Anda di halaman 1dari 49

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA


KELAS : IX

SENI RUPA
BAB I SENI LUKIS

A. SENI LUKIS GAYA ATAU ALIRAN


1. Pengertian seni lukis
Ada berbagai pengertian seni lukis menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
a. Seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, biasanya memiiki
keunikan atau ciri khas tersendiri.
b. Melikis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar
dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu, dengan melibatkan
ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh.
c. Lukisan adalah suatu pengalaman artistic yang ditumpahkan dalam bidang dua
dimensional dengan menggunakan warna dan garis.
2. Tujuan berkarya seni lukis
Kegiatan yang melibatkan ekspresi, emosi, serta konsep bisa dikelompokan dalam
tujuan berkarya seni lukis antara lain :
a. Tujuan religius
Tujuan berkarya seni untuk ujuan religious sudah berlangsung sejak jaman nenek
moyang. Ukisan bisa mendekatkan diri dengan sang pencipta sebagai pelindung,
dan penjaga pengampun dosa. Contoh lukisan tangan goah leang-leang.
b. Tujuan kritik social
Kesenjangan social, pristiwa politik, ketidak berdayaan, serta perilaku kehidupan
lain yang terjadi dalam masyarakat bisa menjadi ide dalam berkarya seni lukis.
Objek lukisannya bisa dengan symbol-simbol atau perumpamaan yang bisa
dikaitkan dengan peristiwa. Kritik yang disampaikan berupa bentuk-bentuk kritik
yang bersinggngan dengan pemerintah, Lembaga social, ataupun kepada
pemegang kekuasaan setempat. Seperti lukisan joko pekik berikut yang berjudul
berburu celeng.
c. Tujuan ekspresi
Lukisan menjadi media ekspresi dan juga mediah mencurahkan emosi/perasaan.
Coretan garis dan warna merupakan perwujudan dari dorongan emosi dan gejolak
jiwa pelukisnya, sehingga penikmat karya seni tidak hanya mengutamakan
keindahan semata. Lukisan ini menampilkan ekspresi yang sempurna,
penggambaran tentang emosi, gejolak hawa nafsu, serta bisikan seperti serta
topeng-topeng yang mengelilingi kehidupan manusia. Contohnya lukisan potret
diri dan topeng kehidupan.
d. Tujuan komersil
Tujuan penciptaan lebih mengutamakan aspek komersial sehingga bentuk dan
gaya luisannya cenderung mengikuti selera pasar.
3. Aliran seni lukis
Berdasarkan cara pengungkapannya aliran dan gaya lukisan dapat digolongkan
menjadi dua yaitu : representative dan nonrepresentative.
Berikut penjabaran aliran dan gaya lukisan serta tokoh-tokohnya :
a. Representative
Pengertian representative disini adalah perwujudan dan gaya seni rupa
menggunakan keadaan nyata pada kehidupan masyarakat dan gaya alam.
Gaya seni rupa yang termasu dalam representative adalah sebagai berikut :
 Naturalisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya alami atau
sesuai dengan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu dengan alam
nyata,sehingga perbandingan perspektif, tekstur atau warna serta gelap
terang dibuat dengan seteliti mungkin lebih indah dari kenyataannya.
Pelukis yang beraliran naturalisme antara lain Basuki Abdullah, Abdullah
Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi, Claude Rubens, dan Contabels.
 Realisme, yaitu aliran yang memandang dunia ini apa adanya tanpa
menambah atau mengurangi objek, penggambarannya sesuai dengan
kenyataan hidup. Perupa yang beraliran realisme antara lain Trubus,
Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono, dan Dullah.
 Romantik, yaitu aliran seni rupa yang lebih bersifat imajiner, aliran ini
melukiskan cerita-cerita yang romantic, peristiwa yang dahsyat atau
kejadian yang dramatis. Pelukis yang bergaya romantisme tersebur antara
lain Raden Saleh, Fransisco Goya, dan Turner.
 Ekspresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai
dengan keadaan jiwa sang perupa yang spontan pada saat melihat objek
karyanya. Perupa yang menggunakan aliran ini antara lain Vincent Van
Gogh, dan Afandi.
 Impresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai
dengan kesan saat objek tersebut diluis. Perupa yang termasuk dalam
aliran ini antara lain Claude Monet, Georges Seurat, Paul Cezanne, Paul
Gauguin, dan S. Sudjojono.
 Surealisme, yaitu aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna
seperti di dalam mimpi, lukis mengembangkan daya khyalnya untuk
menyampaikan pikran dan perasaan melalui bentuk-bentuk dalam
karyanya. Perupa yang beraliran ini antara lain Salvador Dali, Ifan Sagita,
Agus Kamal, dan Boyke Aditya.
b. Nonrepresentative
Pengertian nonrepresentative adalah perwujudan aliran seni lukis yang
menekankan pada unsur-unsur formal : struktur, unsur rupa, dan prinsip estetik.
Gaya seni lukis nonrepresentative berupa susunan garis, bentu, bidang, dan warna
yang terbebas dari bentuk alam. Seniman yang berkarya nonrepresentative antara
lain Wassly Kandinsky, Yuan Mirro, W. De Kooning, Amry Yahya, Fajar Sidik,
But Mochtar, dan Sadali.

B. TEMA SENI LUKIS


Tema adalah gagasan, ide atau pokok pikiran yang ada didalam sebuah karya seni baik
dalam bentuk karya seni rupa dua dimensi maupun seni rupa tiga dimensi. Memahami
tema yang pada sebuah karya seni rupa murni berarti kita dapat memahami tujuan
penciptaan karya seni tersebut. Tema-tema didalam pembuatan karya seni rupa murni
antara lain sebagai berikut :
1. Manusia dengan dirinya sendiri
Untuk mengungkapkan cita rasa keindahan, manusia mewudkannya lewat media
ekspresi. Di dalam pengungkapannya tersebut kadang seseorang menggunakan potret
dirinya sendiri sebagai objek lukisannya.
2. Manusia dengan manusia lain
Seorang perupa kadang kalah dalam mengekspresikan cita rasa keindahan
menggunakan objek orang-orang yang ada di sekitarnya.
3. Manusia dengan alam sekitarnya
Alam sekitar yang sangat menarik bagi para pelukis untuk mengungkapkan cita
rasanya sering dijadikan objek untuk lukisannya.
4. Manusia dengan alam benda
Benda-benda di sekitar kita memiliki keunikan tersendiri bagi para pelukis, sehingga
menjadikan benda-benda tersebut menjadi objek lukisannya. Keunikan benda-benda
tersebut ada yang berbentuk silindris, kubistis, organis, atau bentuk bebas.
5. Manusia dengan aktifitasnya
Lukisan menjadi sesuatu yang menarik apa bila dalam mengambil sudut pandang
aktivitas dapat di susun sesuai dengan komposisi dan proporsi yang baik disertai
dengan gelap terang yang tepat.
6. Manusia dengan alam khayal
Ide yaitu imajinasi atau hayalan sering melintas dalam pikiran kita baik secara sadar
ataupun saat idak sadar (saat tidur). Khayalan yang muncul dibenak perupa kadang
diwujudkan dalam suatu karya seni. Hasil karya seni rupa seperti ini sering disebut
dengan karya seni surealisme.

C. ALAT DAN BAHAN BERKARYA SENI LUKIS


1. Pastel dan Krayon
Crayon Oil Pastel tersebut dari pasta minyak yang dicampur dengan pewarna. Crayon
jenis ini memiliki sifat lembut, mudah bercampur akan tetapi sanga mudah habis dan
meninggalkan remahan atau kotoran. Crayon jenis wax terbuat dari lilin yang
dicampur dengan serbuk warna. Crayon jenis ini memiliki sifat keras, tidak mudah
habis, tidak banyak meninggalkan kotoran, akan tetapi kurang baik untuk proses
mixing dan gradasi.
Pastel ( Oil pastel) terbuat dari lilin (wax) dan minyak (Oil). Pastel sering
dihubungkan dengan warna-warna yang lembut. Sedangkan crayon terbuat dari bahan
kaolin dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengilap dan keras.
2. Cat ( Pewarna )
Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya yaitu :
a. Cat air ( Berbasis air )
Cat air ( Berbasis air ), jenisnya ada 2 yaitu water colour yang bersifat transparan
dan poster colour yang bersifat plakat.
b. Cat minyak (berbasis minyak)
Cat minyak yaitu terbuat dari partikel-partikel pigmen warna yang di suspense
dengan media minyak.
Lukisan cat minyak medianya adalah kanvas.
c. Cat Akrilik
Cat akrilik terbuat dari plastic berbasis polietilen yang akan mengeras ketika
kering.
3. Kuas
Kuas merupakan alat yang digunakan untuk menguas atau cat kemedia lukis.
4. Pisau Palet
Terbuat dari aluminium tipis, fungsinya adalah untuk mencampur cat seperti layaknya
kuas juga untuk membuat efek-efek goresan pada media lukis.
5. Palet
Palet adalah media yang digunakan untuk tempat mencampur cat.
6. Kanvas
Kanvas merupakan bahan media yang umum dipakai sebagai media dalam melukis,
kanvas menggunakan bahan linen atau katun.

D. JENIS LUKISAN, TEKNIK DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Beberapa Teknik yang digunakan dalam melukis antara lain :
1. Lukis cat air ( Aquarel )
Teknik aquarel adalah melukis dengan sapuan warna tipis, sehingga hasilnya
transparan, media untuk bahan cat air adalah kertas.
2. Mozaik
Teknik mozaik adalah Teknik menempelkan pecahan atau lempengan kaca yang
berwarna-warni pada media lukisan, sehingga membentuk objek tertentu. Bahan yang
digunakan ini antara lain pecahan keramik, porselen, potongan kertas, atau bisa juga
batu yang berwarna-warni. Mozaik yang menggunakan potongan-potongan kayu
sebagai bahan lukisannya disebut intarsia.
3. Lukisan kaca
Teknik lukisan kaca, timah, kuningan, dan tembaga sebagai penyambungannya.,
sehingga membentuk lukisan. Lukisan kaca pertama kali dikembangkan pada zaman
Gothic di eropa sebagai bagian dari arsitektur. Lukisan kaca ini mencapai
kegemilangan pada zaman Renaisance sebagai hiasan pada pintu dan jendela
bangunan-bangunan besar seperti istana dan tempat peribadatan. Di Indonesia Teknik
lukisan kaca pada awalnya berkembang sebagai seni industri rumah tangga di cirebin,
jawa barat sebagai warisan dari Teknik yang dicontohkan oleh seniman Belanda.
4. Lukisan Batik
Lukisan batik tekniknya hamper sama dengan tata cara membatik yaitu dengan
menutupi permukaan kain dengan lilin atau malam batik.

E. PROSEDUR BERKARYA DAN SENI LUKIS


Proses atau langkah dalam melukis adalah sebagai berikut :
 Memunculkan gagasan
Untuk memunculkan gagasan kreatif, bisa didapatkan dari apa yang kita lakukan
di sekeliling kita misalnya dengan :
1. Mengembangkan imajinasi, apa yang kita pikirkan atau dari pengelaman
orang lain.
2. Melihat objek secara langsung, misalnya pasar, pantai, atau pegunungan.
3. Melihat dari buku, majalah, internet, serta dokumen lain tentang lukisan.
4. Mengunjungi museum atau kegiatan seni lukis di sekitar.
 Membuat sketsa
Seksa adalah gambar awal yang akan dijadikan atau dibuat lukisan.
Sketsa inilah yang kemudian diselesaikan menjadi sebuah lukisan yang sempurna,
sketsa biasanya hanya berupa goresan global tidak mendetail dari sketsa yang kita
buat akan tergambar apa yang kita ungkapkan.
 Menentukan media berkarya (Bahan dan Alat)
Proses ini adalah untuk media yang kita gunakan, misalnya :
1. Menggunakan kertas : karton, manila, padalarang, atau hanya kertas HVS.
2. Menggunakan tembok, dinding, papan, atau media yang lebar lainnya.
3. Menggunakan media alternative, kaca, cangkang telur, atau dipermukaan
benda pakai/kerajinan.
4. Menggunakan cat minyak, cat akrilik, cat tembok, krayon, atau pastel’
5. Dalam berkarya seni media, alat dan bahan juga menentukan proses dan
Teknik berkarya seni.
 Menentukan Teknik
Ada beberapa Teknik yang digunakan dalam melukis diantaranya :
1. Teknik aquarel (warna trasparan).
2. Teknik plakat (warna tebal).
3. Teknik goresan ekspresif dengan menggunakan jar, kuas, atau pisau palet.
4. Teknik tebal dan Teknik bertekstur (bertekstur warna).
5. Teknik timbul (mozaik).
 Mewarnai dan menyempurnakan lukisan
Tahap terakhir adalah menyempurnakan/menyelesaikan lukisan sketsa yang telah
dibuat, yaitu :
a. Mewarnai sketsa dengan goresan tipis pada objek pokok (positif) dan latar
belakangnya (negative).
b. Menyempurnakan lkisan dengan kuntur, penyinaran (spot light), penegasan,
dan penentuan gelap terang.
BAB II
SENI PATUNG

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI SENI PATUNG


Patung diartikan juga sebagai plastic art atau seni plastic karena patung identic dengan
sebuah cipta karya manusia yang meniru bentuk dan memiiki keindahan atau estetik.tidak
terbatas pada bentuk manusia,tetapi lebih luas lagi yang meniru bentuk apa pun dapat
disebut seni patung.patung bersifat tiga dimensi atau yang bervolume,artinya bisa dilihat
dari berbagai arah.
Beberapa pendapat tentang seni patung sebagai berikut ;
1. Mikke Susanto
Seni Patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibua dengan metode
subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong,menatah) atau aditif (membuat model
lebih dulu seperti mengecor dan mencetak).
2. Soenarso dan Soeroto
Seni Patung adalah semua karya dalam bentuk meruang.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Patung adalah benda tiruan,bentuk manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan
dipahat.
4. B.S Myers
Seni Patung adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apa pun atau
bidang mana pun pada suatu bangunan.

