Anda di halaman 1dari 28

MATERI

SENI BUDAYA
KELAS 9/Semester 1

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 1


MTS AL MURSYIDIYYAH
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
MATERI
SENI BUDAYA

Semester 1
 Bab 1 Seni Lukis
o Pengertian seni lukis
o Tujuan seni lukis
o Aliran dan gaya seni lukis
o Tema seni lukis
o Alat dan Bahan Karya Seni Lukis
o Teknik yang digunakan dalam melukis
o Proses atau langkah melukis
 Bab 2 Seni Patung
o Beberapa pendapat tentang seni patung
o Berdasar tujuan pembuatannya, seni patung ada 3
o Berdasar wujudnya, seni patung modern ada 3
o Bahan seni patung
o Alat yang digunakan membuat patung
o Teknik Berkarya Seni Patung
o Berikut contoh langkah - langkah membuat patung

Semester 2
 Bab 3 Seni Grafis
o Seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya ada 4 yaitu :
o Proses Membuat Cetak Saring
o Proses membuat klise (film negative) :
 Bab 4 Pameran
o Berdasarkan jenis karyanya, pameran ada 2
o Berdasar jumlah peserta, pameran ada 2
o Berdasar tempat pelaksanaan, pameran ada 2
o Fungsi Pameran di Sekolah
o Kepanitiaan pameran ada 2
o Tahap penyelenggaraan Pameran
o Evaluasi pameran ada 2

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 2


Bab 1
Seni Lukis

Pengertian seni lukis yaitu :


1. Seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, memiliki keunikan
atau ciri khas tersendiri. Ciri khas ini didasarkan pada tema, corak atau gaya,
teknik, bahan, dan bentuk karya seni tersebut. 
2. Melukis adalah kegiatan mengolah media dua dimensi atau permukaan datar
dari objek tiga dimensi untuk kesan tertentu dengan melibatkan ekspresi, emosi,
dan gagasan pencipta secara penuh.  Sebuah lukisan harus dapat
menerjemahkan apa yang ada dalam objek, tema, atau gagasan secara
representatif. 
3. Lukisan adalah suatu pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua
dimensi dengan menggunakan warna dan garis. 

Tujuan seni lukis yaitu :


1. Religius
Berlangsung sejak zaman nenek moyang. Lukisan bisa mendekatkan diri
dengan Sang Pencipta sebagai pelindung, penjaga dan pengampun dosa. Berikut
contoh lukisan religius berupa cap tangan di goa leang leang : 

2. Kritik Sosial

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 3


Kesenjangan sosial, peristiwa politik, ketidakberdayaan, dan perilaku kehidupan
lain dalam masyarakat bisa menjadi ide berkarya seni lukis. Objek lukisan berupa
simbol atau perumpamaan yang dikaitkan dengan peristiwa. 
Kritik yang disampaikan berupa kritik yang bersinggungan dengan pemerintah,
lembaga sosial, atau pemegang kekuasaan setempat.
Berikut contoh lukisan kritik sosial oleh Joko Pekik yang berjudul berburu celeng

3. Ekspresi
Lukisan menjadi media ekspresi dan media mencurahkan emosi/perasaan.
Coretan garis dan warna merupakan perwujudan dari dorongan emosi dan gejolak jiwa
pelukisnya, sehingga pelukis tidak hanya mengutamakan keindahan. 
Lukisan ini menampilkan ekspresi yang sempurna, penggambaran tentang
emosi, gejolak hawa nafsu, dan bisikan seperti topeng-topeng yang mengelilingi
kehidupan manusia. Contoh Lukisan potret diri dan topeng kehidupan :

4. Komersil

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 4


Lukisan yang dijual di pinggir jalan dengan warna mencolok dan didominasi oleh
lukisan pemandangan, mengutamakan aspek komersil sehingga bentuk dan gayanya
cenderung mengikuti selera pasar.

Aliran dan gaya seni lukis :


1. Representatif
Representatif adalah perwujudan gaya seni rupa menggunakan keadaan nyata
pada kehidupan masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk dalam
representatif yaitu : 

a. Naturalisme
Aliran seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan
alam, melukiskan segala sesuatu dengan alam nyata, sehingga perbandingan
perspektif, tekstur, atau warna dan gelap terang dibuat dengan teliti, lebih indah dari
kenyataannya.
Pelukis yang beraliran naturalisme yaitu Basuki Abdullah, Abdullah Suryobroto, dan
sebagainya.

