SENI RUPA
BAB I SENI LUKIS
Zonde
Yaitu : Patung yang menampilkan seluruh bsgian tubuh, bedanya dengan patung
free standing patung jenis Zonde tidak dalam keadaan berdiri, tetapi seperti
duduk, tiarap,dan sebagainya.
Torso
Yaitu: patung yang hanya menampilkan bagian badan saja, umumnya dari dada,
pinggang, hingga bagian pinggul, jadi patung torso tidak memiliki bagian kelapa.
Boss/ Sedada
Yaitu : patung yang hanya menampilkan setengah badan, dari kepala hingga
bagian dada saja.
Kepala
Yaitu: Patung yang umumnya hanya menampilkan bagian kepala hingga leher
saja
.
2. Jenis Seni Patung
Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu :
Corak imitative (Realis/representative)
Corak ini merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, hewan,dan
tumbuhan).patung corak realis tampak pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan
Edy Sunarso.
Corak deformatif
Corak ini bentuk yang telah banyak berubah dari tiruan alam. Bentuk-bentuk alam
diolah, digubah menurut gagasan dan imajinasi pematung. Corak ini tampak pada
karya pematung seperti : But Mochtar, G.Sidharta dan lain-lain.
Corak Nonfiguratif (Abstrak)
Corak nonfigurative secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk
alam untuk perwujudannya(Abstrak). Corak abstrak dipengaruhi oleh aliran
konstruksi.patung dipandang sebagai bentuk konstruksi , yaitu susunan material
seperti besi ,plat, kawat, kayu, plastic dan sebagainya.
4. Penampilan
Bernyanyi secra solo/tunggal harus dipersiapkan dengan baik dan matang
sebab seorang penyanyi solo akan menjadi pusat perhatian pada panggung
saat bernyanyi. Persiapan tersebut harus dilakukan dengan memahami materi
vocal, Teknik vocal, dan penampilannya. Seorang penyanyi solo hendaknya
mengembangkan ornamentasi lagu dengan cara berimprovisasi pada bagian
lagu rimis, melodis, dan dinamika lagu yang merupakan hiasan yang
dipersiapkan untuk memperindah lagu, namun juga harus berhati-hati dalam
melakukannya jangan sampai berlebihan dan keluar dari jalur nada dan lagu
yang asli.
5. Latihan improvisasi lagu secara solo/tunggal
Improvisasi diartikan melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam bernyanyi ,
improvisasi diartikan pengembangan ornamentasi pada sebuah lagu dengan
tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan lebih menarik. Improvisasi
ini tidak hanya dilakukan pada semua bagian lagu, hanya pada bagian-bagian
tertentu saja agar bentuk lagu yang aslinya tetap jelas. Variassi lagu dapat
dilakukan dengan mengubah 3 unsur lagu sebagai berikut :
a. Ritmis
Perubahan dalam irama lagu, misalnya agu yang diciptakan dalam irama
pop divariasikan dengan cara dibawakan dengan iringan jazz atau dangdut.
b. Melodis
Berupa penambahan nada dengan jarak nada yang berdekatan.
c. Dinamika
Perubahan bunyi keras dan lembut pada bagian lagu sesuai dengan kesan
yang akan disampaikan.
BAB IV
LAGU POPULER DALAM SAJIAN V0KAL GRUP
Aransemen terdiri dari tiga jenis: aransemen vokal, aransemen instrumen, dan aransemen
campuran.
Setiap lagu dapat dibuatkan aransemen khusus vokal, yaitu dalam dua suara, tiga suara,
atau empat suara. Aransemen vokal dalam dua suara adalah aransemen lagu yang paling mudah.
Penyusunan aransemen vokal dalam tiga dan empat suara memerlukan lebih banyak persyaratan.
Setelah aransemen lagu selesai disusun, lagu tersebut dicoba untuk dinyanyikan secara
bersama-sama. Apabila aransemen masih dirasa kurang baik atau kurang memuaskan, maka
aransemen tersebut dapat disusun kembali hingga didapat hasil akhir yang memuaskan.