Secara umum berdasarkan pembuatannya,seni patung ada 3 macam yaitu:


 Patung sebagai fungsi personal
Karya seni patung diciptakan semata-mata untuk kepentingan
personal(pribadi),sebagai ekspresi perasaan,dan ungkapan pribadi termasuk tujuan
relegi(sarana beribadah).
 Patung sebagai fungsi social
Patung diciptakan untuk memperingati suatu peristiwa yang bersejarah atau
mengenang jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau kelompok.
Dalam catatan sejarah, misalnya patung untuk monument.
 Patung sebagai fungsi fisik
Patung bernilai estetika, artinya menciptakan dan membuat patung semata-mata
untuk dinikmati keindahannya.

B. BENTUK DAN JENIS PATUNG


1. Bentuk Seni Patung
Adapun bentuk-bentuk dan contoh patung, diantaranya :
 Free Standing
Yaitu : Patung yang menampilkan seluruh bagian tubuh (lengkap) dalam posisi
berdiri.

 Zonde
Yaitu : Patung yang menampilkan seluruh bsgian tubuh, bedanya dengan patung
free standing patung jenis Zonde tidak dalam keadaan berdiri, tetapi seperti
duduk, tiarap,dan sebagainya.
 Torso
Yaitu: patung yang hanya menampilkan bagian badan saja, umumnya dari dada,
pinggang, hingga bagian pinggul, jadi patung torso tidak memiliki bagian kelapa.
 Boss/ Sedada
Yaitu : patung yang hanya menampilkan setengah badan, dari kepala hingga
bagian dada saja.
 Kepala
Yaitu: Patung yang umumnya hanya menampilkan bagian kepala hingga leher
saja
.
2. Jenis Seni Patung
Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu :
 Corak imitative (Realis/representative)
Corak ini merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, hewan,dan
tumbuhan).patung corak realis tampak pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan
Edy Sunarso.
 Corak deformatif
Corak ini bentuk yang telah banyak berubah dari tiruan alam. Bentuk-bentuk alam
diolah, digubah menurut gagasan dan imajinasi pematung. Corak ini tampak pada
karya pematung seperti : But Mochtar, G.Sidharta dan lain-lain.
 Corak Nonfiguratif (Abstrak)
Corak nonfigurative secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk
alam untuk perwujudannya(Abstrak). Corak abstrak dipengaruhi oleh aliran
konstruksi.patung dipandang sebagai bentuk konstruksi , yaitu susunan material
seperti besi ,plat, kawat, kayu, plastic dan sebagainya.

3. Bahan dan Alat dalam Berkarya Seni Patung


 Bahan
Bahan seni patung dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Bahan lunak
Bahan lunak adalah: material yang empuk dan mudah dibentuk misalnya:
tanah liat, lilin, sabun, plastisin, dan bahan yang mudah dibentuk lainnya.
b. Bahan sedang
Artinya bahan tidak lunak dan tidak keras. Contohnya kayu waru, kayu
sengon, kayu randu dan kayu mahoni.
c. Bahan keras
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan.contohnya kayu jati, kayu
sonokeling, dan kayu ulin, batu, batu granit, batu andesit, dan batu
pualam(marmer).
d. Bahan cor/ cetak
Bahan yang dipakai untuk proses ini antara lain semen, pasir, gips, logam,
timah, perak, emas, dan beberapa bahan kimia seperti fiber atau resin.
e. Bahan-bahan lain yang ada disekitar atau benda bekas lainnya , misalnya
kertas.
 Alat
Peralatan yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan
dan Teknik yang digunakan. Alat-alat yang digunakan dalam membuat ptung
adalah sebgai berikut :
a. Butsir adalah alat bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan
kawat.
b. Meja putar adalah meja bulat yang bisa berputar, funsinya untuk
memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
c. Pahat adalah alat untuk memahat ,mengurangi, atau membentuk bahan
batu dan kayu, atau bahan keras lainnya.
d. Sendok adukan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkannya
pada kerangka patung.
e. Alat las karbit / listrik.
4. Teknik berkarya Seni Patung
Dalam berkarya seni patung , ada berbagai Teknik antara lain :
a. Teknik Pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat.
b. Teknik Butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan
menambah bahan.
c. Teknik Cor, yaitu membuat alat cetakan kemudian dituangkan adonan
berupa semen , gips dan sebagainya.
d. Teknik Cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan
terlebih dahulu.
e. Teknik Assembeling (merakit) adalah membuat komposisi/sambungan
dari material seperti besi, logam, tembaga, atau berbagai macam material
seperti benda / found objek, kerts, kayu, dan tekstil.
BAB III
MENYANYI LAGU SECARA SOLO/TUNGGAL

A. Jenis penampilan vocal solo/tunggal


Bernyanyi merupakan aktivitas menyenangkan bagi siapa saja yang sedang bahagia,
sedih, ataupun dalam keadaan yang tidak menentu. Karna dengan bernyanyi hati menjadi
terwakilkan lewat alunan music dan lirik lagu yang indah. Jenis penampilan vocal solo/
tunggal seringkali dinilai penampilan yang paling sederhana dan tidak bvanyak
membutuhkan sarana dan prasarana.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus benar-benar dipahami dan disiapkan seorang
vokalis yang akan bernyanyi solo/tunggal.
B. Materi vokal
1. Warna suara/timbre
2. Wilayah nada
 Suara anak-anak
a. Suara ana-anak tinggi, wilayah nadanya c’-f’
b. Suara anak-anak rendah, wilayah nadanya a-d”
 Suara wanita
a. Sopran = suara tinggi wanita, wilayah nadanya c’-a’’
b. Mezzo sopran = suara sedang wanita, wilayah nadanya a-f’’
c. Alto = suara rendah wanita wilayah nadanya, f-d’’
 Suara pria
a. Tenor = suara tinggi pria, wilayah nadanya c-a’’
b. Bariton = suara sedang pria, wlayah nadanya a-f’
c. Bas = suara rendah pria, wilayah nadanya f-d’
3. Teknik vokal
Teknik vocal adalah cara mengolah suara dengan baik dan benar, sehingga suara yang
dikeluarkan akan yang terdengar lebih indah, jelas, merdu, serta nyaring. Teknik
vocal dibagi menjadi 5 bagian yaitu intonasi, artikulasi, resonansi, pernapasan, dan
pembawaan.
a. Intonasi
Intonasi merupakan salah satu latihan dasar yang penting bagi seorang penyanyi
karna tanpa pembenahan intonasi (ketepatan bunyi tiap nada), suara yang
dihasilkan menjadi sumbang dan tidak merdu. Berlatih kelenturan suara dapat
dilakukan dengan cara menyanyikan nada-nada dengan Teknik staccato dan
legato. staccato adalah menyanyikan lagu dengan cara patah-patah, Legato adalah
menyanyikan lagu dengan cara disambung.
b. Artikulasi
Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu
dapat dimengereti dan dipahami pendengar. Factor-faktor yang perlu diperhatikan
untuk mendapat artikulasi yang baik antara lain sikap badan yang tegap, posisi
mulut yang benar, latihan vokalisis, pembentukan bunyi vocal, dan pembentukan
bunyi konsonan.
c. Resonansi
Resonansi adalah suatu gejalah bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan,
semacam gema yang timbul karna adanya ruangan berdinding keras sehingga
sanggup memanulkan suara. Tanpa ruangan resonansi, pita suara hanya
menimbulkan bunyi yang lemah karna panjangnya hanya 1,5-2cm. dengan adanya
resonansi, suara manusia menjadi keras, indah, dan gemilang. Terdapat 3 rongga
resonansi pada manusia yaitu sebagai berikut :
1. Resonan atas (nasal cavities/langit-langit keras) yaitu semua rongga di atas
mulut dan tenggorokan pada kepala manusia.
2. Resonan tengah yakni mulu dan bagian belakang mulut (pharink).
3. Resonan bawah (dada).
d. Pernapasan
Pernapasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya yang
kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit, sesuai dengan
keperluan. Udara yang digunakan saat bernyanyi lebih banyak daripada pada saat
bernapas sehari-hari. Oleh karna itu, usahakan mengisi paru-paru sebanyak
mungkin saat menyanyi. Teknik pernapasan dalam menyanyi di bagi menjadi 3
yaitu Teknik pernapasan dada, perut, dan diafragma.
e. Pembawaan
Keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah ketepatan
dalam menginterpretasikan sebuah karya music atau lagu. Factor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam menginteroretasikan karya music, antara lain tema lagu,
unsur-unsur music (tanda tempo, tanda dinamik, tanda ekspresi, irama, dan
birama), pesan dan kesan disampaikan, kesulitan-kesulitan lagu, gaya, dan
klimaks lagu.

4. Penampilan
Bernyanyi secra solo/tunggal harus dipersiapkan dengan baik dan matang
sebab seorang penyanyi solo akan menjadi pusat perhatian pada panggung
saat bernyanyi. Persiapan tersebut harus dilakukan dengan memahami materi
vocal, Teknik vocal, dan penampilannya. Seorang penyanyi solo hendaknya
mengembangkan ornamentasi lagu dengan cara berimprovisasi pada bagian
lagu rimis, melodis, dan dinamika lagu yang merupakan hiasan yang
dipersiapkan untuk memperindah lagu, namun juga harus berhati-hati dalam
melakukannya jangan sampai berlebihan dan keluar dari jalur nada dan lagu
yang asli.
5. Latihan improvisasi lagu secara solo/tunggal
Improvisasi diartikan melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam bernyanyi ,
improvisasi diartikan pengembangan ornamentasi pada sebuah lagu dengan
tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan lebih menarik. Improvisasi
ini tidak hanya dilakukan pada semua bagian lagu, hanya pada bagian-bagian
tertentu saja agar bentuk lagu yang aslinya tetap jelas. Variassi lagu dapat
dilakukan dengan mengubah 3 unsur lagu sebagai berikut :
a. Ritmis
Perubahan dalam irama lagu, misalnya agu yang diciptakan dalam irama
pop divariasikan dengan cara dibawakan dengan iringan jazz atau dangdut.
b. Melodis
Berupa penambahan nada dengan jarak nada yang berdekatan.
c. Dinamika
Perubahan bunyi keras dan lembut pada bagian lagu sesuai dengan kesan
yang akan disampaikan.
BAB IV
LAGU POPULER DALAM SAJIAN V0KAL GRUP

A. KONSEP MENYAJIKAN LAGU SECARA VOKAL GRUP


1. Ciri-ciri vocal grup
 Vocal grup terdiri dari beberapa penyanyi, biasanya terdiri dari 3 sampai 10 orang
 Aransemen vokalnya bebas dan dalamnya membawakan lagu sebuah vocal grup
lebih dapat ekspresif. Misalnya dengan memberikan gerakan yang sesuai untuk
menunjang makna lagu.
 Menggunakan improvisasi yang dominan.
 Vocal grup dapat diiringi music atau tidak diiringi music (acapella).
2. Aransemen Vocal  
Aransemen:Bahasa belanda: arrangement, bahasa Inggris: arrangement) adalah
penyesuaian komposisi musik dengan nomor suara penyanyi atau instrumen lain yang
didasarkan pada sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya tidak
berubah.
Di samping itu aransemen merupakan usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya
musik untuk suatu pergelaran yang pengerjaannya bukan sekadar perluasan teknis,
tetapi juga menyangkut pencapaian nilai artistik yang dikandungnya. Orang yang
membuat aransemen lagu disebut aranger (bahasa Inggris: arranger). Modal dasar
yang harus dimiliki seorang pengaransemen adalah penguasaan pengetahuan
tentang harmoni.