Berikut contoh Lukisan gaya naturalisme Karya Basuki Abdullah :

b. Realisme
Aliran yang memandang dunia apa adanya tanpa menambah atau mengurangi
objek, penggambarannya sesuai kenyataan hidup. Pelukis yang beraliran realisme
yaitu Trubus, Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah. Berikut contoh lukisan
realisme berjudul pelabuhan “Tanjung Priok“ : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 5


c. Romantik
Aliran seni rupa yang bersifat imajiner, melukiskan cerita yang romantis,
peristiwa yang dahsyat atau kejadian yang dramatis. Pelukis bergaya romantisme yaitu
Raden Saleh, Fransisco Goya, dan Turner. Berikut contoh lukisan berjudul
“Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh : 

d. Ekspresionisme
Aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang
perupa, spontan ketika melihat objek karyanya. Pelukis beraliran ekspresionisme yaitu
Vincent Van Gogh dan Affandi, berjudul “Barong dan Leak.”
Barong dan Leak merupakan bagian kebudayaan masyarakat Bali. “Barong”
merupakan simbol kebaikan,“Leak” merupakan simbol kejahatan. 
e. Impressionisme :
Aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat obyek
dilukis. Perupa beraliran impressionalisme yaitu Claude Monet, Georges Seurat, Paul
Cezanne, Paul Gauguin, dan S. Sudjojono.
f. Surealisme :
Aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna seperti dalam mimpi,
pelukis mengembangkan daya khayalnya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan
melalui bentuk-bentuk karyanya. Pelukis yang beraliran surealisme yaitu Salvador Dali,
Ivan Sagita, Agus Kamal, dan Boyke Aditya. 

2. Nonrepresentatif

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 6


Nonrepresentatif adalah perwujudan aliran seni lukis yang menekankan unsur
formal, struktur, unsur rupa, dan prinsip estetik. Gaya seni lukis nonrepresentatif
berupa susunan garis, bentuk, bidang, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. 
Seniman yang berkarya nonrepresentatif yaitu Wassily Kandinsky, Yuan Mirro, W. De
Kooning, Amry Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar, dan Sadali.

Tema seni lukis :


1. Manusia Dengan Dirinya Sendiri, misalnya lukisan potret diri, seperti gambar
berikut : 

2. Manusia dengan Manusia Lain, berikut contohnya : 

3. Manusia dengan Alam Sekitarnya, Seperti pemandangan gunung, laut, sungai,


sawah, hutan, perkampungan, perkotaan, binatang, dan sebagainya; berikut
contohnya : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 7


4. Manusia dengan Alam Benda, ada benda yang berbentuk silindris, kubistis,
organis, berbentuk bebas seperti gelas, cangkir, kendi, teko, vas bunga, guci,
botol, sepatu, lemari, meja kursi, buah-buahan, bunga, dan lainnya. berikut
contohnya : 

5. Manusia dengan Aktivitasnya, berikut contoh lukisannya : 

6. Manusia dengan Alam Khayal, berikut contoh lukisannya : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 8


Alat dan Bahan Karya Seni Lukis :
1. Pastel dan krayon
2. Cat (pewarna)
3. Kuas
4. Pisau palet
5. Palet cat air
6. Kanvas
Teknik yang digunakan dalam melukis yaitu :
1. Lukisan Cat Air (Aquarel), adalah melukis dengan sapuan warna tipis, 
sehingga hasilnya transparan, media untuk bahan cat air adalah kertas, berikut
contoh lukisan aquarel : 

2. Mozaik, adalah teknik menempelkan pecahan atau lempengan kaca yang


berwarna-warni pada media lukisan, sehingga membentuk objek tertentu,
berikut contoh lukisan mozaik : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 9


3. Lukisan kaca,  menggunakan kaca, timah, kuningan, dan tembaga sebagai
penyambungnya, sehingga membentuk lukisan, berikut contoh lukisan kaca : 

4. Lukisan Batik, tekniknya yaitu menutupi permukaan kain dengan lilin atau


malam batik. Kain yang tertutup lilin yang membentuk titik garis bidang atau
ruang sebelum jadi sebuah gambar, dan hasil akhir dicelup ke larutan pewarna,
berikut contoh batik : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 10