Aransemen lagu dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mencari melodi utama atau pokok dari lagu yang telah dipilih.
b. Mencari akor atau harmoni
c. Memecah suara. Untuk memecah suara, diperlukan sedikit pengetahuan tentang
akor.
Akord adalah susunan nada yang terdiri dari tiga buah nada atau lebih dan dimainkan
bersamaan. Karena tersusun dari tiga nada maka bisa juga disebut sebagai triad atau triad chord.
Istilah triad diambil dari “tri” yang berarti “tiga”. Nada yang menyusun akord biasanya terdiri
dari nada ke I-III-V (1-3-5) dari sebuah tangga nada. Misalnya kalian ingin memainkan C mayor
maka kamu ingat dulu tangga nada C mayor yang terdiri dari C-D-E-F-G-A-B. Nada ke I adalah
C, nada ke III adalah E, dan nada ke V adalah G. Lalu kamu tekan ketiga nada tersebut
bersamaan maka kalian akan mendapatkan C mayor.
Jadi inti pembuat sebuah akord terdiri dari nada pokok atau akarnya yang disebut root,
nada ke tiga atau terts (3rd) dan nada ke lima atau kuint (5th).
Itu hanyalah dasarnya saja, bagian berikutnya akan dijelaskan lebih jauh lagi.
Jenis-Jenis Akord
Akord terbagi menjadi beberapa jenis yaitu mayor, minor, augmented, dan diminished.
Akord mayor
Su
mber: musictheoryblog.blogspot.com
Akord mayor adalah susunan nada yang memiliki interval antar nada 3 M (Mayor) dan 3 m
(minor). Dengan kata lain memiliki interval nada atau jarak antar nada yang berjarak 2 – 1 1/2
(dua – satu setengah).Contohnya adalah akord C mayor, maka nada yang dimainkan secara
bersamaan adalah C-E-G.Bila kamu ingin memainkan nada D mayor maka kamu ingat lagi
susunan tangga nada yang terdiri dari D-E-F-G-A-B-C lalu kamu tengok lagi prinsip interval 2- 1
1/2. Dari situ kamu bisa mendapatkan akord D mayor yaitu D-F#-A. Karena jarak dari D ke E
adalah satu, dari E ke F# juga satu maka dijumlahkan menjadi dua (D-F#) dan jarak dari F# ke A
adalah 1 1/2. Prinsip ini berlaku juga untuk semua bentuk akord mayor yang lain.
E mayor : E-G#-B
F mayor : F-A-C
G mayor : G-B-D
A mayor : A-C#-E
B mayor : B-D#-F#
Akord Minor
Sumber:
www.piano-play-it.com
Akord minor adalah triad yang susunan nada ke atas terdiri dari 3 m (minor) dan 3 M (mayor)
dan memiliki interval nada 1 1/2 – 2. Contohnya kamu ingin memainkan Cm (minor) maka kamu
menekan nada C-Es (D#)-G. Karena jarak dari C ke D adalah satu, sedangkan C ke D# atau Es
adalah satu setengah, dan jarak dari Es ke G adalah dua. Jika menggunakan patokan tangga nada
diatonis mayor dengan sebutan angka 1-3-5 maka nada ke tiga turun setengah laras. Sehingga
dengan rumusan ini kamu bisa menerapkannya di akord minor lain, misalnya kamu ingin
mencari Em, maka kamu akan mendapatkannya dengan bentuk:
E minor : E-G-B,
Akord Diminished
Sumber: pinterest.com
Akord augmented terbentuk dari susunan triad dari bawah ke atas 3 m (minor) dan 3 m (minor).
Bila menggunakan patokan tangga nada diatonis mayor dengan bahasa 1-3-5 maka nada ke tiga
dan ke lima turun setengah laras. Sebagai contoh kita ambil C mayor yang terdiri dari susunan
triad C-E-G. Bila di transformasikan menjadi Cdim (diminished) maka triad yang digunakan
adalah C-Eb (D#)-Gb (A#).