Aransemen terdiri dari tiga jenis: aransemen vokal, aransemen instrumen, dan aransemen
campuran.
Setiap lagu dapat dibuatkan aransemen khusus vokal, yaitu dalam dua suara, tiga suara,
atau empat suara. Aransemen vokal dalam dua suara adalah aransemen lagu yang paling mudah.
Penyusunan aransemen vokal dalam tiga dan empat suara memerlukan lebih banyak persyaratan.
Setelah aransemen lagu selesai disusun, lagu tersebut dicoba untuk dinyanyikan secara
bersama-sama. Apabila aransemen masih dirasa kurang baik atau kurang memuaskan, maka
aransemen tersebut dapat disusun kembali hingga didapat hasil akhir yang memuaskan.
Aransemen lagu dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mencari melodi utama atau pokok dari lagu yang telah dipilih.
b. Mencari akor atau harmoni
c. Memecah suara. Untuk memecah suara, diperlukan sedikit pengetahuan tentang
akor.
Akord adalah susunan nada yang terdiri dari tiga buah nada atau lebih dan dimainkan
bersamaan. Karena tersusun dari tiga nada maka bisa juga disebut sebagai triad atau triad chord.
Istilah triad diambil dari “tri” yang berarti “tiga”. Nada yang menyusun akord biasanya terdiri
dari nada ke I-III-V (1-3-5) dari sebuah tangga nada. Misalnya kalian ingin memainkan C mayor
maka kamu ingat dulu tangga nada C mayor yang terdiri dari C-D-E-F-G-A-B. Nada ke I adalah
C, nada ke III adalah E, dan nada ke V adalah G. Lalu kamu tekan ketiga nada tersebut
bersamaan maka kalian akan mendapatkan C mayor.
Jadi inti pembuat sebuah akord terdiri dari nada pokok atau akarnya yang disebut root,
nada ke tiga atau terts (3rd) dan nada ke lima atau kuint (5th). 

Itu hanyalah dasarnya saja, bagian berikutnya akan dijelaskan lebih jauh lagi.

Jenis-Jenis Akord

Akord terbagi menjadi beberapa jenis yaitu mayor, minor, augmented, dan diminished.

Akord mayor

Su
mber: musictheoryblog.blogspot.com

Akord mayor adalah susunan nada yang memiliki interval antar nada 3 M (Mayor) dan 3 m
(minor). Dengan kata lain memiliki interval nada atau jarak antar nada yang berjarak 2 – 1 1/2
(dua – satu setengah).Contohnya adalah akord C mayor, maka nada yang dimainkan secara
bersamaan adalah C-E-G.Bila kamu ingin memainkan nada D mayor maka kamu ingat lagi
susunan tangga nada yang terdiri dari D-E-F-G-A-B-C lalu kamu tengok lagi prinsip interval 2- 1
1/2. Dari situ kamu bisa mendapatkan akord D mayor yaitu D-F#-A. Karena jarak dari D ke E
adalah satu, dari E ke F# juga satu maka dijumlahkan menjadi dua (D-F#) dan jarak dari F# ke A
adalah 1 1/2. Prinsip ini berlaku juga untuk semua bentuk akord mayor yang lain.

Maka kamu bisa mendapatkan triad chord mayor lainnya seperti di bawah ini:

E mayor : E-G#-B

F mayor : F-A-C

G mayor : G-B-D

A mayor : A-C#-E

B mayor : B-D#-F#

Akord Minor

Sumber:
www.piano-play-it.com
Akord minor adalah triad yang susunan nada ke atas terdiri dari 3 m (minor) dan 3 M (mayor)
dan memiliki interval nada 1 1/2 – 2. Contohnya kamu ingin memainkan Cm (minor) maka kamu
menekan nada C-Es (D#)-G. Karena jarak dari C ke D adalah satu, sedangkan C ke D# atau Es
adalah satu setengah, dan jarak dari Es ke G adalah dua. Jika menggunakan patokan tangga nada
diatonis mayor dengan sebutan angka 1-3-5 maka nada ke tiga turun setengah laras. Sehingga
dengan rumusan ini kamu bisa menerapkannya di akord minor lain, misalnya kamu ingin
mencari Em, maka kamu akan mendapatkannya dengan bentuk:
E minor : E-G-B,

F minor : F-Ab (G#)-C

G minor : G-Bb (A#)-D, dan seterusnya

Akord Diminished

Sumber: pinterest.com

Akord augmented terbentuk dari susunan triad dari bawah ke atas 3 m (minor) dan 3 m (minor).
Bila menggunakan patokan tangga nada diatonis mayor dengan bahasa 1-3-5 maka nada ke tiga
dan ke lima turun setengah laras. Sebagai contoh kita ambil C mayor yang terdiri dari susunan
triad C-E-G. Bila di transformasikan menjadi Cdim (diminished) maka triad yang digunakan
adalah C-Eb (D#)-Gb (A#).

Contoh lain bila kamu ingin mencari bentuk  Ddim maka tinggal kamu terapkah prinsip ini
sehingga bentuk Ddim adalah D-F-Ab (G#). Kamu bisa terapkan rumusan ini pada bentuk akord
lainnya dari berbagai nada root yang kamu inginkan.

Akord Augmented

Su
mber: www.classicalmpr.org

Akor Augmented terbentuk dari susunan triad ke atas 3 M (Mayor) dan 3 M (Mayor). Dengan
kata lain bila menggunakah bahasa atau sebutan angka 1-3-5 maka pada nada  ke lima naik
setengah laras. Sama seperti sebelumnya misalnya kamu ingin mencari C aug maka kamu bisa
berpatokan pada triad C mayor yang terdiri dari C-E-G, maka C aug adalah C-E-G#.

Bila diterapkan pada nada root lainnya kamu bisa mendapatkan:


D aug : D-F#-A#

E aug : E-G#-C

G aug : G-B-D#, dan seterusnya


Kualitas dan Tingkatan Akord

Su
mber: walpaperhd99.blogspot.com

Setiap akord memiliki kualitas dan tingkatannya masing-masing. Kita bahas dari kualitasnya
masing-masing seperti di bawah ini dengan menggunakan tangga nada mayor.
Akord I, IV, dan V memiliki kualitas mayor

II, III, dan VI memiliki kualitas minor

VII memiliki kualitas diminished

Sedangkan bila menggunakan tangga nada minor maka kamu akan mendapatkan:
Akord V dan VI memiliki kualitas mayor

I dan IV memiliki kualitas minor,

II dan VII memiliki kualitas diminished

III memiliki kualitas augmented

Selain memiliki kualitas, masing-masing akord sesuai posisinya memiliki tingkatan masing-
masing. Disni kita tetap menggunakan contoh tangga nada C mayor ya agar mudah
mempelajarinya. Maka kamu akan mendapatkan kualitas akor seperti di bawah ini:
Akord I atau C mayor yang terdiri dari triad C-E-G disebut Tonika memiliki kualitas mayor

II atau D minor yang terdiri dari triad D-F-A disebut sebagai Supertonik yang memiliki kualitas
minor

 III atau E minor yang memiliki triad E-G-B disebut sebagai Median, memiliki kualitas minor
 IV atau F mayor yang terbentuk dari F-A-C disebut sebagai Sub Dominan memiliki kualitas
mayor

V atau G mayor yang terbentuk dari G-B-D memiliki kualitas  mayor disebut sebagai Dominan

VI atau A minor yang terbentuk dari triad A-C-E memiliki kualitas minor disebut sebagai Sub
Dominan

VII atau B diminished yang terbentuk dari B-D-F memiliki kualitas diminished dan disebut
sebagai Leadingtone

Dengan menggunakan prinsip ini maka kamu bisa menerapkannya di berbagai tangga nada yang
berbeda dari berbagai root. Misalnya root yang kamu mainkan adalah Do=D maka yang menjadi
Tonika adalah D, yang menjadi Sub Dominan adalah G, yang menjadi Dominan adalah A.
Dengan prinsip yang sama kamu bisa menemukan fungsi lain dari berbagai macam tangga nada
dari nada root yang berbeda.
Memberi nada untuk setiap suara. Tahap ini merupakan kelanjutan dari point c, yaitu memberi
not pada setiap suara, misalnya dalam vocal grup dbagi 3 suara maka nada sudah tersedia
berdasarkan akor. Improvisasi lagu. Tahap selanjutnya adalah mengemas sajian vocal grup lebih
menarik, yaitu dengan membuat variasi lagudibeberapa bagian saja dengan catatan
pengembangan nada atau variasi nadanya harus tetap berjalan di akor yang sama. Variasi lainnya
dapat dilakukan dengan menambahkan, missal intro dan akhir lagu menarik.
BAB V
TARI KREASI

A. PENGERTIAN TARI KREASI


Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari
klasik.tari kreasi baru muncul karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau
dengan masukna gerak tari dari Negara lain, dikembangkan dengan unsur tradisi yang
ada dan iringan music yang bervariasi sehingga menjadikan tari di Indonesia semakin
beragam. Tari kreasi mempunyai bentuk mengekspresikan artistic yang bersifat
individual dan lebih menekankan pada ekspresi dan estetika dari pertunjukannya.
Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada
tari tradisional atau pengembangan dari pola – pola tari yang sudah ada. Terbentuknya
tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau Negara lain maupun hasil
kreativitas penciptanya. Sebagai contoh, Tari gebyar Trompong, Tari Oleg
Tambulilingan, Tari manuk rawa (Bali), tari karonsih (Jawa Tengah), Tari Kipas dan tari
Mainang Pulo Kampu (Sumatra).  

B. JENIS TARI KREASI


Tari Kreasi memiliki keragaman dan keunikan yang tentu berbeda dengan
kawasan Asia. Perkembangan seni termasuk seni tari terjadi secara alami dan sesuai
dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari, baik di Nusantara
maupun di luar Nusantara (Mancanegara). Jenis Tari Kreasi dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
1. Tari Kreasi Berpolakan Tradisi
Tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah – kaidah tari tradisi, baik dalam
koreografi, music / karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa
menghilangkan esensi tradisinya. Salah satu contoh tari kreasi baru, yaitu Tari Nandak
Gojek dari Betawi, yang ditarikan oleh siswi SMK Negeri di Jakarta Jurusan Seni Tari.
Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh siswi SMK dengan bimbingan guru kesenian
dan tarian ini berangkat dari pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan
music gamelan topeng dan property tari, yaitu payung.   
2. Tari kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi
Tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola – pola tradisi, baik dalam hal
koreografi, music, rias dan buasana maupun tata teknik pentasnya.  Salah satu tari kreasi
baru non tradisi yaitu tari kontemporer.

