Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENYEBARAN ISLAM DI RIAU

TUGAS KELOMPOK

Di susun oleh KELOMPOK 3 :
Mustika Safitri
Nuraini Asyidah Urpiah
Siti Amanah
Tri Wijayanti
Fikri Aulia

Mata Kuliah : Sejarah Islam Asia Tenggara
Jurusan/Semester : PAI PAgi/V
Dosen Pengajar : Parida, M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULUM
TANJUNGPINANG
2014
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT, karena hidayah-
Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
Penyebaran Islam di Riau ini dengan baik serta tepat pada waktunya. Tidak lupa
pula kami haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan
washilah beliaulah kita dapat menikmati indahnya Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam
Asia Tenggara. Tim penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengajar serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat membantu proses pembelajaran mata
kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara.

Tanjungpinang, 18 September 2014

Tim Penyusun


iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. Sejarah singkat Melayu Riau .................................................................... 3
B. Sejarah singkat Islam masuk ke Riau ....................................................... 4
C. Teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau ................................. 6
D. Situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau .......................................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12








1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7
M, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami
oleh umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan
sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Masuk dan
berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis
sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah
perkembangan awal Islam. Ada perbedaan antara pendapat lama dan pendapat
baru. Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 M dan
pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada
abad ke-7 M.
Penyebaran agama Islam di Riau, dipandang dari sudut sejarah dan
geografis melalui 2 jalan yaitu perdagangan luar negeri dan perdagangan antar
daerah. Daerah Riau yang terletak di pinggir selat Malaka berada di tengah-tengah
kerajaan Malaka sejak abad pertama masehi. Masuknya Islam di daerah ini tidak
dapat dipisahkan kapan mulai adanya hubungan dengan Negara lain. Kedatangan
pedagang Arab, Persia, ataupun India secara langsung ke daerah ini.
Pada pertengahan abad ke XIII, Dinasti Abbasiyah mengalami keruntuhan
dan pusat Islam berpindah ke Mesir, Maroko, dan Persia yang berhubungan
langsung dengan Riau. Mereka inilah yang membawa Islam ke Riau dan di
beberapa wilayah Riau yakni : Daerah Kuntu/Kampar, Daerah Rokan, Daerah
Kuantan, Daerah Gasib, Daerah Taqpung.

B. Rumusan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas, maka penulis merumuskan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah singkat Melayu Riau ?
2. Bagaimanakah sejarah singkat Islam masuk ke Riau ?

2

3. Apa saja teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau ?
4. Apa saja situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang sejarah singkat Melayu Riau.
2. Untuk mengetahui sejarah singkat Islam masuk ke Riau.
3. Untuk mengetahui teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau.
4. Untuk mengetahui situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau.
5. Untuk memenuhi tugas kelompok Sejarah Islam Asia Tenggara.


















3


BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Melayu Riau
Imperium Melayu Riau adalah penyambung warisan Sriwijaya. Kedatangan
Sriwijaya mula-mula sejak tahun 517 s/d 683 M dibawah kekuasaan Melayu,
dengan meliputi daerah Sumatera tengah dan selatan. Sriwijaya-Sailendra bermula
dari penghabisan abad ke-7 dan berakhir pada penghujung abad ke 12.
Kemaharajaan Melayu yang dimulai dari - Kerajaan Bintan-Tumasik abad 12-13
dan kemudian memasuki periode Melayu Riau yaitu - zaman Melaka abad 14-15,
- zaman Johor-Kampar abad 16-17, dan - zaman Riau-Lingga abad 18-19.
Paramesywara atau Iskandar Syah dikenal dengan gelar Sri Tri Buana,
Maharaja Tiga Dunia (Bhuwana, Kw, Skt berarti dunia), seorang pangeran,
keturunan raja besar. Ia sangat berpandangan luas, cerdik cendikia, mempunyai
gagasan untuk menyatukan nusantara dan akhirnya beliaulah pula yang
membukakan jalan bagi perkembangan Islam di seluruh nusantara. Paramesywara
adalah keturunan raja-raja Sriwijaya-Sailendra. Menurut M.Said (dalam bukunya
Zelfbestuur Landchappen) Raja Suran adalah keturunan Raja Sultan Iskandar
Zulkarnain di Hindustan yang melawat ke Melaka, mempunyai tiga orang anak
laki-laki. Diantara putranya adalah Sang Si Purba, yang menikah dengan Ratu
Riau. Dari puteranya menjadi turunan Raja Riau. Sang Si Purba sendiri pergi ke
Bukit Sigantung Mahameru (Palembang) menjadi Raja dan menikah disana. Ia
melawat ke Minangkabau dan menjadi Raja Pagarruyung.
Menurut Sejarah Melayu tiga bersaudara dari Bukit Siguntang menjadi raja
di Minangkabau, Tanjung Pura (Kalimantan Barat) dan yang ketiga memerintah di
Palembang, yang menjadi Raja di Palembang adalah Sang Nila Utama. Sang Nila
Utama inilah yang menjadi Raja di Bintan dan Kemudian Singapura
Dalam hikayat Hang Tuah yang terkenal, ada disebutkan seseorang yang
bernama Sang Pertala Dewa. Ada seorang raja yang mempunyai anak yang
bernama Puteri Kemala Ratna Pelinggam. Namun setelah dewasa, sang puteri