Proses atau langkah melukis yaitu :
1. Memunculkan Gagasan
2. Membuat Sketsa, Sketsa adalah gambar awal yang akan dijadikan atau dibuat
lukisan. Sketsa inilah yang kemudian diselesaikan menjadi
sebuah lukisan yang sempurna, sketsa biasanya hanya berupa goresan global
tidak mendetail dari sketsa yang kita buat akan tergambar apa yang akan kita
ungkapkan.
3. Menentukan Media Berkarya (Bahan dan Alat)
4. Menentukan Teknik
5. Mewarnai dan Menyempurnakan Lukisan, Mewarnai sketsa dengan goresan
tipis pada objek pokok (positif) dan latar belakangnya (negatif).
Menyempurnakan lukisan dengan kontur, penyinaran, (spot light), penegasan,
dan penentuan gelap terang.

Daftar Pustaka : 
Milasari, Heru S., Siti M., & Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. 

Bab 2
Seni Lukis

Patung disebut plastic art atau seni plastik karena identik dengan karya


manusia yang meniru bentuk dan memiliki keindahan (estetik). Bentuk yang ditiru tidak
hanya manusia, tetapi bentuk lain juga. Patung bersifat 3 dimensi atau benda yang
bervolume, yang bisa dilihat dari segala arah. 

Beberapa pendapat tentang seni patung :


1. Mikke Susanto, Seni patung adalah karya seni tiga dimensi yang bentuknya
dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong,
menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor dan
mencetak). 
2. Soenarso dan Soeroto, Seni patung adalah semua karya dalam bentuk
meruang 
3. Menurut Kamus Besar Indonesia, Patung adalah benda tiruan, bentuk
manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 11


4. B.S Myers, Seni patung adalah karya seni tiga dimensi yang tidak terikat pada
latar belakang apa pun atau bidang mana pun pada suatu bangunan

Berdasar tujuan pembuatannya, seni patung ada 3 yaitu :


1. Patung sebagai Fungsi Personal, diciptakan untuk kepentingan personal
(pribadi), sebagai ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi, termasuk tujuan
religi (sarana beribadah), contohnya patung Galeri Nasional Jakarta : 

2. Patung sebagai Fungsi Sosial, diciptakan untuk memperingati peristiwa


bersejarah atau mengenang jasa pahlawan dalam sebuah bangsa atau
kelompok. Dalam catatan sejarah contohnya patung Monumen Pancasila Sakti : 

3. Patung sebagai fungsi fisik, menciptakan dan membuat patung untuk


dinikmati keindahannya atau bernilai estetik. Patung yang dibuat sengaja untuk
menghiasi taman, dekorasi kantor, gedung, dan berfungsi memperindah
kontruksi bangunan.
Berikut contohnya : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 12


Berdasar wujudnya, seni patung modern ada 3 yaitu :
1. Bentuk  Imitatif/Figuratif (Realisme/Representatif) : tiruan dari bentuk alam
(manusia, hewan, dan tumbuhan). Perwujudannya berdasar fisio plastis atau
bentuk fisik, anatomi proporsi, harmoni dan kesatuan bentuk. Patung realis
contohnya pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan Edy Sunarso. 
Pengertian Patung Figuratif
Menurut buku Diksi Rupa, Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa (2011) yang
ditulis oleh Mikke Susanto, patung figuratif adalah jenis dari patung yang berasal
dari kata "figur" dan memiliki makna objek yang terbentuk serta memiliki
kesamaan dengan suatu bentuk tertentu.
Patung figuratif ini memiliki bentuk seperti manusia, binatang, dan juga
tumbuhan serta beberapa objek lain. Di lain sisi, patung figuratif lebih
menunjukan tentang objek yang memiliki sifat, kiasan atau juga lambang.