C. KEUNIKAN GERAK TARI KREASI


Tari kreasi mengalami perkembangan dari pola – pola tarian nusantara yang telah ada.
Susunan tari kreasi tidak terikat pada
pola gerak dan aturan yang berlaku. Koreografi dan teknik gerak tari kreasi dapat
menyesuaikan pada keadaan yang saat ini sedang trend.
1. Tari Gegot
Tari gegot merupakan tari Betawi yang diciptakan oleh Entong Sukirman dan Kartini
Kisam pada tahun 1976. Tari gegot merupakan tarian yang menggambarkan kehidupan
para remaja putri Betawi yang sedang bersenda gurau dalam menjalankan masa
remajanya, canda dan tawa mewarnai kehidupannya. Ide garapan tarian ini berangkat dari
karakter topeng, panji dan jingga, dimana dua karakter tersebut mewakili kehidupan
keseharian manusia. Dari dua karakter tersebut dapat disimpulkan menjadi bentuk tari
pergaulan dan gerak canda yang dapat diartikan sebagai kebersamaan. Iringan Tari gegot
adalah music Topeng Betawi, yaitu kendang, gong, kempul, kenong tiga, kenceng, kecrek
serta rebab. Tari Gegeot adalah salah satu Tari sebagai pertunjukan (theatrical dance).
Tari jenis ini adalah tari yang disusun sengaja untuk dipertontonkan. Oleh karena itu,
dalam penyajiannya mengutamakan segi artistiknya, penggarapan koreografi yang baik,
serta tema dan tujuan yang jelas.
2. Tari Ronggeng Blantek.
Tari Ronggeng Blantek diciptakan pada tahun 1985 oleh Wiwiek Widyastuti. Tari
Ronggeng Blantek merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari teater Betawi, yaitu
Topeng Blantek, dimana dalam memulai sebuah pertunjukkan topeng biasanya sebagai
pembuka diawali dengan sebuah pertunjukkan tari yang disebut Ronggeng Blantek.
Dalam perkembangannya, tarian ini menjadi tarian lepas dan banyak diminati oleh
masyarakat sebagai tari bentuk dan pertunjukan pada acara dalam penyambutan tamu.
3. Tari Loliyana.
Tari Loliyana adalah tari kreasi yang berasal dari Maluk. Pertunjukan tari Loliyana
berdasarkan pada tradisi masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua. Tari Loliyana berasal
dari Upacara Panen Lola sehingga disebut tari Panen Lola. Tari Loliyana berasal dari kata
Lola, yaitu pekerjaan mengumpulkan hasil laut. Proses panen lola diawali dengan pesta
rakyat mengelilingi api unggun dari malam hingga subuh, dilanjutkan dengan syukuran
dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. 
4. Tari Saman.
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa – peristiwa penting dalam adatnya. Syair dalam tarian saman menggunakan
bahasa Gayo. Selain itu, biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran
Nabi Muhammad SAW.
Dalam beberapa literature menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan
oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo Aceh Tenggara. Tari Saman
ditetapkan UNESCO sebagai daftar representative budaya warisan manusia dalam siding
ke 6 komite antar pemerintah untuk perlindungan warisan budaya Unesco di Bali, 24
November 2013.
BAB VI
UNSUR PENDUKUNG TARI KREASI

A. UNSUR PENDUKUNG TARI


Unsur – unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan (music), tata busana
(kostum), tata rias, tempat, tata lampu dan tata suara (sound).
1. Iringan (Musik)
Music dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Keberadaan music didalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan
tubuh dan kepribadian manusia, yaitu Melodi, Ritme dan Dramatik. Ketiga aspek tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Melodi
Sumber melodi dapat kita ketahui dari rangkaian nada – nada.
b.  Ritme
Ritme adalah degupan dari music yang sering ditandai dengan aksen / tekanan yang
diulang – ulang secara teratur.
c.  Dramatik
Dramatic yaitu suara – suara yang dapat memberikan suasana tertentu. Salah satu
contoh yaitu Tari Uncul yang diiringi music Sampyong. Music Sampyong tersebut
berasal dari bamboo.
2. Property Tari
Property merupakan semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Property
tari pada dasarnya dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk pada
pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat lebih sempurna.
Penggunaan property tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi dan ketepatan dalam
menggunakan property tari dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan dalam
penggunaan property tari perlu penguasaan dan keterampilan dari seorang penari.
Kualitas penguasaan dan keterampilan dari seorang penari atas property tari yang
digunakan menjadi salah satu teknik tari yang dibutuhkan dalam format garapan tari yang
berkualitas. Property tari banyak ragam, bentuk dan fungsinya.
Property tari yang digunakan antara lain selendang, tongkat, keris, payung, piring, panah,
pohon – pohonan, dsb.
3. Tata Rias dan Busana Tari Kreasi
Busana dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yang berperan mendukung
pertunjukan tari. Sementara itu, aksesori adalah bagian dari busana. Busana dan tata rias
sebagai sarana pembantu, artinya bahwa tanpa busana (termasuk aksesori) atau hanya
dengan gerak saja, maka suatu pertunjukan tari telah terjadi.
Tata busana atau pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan atau melekat dengan
seorang penari. Busana penari merupakan sarana pembantu yang berperan mendukung
perwujudan tari. Busana tari dapat dikelompokkan kedalam lima (5) bagian, yaitu : 
a.       Pakaian dasar.
b.      Pakaian kaki atau sepatu.
c.       Pakaian tubuh
d.      Pakaian kepala
e.       Perlengkapan – perlengkapan.
Tata rias dan busana tari kreasi begitu terbuka terhadap perubahan. Hal tersebut berbeda
dengan tata rias dan busana tari tradisi dengan desain yang baku. Penggunaan tata rias
dan busana tari kreasi bebas sesuai dengan karakter atau keinginan koreografer
(penyusun tari).
4.  Tempat Pentas
Suatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan
pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk – bentuk tempat
pertunjukan (pentas), seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk
panggung Proscenium.
Pada tempat terbuka, kita dapat menyaksikan pertunjukan – pertunjukan tari yang
diselenggarakan di halaman. Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat sering
dipergelarkan di lapangan terbuka. Dalam kalangan bangsawan, pertunjukan kesenian
sering diadakan di pendapa, yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo dan bertiang
pokok empat, tanpa penutup pada sisi – sisinya. Sedangkan panggung proscenium,
penonton hanya dapat melihat dari sisi depan saja.
5. Tata Lampu dan Tata Suara
Sarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung
pertunjukan telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang penyelenggaraan
pertunjukan, khususnya tata lampu (Lighting) dan tata suara (Sound System). Tata lampu
dan tata suara sebagai unsur pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan
pergelaran.
Sebuah penataan lampu dapat dikatakan berhasil jika dapat memberikan kontribusi
terhadap objek – objek yang ada di dalam pentas, sehingga semua yang ada di pentas
Nampak hidup dan mendukung sajian tari. Dalam penataan suara, dapat dikatakan
berhasil jika dapat menjadi jembatan komunikasi antara pertunjukkan dengan
penontonnya. Artinya, penonton bisa mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan
apapun sehingga terasa nyaman.
B.   Memperagakan Gerak Tari Kreasi Dengan Menggunakan Unsur Pendukung
Kamu telah mengetahui keunikan ragam gerak tari kreasi nusantara. Apakah kamu dapat
memperagakan gerakan – gerakan tari kreasi ?. berikut ini akan diuraikan motif gerak tari
panen padi dengan hitungan 1 X 8 hitungan. Ayo cermatilah uraiannya.
SENI TEATER
BAB VII
DASAR PEMERAN TEATER MODERN

A. LATIHAN OLAH TUBUH


 Latihan Pemanasan
Pemanasan atau pergangan (warn-up) yaitu gerakan bagian tubuh yang bertujuan untuk
meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot secara bertahap.
a. Latihan Leher.

1. Miringkan kepala ke bahu kiri dan tahan selama 8 hitungan.


2. Miringkan kepala ke bahu kanan dan tahan sampai 8 hitungan.
3. Tengokkan kepala ke bahu kiri dan tahan selama 8 hitungan.
4. Miringkan kepala ke bahu kanan dan tahan sampai 8 hitungan.
5. Tundukan kepala dan dagu menyentuh dada dan tahan selama 8 hitungan
6. Dongakkan kepala ke atas dan tahan selama 8 hitungan.
b. Latihan Jari dan pergelangan tangan
1. Tautkan jari tangan kiri dan kanan, putar telapak tangan menjauhi tubuh, luruskan
lengan dan regangkan selama 8 hitungan.
2. Tekan telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan regangkan, pertahankan selama
8 hitungan.
3. Tekan telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan dan regangkan pergelangan
tangan, pertahankan selama 8 hitungan.
4. Tekan punggung tangan kiri dengan tangan kanan dan regangkan pergelangan
tangan dan pertahankan selama 8 hitungan.
5. Tekan punggung tangan kanan dengan tangan kiri dan regangkan pergelangan
tangan dan pertahankan selama 8 hitungan.
c. Latihan Siku
1. Flek siku dengan tangan kiri memegang pegelangan tangan kanan dan melipat
tangan kanan sampai jari tangan kanan menyentuh pundak, pertahankan sampai 8
hitungan. Lakukan bergantian dengan tangan kanan yang memegang pergelangan
tangan kiri.
2. Ekstensi siku dengan cara menjulurkan tangan kanan ke depan lurus dan tangan kiri
menyangga siku tangan kanan, pertahan kan selama 8 hitungan. Lakukan
bergantian dengan tangan kiri.
d. Latihan Bahu
1. Silangkan lengan-lengan di depan tubuh dan genggamlah bahu yang berlawanan
selama 8 hitungan,
2. Letakkan siku kanan di belakang kepala dan gunakan tangan kiri untuk membuat
topangan2. regangan, pertahankan selama 8 hitungan dan lakukan bergantian.
3. Letakkan satu tangan diatas kepala dan di belakang punggung. Cobalah untuk
mempertemukan jari-jari tangan, buatlah regangan dan tahan selama 8 hitungan dan
lakukan secara bergantian.
e. Latihan Tubuh
1. Tangan-tangan di pinggang dan bengkokkan badan ke samping kanan, tahan selama
8 hitungan. Dilanjutkan ke samping kiri dan tahan selama 8 hitungan, ke belakang
tahan selama 8 hitungan, dan ke depan selama 8 hirungan.
2. Kedua tangan berjabatan (kedua telapak rapat) dan lengan-lengan di atas kepala,
bengkokkan ke samping kanan, dilanjutkan ke samping kiri dengan hitungan sama
yaitu 8, dan lakukan sebanyak dua kali.

f. Latihan Tungkai Kaki dan Punggung


1. Berdiri dan buka kaki sejauh kurang lebis 100 cm, capailah tungkai kaki kanan,
tahan selama 8 hitungan, lakukan secara bergantian dengan mencapai tungkai kaki
kiri. 
2. Berdiri dan buka kaki sejauh 100 cm, capailah bagian tengah dengan
membungkukkan badan ke depan, tahan selama 8 hitungan.
g. Latihan pergelangan kaki
1. Fleksikan pergelangan kaki, gunakan kedua tangan untuk memberikan tekanan
regangan, tahan selama 8 hitungan.
2. Ekstensikan pergelangan kaki, gunakan kedua tangan untuk melemaskan, tahan
selama 8 hitungan.
3. Felksikan lutut kanan, gunakan kedua tangan untuk menarik lutut ke dada dan tahan
selama 8 hitungan.
4. Ekstensikan lutut kanan dan tahan selama 8 hitungan.
5. Lakukan ponit 3 dan 4 pada lutut kiri.
 Inti
Olah tubuh inti merupakan rangkaian pokok dari gerakan yang akan dilatih sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Tulang belakang seorang pemeran memiliki kedudukan yang
sangat penting karena pose tubuh yang diciptakan oleh pemeran bergantung pada
kelenturan tulang belakangnya. Rangkaian latihan inti ini akan difokuskan pada latihan
kelenturan tulang belakang, yaitu sebagai berikut :
a. Cembung, cekung, dan Datar Tulang Belakang
1. Bertopang tangan dan lutut di atas lantai dan bungkukan punggung Anda.
Bengkokkan tulang ekor Anda turun dan ke dalam, bulatkan tulang punggung
dibagian dada dan bahu serta turunkan kepala dan leher Anda. Bentuklah punggung
Anda ke dalam posisi secembung-cembungnya.
2. Angkat bagian tulang ekor Anda, kosongkan tulang punggung bagian dada dan bahu,
dan tegakkan leher serta kepala Anda. Bentuklah punggung Anda ke dalam posisi
secekung-cekungnya.
3. Turunkan pinggul, luruskan tulang punggung bagian dada dan bahu sehingga
membentuk garis lurus dan tulang ekor. Turunkan leher secukupnya agar berada
dalam satu garis lurus dengan tulang punggung dibagian bahu. Lakukan latihan
tersebut dalam tempo yang lambat pada tahap permulaan, dan yang terpenting adalah
Anda dapat merasakan ruas demi ruas tulang punggung. Setelah Anda dapat
merasakan dengan betul, tingktkan kecepatannya secara bertahap melambat kembali
sampai diam.
b. Menggulung dan Melepas
1. Berdiri dengan dua kaki direnggangkan, turunkan pinggul dan merendahkan sampai
jongkok dengan bertumpu kekuatan daya dukung lutut.
2. Bungkukan tubuh bagian atas, tarik tulang ekor masuk ke arah dalam lalu pelan-pelan
duduklah di lantai.
3. Luruskan kedua kaki dan gerakkan tulang punggung sehingga seluruh punggung
terletak di lantai dengan tenang.
4. Gulung seluruh tulang punggung ke depan mulai dari kepala, leher, tulang punggung
dan tulang ekor sehingga membungkuk di atas kaki dan regangkan kepala.
5. Pelan-pelan berdiri sampai tegak dan mulai jalan dalam gaya lamban.
6. Ulangi latihan ini sampai dapat merasakan fungsi ruas-ruas tulang belakang.
c. Ayunan Bandul Tubuh Atas
1. Berdiri denganposisi melangkah dan angkatlah kedua lengan tinggi di atas kepala.
2. Bengkokkan bagian tubuh atas lurus sehingga membentuk sudut yang tepat dengan
kaki Anda. Rasakan ketegangan karena tetap mempertahankan melurusnya tulang
punggung pada posisi ini.
3. Lutut dibengkokkan sedikit dan biarkan tubuh bagian atas terjatuh memberat dari
bagian tengah tulang punggung dan kemudian ayunkan mendekati dan menjauhi kaki.
4. Lengan-lengan harus mengikuti tubuh bagian atas dan ikut mengayun maju dan
mundur. Jangan naikkan tubuh bagian atas. Ayunan ini akan mampu menaikkan
tulang punggung hanya sejauh sudut membengkoknya yang tepat dari ayunan itu
bermula.
5. Panjang ayunan harus tetap sama dan harus mampu membulat dan meluruskan tulang
punggung. Membulat, ketika batang tubuh bagian atas menjauh dan melurus, ketika
tulang punggung mengayun ke depan dan menjauh kalau kedua tangan berada di
belakang. Membulat lagi ketika batang tubuh bagian atasjatuh lagi dan melurus ketika
tulang punggung mengayun ke luar dan menjauh lagi ketika kedua lengan bedada di
depan.
 Pendinginan
Pendinginan atau peredaan (warm-down) yaitu rangkaian pendek gerakan latihan yang
bertujuan untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan dan menggunakan
kehangatan tubuh dan memberi kesempatan otot-otot untuk mengambil manfaat latihan.
1. Berdiri tegak kaki dibuka sekitar 60 cm, badan condong ke kiri. Kaki kanan lurus dan
kaki kiri agak ditekuk ke bawah, tangan kanan lurus ke atas di samping kepala dan
tangan kiri ditempelkan pada paha kiri, tahan selama 8 hitungan. Lakukan kembali
dengan badan posisi condong ke kanan.
2. Posisi berdiri masih sama tetapi badan tegak di tengah dan dua lengan direntangkan
ke kiri dan kanan lurus dengan bahu, kaki agak ditekuk ke bawah dan lakukan
gerakan ke atas dan ke bawah, lakukan selama delapan hitungan.
3. Posisi berdiri masih sama, kedua tangan lurus ke atas kepala dan condongkan badan
ke kiri dan tahan selama delapan hitungan. Ganti badan condong ke kanan tahan
selama delapan hitungan.
4. Posisi berdiri masih sama, silangkan tangan kanan sejajar bahu di depan dada ke arah
kiri dan tangan kiri membantu peregangan tepat pada siku, tahan selama delapan
hitungan.
5. Posisi berdiri masih sama, tangan kanan lurus ke atas di samping kepala dan tangan
kiri menekan kepala ke arah kiri, tahan sampai delapan hitungan. Ganti tangan kiri
lurus dan tangan kanan menekan kepala ke arahh kanan dengan hitungan yang sama.
6. Posisi berdiri masih sama, langkahkan kaki kanan ke belakang, lutut kanan ditekuk
sorong kanan, kaki kiri bertumpu pada tumit, badan condong ke depan, kedua telapak
tangan menempel di atas kedua paha dan ayunkan ke bawah sampai delapan hitungan.
Ganti dengan kaki kiri ke belakang dengan hitungan yang sama.
7. Posisi berdiri masih sama, tangan di samping badan, mulai tangan diangkat lurus ke
atas kepala sambil menghirup udara dalam empat hitungan dan menurunkan tangan
sambil menghembuskan napas dalam empat hitungan. Lakukan gerakan yang terakhir
dibarengi dengan menutup kaki.