4

diasingkan ke sebuah pulau bernama : Biram Dewa. Sang Pertala Dewa berburu di
pulau Biram Dewa tersebut. Akhirnya dia menikah dengan Putri Kemala Ratna
Pelinggam. Lalu lahir anaknya yang dinamai Sang Purba. Setelah itu mereka naik
keindraan. Kemudian turun ke Bukit Sigintang Mahameru. Sang purba
dirajakan di bukit siguntang. Sang Purba kawin dengan puteri yang berasal dari
muntah seekor lembu yang berdiri ditepi kolam dimana sang puteri sedang mandi.
Lahir seorang putra dinamai Sang Maniaka dan kemudian lahir pula putera yang
kedua Sang Jaya Mantaka, yang ketiga Sang Saniaka dan yang keempat Sang
Satiaka. Sang Maniaka dirajakan di Bintan dan singapura.

B. Islam Masuk ke Riau
Sebelum masuknya agama Islam ke daerah Riau, tidak ada seorangpun dari
penduduk Riau yang memegang agama tauhid. Agama penduduk asli adalah
anismisme yang percaya ruh nenek moyang dan para leluhur, kemudian menyusul
pada sebagian penduduk mereka yang beragama Budha dan sekali berkembang
menjadi Hindu-Budha. Agar lebih jelas pembahasan masuk Islam ke Riau dibatasi
kepada beberapa daerah, yaitu: Kuntu-Kampar, Rokan, Kuantan, Indragiri, dan
Taqpung. Menurut Sejarah Riau, Kuntu-Kampar adalah daerah pertama-tama di
Riau Daratan yang berhubungan dengan orang-orang Islam (pedagang). Hal ini
dimungkinkan karena sejak zaman bahari daerah ini telah berhubungan dengan
pedagang-pedagang asing dari negeri Cina, India, dan Arab-Persia. Hubungan
tersebut didasarkan oleh kepentingan perdagangan, karena daerah lembah sungai
Kampar Kanan/ Kiri merupakan daerah penghasil lada terpenting di dunia dalam
periode 50-140 M. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau daerah Kuntu-
Kampar yang mula-mula dimasuki agama Islam.
Berdasarkan perjalanan para penyiar agama Islam yang datang sebagai
pedagang itu, maka besar kemungkinan pada abad pertama hirjiah atau abad ke-7
M agama Islam itu mungkin telah sampai di Riau, sebagaimana juga disimpulkan
oleh seminar masuknya islam ke nusantara di Aceh tahun 1980 M. Meskipun
Islam telah masuk pada abad ke 7 atau 8 Masehi di Riau, namun penganut agama
ini masih terbatas di lingkungan para pedagang dan penduduk kota di pesisir