Dalam praktiknya, ada juga karya-karya yang diciptakan oleh pematung


beberapa kali menggambarkan transformasi binatang yang bergigi tajam
(bertaring) ke dalam sosok manusia yang mengalami busung lapar.
Dalam penggambaran ini, pematung juga menambahkan estetika dari seni pop-
surealis yang membuat karya yang lebih dramatis dan estetis. Itu menjadi ciri
khas dari patung figuratif daripada patung non-figuratif.
Ciri-ciri Patung Figuratif
Adapun beberapa ciri-ciri dari patung figuratif yang harus kamu tahu. Berikut
adalah penjelasannya:

1. Memiliki bentuk yang kasat mata dan dapat dipegang


2. Memiliki tekstur pada patung figuratif
3. Patung figuratif juga disebut sebagai patung realis atau representatif
4. Patung figuratif memiliki panjang, lebar, dan tinggi
5. Bentuknya adalah objek asli, seperti manusia, binatang, tumbuhan, dan
objek-objek campuran lainnya

Contoh Patung Figuratif di Indonesia

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 13


Indonesia adalah negara yang memiliki beberapa patung figuratif yang cukup
monumental dan bersejarah. Kira-kira apa saja?
1. Patung Garuda Wisnu Kencana (Bali)
2. Patung Monumen Selamat Datang (Jakarta)
3. Patung Dirgantara (Jakarta)
4. Patung Satria Gatotkaca (Bali)
5. Patung Jalesveva Jayamahe (Surabaya)
6. Patung Yesus Memberkati (Manado)

Berikut contoh patung figuratif : 

2. Bentuk Deformatif
Corak patung deformatif adalah gaya patung yang perwujudan bentuknya
didasarkan dari bentuk alami, namun terdapat perubahan-
perubahan bentuk. Meskipun demikian, perubahan-perubahan ini tidak
meninggalkan konsep dasar bentuk yang ditiru.
Berikut contoh patung deformatif :

3. Bentuk Nonfiguratif (Abstrak), bersifat abstrak, meninggalkan bentuk alam


untuk perwujudannya. Patung yang tidak menampilkan bentuk umum yang
dikenal, seperti bentuk yang ada di alam.
Mengolah elemen-elemen rupa tri-matra seperti garis, bidang, ruang, dan
memperlakukan unsur-unsur rupa tersebut sebagaimana adanya dan tidak
mengambarkan bentuk alam.

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 14


Berikut contoh patung non figuratif : 

Bahan seni patung yaitu :


1. Bahan lunak, adalah material yang empuk dan mudah dibentuk, contohnya
tanah liat, lilin, sabun, plastisin, dan lainnya. Sabun  mudah di bentuk, tetapi
ukurannya kecil, sehingga ada keterbatasan dalam berkarya yang lebih besar 
2. Bahan sedang, adalah bahan yang tidak lunak dan tidak keras, Contohnya kayu
waru, sengon, randu, dan mahoni
3. Bahan keras, berupa kayu dan batu-batuan, contohnya kayu jati, sonokeling,
dan ulin, bahan kerasa dari batu contohnya batu padas, granit, andesit, dan
pualam (marmer)
4. Bahan cor/cetak, bahan yang dipakai untuk proses cetak yaitu semen, pasir,
gipsum, logam, timah, perak, emas, dan bahan kimia fiber atau resin 
5. Bahan bahan lain yang ada di sekitar atau benda bekas lainnya, contohnya
kertas kardus, plastik, dan sebagainya.

Alat yang digunakan membuat patung yaitu :


1. Butsir, adalah alat bantu untuk membuat patung, berbahan kayu dan kawat
2. Meja putar, adalah meja bulat yang bisa berputar, berfungsi memudahkan
dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah
3. Pahat, adalah alat untuk memahat, mengurangi, atau membentuk bahan batu,
kayu, dan bahan keras lainnya
4. Sendok adukan, berfungsi mengambil adonan dan menempelkan pada
kerangka patung
5. Alat las karbit/listrik

Teknik Berkarya Seni Patung :


1. Teknik pahat, adalah mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya,
membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu. Alat yang
digunakan adalah pahat dan palu 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 15


2. Teknik butsir, adalah membentuk benda dengan mengurangi dan menambah
bahan. Contohnya membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat, alat yang
digunakan adalah sudip 
3. Teknik cor, adalah membuat patung menggunakan alat cetakan, kemudian
dituangkan adonan berupa semen, gipsum, dan sebagainya sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah cetakan 
4. Teknik cetak, adalah membuat cetakan terlebih dahulu. Contohnya membuat
patung dengan bahan dasar tanah liat dan semen 
5. Teknik Assembling (merakit), adalah membuat sebuah komposisi/ sambungan
dari material seperti besi, logam, tembaga, atau berbagai material seperti
benda/found objek, kertas, kayu, dan tekstil.
Bisa dengan cara las listrik, menyambung dengan lem untuk membuat bentuk
tertentu. Contohnya berkarya seni patung kontemporer dengan bahan dasar
logam atau besi.