B. PERSIAPAN LATIHAN OLAH VOKAL


1. Pernapasan Dada
Ciri pernapasan dada adalah pada waktu kita menghirup udara maka rangka dada
terbesar bergerak membesar akibat dari rongga dada yang terisi udara yang banyak.
2. pernapasan perut
Ciri pernapasan perut adalah pada saat kita menghirup udara rongga perut akan
membesar dan mengeras karena terisi udara. Pernapasan ini juga ditandai dengan
naik turnnya sekat diafragma yang terdapat diantara dada dan rongga perut.
 Posisi berdiri tegak, tarik napas panjang langsung alirkan udara ke rongga
perut, tahan, hembuskan, dan lakukan latihan selama delapan kali
perulangan.
 Posisi berdiri tegak, tarik napas panjang langsung alirkan udara ke rongga
perut, tahan, hembuskan, sambil berdesis, dan lakukan latihan selama
delapan kali perulangan.
 Posisi berdiri tegak, tarik napas panjang langsung alirkan udara ke rongga
perut, tahan, hembuskan, sambil membunyikan huruf vokal, dan lakukan
latihan selama delapan kali perulangan.
3. Pernapasan diafragma
Dalam pernapasan rongga dada pernapasan diarahkan antara rongga dada dan
rongga perut. Ciri pernapasan diafragma adalah otot-otot perut yang disbut sekat
diafragma akan meragang, dan otot-otot bagian samping bagian pinggang akan
mengembang ketika menghirup udara. Pernapasan daifragma merupakan gabungan
antara pernapasan dada dan pernapasan perut.
 Posisi berdiri tegak dan tarik napas panjang langsung alirkan udara ke
rongga dada dan rongga perut sehingga sekat diafragma mengeras, tahan,
hembuskan. Lakukan latihan sebayak delapan kali pengulangan.
 Posisi berdiri tegak dan tarik napas panjang langsung alirkan udara ke
rongga dada dan rongga perut sehingga sekat diafragma mengeras, tahan,
hembuskan sambil mendesis. Lakukan latihan sebayak delapan kali
pengulangan.
 Posisi berdiri tegak dan tarik napas panjang langsung alirkan udara ke
rongga dada dan rongga perut sehingga sekat diafragma mengeras, tahan,
hembuskan sambil membunyikan huru fokal. Lakukan latihan sebayak
delapan kali pengulangan.
4. Senam lidah
 Lidah dijulurkan sejauh mungkin, tahan dan tarik sedalam mungkin.
 Lidah dijulurkan arahkan ke kanan dan kekiri secara bergantian.
 Lidah dijulurkan dan putar searah jarum jam dan kebalikannya.
 Bibir dikatupkan, rahang diturunkan dan lidah diputar di dalam mulut searah
jarum jam dan sebaliknya.
 Lidah di tahan di gigi seri, terus hentakkan.
 Membunyikan suara err..., errrr berulang kali untuk melemaskan lidah.
 Ucapkan dengan cepat fud, fud, fud, dah , lakukan latihan ini berulang kali.
5. Senam rahang bawah
 Gerakan rahang bawah dengan cara membuka dan menutup.
 Gerakan rahang bawah kek kiri dan kanan secara bergantian.
 Gerakan rahang bawah melingkar sesuai dengan arah jarum jam dan ke arah
sebaliknya.
 Ucapkan dengan riang, ceria, gembira dan rileks, da..., da..., da...kemudian la...,
la...., la.... Latihan ini bisa dengan huruf konsonan yang lain yang digabung
dengan vocal a.
6. Latihan tenggorokan
 Ucapkan lo.., la..., le..., la..., lo...- lo..., la..., le..., la..., lo. Lakukan latihan dengan
santai, semakin lama semakin keras tetapi tenggorokan jangan tegang.
 Nyanyikan dengan tenggorokan tetap terbuka la.., la.., la..., laf,la.., la.., la...,
los,la.., la.., la..., los.
7. Latihan Teknik Olah Vokal
a. Berbisik
Lafalkan huruf vokal tanpa mengeluarkan suara.
 Lafalkan huruf c, d, l, n, r, s, t tanpa mengeluarkan suara. Latihan ini
berfungsi untuk melenturkan lidah.
 Lafalkan konsonan dengan tanpa mengeluarkan suara,
 Lafalkan kata dan kalimat pendek tanpa mengeluarkan suara. Latihan ini
diutamakan pengejaan setiap suku kata, baik dalam kata maupun kalimat.
b. Bergumam
 Tarik napas, tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus
gumaman ini pada rongga dada. Rasakan getaran pada rongga dada pada
waktu bergumam.
 Tarik napas, tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus
gumaman ini pada batang tenggorokan. Rasakan getaran pada batang
tenggorokan pada waktu bergumam.
 Tarik napas, tahan, dan hembuskan dengan cara sambil bersenandung,
fokus gumaman ini pada rongga hidung pada waktu bergumam biasanya
ujung hidung akan terasa gatal.

c. Bersenandung
 Tarik napas, tahan, dan hembuskan sambil bersenandung. Lakukan katihan
mulai dari nada rendah sampai nada yang tinggi. Misalnya dengan suku
kata na disenandungkan sesuai dengan tangga nada. Lakukan berulang
selama delapan kali.
 Tarik napas, tahan, hembuskan sambil bersenandung dengan tidak sesuai
tangga nada.

C. LATIHAN ARTIKULASI
Artikulasi adalah hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya,
karena artikulasi adalah satu ekspresi gestur yang kompleks. Latihan artikulasi adalah
latihan tentang kejelasan bunyi suara yang dikeluarkan oleh organ produksi suara. Bunyi
suara yang kita kenal diantaranya adalah bunyi suara nasal (di rongga hidung), bunyi
suara oral (di rongga mulut). Berikut ini cara berlatih artikulasi.
a. Latihan Bunyi Suara
 Tarik napas dan hembuskan sambil melaafalkan huruf m, n, y, dan ng.
 Lakukan latihan melafalkan tersebut sampai menemukan cara
mengucapkan yang benar.
b. Latihan Bunyi Suara Oral
 Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf vokal terputus-putus
dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
 Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf vokal dengan cara
menyambung dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
 Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf diftong ( au, ia, ua dan
lain-lain) terputus-putus dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
 Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf konsonan (b, c, d, f, g
dan seterusnya) dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
 Tarik napas dan hembuslah sambil melafalkan huruf konsonan (k, t, b, dan
seterusnya) dan lakukan sebayak delapan kali pengulangan.
c. Latihan Diksi
 Latihan dengan membedakan huruf p dengan b, t dengan d dan k dengan g.
 Latihan membedakan huruf p, b, t, d, k, dan g dengan cara
mengkombinasikan.
 Latihan ini dilakukan dengan cara menggabungkan huruf-huruf tersebut di
atas dengan huruf vokal. Misalnya pa dengan ba, ta dengan da, dan ki
dengan gi dan seterusnya.
 Latihan diteruskan dengan bentuk kata misalnya : Apabila, Begitu,
Menyambut, Perpustakaan, Kudengar, dan Luput.
 Cari kata-kata lainya yang mengandung huruf P, B, T, D, K, dan G.
d. Intonas
 Jeda pemenggalan kalimat
 Susunlah kalimat pendek dan ucapkan, misalnya berapa lama saya harus
menunggu.
 Ucapkan kalimat tersebut tapi gunakan jeda antara kata lama dan saya.
 Susunlah kalimat pendek lainya dan gunakan sebagai latihan jeda. Tempo
(cepat lambatnya ucapan)
 Susunlah kalimat pendek dan ucapkan misalnya Siapa bilang itu tidak
bisa....dilakukan.
 Ucapkan kalimat tersebut, dan ketika mengucapkan kata dilakukan ucapkan
dengan cara dieja per suku kata.
 Lakukan latihan dengan kalimat yang lain dan tentukan kata yang akan
dieja
.
D. LATIHAN OLAH RASA
1. Latihan Konsentrasi Panca Indera
Konsentrasi berarti memusatkan perhatian pada sesuatu, makin menarik perhatian
tersebut, maka makin sanggup ia memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran
adalah sukma atau jiwa peran yang kita mainkan. Tujuan dari konsentrasi adalah untuk
mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Untuk melatih
konsentrasi dapat dilakukan latihan dengan cara sebagai berikut.
 Indera penglihat
a. Amati benda secara intensif, dan deskripsikan pamgamatan Anda kepada peserta
lain.
b. Lakukan dengan  suasana yang santai dan presentasikan sesuai dengan gaya anda.
c. Latihan diteruskan dengan mengamati sekumpulan benda.
d. Deskripsikan hasil pengamatan tersebut termasuk yang menjadi ciri khas dari
objek pengamatan Anda.
e. Dalam latihan ini diusahakan dilakukan dengan pengamatan yang sangat jeli dan
dalam suasana santai.
 Indera pencium
a. Konsentrasilah pada bau yang paling menyengat dan dekat dengan tubuh kita
(latihan diusahakan betul-bentul membaui bukan menghayalkan atau
berimajinasi tentang bau).
b. Kalau sudah mendapatkan bau tersebut, kemudian simpan dalam ingatan kit.
c. Latihan dilanjutkan dengan menambahkan jarak dari sumber bau. kemudian
dipresentasikan sesuai dengan gaya dan cara masing-masing.
d. Latihan indera penciuman ini juga bisa dilakukan dengan membedakan
bermacam-macam bau.
 Indera Pendengar
a. Konsentrasilah pada sumber suara yang paling lemah dan dekat dengan kita
(latihan ini benar-benar mendengar bukan mengkhayal atau berimajinasi).
b. Kalau sudah mendapat bunyi tersebut, simpan dalam ingatan kita. Dlanjutkan
dengan menambah jarak dari sumber bunyi tersebut. Pada bagian akhir
presentasikan kepada yang lain sesuai dengan gayanya masing-masing.
c. Latihan mendengar ini bisa dilakukan dengan membedakan bermacam-macam
sumber bunyi dan dari apa sumber bunyi tersebut. Misalnya berasal dari logam,
kayu, batu, membran, dan lain-lain.