5

pantai tersebut. Hal ini disebabkan karena kuatnya pengaruh agama Budha yang
merupakan agama Negara dalam kerajaan Sriwijaya waktu itu.
Dari Kuntu, Islam diperkirakan menyebar ke Rokan dalam tahun 738/ 1349
M. saat mereka datang ke daerah ini, Rokan sudah memiliki kehidupan
bermasyarakat yang teratur, dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Said.
Masuknya pelarian-pelarian Muslim dari Kuntu berhasil membawa pengikut-
pengikut Raja Said memeluk Islam, dan bahkan Raja Said sendiri akhirnya
menjadi penganut islam yang baik. Di samping itu, terdapat pula pendapat-
pendapat lainnya, ada yang menyatakan Islam di Rokan berasal dari Lima Koto
(Bangkinang, Kuok, Salo, Rumbio dan Air Tiris) yang terletak di tepi Sungai
Kampar Kanan.
Adapula yang berpendapat bahwa islam yang masuk ke Rokan datang dari
Aceh (Kerajaan Samudera Pasai) pada abad ke 14. Kerajaan Pasai inilah yang
kemudian mensponsori berdirinya Kerajaan Rokan bernama Kerajaan Kuntodar
al-Salam yang dalam perkembangannya sejajar dengan Kerajaan Aceh Daral-
Salam. Akan tetapi, dalam abad ke 14 itu juga, Kunto Dar al-Salam diserang
majapahit. Baru pada abad ke 16, terutama melalui tokoh syekh Burhanuddin
bukan hanya diintensifkan kembali. Syekh Burhanuddin bukan hanya sebagai
mubalig, tetapi juga bertindak sebagai guru.
Dari Kuntu-Kampar dan Kunto Dar al-Salam, Islam menyebar ke Kuantan
dan Indra Giri. Di antara ulama yang berjasa menyebarkan islam kedaerah ini
adalah syekh Burhanudin al-Kamil (Wafat 610/1214). Islamisasi yang dilakukan
Syekh ini sampai ke Kuantan, terus ke hilirnya Muara Sungai Indragiri, seperti
Sapat dan Prigiraja. Sumber lain menyebutkan masuknya Islam ke Indragiri
melalui pantai barat Sumatera, dibawa oleh seorang ulama bernama Sayed Ali al-
Idrus. Jalur-Jalur yang dilaluinya adalah: dari Hadramaut singgah di Samudra
Pasai, dan sampai dipantai barat Sumatera, tepatnya kota Air Bangis. Di daerah ini
ia tinggal berapa lama dalam tugas mengembangkan agama Islam. Kemudian
menuju timur dan sampai ke Kerajaan Siak, terus ke Pelalawan.



6


C. Teori Tentang Tempat Asal Datangnya Islam ke Riau
Ada beberapa teori yang meenyebutkan asal datangnya islam ke Riau,
diantaranya :
1. Teori dari India
Ditemukan oleh Snouck Hurgronje : Seolah sebagian bangsa India
memeluk Islam, maka orang-orang Islam dari India turut mengambil
lalulintas dan emigrasi di Nusantara, dan mereka itulah yang memasukkan
Islam ke wilayah Nusantara. Kemudian pendapat ini jadi popular dan
sebagian orientalis menyetujuinya antaranya, R.O. Winstedt, B. Harrison dll.
Alasan dalam kukuhkan teori ini:
a. Batu-batu nisan awal yang dijumpai di alam melayu telah diimport dari
Kambay (Kembayat) Gujarat.
b. Peranan penting yang dimainkan oleh pedagang-pedagang Gujarat di
Kepulauan Melayu dan Kesannya terhadap penyebaran Islam.
c. Tradisi Kesusasteraan Melayu lebih mirip tradisi India Islam.
d. Catatan Marco Polo dan Ibn Batutah yang pernah melawat Alam Melayu
sekitar abad ke-13 dan 14 M.
e. Ditemukannya makam Sultan Malik al-Salleh, pemerintah Pasai yang
disebut dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai sebagai
Pemerintah di Kepulauan Melayu.
f. Kekukuhan teori Islam hanya tersebar sekitar abad 13 M.
Kelemahan Teori :
Kajian mutakhir perhubungan diantara Alam Melayu dan Tanah Arab
sebelum lahirnya Islam lagi. Tidak tepat jika dikatakan batu nisan yang
dijumpai menyerupai India, jadi Islam dari India.
Bukan hanya pedagang India saja yang berdagang di Alam Melayu tetapi juga
dari tempat lain seperti China. Pedagang arab yang pergi ke Canton juga
singgah ke Alam Melayu sekurang-kurangnya untuk mendapatkan bekal atau
menunggu angin yang sesuai untuk meneruskan pelayaran meraka dan masa
inilah yang mereka gunakan untuk berdagang. Tradisi kesusasteraan mulai

7

berkembang jauh setelah Islam lama menginjak dan berkembang luas di
India.


2. Teori dari China
a. Prof.S.Q. Fatimi perpindahan besar-besaran orang Islam dari Canton
876 (atau 878) akibat pemberontakan yang terjadi dan menjatuhkan
korban hingga 100,000 150,000 orang Islam membuat mereka pergi
menuju Alam Melayu yang diantaranya menurut S. Naquib ke Kedah dan
Palembang. Selain itu, ke Champa, Brunei, pantai timur T.Melayu
(Patani, Kelantan, Tganu dan Pahang) dan Jawa Timur.
b. Bukti dari batu nisan Syekh Abdul Qadir di Langgar, Kedah, batu
bertuliskan Phan-rang di Kamboja, batu nisan Pahang dan batu
bertuliskan Terenggganu 1303M. Pengaruh China ini dibuktikan dalam
bentuk Mesjid di Malaka dan Jawa seperti Pagoda.
c. Bukti yang dikemukakan cukup meyakinkan tetapi tidak bermakna Islam
hanya pada masa itu baru diperkenalkan di Alam Melayu karena telah
ada penempatan Islam di awal Tarikh tersebut terutama di utara
Sumatera.