Contoh lain bila kamu ingin mencari bentuk Ddim maka tinggal kamu terapkah prinsip ini
sehingga bentuk Ddim adalah D-F-Ab (G#). Kamu bisa terapkan rumusan ini pada bentuk akord
lainnya dari berbagai nada root yang kamu inginkan.
Akord Augmented
Su
mber: www.classicalmpr.org
Akor Augmented terbentuk dari susunan triad ke atas 3 M (Mayor) dan 3 M (Mayor). Dengan
kata lain bila menggunakah bahasa atau sebutan angka 1-3-5 maka pada nada ke lima naik
setengah laras. Sama seperti sebelumnya misalnya kamu ingin mencari C aug maka kamu bisa
berpatokan pada triad C mayor yang terdiri dari C-E-G, maka C aug adalah C-E-G#.
E aug : E-G#-C
Su
mber: walpaperhd99.blogspot.com
Setiap akord memiliki kualitas dan tingkatannya masing-masing. Kita bahas dari kualitasnya
masing-masing seperti di bawah ini dengan menggunakan tangga nada mayor.
Akord I, IV, dan V memiliki kualitas mayor
Sedangkan bila menggunakan tangga nada minor maka kamu akan mendapatkan:
Akord V dan VI memiliki kualitas mayor
Selain memiliki kualitas, masing-masing akord sesuai posisinya memiliki tingkatan masing-
masing. Disni kita tetap menggunakan contoh tangga nada C mayor ya agar mudah
mempelajarinya. Maka kamu akan mendapatkan kualitas akor seperti di bawah ini:
Akord I atau C mayor yang terdiri dari triad C-E-G disebut Tonika memiliki kualitas mayor
II atau D minor yang terdiri dari triad D-F-A disebut sebagai Supertonik yang memiliki kualitas
minor
III atau E minor yang memiliki triad E-G-B disebut sebagai Median, memiliki kualitas minor
IV atau F mayor yang terbentuk dari F-A-C disebut sebagai Sub Dominan memiliki kualitas
mayor
V atau G mayor yang terbentuk dari G-B-D memiliki kualitas mayor disebut sebagai Dominan
VI atau A minor yang terbentuk dari triad A-C-E memiliki kualitas minor disebut sebagai Sub
Dominan
VII atau B diminished yang terbentuk dari B-D-F memiliki kualitas diminished dan disebut
sebagai Leadingtone
Dengan menggunakan prinsip ini maka kamu bisa menerapkannya di berbagai tangga nada yang
berbeda dari berbagai root. Misalnya root yang kamu mainkan adalah Do=D maka yang menjadi
Tonika adalah D, yang menjadi Sub Dominan adalah G, yang menjadi Dominan adalah A.
Dengan prinsip yang sama kamu bisa menemukan fungsi lain dari berbagai macam tangga nada
dari nada root yang berbeda.
Memberi nada untuk setiap suara. Tahap ini merupakan kelanjutan dari point c, yaitu memberi
not pada setiap suara, misalnya dalam vocal grup dbagi 3 suara maka nada sudah tersedia
berdasarkan akor. Improvisasi lagu. Tahap selanjutnya adalah mengemas sajian vocal grup lebih
menarik, yaitu dengan membuat variasi lagudibeberapa bagian saja dengan catatan
pengembangan nada atau variasi nadanya harus tetap berjalan di akor yang sama. Variasi lainnya
dapat dilakukan dengan menambahkan, missal intro dan akhir lagu menarik.
BAB V
TARI KREASI
c. Bersenandung
Tarik napas, tahan, dan hembuskan sambil bersenandung. Lakukan katihan
mulai dari nada rendah sampai nada yang tinggi. Misalnya dengan suku
kata na disenandungkan sesuai dengan tangga nada. Lakukan berulang
selama delapan kali.
Tarik napas, tahan, hembuskan sambil bersenandung dengan tidak sesuai
tangga nada.