 Indera Pengecap
a. Latihan ini menggunakan stimulus berbagai macam rasa, coba rasakan berbagai
macam rasa yang ada dan ukur kadar rasa tersebut. Jika rasa itu asin, rasakan rasa
asin tersebut sampai dan sampai sberapa kadar rasa tersebut.
b. Latihan ini dititikberatkan pada sensasi tentang rasa individu bukan tentang rasa
kolektif, karena kadar tentang rasa bersifat individual.
c. Simpan pengalaman tentang rasa tersebut dan jadikan pengalaman batin, karena
dengan konsentrase dibarengi dengan ingatan batin akan dapat diekspresikan
tentang rasa tersebut meskipun tanpa ada rasa yang dikecap.
 Indera Perasa atau Peraba
a. Latihan ini difokuskan pada membedakan rasa yang tersentuh oleh kulit.
Latihan bisa dilakukan dengan cara membedakan rasa kasar dan halus, panas
dan dingin, keras dan lembek, dan lain-lain.
b. Ambil sebuah benda dan raba permukaan benda tersebut dari beberapa sisi,
bedakan antar permukaan tersebut, kemudian deskripsikan dengan cara dan
gaya masing-masing.
c. Jalanlah pada berbagai macam permukaan jalan, konsentrasi pada telepak kaki
kita dan bedakan permukaan jalan tersebut, simpan dalam ingatan sebagai
pengalaman batin.
d. Lakukan latihan dengan santai dan jangan tergesa-gesa, ingat latihan ini tetap
berfokus pada daya konsentrasi kita.
SENI RUPA
BAB VIII
SENI GRAFIS

A. PENGERTIAN SENI GRAFIS


Seni grafis termasuk karya seni rupa Dwimatra yang dibuat untuk mencurahkan ide /
gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga
memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Istilah seni grafis dikenal juga dengan seni
mencetak. Grafis berasal dari bahasa Yunani, “Graphien”, yang berarti menulis atau
menggambar. Istilah grafis dari Bahasa Inggris adalah graph atau graphic yang berarti
dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores. Cetakan yang dimaksud
disini adalah berupa Negatif Film yang bisa menciptakan bentuk, gaya, warna ataupun
ragamnya yang sama.
Karya seni grafis umumnya dibuat di atas kertas. Pada teknik monotype, prosesnya
mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak. Ini yang disebut
dengan proses cetak. Seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat
(medium cetak). Plat yang dijadikan sebagai media ini meliputi papan kayu, logam,
lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Seni grafis lain yang disebut
dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori (sreen – printing) yang
direntang pada sebuah kerangka.
Sehingga kegiatan mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat
cetak / acuan / klise. Alat cetak (klise) tekniknya dengan menggores atau mencukil pada
sekeping papan, logam atau bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau alumunium).
Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas maupun keterampilan penciptanya.
Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian dilekatkan pada selembar kertas dan
ditekan / press. Tinta dari acuan melekat pada kertas inilah yang disebut dengan cetak
grafis.
Dewasa ini, tidak semua kegiatan mencetak termasuk dalam kategori seni grafis. Sebab,
pada zaman sekarang ini, kegiatan mencetak hanya memproduksi gambar / tulisan secara
massal yang sering disebut Offset. Kegiatan Offse seperti ini menggunakan percetakan
modern. Kegiatan mencetak dengan mesin ini mengacu pada seni pakai, maka
berkembanglah sebuah seni mencetak yang mengacu pada seni pakai (Applied Art) yang
sebelumnya seni murni (Pure Art).
Seni grafis di Indonesia awalnya merupakan media alternative bagi seniman yang telah
mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara kronologis, seni
grafis muncul sekitar tahun 1950 –an, tokohnya adalah Mohtar Apin, Haryadi Suadi dari
Bandung, Suromo dan Abdul Salam dari Yogyakarta. Membuat karya dengan teknik
cukil kayu (woodcut) dan kebanyakan dari karyanya merupakan poster perjuangan.

B. JENIS KARYA SENI GRAFIS DAN TEKNIK.


Pembagian jenis grafis dilakukan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang
dipakai juga beragam sesuai teknik yang digunakan. Jenis – jenis seni grafis berdasarkan
teknik pembuatannya dapat dibedakan sebagai berikut ;

1. Cetak Tinggi (Teknik Cetak Relief / Teknik Cukil).


Cetak tinggi menggunakan klise / acuan / alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari
bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu
akan menerima tinta. Jika klise / alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian
diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Stempel merupakan salah satu alat untuk mencetak gambar atau tulisan dengan Teknik
Cetak Tinggi. Cetak Tinggi disini dengan memanfaatkan bentuk / permukaan yang paling
tinggi dapat kita lihat adanya gambar atau tulisan yang timbul yang nantinya akan
menghasilkan suatu gambar atau tulisan pada benda yang diberi warna.

2. Cetak Dalam (Intaglio Print).


Cetak Dalam adalah seni cetak yang menggunakan klise dalam, artinya bagian dalam
menyerap tinta dan akan membekas pada kertas. Jenis – jenis Cetak Dalam antara lain :
Etsa, Mezzo Tint, Drypoint, dll. Cetak Dalam dibuat dengan bahan cetakan dari
aluminium atau kuningan yang permukaannya ditoreh hingga menghasilkan goresan yang
dalam. Tinta lalu dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut.
Kertas yang sudah dilembapkan dengan air, lalu diletakkan di atasnya. Tinta akan
melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan. Alat
yang dipakai untuk menorah dapat berupa pahat grafis, paku, jarum, burin atau logam
runcing.

3. Cetak Datar (Planography Print).


Cetak Datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling
menolak dan menerima antara tinta dan air. Cetak datar adalah memperbanyak hasil
cetakan dengan media permukaan yang datar. Teknik ini ditemukan pada abad ke – 16 di
Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu cadas (Limestone), biasa di sebut dengan
Lithography. Selain batu, sekarang dapat juga menggunakan lempengan logam (seng)
untuk memperingan proses kerja. Planografi (Cetak Datar) dimana matrix permukaannya
tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan Image /
Gambar. Teknik ini meliputi : Litigrafi, Monotype dan Teknik Digital, salah satunya
Cetak Offset.

4. Cetak Saring.
Cetak Saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (Screen)
dengan kerapatan serat tertentu. Cetak Saring dikenal dengan sablon atau Senigrafi.
Sablon tersebut banyak digunakan untuk mencetak tulisan maupun gambar pada
permukaan datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas,
kaos, kain spanduk, undangan, plastic dan media lainnya. Kain screen ini direntangkan
dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar.

C. BERKARYA SENI GRAFIS.


1)  Proses Pembuatan Cetak Tinggi.
Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat menghasilkan karya yang menarik,
yang berbeda dengan gambar atau lukisan lain yang pernah kamu buat. Prinsip kerjanya
adalah mendapatkan, ruang positif (permukaan yang timbul) dan negative (permukaan
yang cekung). Garis dan ruang negative yang dihasilkan cukilan tidak terkena warna,
sebaliknya garis dan ruang. Bidang yang timbul dikenai tinta positif terkena warna dan
dipindahkan ke permukaan bidang cetak.

Bahan dan alat dalam cetak tinggi adalah sebagai berikut :


a. Bahan yang terdiri dari ;
1) Papan sebagai alas.
2) Hardboard atau papan MDF.
3) Tinta atau cat cetak offset.
4)  Kaos, kain atau kertas.
5)   Kalau perlu ditambah cat pengering agar pengeringan lebih cepat.
b. Peralatan yang diperlukan :
1.   Pensil.
2. Gunting.
3.      Pisau cutter
4.      Woodcut
5.      Roler / untuk meratakan warna.
6. Pahat atau pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada plat / sebagai
klise cetak.

2. Cetak Saring
a. Proses Pembuatan Cetak Saring.
1. Kerangka screen, bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium Screen (kain
kasa) atau Monyl merupakan kain berserat yang berfungsi sebagai sarana untuk
membentuk gambar atau tulisan pada benda – benda yang akan di sablon.
2. Meja Cetak, secagai alas / tempat untuk melakukan penyablonan.
3.  Rakel, digunakan untuk meratakan tinta di Screen.
4. Obat sablon, emulsi (sensitizer).
5. Cat dan sari warna sablon.
b. Proses Pembuatan Klise (Film Negative).
Dalam menggambar untuk membuat Klise (Film Negative), ada beberapa teknik yang
dapat digunakan, yaitu :
1. Langsung pada Screen.
2. Negative Film.

c. Proses Afdruk Pengekposan.


Afdruk / pengekposan / penyinaran adalah proses memindahkan gambar berupa
selembaran kertas yang akan menjadi model / desain ke screen dengan bantuan bahan
yang disebut emulsi sablon. Berikut ini tahapan afdruk, antara lain :
1.  Pelapisan (Coating).
2.  Pengeringan Awal.
3. Penyinaran Screen ke Panas Matahari atau Lampu Neon.
4. Pembuatan Klise.
5. Pengeringan.

d. Proses Mencetak.
Screen kering yang sudah melalui proses pengekposan gambar siap untuk dicetak.
Letakan kertas atau media yang akan dicetak. Tuang warna yang diinginkan dan
ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai.
BAB X
PAMERAN

A. PENGERTIAN FUNGSI, DAN TUJUAN PAMERAN


1. Pengertian
Pameran adalah satu dari sekian banyak cara yang digunakan untuk menampilkan
produk pada masyarakat umum dengan tujuan untuk bertukar informasi dan
melakukan negosiasi perdagangan.
Kegiatan artistik yang disajikan untuk menghadirkan produk kepada publik dalam
bentuk budaya, sejarah, agama, barang, layanan atau hasil.Secara etimologis, kata
'pameran' atau 'ekshibisi' diadaptasi dari bahasa Inggris yaitu exhibition. Secara
sederhana, eksibisi adalah pertunjukan, peragaan, atau tontonan.
Secara umum, pengertian pameran adalah suatu kegiatan atau acara di mana satu
atau lebih penjual memamerkan produknya (barang atau jasa) kepada sekelompok
konsumen atau calon pembeli.
Dengan kata lain, kegiatan pameran adalah suatu bentuk promosi yang dilakukan
oleh produsen, organisasi, atau perkumpulan tertentu dengan menampilkan
display produk kepada calon pembeli atau relasi.
Jadi, dapat didefinisikan pameran sebagai kegiatan menyampaikan ide gagasan
melalui karya seni rupa sehingga dapat diapresiasi oleh orang banyak.
 Karya seni rupa yang dapat dipamerkan:
1. Lukisan.
2. Pahatan.
3. Keramik.
4. Tekstil.
5. Ukiran.
6. Fotografi.
7. Karikartur atau komik.
Berdasarka jenis karyanya pameran dikelompokan menjadi 2 yaitu :
 Pameran Homogen, merupakan pameran yang hanya fokus dalam memamerkan
satu jenis karya seni, seperti pameran patung, pameran lukisan, pameran grafis,
dan pameran kriya. 
 Pameran Heterogen, merupakan pameran yang memamerkan berbagai jenis
karya seni yang berbeda, seperti pameran lukisan, grafis, kriya, maupun patung.
Berdasarkan jumlah pesertanya, pameran dibagi menjadi pameran tunggal
dan pameran kelompok.
 Pameran tunggal = pameran yang diadakan oleh perorangan, maksudnya 1
seniman saja.
 Pameran kelompok = Pameran yang diadakan oleh 1 kelompok atau beberapa
seniman.
Pameran berdasarkan ruangtempat pelaksanaan
 Pameran terbuka adalah pameran yang tempat penyelenggaraannya
diselenggarakan di luar ruangan terbuka (outdoor).
 Pameran tertutup adalah pameran yang tempat penyelenggaraannya
diselenggarakan di dalam ruangan (indoor). Contohnya pameran yang
diselenggarakan di gedung.
2. Fungsi pameran di sekolah

 Meningkatkan apresiasi seni warga sekolah khususnya siswa.

