yang digunakan untuk menguas / cat ke media lukis. Jenis dan bentuk Kuas
beragam dari bentuk, ukuran serta harga yang sangat bervariasi. Pemilihan kuas tergantung dari
goresan yang bagaimana yang akan kita inginkan. Jenis kuas yang pipih dan berujung lurus datar
dipakai untuk bahan cat minyak, sedangkan kuas dengan bulu berbentuk bulat dan berujung
runcing dipakai untuk bahan cat air.
5. Palet.
Palet adalah media yang digunakan untuk tempat mencampur cat. Ada palet berbagai jenis dan
ukuran. Untuk media seperti cat air, palet yang dipakai adalah yang ada lengkungan tempat air,
sedangkan bentukpalet cat minyak berbentuk datar, ditambahkan lubang untuk pegangan.
6. Kanvas.
Kanvas merupakan bahan media yang umum dipakai sebagai media dalam melukis, kanvas
menggunakan bahan linen atau bahan katun.
Kreativitas dalam mengolah bahan dan media dalam melukis melahirkan teknik melukis
tertentu. Teknik melukis ini sudah dipakai sejak zaman pertengahan, sehingga menambah
keragaman karya seni lukis.
Ada beberapa Langkah yang perlu dilakukan jika kalian melukis. Teori ini berdasarkan
pengalaman para pelukis terkenal. Proses atau langkah dalam melukis adalah sebagai berikut
:
1. Memunculkan Gagasan.
Untuk memunculkan gagasan kreatif, bisa didapatkan dari apa yang kita lihat di sekeliling kita,
misalnya dengan :
a. Mengembangkan imajinasi, apa yang kita pikirkan atau dari pengalaman orang lain.
b. Melihat objek secara langsung, misalnya pasar, pantai atau pegunungan.
c. Melihat dari buku, majalah, internet, serta dokumen lain tentang lukisan.
d. Mengunjungi museum atau kegiatan seni lukis di sekitar. Ide dan gagasan di atas kita olah lagi,
baik dari segi bentuk maupun susunan objeknya menjadi sebuah sketsa yang menarik, sehingga
apa yang kita lihat, rasakan atau yang kita pikirkan dipahami oleh pengamat seni.
2. Membuat Sketsa.
Sketsa adalah gambar awal yang akan dijadikan atau dibuat lukisan. Sketsa inilah yang kemudian
diselesaikan menjadi sebuah lukisan yang sempurna. Sketsa biasanya hanya berupa goresan
global tidak mendetail dari sketsa yang kita buat akan tergambar apa yang akan kita ungkapkan.
a. Mengunakan kertas, karton, manila, padalarang atau hanya kertas HVS.
b. Menggunakan tembok, dinding, papan atau media yang lebar lainnya
c. Menggunakan media alternatif, kaca, cangkang telur atau di permukaan benda pakai / kerajinan.
d. Menggunakan cat minyak, cat akrilik, cat tembok, krayon atau pastel.
Dalam berkarya seni media, alat dan bahan juga menentukan proses dan teknik berkarya seni,
sehingga hal ini harus direncanakan.
4. Menentukan Teknik.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melukis, diantaranya :
Setelah sketsa selesai, tahap melukis yang sebenarnya kita jalankan, sesuaikan dengan rencana
dan teknik yang disiapkan dari awal. Tahap terakhir adalah menyempurnakan / menyelesaikan
lukisan sketsa yang telah dibuat, yaitu :
a. Mewarnai sketsa dengan goresan tipis pada objek pokok (positif) dan latar belakangnya
(negatif).
b. Menyempurnakan lukisan dengan kontur, penyinaran, Spot light, penegasan dan penentuan
gelap terang.
Namun, tidak semua langkah jadi acuan, karena proses melukis dengan menggunakan bahan
yang satu dengan yang lainnya tidak sama, demikian pula dengan teknik yang digunakan.
Membuat karya seni merupakan wujud ekspresi dari suatu ide atau gagasan. Ide adalah hasil
pemikiran yang berawal dari suatu inspirasi atau imajinasi. Gambaran yang tertangkap melalui
ruang imajinasi seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk karya seni. Kamu dapat menggali ide
untuk berkarya seni sendiri dengan membuat lukisan menggunakan media kanvas dan cat
minyak.