Berikut contoh langkah – langkah membuat patung :


a. Patung bahan lunak, menggunakan teknik pijat (membentuk), yaitu :
1. Buatlah sketsanya
2. Tentukan bahan lunaknya, misalnya tanah liat. Untuk banyaknya bahan,
sesuaikan dengan desain yang dibuat. Siapkan alat seperti butsir dan meja
putar
3. Tempatkan tanah liat di tengah meja putar, meja putar dipakai untuk
memudahkan dalam proses pengerjaan karena bisa diputar dan melihat
perbandingan dari segala arah
4. Bentuk bahannya, dengan cara dipijat-pijat hingga mendekati model yang
diinginkan, lakukan pengamatan dan sesuaikan dengan model sketsanya
5. Setelah terbentuk secara menyeluruh, sempurnakan bentuk dengan alat
bantu seperti butsir atau alat lain yang diperlukan
6. Sempurnakan dengan pembentukan lebih detail dan dihaluskan

b. Patung bahan keras, menggunakan teknik pahat/ukir, langkah-langkahnya


yaitu :
1. Buatlah sketsa/desain dan tentukan ukurannya
2. Siapkan balok kayu/batu sesuai ukuran yang diinginkan, sesuaikan dengan
sketsa yang dibuat
3. Pindahkan gambar/pola di atas permukaan ke bahan keras tersebut
4. Lakukan pemotongan untuk mengurangi jika masih terlalu besar. Lakukan
pembentukan sedikit demi sedikit dengan alat hingga mendekati bentuk
menyeluruh
5. Buatlah bentuk menyeluruh yang lebih detail, lakukan dengan pengamatan
sehingga sesuai dengan sketsanya
6. Lanjutkan dengan membuat yang lebih detail/sempurna dan haluskan
dengan amplas
7. Finishing dengan cat melamin/akrilik

Daftar Pustaka : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 16


Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta :
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. 

MATERI
SENI BUDAYA
KELAS 9/Semester 2

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 17


MTS AL MURSYIDIYYAH
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Bab 3
Seni Grafis
Seni grafis merupakan karya seni rupa dwimatra yang dibuat menggunakan
teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Seni grafis juga
dinamakan seni mencetak.
Grafis berasal dari bahasa Yunani, “graphein” yang berarti menulis atau
menggambar, dalam Bahasa Inggris, graph atau graphic berarti dapat membuat tulisan,
lukisan dengan cara ditoreh atau digores. 
Seni cetak yang dimaksud berupa negatif film yang bisa menciptakan bentuk,
gaya, warna, ataupun ragam yang sama. Proses cetaknya yaitu karya seni grafis yang
dibuat di atas kertas, menggunakan teknik monotype, dan mampu menciptakan salinan
karya yang sama dalam jumlah banyak. 
Seni grafis diciptakan di atas permukaan plat (medium cetak), plat ini berupa
papan kayu, logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Seni
grafis lain yang disebut dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori
(screen-printing) yang direntang pada sebuah kerangka. 
Mencetak merupakan cara memperbanyak gambar dengan alat cetak/acuan/klise.
Klise tekniknya dengan menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam, atau
bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau aluminium). Hasil cetakan
menunjukkan kreatifitas dan keterampilan penciptanya. 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 18


Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian dilekatkan pada selembar
kertas dan ditekan/press. Tinta dari acuan melekat pada kertas inilah yang disebut
dengan cetak grafis. 
Seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya ada 4 yaitu :
1. Cetak tinggi (relief/cukil)
Menggunakan klise/acuan/alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari
bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang
menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise/alat cetak itu ditempelkan pada kertas
kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas. Berikut contohnya : 

Contoh lain teknik cetak tinggi yaitu stempel. 