C. LATIHAN ARTIKULASI
Artikulasi adalah hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya,
karena artikulasi adalah satu ekspresi gestur yang kompleks. Latihan artikulasi adalah
latihan tentang kejelasan bunyi suara yang dikeluarkan oleh organ produksi suara. Bunyi
suara yang kita kenal diantaranya adalah bunyi suara nasal (di rongga hidung), bunyi
suara oral (di rongga mulut). Berikut ini cara berlatih artikulasi.
a. Latihan Bunyi Suara
Tarik napas dan hembuskan sambil melaafalkan huruf m, n, y, dan ng.
Lakukan latihan melafalkan tersebut sampai menemukan cara
mengucapkan yang benar.
b. Latihan Bunyi Suara Oral
Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf vokal terputus-putus
dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf vokal dengan cara
menyambung dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf diftong ( au, ia, ua dan
lain-lain) terputus-putus dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf konsonan (b, c, d, f, g
dan seterusnya) dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf konsonan (k, t, b, dan
seterusnya) dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
c. Latihan Diksi
Latihan dengan membedakan huruf p dengan b, t dengan d dan k dengan g.
Latihan membedakan huruf p, b, t, d, k, dan g dengan cara
mengkombinasikan.
Latihan ini dilakukan dengan cara menggabungkan huruf-huruf tersebut di
atas dengan huruf vokal. Misalnya pa dengan ba, ta dengan da, dan ki
dengan gi dan seterusnya.
Latihan diteruskan dengan bentuk kata misalnya : Apabila, Begitu,
Menyambut, Perpustakaan, Kudengar, dan Luput.
Cari kata-kata lainya yang mengandung huruf P, B, T, D, K, dan G.
d. Intonas
Jeda pemenggalan kalimat
Susunlah kalimat pendek dan ucapkan, misalnya berapa lama saya harus
menunggu.
Ucapkan kalimat tersebut tapi gunakan jeda antara kata lama dan saya.
Susunlah kalimat pendek lainya dan gunakan sebagai latihan jeda. Tempo
(cepat lambatnya ucapan)
Susunlah kalimat pendek dan ucapkan misalnya Siapa bilang itu tidak
bisa....dilakukan.
Ucapkan kalimat tersebut, dan ketika mengucapkan kata dilakukan ucapkan
dengan cara dieja per suku kata.
Lakukan latihan dengan kalimat yang lain dan tentukan kata yang akan
dieja
.
D. LATIHAN OLAH RASA
1. Latihan Konsentrasi Panca Indera
Konsentrasi berarti memusatkan perhatian pada sesuatu, makin menarik perhatian
tersebut, maka makin sanggup ia memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran
adalah sukma atau jiwa peran yang kita mainkan. Tujuan dari konsentrasi adalah untuk
mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Untuk melatih
konsentrasi dapat dilakukan latihan dengan cara sebagai berikut.
Indera penglihat
a. Amati benda secara intensif, dan deskripsikan pamgamatan Anda kepada peserta
lain.
b. Lakukan dengan suasana yang santai dan presentasikan sesuai dengan gaya anda.
c. Latihan diteruskan dengan mengamati sekumpulan benda.
d. Deskripsikan hasil pengamatan tersebut termasuk yang menjadi ciri khas dari
objek pengamatan Anda.
e. Dalam latihan ini diusahakan dilakukan dengan pengamatan yang sangat jeli dan
dalam suasana santai.
Indera pencium
a. Konsentrasilah pada bau yang paling menyengat dan dekat dengan tubuh kita
(latihan diusahakan betul-bentul membaui bukan menghayalkan atau
berimajinasi tentang bau).
b. Kalau sudah mendapatkan bau tersebut, kemudian simpan dalam ingatan kit.
c. Latihan dilanjutkan dengan menambahkan jarak dari sumber bau. kemudian
dipresentasikan sesuai dengan gaya dan cara masing-masing.
d. Latihan indera penciuman ini juga bisa dilakukan dengan membedakan
bermacam-macam bau.