3. Teori dari Tanah Arab
Teori ini mendapat banyak dukungan pada masa sekarang.
Bukti:
a. Hamka : ada bukti orang Arab telah berlayar ke Indonesia sebelum
kelahiran Nabi Muhammad untuk membeli rempah ratus dan kapur barus
yang hanya terdapat di Sumatera. Peta/lokasi Alam Melayu telah lama
berada di orang Arab.
b. 7 M Islam telah sampai ke Sumatera ketika Muawiyah bin Abi Sofyan
mengirim utusan ke Raja Sriwijaya. Begitu pula Umar bin Abd Azis
telah menggiatkan dakwah dan perniagaan di Alam Melayu.

8

c. Pemerintahan Khalifah Sulaiman bi Malik mengirim 35 buah armada
ke muara Sabak di Jambi. Armada inilah yang di sebut-sebut berangkat
dari Ceylon ke Palembang 717M sebelum ke China.
d. Pedagang Arab telah berdagang di Alam Melayu sebelum Islam masuk.
Karena mereka telah memeluk agama Islam, maka mulailah Islam masuk
di Alam Melayu. Sebagian besar pedagang dari Yama, Hadramaut dan
Oman.pengislama Yaman atas usaha Ali bin Abi Thalib mempunyai
implikasi terhadap pengislaman Alam Melayu karena merekalah yang
menyebarkan Islam ketika singgah di Alam Melayu.
e. Bukti catatan sejarah pengislaman raja-raja di Alam Melayu dilakukan
oleh pendakwah dari Timur Tengah. Contohnya Maharaja Drebar II yang
memerintah Kedah pada 1136M telah memeluk Islam dari S. Abdullah
bin S. Ahmad dari Yaman dengan memakai nama beru Sultan Muzafar
Shah. Parameswara juga masuk Islam dari Syekh Abdul Azis dari Jeddah
dan berganti nama menjadi Sultan Muhammad Syah.
f. Islam telah sampai sejak pertama Hijrah (abad ke-7M) wujud
perkampungan islam di utara Sumatera yang dikenal sebagai Ta-Shih.
g. Pengaruh Arab dalam bahasa Melayu separti Kitab, Surat, Kertas, dll.
Begitu juga dengan nama orang Melayu yang berunsurkan kearaban.
h. Terdapat di Alam Melayu keturunan Arab separti Syed dan Syarifah.
Dari ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Islam telah
datang ke Tanah Melayu sejak abad ke-7 M. Akan tetapi baru berkembang pesat
sejak abad 11-15 M yakni sejak berdirinya Kerajaan Islam di tanah Melayu yang
memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam ke seluruh pelosok Alam
Melayu.

D. Situs-Situs Peninggalan Sejarah Islam di Riau
Salah satu bukti nyata dari perkembangan dan penyebaran agama Islam di
Riau dapat kita lihat dari Situs-situs peninggalan sejarah islam di Riau Seperti :
a. Masjid Raya Nur Alam Senapelan Tonggak Sejarah Islam Pekanbaru

9

Sebuah bangunan masjid megah yang didominasi warna kuning di daerah
Senapelan. Bangunan tempat ibadah kaum muslimin seluas 60 x 80 meter itu
dikenal dengan nama Masjid Raya Nur Alam. Sejarah nama Masjid Raya Nur
Alam yang juga dijuluki Masjid Alam ini, diambil dari nama kecil Sultan
Alamudin yaitu Raja Alam. Dimana upacara menaiki bangunan ini dilakukan
pada salat Jum'at yang dipimpin oleh menantu Sultan Alamudin yaitu Imam
Syaid Oesman Syahabuddin, menantu Sultan Alamuddin, ulama besar
kerajaan Siak. Bangunan Masjid bersejarah itu terlihat masih berdiri kokoh di
sudut kota Pekanbaru.
Selama masa berdirinya, masjid tersebut hanya mengalami pelebaran saja,
mengingat umat muslim yang beribadah di masjid ini ini terus bertambah.
Masjid yang berdiri di luas tanah seluas setengah hektar ini, memiliki nilai
arsitektur tradisional yang amat menarik. Bangunan religius yang merupakan
peninggalan kerajaan Siak dan merupakan masjid batu pertama yang
dibangung di Pekanbaru. Tidak banyak orang mengetahui, komplek masjid
inilah nama Pekanbaru bermula.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah
(1766-1779), komplek kerajaan ini mengalami kemajuan pesat. Sebagai
sebuah pusat pemerintahan, dibangunlah sarana pendukung ekonomi berupa
pasar. Islam dalam catatan banyak sejarawan disebarkan oleh kalangan
pedagang. Pasar yang saat itu disebut sebagai Pekan sudah ada sebelumnya
di komplek itu. bangunan pasar baru itu saat itu dinamakan sebagai Pekan
Baharoe. Pada perkembanganya, kelaziman nama itu menjadi Pekanbaru dan
menjadi nama kota ini hingga kini. Masjid sebagai pusat kebudayaan islam
kental sekali terlihat. Seperti pada zaman awal islam, masjid juga digunakan
sebagai tempat untuk mengambil sumpah bagi orang yang akan memeluk
agama dan keyakinan islam.