2. Cetak dalam (intaglio print)


Menggunakan klise dalam, artinya bagian dalam yang menyerap tinta akan
membekas pada kertas. Jenis-jenis cetak dalam yaitu : etsa, mezzo tint, drypoint,
dan sebagainya. Cetak dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminium atau
kuningan yang permukaannya ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam. 
Tinta lalu dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut.
Kertas yang sudah dilembapkan dengan air lalu diletakkan di atasnya. Tinta akan
melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan.
Alat yang dipakai untuk menoreh dapat berupa pahat grafis, paku, jarum, burin,
atau logam runcing.  
3. Cetak datar (Planography Print)
Menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara
tinta dan air, memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar.
Teknik ini ditemukan pada abad ke-16 di Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu
cadas (limestone) biasa yang disebut lithography. 
Cetak datar dapat juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk
meringankan proses kerja. Planografi mempunyai matrix permukaan tetap, hanya
mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan
image/gambar. Planografi meliputi : litografi, monotype, dan teknik digital salah
satunya cetak offset. 

4. Cetak saring

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 19


Menggunakan layar (screen) dengan kerapatan serat tertentu, dikenal dengan
sablon/senigrafi. Sablon banyak digunakan mencetak tulisan/gambar pada
permukaan datar, contohnya mencetak tulisan/gambar pada kertas, kaos, kain
spanduk, undangan, plastik. Kain screen direntangkan dengan kuat agar
menghasilkan hasil cetakan yang datar.
Berikut contoh hasil sablon pada kaos : 

Bahan yang digunakan dalam cetak tinggi yaitu :


1. Papan sebagai alas
2. Hardboard atau papan MDF
3. Tinta atau cat cetak offset
4. Kaos, kain, atau kertas
5. Cat pengering agar pengeringan lebih cepat (kalau ada)

Bahan yang digunakan dalam cetak tinggi yaitu :


1. Pensil
2. Gunting
3. Pisau cutter
4. Woodcut
5. Roler/untuk meratakan warna
6. Pahat atau pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada
plat/sebagai klise cetak

Berikut contoh alat pahat untuk mencungkil : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 20


Berikut contoh alat scroll untuk memberi warna : 

Proses membuat teknik cetak tinggi :


1. Membuat sketsa pada plat cetak
2. Memindahkan ke plat meratakan dan ditoreh, bagian tinggi untuk bagian yang
rendah
3. Proses memberi tinta dengan bantuan roler
4. Menggosok / meratakan dengan alat (sendok)/dipress dengan alat press (mesin
press)
5. Buka pelan-pelan sambil dilihat apakah warna sudah rata
6. Hasil jadi sebuah karya seni cetak tinggi, berikut gambarnya :

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 21


Proses Membuat Cetak Saring
1. Kerangka screen
Bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium Screen (kain kasa) atau Monyl,
merupakan kain berserat yang berfungsi membentuk gambar atau tulisan pada benda
yang akan disablon. Berikut contoh screen monyl : 

3. Meja cetak
Sebagai alas/tempat untuk melakukan penyablonan
4. Rakel
Digunakan untuk meratakan tinta di screen. Berikut contoh rakel : 

5. Obat sablon
Emulsi (sensitizer). Berikut contohnya : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 22


6. Cat dan sari warna sablon.
Berikut contohnya : 

Proses membuat klise (film negative) :


Bahan yang digunakan harus transparan, agar saat penyinaran (pengeksposan)
bagian yang tidak tembus oleh tinta akan terkena sinar secara utuh. Bahan yang
digunakan adalah kertas kalkir, film, dan mika film. 
Teknik membuat klise (film negative) :
1. Langsung pada screen : setelah screen (kain kasa) diberi tulisan atau
gambar/corak, area yang diinginkan tidak tembus oleh tinta diberi emulsi yang
dicampur dengan sensitizer kemudian dijemur/penyinaran, setelah kering siap
digunakan mencetak 
2. Negatif film : menggunakan kertas kalkir (transparan) atau kertas biasa yang
sudah digambar kemudian dilumuri dengan minyak goreng/minyak tanah lalu
dikeringkan sehingga menjadi transparan 
3. Proses afdruk/pengekposan : memindahkan gambar berupa selembaran
kertas yang akan menjadi model/desain ke screen dengan bantuan emulsi
sablon. Tahap pembuatan afdruk yaitu Pelapisan (coating), Pengeringan awal,
Penyinaran screen ke panas matahari atau lampu neon, Pembuatan klise, dan
Pengeringan akhir
4. Proses Mencetak : screen kering yang telah melalui pengekposan gambar siap
untuk dicetak. Letakan kertas atau media yang akan dicetak, Tuang warna yang
diinginkan dan ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai. Berikut
contoh menyablon cetak saring : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 23