Indera Pendengar
a. Konsentrasilah pada sumber suara yang paling lemah dan dekat dengan kita
(latihan ini benar-benar mendengar bukan mengkhayal atau berimajinasi).
b. Kalau sudah mendapat bunyi tersebut, simpan dalam ingatan kita. Dlanjutkan
dengan menambah jarak dari sumber bunyi tersebut. Pada bagian akhir
presentasikan kepada yang lain sesuai dengan gayanya masing-masing.
c. Latihan mendengar ini bisa dilakukan dengan membedakan bermacam-macam
sumber bunyi dan dari apa sumber bunyi tersebut. Misalnya berasal dari logam,
kayu, batu, membran, dan lain-lain.
Indera Pengecap
a. Latihan ini menggunakan stimulus berbagai macam rasa, coba rasakan berbagai
macam rasa yang ada dan ukur kadar rasa tersebut. Jika rasa itu asin, rasakan rasa
asin tersebut sampai dan sampai sberapa kadar rasa tersebut.
b. Latihan ini dititikberatkan pada sensasi tentang rasa individu bukan tentang rasa
kolektif, karena kadar tentang rasa bersifat individual.
c. Simpan pengalaman tentang rasa tersebut dan jadikan pengalaman batin, karena
dengan konsentrase dibarengi dengan ingatan batin akan dapat diekspresikan
tentang rasa tersebut meskipun tanpa ada rasa yang dikecap.
Indera Perasa atau Peraba
a. Latihan ini difokuskan pada membedakan rasa yang tersentuh oleh kulit.
Latihan bisa dilakukan dengan cara membedakan rasa kasar dan halus, panas
dan dingin, keras dan lembek, dan lain-lain.
b. Ambil sebuah benda dan raba permukaan benda tersebut dari beberapa sisi,
bedakan antar permukaan tersebut, kemudian deskripsikan dengan cara dan
gaya masing-masing.
c. Jalanlah pada berbagai macam permukaan jalan, konsentrasi pada telepak kaki
kita dan bedakan permukaan jalan tersebut, simpan dalam ingatan sebagai
pengalaman batin.
d. Lakukan latihan dengan santai dan jangan tergesa-gesa, ingat latihan ini tetap
berfokus pada daya konsentrasi kita.
SENI RUPA
BAB VIII
SENI GRAFIS
4. Cetak Saring.
Cetak Saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (Screen)
dengan kerapatan serat tertentu. Cetak Saring dikenal dengan sablon atau Senigrafi.
Sablon tersebut banyak digunakan untuk mencetak tulisan maupun gambar pada
permukaan datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas,
kaos, kain spanduk, undangan, plastic dan media lainnya. Kain screen ini direntangkan
dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar.
2. Cetak Saring
a. Proses Pembuatan Cetak Saring.
1. Kerangka screen, bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium Screen (kain
kasa) atau Monyl merupakan kain berserat yang berfungsi sebagai sarana untuk
membentuk gambar atau tulisan pada benda – benda yang akan di sablon.
2. Meja Cetak, secagai alas / tempat untuk melakukan penyablonan.
3. Rakel, digunakan untuk meratakan tinta di Screen.
4. Obat sablon, emulsi (sensitizer).
5. Cat dan sari warna sablon.
b. Proses Pembuatan Klise (Film Negative).
Dalam menggambar untuk membuat Klise (Film Negative), ada beberapa teknik yang
dapat digunakan, yaitu :
1. Langsung pada Screen.
2. Negative Film.
d. Proses Mencetak.
Screen kering yang sudah melalui proses pengekposan gambar siap untuk dicetak.
Letakan kertas atau media yang akan dicetak. Tuang warna yang diinginkan dan
ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai.
BAB X
PAMERAN
B. PERENCANAAN PAMERAN
1. Kepanitiaan
Panitia Pengarah (Steering Committee) : bertugas memberi arahan, nasihat,
dan petunjuk kepada panitia pelaksana dalam menjalankan tugasnya
Panitia Pelaksana (Organizing Committee) : bertugas melaksanakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan dan bertanggung jawab
atas kegiatan yang telah direncanakan dari awal sampai akhir
2. Tugas kepanitiaan pameran
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing panitia dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Pelindung/penanggung jawab pameran.