 Membangkitkan motivasi siswa berkarya seni.

 Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas.

 Motivasi berkarya visual lewat karya seni, dan

 Belajar berorganisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pameran.

 Sebagai media penampilan jati diri seorang siswa.

3. Tujuan pameran seni rupa di sekoah

 Menumbuhkan Jiwa Seni Siswa


Salah satu tujuan utama dilaksanakannya pameran seni rupa di sekolah adalah
menumbuhkan jiwa seni siswa. Melalui kegiatan ini, bakat-bakat seni dalam
diri siswa ditumbuhkan dengan cara menghasilkan karya seni rupa, mulai dari
yang paling sederhana sampai kompleks. Siswa akan termotivasi untuk
mengembangkan bakat-bakat seninya dalam bentuk karya.
 Mengembangkan Kreativitas Siswa
Setelah jiwa seni tumbuh, secara otomatis pameran seni rupa ini juga bisa
mengembangkan kreativitas siswa. Siswa akan termotivasi untuk
menghasilkan karya-karya kreatif hasil ciptaan pikirannya sendiri untuk
ditampilkan di ajang pameran. Melalui kegiatan tersebut, kreativitas siswa
dapat dikembangkan lebih lanjut.
 Melatih Semangat Apresiasi Siswa
Pameran seni rupa di sekolah juga bertujuan untuk melatih semangat apresiasi
siswa. Siswa dibiasakan untuk menghargai karya orang lain. Apresiasi bisa
hadir dalam bentuk saran dan kritik membangun dalam melakukan penilaian
terhadap karya orang lain. Dengan cara ini, secara otomatis akan mengasah
pengetahuan seni rupa siswa.
 Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Berkarya
Tujuan utama dari pameran seni rupa adalah untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkarya. Sebab terkadang ada siswa yang memiliki bakat seni
tetapi tidak tersalurkan dengan baik karena tidak ada faktor-faktor pemicu.
Salah satu faktor pemicu tersebut antara lain melalui pameran seni rupa di
sekolah.
 Menumbuhkan Daya Saing Siswa 
Tujuan lain dari pameran seni rupa di sekolah adalah menumbuhkan semangat
daya saing siswa. Siswa akan berusaha menampilkan karya terbaiknya agar
keluar sebagai juara di pameran tersebut. Dengan begitu, semangatnya dalam
berkarya di bidang seni rupa akan semakin terasah.

B. PERENCANAAN PAMERAN
1. Kepanitiaan
 Panitia Pengarah (Steering Committee) : bertugas memberi arahan, nasihat,
dan petunjuk kepada panitia pelaksana dalam menjalankan tugasnya
 Panitia Pelaksana (Organizing Committee) : bertugas melaksanakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan dan bertanggung jawab
atas kegiatan yang telah direncanakan dari awal sampai akhir
2. Tugas kepanitiaan pameran
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing panitia dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Pelindung/penanggung jawab pameran.
Penanggung jawab kegiatan, memberikan nasihat/saran dan pencerahan
masalah di lapangan baik kepada pembina/pembimbing ataupun langsung
kepada panitia pelaksana pameran.
b. Pembimbing.
 Membimbing/memberi masukan atau saran kepada panitia 
 Bertanggung jawab pula terhadap keberhasilan pameran.
c. Ketua.
 Mengordinasi kerja seluruh panitia kerja termasuk sekretaris dan juga
bendahara.
 Mengetahui dan menandatangani surat-surat dan kesekretariatan.
 Bertanggung jawab atas keberhasilan pameran.
d. Sekretaris.
 Menyusun dan menyiapkan proposal
 Menyiapkan surat-surat keluar
 Menyiapkan surat masuk dan surat keluar
 Menyiapakan surat-surat izin
 Menangani urusan kedalam
 Menyiapkan surat-surat untuk panitia 
e. Bendahara.
 Mencatat dan menyimpan uang masuk
 Mengeluarkan uang belanja sesuai dengan prosedur
 Membuat administrasi keuangan
 membuat laporan keuangan
f. Seksi Acara.
 Mengoordinasi para pendukung acara
 Menyiapkan susunan acara
 Bertanggung jawab atas kelancara acara.
g. Seksi Publikasi.
 Menyediakan surat izin pameran
 Membuat poster, katalog, spanduk, dan lainnya
 Menghubungi pihak-pihak terkait yang perlu diundang
 Menginformasikan kepada masyarakat luas
h. Seksi Konsumsi.
 Menyusun daftar menu
 Menyediakan konsumsi pada saat latihan, pelaksanaan hingga evaluasi
 Menyediakan konsumsi untuk tamu undangan
 Bertanggung jawab untuk urusna konsumsi.
i. Seksi Dokumentasi.
 Mendokumentasikan seluruh kegaitan pameran.
3. Menyusun rencana kerja (proposal pameran seni rupa di seklah).
Rencana kerja adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dari awal hingga
akhir dalam kegaitan pameran. Rencana kerja diperlukan dan disusun dengan
maksud agar semua kegiatan dan langkah kerja panitia terprogram dengan baik dan
tidak ada sesuatu hal yang terlewatkan. Rencana kerja ini tertuang dalam suatu
rumusan yang disebut dengan Proposal.
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sitematis dan terinci untuk suatu
kegiatan yang bersifat formal. Proposal adalah suatu usulsan kegiatan yang perlu
dukungan atau persetujuan dari pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan
kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Proposal ini disusun oleh
ketua pelaksana, wakil ketua, sekretaris dan juga oleh bendahara kegiatan, yang
disusun berdasarkan pertimbangan, arahan, ataupun petunjuk dari pembina.
4. Menyusun jadwal pameran.
jadwal kerja adalah urutan kegiaan yagn berhubungan dengan waktu pelaksanaan
dari suatu rencana kegiatan. Jadwal kegiatan dibuat setelah rencana kerja dari setiap
seksi terkumpul. Jadwal kerja tersebut disusun oleh sekretaris yang mengacu pada
konsep ketua panitia, dan hendaknya ditulis dan dipasang di ruang panitia agar
mudah diketahui, difahami, dan dilaksanakan oleh seluruh panitia. 
Perencanaan yang bagus/baik harus sesuai dengan kriteria berikut :
 Materi pameran
 Kelengakapan pameran
 Tempat penyelenggaraan pameran
 Publikasi kegiatan pemeran
 Waktu penyelenggaraan pameran
 Dekorasi lokasi pameran
 Anggaran kegaitan pameran
 Kepanitiaan pameran.

C. TAHAPAN PENYEENGGARAAN SENI RUPA


1. Persiapan penyelanggaraan pameran.
Tahap-Tahap Persiapan Pameran Seni
 Menentukan Tujuan Pameran.
 Menetapkan Tema dan Konsep Pameran.
 Membuat Susunan Kepanitiaan.
 Memilih Waktu dan Lokasi Pameran.
 Menyiapkan Sarana dan Prasarana.
 Membuat Susunan Agenda Kegiatan.
 Menyusun Proposal Kegiatan.
2. Tahap penataan ruangan
 Mendekorasi ruang pameran
 Memajang karya seni rupa yang akan dipamerkan pada tempat yang sesuai
 Menempelabel karya pada setiap benda seni dengan data yang kompit.
 Mengatur alur transportasi pengunjng.
 Memasang meja dan kursi dan meja penerima tamu.
 Memasang lampu sorot ditempat-tempat yang membutuhkan.
3. Tahap pelaksanaan
 Susunan acara pembukaan
 Pembawa acara /MC
 Pengarah acara
 Penempatan petugas jaga stand
 Buku tamu dan buku pesan kesan.
 Penampilan hiburan penyerta
 Pengadaan dokumentasi.
 Upacara penutuppan.
 Kepanitiaan pameran.
SENI MUSIK
BAB XI
BERNYANYI LAGU POPULER

A. JENIS LAGU POPULER


Gaya bernyanyi merupakan suatu cara yang menjadi ciri seseorang dalam
membawakan sebuah lagu sesuai dengan jenis lagunya. Pada dasarnya yang menunjang
gaya bernyanyi menjadi lebih baik adalah kedisiplinan seorang penyanyi tersebut
terhadap Teknik vocal dasar dan penguasaan lagu. Yang membedakan gaya adalah dari
jenis music lagu yang akan dibawahkan.
Berikut ini beberapa jenis lagu popular yang berkembang sesuai aliran musiknya, antara
lain :
2. Lagu pop
Jenis lagu pop merupakan jenis lagu memiliki banyak pendengar. Dalam arti jenis
lagu ini sangat mudah diterima oleh masyarakat luas pada umumnya. Lagu pop
yang berkembang saat ini bersifat komersial dan berkeinginan untuk memiliki
daya Tarik masa. Lagu pop di Indonesia banyak disajikan oleh penyanyi solo,
grop band, dan girl band, boy band.
3. Lagu jazz
Jenis music jazz ini merupakan jenis music yang juga berkembang di Indonesia,
walaupun pendengarannya tidak terlalu banyak.
Yang mudah ditangkap mendngarkan lagu jazz ini adalah vocal yang sering
meniruhkan suara instrument, suara penyanyinya biasanya mempunyai karakter
vocal yang berat, harminisasinya trdengar rumit, dan sring terjadi modualisasi
atau perubahan tangga nada dalam sebuah lagu dan ritme serta melodinya
memiliki banyak variasi.
4. Lagu rock
Jenis lagu rock ini identik dengan suara yang kencan dengan permainan efek gitar
yang menggelegar, bass drum yang dimainkan dengan tempo yang cepat dan
kelompok pendengarnya yang ekspresif.
5. Lagu dangdut
Music dangdut merupakan music yang pendengarnya banyak di Indonesia ini,
Pendengarnyapun beragam berasal dari semua kalangan masyarakat Indonesia.
Lagu dangdut yang biasanya diiringi kendang dan seruling terdengar mengalun
dan mengajak orang yang mendengarnya ikut bergoyang.

B. GAYA BERNYANYI LAGU POPULER


Menyanyikan lagu populer dapat dikatakan memiliki keluwesan gaya dibandingkan
menyanyi lagu tradisi. Gaya bernyanyi musik populer pada dasarnya tidak terlalu
banyak aturannya, hanya sebatas pada penguasaan teknik vokal dan pembiasaan
mengikuti irama lagunya. Sering mendengarkan dan menikmati irama dari jenis lagu
yang akan dibawakan akan membuat penyanyi mudah menguasai lagu yang akan
dinyanyikan. 
Orang yang jarang mendengarkan lagu dangdut, akan kesulitan untuk menyanyikan
lagu dangdut dengan cengkok yang baik. Tapi, orang yang sejak kecil terbiasa
mendengarkan lagu dangdut, lebih mudah mengikuti cengkok dengan baik. Lagu jazz
akan mudah diikuti apabila telinga penyanyinya terbiasa mendengarkan irama dan
harmoni lagu jazz. Untuk jenis lagu rock sang penyanyi harus powerfull dan ekspresif
karena lagu rock memiliki irama musik yang bersemangat.

C. LATIHAN BERNYANYI AGU POPULER DENGAN GAYA YANG TEPAT


1. Berdiri dengan rileks, kedua kaki dibuka selebar bahu kemudian berat badan
bertumpu seimbang di kedua kaki
2. Lakukan pelemasan badan sebisanya, sampai badan terasa lebih rileks
3. Ambil napas dari hidung kemudian tahan selama 5 detik lalu keluarkan napas
dengan suara seperti desi ular ‘shss… lakukan berulang selama 3 kali putaran
4. Lanjutkan dengan vokalisi atau pemanasan vocal
5. Barulah mulai untuk membedah lagu yang telah dipilih. Sesuaikan gaya bernyanyi
dengan makna lagu, suasana lagu dan iramanya.
BAB XII
ANSAMBEL LAGU POPULER

A. JENIS MUSIK ANSAMBEL


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, musik ansambel merupakan sajian musik yang
terdiri dari campuran beberapa alat musik. Alat musik yang dipilih juga biasanya berbeda
jenis, yakni yang mengandung unsur ritmis, melodis, dan harmonis. Untuk memainkan
musik ansambel tentunya diutuhkan perencanaan yang baik tidak seperti halnya bermain
musik secara solo karena bermain musik secara bersama pasti menimbulkan
permasalahan dan tantangan yang tidak mudah dilewati tanpa pengetahuan yang cukup.
Bermain musik ansambel yang baik harus dipersiapkan dengan perencanaan yang baik
pula, mulai dari menentukan konsep, pemilihan alat musik serta proses latihannya.
Bermain musik ansambel juga merupakan sajian musik yang butuh kerja sama yang baik
dalam membawakan sebuah lagu. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 201) musik
ansambel dibagi menjadi dua jenis, yaitu ansambel sejenis dan ansambel campuran.
1. Ansambel sejenis
Ansambel sejenis adalah beberapa orang yang memainkan musik atau lagu bersama-
sama dengan satu jenis alat musik yang sama. Misalnya, semua pemain musik bermain
gitar, berarti disebut sebagai ansambel gitar atau. Jika semua bermain recorder atau
pianika, berarti disebut ansambel recorder atau ansambel pianika, dan seterusnya.
Menampilkan sajian musik ansambel sejenis ini diperlukan kekompakan yang baik
agar sajian musiknya terdengar baik.
2. Ansambel campuran
Ansambel campuran merupakan sajian musik yang dimainkan oleh beberapa orang
pemain dengan jenis alat musik yang berbeda-beda. Dalam ansambel campuran ini
akan terjalin kerja sama harmonis antara alat musik melodis yang berjalan dengan
acuan pola ritmis, misalnya sajian musik ansambel campuran yang terdiri dari gitar,
pianika, recorder dan maracas.
Dalam sajian musik ansambel campuran semacam ini yang memegang peranan
memainkan melodi lagu adalah recorder dan pianika yang bisa saja dibagi menjadi dua
suara, kemudian gitar akan memainkan akor lagu dan maracas berfungsi sebagai
ritmik lagu. Bentuk kerja sama inilah yang membuat sajian musik ansambel campuran
ini menarik.