Daftar Pustaka : 
Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta :
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Bab 4
Pameran

Pameran adalah Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk
mengomunikasikan, memperkenalkan, memperlihatkan, dan memajangkan hasil
karyanya agar diamati, dihayati, dan diapresiasi orang lain.
Pameran dipimpin/ dikoordinir oleh kurator yang berperan menentukan arah dan
tujuan pameran, memberi materi pameran, dan mengoleksi karya yang akan
dipamerkan. 
Karya seni rupa yang bisa dipamerkan yaitu : Lukisan, Patung, Kriya, Tekstil dan
sebagainya.
Berdasarkan jenis karyanya, pameran ada 2 yaitu :

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 24


1. Pameran Homogen : hanya memamerkan satu jenis karya saja, misalnya
pameran lukisan, pameran patung, pameran kriya, pameran seni grafis, dan
sebagainya. Contoh pameran homogen : 

2. Pameran Heterogen : memamerkan berbagai macam jenis karya seni, misalnya


pameran seni rupa yang menampilkan lukisan, patung, kriya, batik, grafis, dan
sebagainya. Contoh pameran heterogen : 

Berdasar jumlah peserta, pameran ada 2 yaitu :


1. Pameran Tunggal : pameran yang dilaksanakan perorangan, hasil karya yang
dipamerkan merupakan karya seni satu orang saja
2. Pameran Kelompok : pameran yang diikuti peserta lebih dari satu, beberapa
orang/anggota suatu kelompok, misalnya kelompok kelas 9 SMP, kelompok
mahasiswa, kelompok kekerabatan, dan sebagainya.

Berdasar tempat pelaksanaan, pameran ada 2 yaitu :


1. Pemeran di dalam ruangan (indoor) : pameran dengan setting tertutup,
penyelenggarannya harus memperhatikan penataan, unsur cahaya, dan sirkulasi
pengunjung.
2. Pameran di luar ruang (outdoor) : penyelenggaraan pameran ini untuk karya-
karya yang tahan terhadap suhu ruang terbuka, contohnya patung batu, meskipun
bisa juga pameran lukisan atau keramik.

Fungsi Pameran di Sekolah sebagai :


1. Media penampilan jati diri siswa

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 25


2. Sarana peningkatan daya ekspresi bagi siswa
3. Media memperluas cakrawala pengetahuan seni
4. Media komunikasi antarsiswa dengan apresiator
5. Sarana perangsang kreativitas siswa dalam berkarya seni
6. Wahana pemunculan ide, aliran, dan jenis seni rupa baru bagi siswa

Kepanitiaan pameran ada 2 yaitu :


1. Panitia Pengarah (Steering Committee) : bertugas memberi arahan, nasihat, dan
petunjuk kepada panitia pelaksana dalam menjalankan tugasnya
2. Panitia Pelaksana (Organizing Committee) : bertugas melaksanakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan dan bertanggung jawab
atas kegiatan yang telah direncanakan dari awal sampai akhir

Rencana kerja adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dari awal sampai
akhir dalam pameran. Rencana kerja perlu disusun agar semua kegiatan dan langkah
kerja panitia terprogram dengan baik. Rencana kerja tertuang dalam sebuah rumusan
yang disebut proposal. 

Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan rinci untuk
kegiatan formal, merupakan usulan kegiatan yang perlu dukungan/persetujuan pihak
lain. Proposal disusun oleh ketua pelaksana, wakil ketua, sekretaris dan bendahara
pameran, disusun berdasar pertimbangan, arahan, ataupun petunjuk oleh pembina. 