Penanggung jawab kegiatan, memberikan nasihat/saran dan pencerahan
masalah di lapangan baik kepada pembina/pembimbing ataupun langsung
kepada panitia pelaksana pameran.
b. Pembimbing.
Membimbing/memberi masukan atau saran kepada panitia
Bertanggung jawab pula terhadap keberhasilan pameran.
c. Ketua.
Mengordinasi kerja seluruh panitia kerja termasuk sekretaris dan juga
bendahara.
Mengetahui dan menandatangani surat-surat dan kesekretariatan.
Bertanggung jawab atas keberhasilan pameran.
d. Sekretaris.
Menyusun dan menyiapkan proposal
Menyiapkan surat-surat keluar
Menyiapkan surat masuk dan surat keluar
Menyiapakan surat-surat izin
Menangani urusan kedalam
Menyiapkan surat-surat untuk panitia
e. Bendahara.
Mencatat dan menyimpan uang masuk
Mengeluarkan uang belanja sesuai dengan prosedur
Membuat administrasi keuangan
membuat laporan keuangan
f. Seksi Acara.
Mengoordinasi para pendukung acara
Menyiapkan susunan acara
Bertanggung jawab atas kelancara acara.
g. Seksi Publikasi.
Menyediakan surat izin pameran
Membuat poster, katalog, spanduk, dan lainnya
Menghubungi pihak-pihak terkait yang perlu diundang
Menginformasikan kepada masyarakat luas
h. Seksi Konsumsi.
Menyusun daftar menu
Menyediakan konsumsi pada saat latihan, pelaksanaan hingga evaluasi
Menyediakan konsumsi untuk tamu undangan
Bertanggung jawab untuk urusna konsumsi.
i. Seksi Dokumentasi.
Mendokumentasikan seluruh kegaitan pameran.
3. Menyusun rencana kerja (proposal pameran seni rupa di seklah).
Rencana kerja adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dari awal hingga
akhir dalam kegaitan pameran. Rencana kerja diperlukan dan disusun dengan
maksud agar semua kegiatan dan langkah kerja panitia terprogram dengan baik dan
tidak ada sesuatu hal yang terlewatkan. Rencana kerja ini tertuang dalam suatu
rumusan yang disebut dengan Proposal.
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sitematis dan terinci untuk suatu
kegiatan yang bersifat formal. Proposal adalah suatu usulsan kegiatan yang perlu
dukungan atau persetujuan dari pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan
kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Proposal ini disusun oleh
ketua pelaksana, wakil ketua, sekretaris dan juga oleh bendahara kegiatan, yang
disusun berdasarkan pertimbangan, arahan, ataupun petunjuk dari pembina.
4. Menyusun jadwal pameran.
jadwal kerja adalah urutan kegiaan yagn berhubungan dengan waktu pelaksanaan
dari suatu rencana kegiatan. Jadwal kegiatan dibuat setelah rencana kerja dari setiap
seksi terkumpul. Jadwal kerja tersebut disusun oleh sekretaris yang mengacu pada
konsep ketua panitia, dan hendaknya ditulis dan dipasang di ruang panitia agar
mudah diketahui, difahami, dan dilaksanakan oleh seluruh panitia.
Perencanaan yang bagus/baik harus sesuai dengan kriteria berikut :
Materi pameran
Kelengakapan pameran
Tempat penyelenggaraan pameran
Publikasi kegiatan pemeran
Waktu penyelenggaraan pameran
Dekorasi lokasi pameran
Anggaran kegaitan pameran
Kepanitiaan pameran.
Hal teknis yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan bermain musik ansambel
yang harus dikuasai oleh seluruh pemainnya adalah sebagai berikut.
Kedisiplinan
Dalam bermain musik secara berkelompok ini setiap anggotanya harus
mempunyai disiplin yang tinggi dalam hal waktu dan tempat di bagian mana
harus membunyikan alat musiknya sesuai dengan partitur yang telah
ditentukan. Kedisiplinan ini akan membuat rangkaian lagu tersampaikan
dengan baik sesuai jalur dan tidak ada bagian lagu yang tumpang tindih atau
berantakan bunyinya.