b. Masjid Arrahman Tertua ke-2 di Pekanbaru
Lokasi bangunan Masjid Ar-Rahman merupakan tanah wakaf dari Raden
Sastro Pawiro Djaya Diningrat. Pembangunan masjid ini dilakukan dengan

10

swadaya masyarakat yang berada di sekitar Jalan Sumatera dan wilayah
Pekanbaru hingga ke Tangkerang. Namun begitu, Raden Sastro merupakan
donatur terbesar dan yang berperan penting dalam pembangunan masjid ini.
Pembangunan masjid ini dimulai tahun 1930 hingga 1935. Saat itu, di sekitar
masjid terdapat tiga rumah panggung. Raden bersama masyarakat berswadaya
membangun satu-satunya masjid yang berada di tengah kota itu. Konsep
pembangunan juga sangat sederhana. Dinding, lantai, dan tiang masjid saat
itu hanya berasal dari papan biasa dengan atap daun dan bangunan berbentuk
panggung dengan ketinggian 1 meter. Luas bangunan juga hanya 8x8 m2.
Masjid juga dicat menggunakan oli bekas, sehingga warna masjid sedikit
hitam kecoklatan bergabung dengan warna papan.
Meski sederhana, warga Pekanbaru yang mayoritas muslim saat itu terus
memenuhi masjid tersebut. Mulai dari warga Jalan Sumatera, Tangkerang,
Cut Nyak Dien, A Yani hingga di Jalan Pinang. Apalagi setelah tabuhan
beduk disambut dengan suara azan terdengar saat masuknya waktu salat.
Melihat kondisi ini, sekitar tahun 1960 warga mulai berswadaya menurunkan
bangunan masjid itu dari panggung menjadi tidak panggung.















11






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebaran agama Islam di Riau, dipandang dari sudut sejarah dan
geografis melalui 2 jalan yaitu perdagangan luar negeri dan perdagangan antar
daerah. Daerah Riau yang terletak di pinggir selat Malaka berada di tengah-tengah
kerajaan Malaka sejak abad pertama masehi. Masuknya Islam di daerah ini tidak
dapat dipisahkan kapan mulai adanya hubungan dengan Negara lain. Kedatangan
pedagang Arab, Persia, ataupun India secara langsung ke daerah ini.
Sebelum masuknya agama Islam ke daerah Riau, tidak ada seorangpun dari
penduduk Riau yang memegang agama tauhid. Agama penduduk asli adalah
anismisme yang percaya ruh nenek moyang dan para leluhur, kemudian menyusul
pada sebagian penduduk mereka yang beragama Budha dan sekali berkembang
menjadi Hindu-Budha.
Islam telah datang ke Tanah Melayu sejak abad ke-7 M. Akan tetapi baru
berkembang pesat sejak abad 11-15 M yakni sejak berdirinya Kerajaan Islam di
tanah Melayu yang memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam ke seluruh
pelosok Alam Melayu.
Salah satu bukti nyata dari perkembangan dan penyebaran agama Islam di
Riau dapat kita lihat dari situs-situs peninggalan sejarah islam di Riau Seperti
Masjid Raya Nur Alam Senapelan Tonggak Sejarah Islam Pekanbaru dan Masjid
Arrahman Tertua ke-2 di Pekanbaru.

B. Saran

12

Diharapkan kepada mahasiswa untuk mempelajari sejarah masuknya islam
di Riau, agar mengetahui mengenai sejarah penyebaran Islam di Nusantara,
khususnya di Riau.



DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 1999. Sejarah Masuknya Islam di Riau, Pekanbaru. Pepustakaan
Nasioanl RI.
http://afdhalilahi.blogspot.com/2013/03/awal-masuknya-islam-ke-riau.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau
http://tanjungpinangarticle.blogspot.com/2010/06/perkembangan-islam-di-
riau.html

Anda mungkin juga menyukai