Hal teknis yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan bermain musik ansambel
yang harus dikuasai oleh seluruh pemainnya adalah sebagai berikut.
 Kedisiplinan
Dalam bermain musik secara berkelompok ini setiap anggotanya harus
mempunyai disiplin yang tinggi dalam hal waktu dan tempat di bagian mana
harus membunyikan alat musiknya sesuai dengan partitur yang telah
ditentukan. Kedisiplinan ini akan membuat rangkaian lagu tersampaikan
dengan baik sesuai jalur dan tidak ada bagian lagu yang tumpang tindih atau
berantakan bunyinya.

 Lancar Membaca Notasi


Notasi berupa partitur lagu merupakan patokan yang mengikat para pemain
memainkan alat musiknya sesuai dengan perhitungan yang tepat. Setiap
anggota kelompok musik ansambel harus lancar membaca notasi agar dapat
memainkan setiap bagiannya dengan tepat. Sedikit saja ada kesalahan dalam
membaca notasi khususnya ketukannya pasti akan terjadi permainan yang
berantakan dan keluar jalur.
 Terampil Memainkan Alat Musik
Memainkan alat musik merupakan kegiatan yang tidak mudah dilakukan.
Setiap anggota kelompok musik ansambel harus rajin dan serius berlatih agar
terampil dalam memainkan alat musiknya. Keterampilan ini harus dimiliki
oleh setiap anggotanya agar dapat menjadikan permainan musik lebih rapi dan
bagus.
 Kekompakan dan Kerja sama yang Baik
Setelah ketiga teknik di atas dimiliki oleh setiap anggota kelompok musik
ansambel, maka hal penting yang harus ditanamkan adalah kekompakan dan
kerja sama yang baik di antara pemainnya. Sajian musik ansambel tidak akan
bagus jika salah satu anggotanya melakukan kesalahan yaitu melanggar ketiga
teknik di atas. Kekompakan dan kerja sama yang baik dapat dibangun melalui
proses latihan yang intensif dan berkualitas. Satu hal lagi yang perlu dilakukan
oleh seluruh anggota agar kekompakan dan kerja sama ini dapat tercipta yaitu
dengan menaati seluruh aturan dari pelatih atau pembina selama latihan dan
pentas.
B. MEMAINKAN LAGU POPULER DALAM BENTUK ANSAMBEL
Selain mempersiapkan alat musik yang akan digunakan, kita juga harus menentukan lagu
populer yang akan dimainkan. Bentuk lagu populer yang akan dimainkan harus dibuat ke
dalam notasi musik baik itu notasi angka ataupun notasi balok. Hal ini akan memudahkan
dalam proses latihan. Lagu populer yang telah dipilih pun harus diaransemen sesuai
dengan jumlah jenis alat musik yang dipakai.
1. Latihan ansambel sejenis
Siapkanlah alat musik recorder sopran kemudian latihlah memainkan partitur lagu
Bendera dari Band Coklat di bawah ini. Lagu “Bendera” ini dimainkan ansambel
dengan variasi 2 suara. Pada dasarnya lagu “Bendera” ini juga dapat dimainkan
dengan alat musik yang lain, misalnya pianika.
Lagu ini dimainkan pada tangga nada Do=F. Susunan tangga nada 1 mol ini hanya
mengalami satu penambahan tanda alterasi, yaitu b (mol) pada nada B menjadi Bes.
Berikut ini susunan Tangga nada Do=F.
SENI TARI
BAB XIII
POLA LANTAI GERAK TARI KREASI

A. POLA LANTAI GERAK TARI KREASI


Pola lantai dalam tarian banyak menggunakan unsur ruang. Jika digambarkan, pola
tersebut dapat berupa lintasan garis diagonal, vertikal, horizontal dinamis di lantai.
Dalam buku Tari Tradisi Melayu, Eksistensi dan Revitalisasi Seni (2016) karya Muhdi
Kurnia, pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya tari. Sehingga
pembuatan pola lantai harus memperhatikan beberapa hal, seperti variasi bentuk pola
lantai, makna pola lantai, jumlah penari, ruangan, atau tempat pertunjukan dan gerak
tari.
Macam-macam pola lantai tari kreasi daerah Terdapat beberapa macam pola lantai, di
antaranya: Lihat Foto Tari Bedoyo menggunakan pola lantai vertikal(shutterstock.com)
Pola lantai garis lurus (vertikal dan horizontal) Pola lantai garis lurus sering dijumpai
pada pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Tari Saman dari Aceh menggunakan pola
lantai garis lurus secara horizontal yang menunjukkan hubungan antarmanusia. Baca
juga: Pola Lantai: Pengertian, Tujuan, dan Jenisnya Garis lurus dalam bentuk vertikal
atau ke atas menunjukkan hubungan dengan Tuhan sebagai pencipta. Pada tari Saman,
iringan menggunakan pujian terhadap Sang pencipta bernapaskan keagamaan. Pola
lantai garis lurus juga ditemui pada tarian Bedaya di Keraton Jawa. Garis-garis lurus
yang dibuat oleh penari menyimbolkan tidak hanya hubungan antarmanusia, tetapi juga
dengan Sang Pencipta.
Pola lantai garis lurus juga dijumpai pada tari Baris Gede di Bali. Garis-garis lurus dapat
juga dimaknai memiliki sikap jujur. Pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan
berbagai level rendah, seperti berbaring atau duduk. Pada level sedang, pola lantai garis
lurus dapat dilakukan dengan berlutut atau jongkok. Pola lantai level tinggi dapat
dilakukan dengan berdiri, jinjit, atau melompat dan melayang. Pola lantai garis lurus
dapat dilakukan pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok Pola lantai garis
lengkung Pola lantai garis lengkung di mana penari membentuk garis melingkar,
lengkung ular, dan pola lantai angka delapan. Jenis tarian yang biasa menggunakan pola
lantai ini adalah tari rakyat dan tari tradisional.
Pola lantai garis lengkung terdapat pada tari Kecak di Bali yang membentuk sebuah
lingkaran. Tari Rejang Dewa dari Bali juga menggunakan pola garis lengkung. Pola
lantai garis lengkung juga terdapat pada tari Randai dari Minangkabau, di mana penari
berjalan mengelilingi pentas membentuk lingkaran. Di daerah Flores dapat dijumpai tari
dengan menggunakan garis lengkung, yaitu tari Gawi. Pola lantai dengan garis lurus dan
lengkung biasanya tarian yang berhubungan dengan hal magis atau keagamaan. Pola
lantai pada tari kerakyatan biasanya menggunakan campiran kedua pola lantai.
Pola lantai diagonal adalah penari membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri.
Maksudnya mengarah serong ke kanan atau kiri dari area depan panggung. Contoh tari
yang sering menggunakan pola ini, yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi dan Tari Pendet
dari Bali. Tujuan pola lantai Ada beberapa tujuan dibentuknya pola lantai, yaitu: Untuk
membuat penari tidak bertabrakan dengan penari lainnya, sehingga letaknya sinkron atau
sesuai. Untuk membedakan gerakan antar seni tari satu dengan yang lainnya. Membuat
sebuah tarian tampil menarik Membuat penari bisa tampil atau terlihat secara
keseluruhan oleh penonton. Penari dapat menguasai panggung.
 Macam-Mcam Pola Lantai Tari Kreasi Daerah
Terdapat beberapa macam pola lantai, di antaranya:
a. Pola lantai garis lurus (vertikal dan horizontal) Pola lantai garis lurus
sering dijumpai pada pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Tari Saman dari
Aceh menggunakan pola lantai garis lurus secara horizontal yang
menunjukkan hubungan antarmanusia. Pada tari Saman, iringan
menggunakan pujian terhadap Sang pencipta bernapaskan keagamaan.
Pola lantai garis lurus juga ditemui pada tarian Bedaya di Keraton Jawa.
Garis-garis lurus yang dibuat oleh penari menyimbolkan tidak hanya
hubungan antarmanusia, tetapi juga dengan Sang Pencipta. Pola lantai
garis lurus juga dijumpai pada tari Baris Gede di Bali. Garis-garis lurus
dapat juga dimaknai memiliki sikap jujur. Pola lantai garis lurus dapat
dilakukan dengan berbagai level rendah, seperti berbaring atau duduk.
Pada level sedang, pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berlutut
atau jongkok. Pola lantai level tinggi dapat dilakukan dengan berdiri,
jinjit, atau melompat dan melayang. Pola lantai garis lurus dapat dilakukan
pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok.
b. Pola lantai garis lengkung Pola lantai garis lengkung di mana penari
membentuk garis melingkar, lengkung ular, dan pola lantai angka delapan.
Jenis tarian yang biasa menggunakan pola lantai ini adalah tari rakyat dan
tari tradisional. Pola lantai garis lengkung terdapat pada tari Kecak di Bali
yang membentuk sebuah lingkaran. Tari Rejang Dewa dari Bali juga
menggunakan pola garis lengkung. Pola lantai garis lengkung juga
terdapat pada tari Randai dari Minangkabau, di mana penari berjalan
mengelilingi pentas membentuk lingkaran. Di daerah Flores dapat
dijumpai tari dengan menggunakan garis lengkung, yaitu tari Gawi. Pola
lantai dengan garis lurus dan lengkung biasanya tarian yang berhubungan
dengan hal magis atau keagamaan. Pola lantai pada tari kerakyatan
biasanya menggunakan campiran kedua pola lantai.
c. Pola lantai diagonal Pola lantai diagonal adalah penari membentuk garis
menyudut ke kanan atau ke kiri. Maksudnya mengarah serong ke kanan
atau kiri dari area depan panggung. Contoh tari yang sering menggunakan
pola ini, yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi dan Tari Pendet dari Bali.
Tujuan pola lantai Ada beberapa tujuan dibentuknya pola lantai, yaitu:
Untuk membuat penari tidak bertabrakan dengan penari lainnya, sehingga
letaknya sinkron atau sesuai. Untuk membedakan gerakan antar seni tari
satu dengan yang lainnya. Membuat sebuah tarian tampil menarik
Membuat penari bisa tampil atau terlihat secara keseluruhan oleh
penonton. Penari dapat menguasai panggung

B. MERAGAKAN TARI KREASI BERDASARKAN POLA LANTAI


Karya tari memiliki 2 unsur yang sangat penting yaitu tari sebagai rangkaian gerak dab
music sebagai rangkaian bunyi. Keduanya tidak dapat di pisahkan, tidak ada tari yang
hadir tanpa di iringi music. Music tari dapat berupa seperangkat gamelan, tepukan
tangan, hentakan kaki, teriakan, dan alat music modern.
Iringan atau music pengiring dapat dikatakan dinamis apabila mampu menggugah
suasana dan mampu membawah penonton dan penari untuk mendapatkan sentuhan rasa,
sehingga pesan dapat tersampaikan. Mellalui music pesan yang tersampaikan lebih
komunikatif artinya mempunyai jiwa atau roh dalam pengungkapannya. Setiap penata
tari kreasi memiliki gaya tersendiri dalam penyusunan gerak, permainan komposisi,
penggunaan iringan, kostum dan tata rias yang berbeda sesuai dengan ide atau konsep
dasar masing-masing penata tari.

Anda mungkin juga menyukai