Jadwal kerja adalah urutan kegiatan yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan


suatu rencana kegiatan. Jadwal kegiatan dibuat setelah rencana kerja dari setiap seksi
terkumpul.
Jadwal kerja disusun oleh sekretaris yang mengacu pada konsep ketua, ditulis dan
dipasang di ruang panitia agar mudah diketahui dan dilaksanakan sesuai dengan tugas
masing-masing. 
Perencanaan pameran yang baik harus mencakup tentang : Materi, Kelengkapan,
Tempat penyelenggaraan, Publikasi, Waktu penyelenggaraan, Dekorasi, Anggaran
kegiatan dan Kepanitiaan 

Tahap penyelenggaraan Pameran


Persiapan Penyelenggaraan Pameran :
1. Publikasi kegiatan baik melalui siaran radio, spanduk, selebaran, undangan,
maupun yang lainnya
2. Mengadakan seleksi terhadap karya yang dikumpulkan
3. Menyediakan perlengkapan pameran yang meliputi sketsel, papan panel, meja,
label karya, buku tamu, tanaman hias, sound system, dan sebagainya
4. Menyiapkan ruang pameran
5. Menyusun acara pembukaan dan penutupan

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 26


6. Penataan Ruang Kegiatan :
 Mendekorasi ruang pameran
 Memajang karya seni rupa yang akan dipamerkan pada tempat yang sesuai
 Menempel label karya pada setiap benda seni dengan data yang komplit yang
meliputi nama pembuat/pencipta, asal sekolah/ kelas, judul karya seni, jenis
karya seni, bahan yang digunakan, dan teknik yang digunakan
 Mengatur alur transportasi pengunjung
 Memasang meja dan kursi penerima tamu/informasi dan tempat untuk meletak
buku pesan-kesan
 Memasang lampu sorot di tempat yang membutuhkan
7. Pelaksanaan :
1. Susunan acara pembukaan
2. Pembawa acara/MC
3. Pengarah acara
4. Penempatan petugas jaga stan
5. Buku tamu dan buku pesan-kesan
6. Penampilan hiburan penyerta
7. Pengadaan dokumentasi
8. Upacara penutupan
9. Kepanitiaan Pameran

Evaluasi pameran ada 2 yaitu :


1). Evaluasi proses, adalah evaluasi mulai perencanaan pameran sampai proses
kegiatan
2). Evaluasi hasil, adalah hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari kegiatan
pameran. 
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh setiap seksi,
cara mengatasi persoalan yang ada dan mengetahui keadaan keuangan pada kegiatan
yang dilaksanakan. Hasil evaluasi dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pada pameran selanjutnya. 
Manfaat evaluasi yaitu Memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain
dan Sebagai tolok ukur atas keberhasilan suatu kegiatan 
Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan pameran selesai. Panitia diberi waktu yang
cukup untuk menyiapkan laporan tentang hal yang telah dikerjakan, meliputi : 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 27


1. Sistem Kerja : dimulai dari persiapan sampai akhir, evaluasi dari seluruh rangkaian
kegiatan, yang meliputi cara kerja tiap personal, pengorganisasian kerja, kerja
sama antarpanitia maupun antarseksi
2. Pembiayaan : laporan pertanggungjawaban bendahara terhadap dana yang masuk
dan keluar. Perlu dicermati bahwa dana yang keluar sesuai rencana anggaran
yang telah ditetapkan
3. Personalia Kepanitiaan : informasi tentang masing-masing anggota panitia
mengelola pameran, menyangkut tanggung jawab, penguasaan, dan ketepatan
antara bidang tugas dengan keahlian yang dimiliki. Penilaian terhadap figur
personalia sangat penting pada kesempatan mendatang.
4. Bentuk Pameran : mengevaluasi bentuk pameran yang telah selesai dilaksanakan
sudah sesuai dengan maksud, tujuan, dan tema yang telah ditetapkan
5. Pelaksanaan Pameran : meliputi jalannya acara, banyak penonton/pengunjung,
dan banyaknya hasil karya seni yang dipamerkan. Hal tersebut sebagai bahan
perbaikan di masa mendatang
6. Laporan dari masing-masing seksi : laporan ini sangat penting, yang diwakili oleh
koordinator dari masing-masing seksi.

Laporan tersebut berisi kedisiplinan setiap anggota seksi, tanggung jawabnya


terhadap bidang tugas masing-masing, kendala dalam melaksanakan tugas dan cara
mengatasinya.
Dari laporan-laporan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan
pameran pada masa mendatang dengan lebih baik.

Daftar Pustaka : 
Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta :
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. 

SENI BUDAYA KELAS 9 SEMESTER 1-2 MTS AL MURSYIDIYYAH 28

Anda mungkin juga menyukai