Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, karena hidayah-

Nya pula, saya dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Penyebaran

Islam di Riau” ini dengan baik serta tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami

haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan washilah

beliaulah kita dapat menikmati indahnya Islam.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pidana

Islam yang bertema Sejarah Islam. Dalam penulisan makalah ini, saya merasa

masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,

mengingat kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua

pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata saya

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat membantu proses

pembelajaran bagi kita semua.

Pekanbaru, 14 Oktober 2017

Abdul Rahman

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Sejarah singkat Melayu Riau .................................................................... 3

B. Sejarah singkat Islam masuk ke Riau ....................................................... 4

C. Teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau ................................. 6

D. Situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau .......................................... 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................... 11

B. Saran ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M
menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh
umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang
zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Masuk dan berkembangnya
Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis sangat kompleks dan
terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah perkembangan awal Islam. Ada
perbedaan antara pendapat lama dan pendapat baru. Pendapat lama sepakat bahwa
Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa
Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7 M.
Penyebaran agama Islam di Riau, dipandang dari sudut sejarah dan geografis
melalui 2 jalan yaitu perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah. Daerah
Riau yang terletak di pinggir selat Malaka berada di tengah-tengah kerajaan Malaka
sejak abad pertama masehi. Masuknya Islam di daerah ini pastinya karena mulai
adanya hubungan dengan Negara lain. Kedatangan pedagang Arab, Persia, ataupun
India secara langsung ke daerah ini sebagai alasan utama islamisasi di Riau.
Pada pertengahan abad ke XIII, Dinasti Abbasiyah mengalami keruntuhan
dan pusat Islam berpindah ke Mesir, Maroko, dan Persia yang saat it berhubungan
langsung dengan Riau dalam sistem perdagangan. Mereka inilah yang membawa
Islam ke Riau dan di beberapa wilayah Riau yakni : Daerah Kuntu/Kampar, Daerah
Rokan, Daerah Kuantan, Daerah Gasib, Daerah Taqpung.

1
B. Rumusan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas, maka saya merumuskan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah singkat Melayu Riau ?
2. Bagaimanakah sejarah singkat Islam masuk ke Riau ?
3. Apa saja teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau ?
4. Apa saja situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang sejarah singkat Melayu Riau.
2. Untuk mengetahui sejarah singkat Islam masuk ke Riau.
3. Untuk mengetahui teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau.
4. Untuk mengetahui situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau.
5. Untuk memenuhi tugas Hukum Pidana Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Melayu Riau


Imperium Melayu Riau adalah penyambung warisan Sriwijaya. Kedatangan
Sriwijaya mula-mula sejak tahun 517 s/d 683 M dibawah kekuasaan Melayu,
dengan meliputi daerah Sumatera tengah dan selatan. Sriwijaya-Sailendra bermula
dari penghabisan abad ke-7 dan berakhir pada penghujung abad ke 12.
Kemaharajaan Melayu yang dimulai dari - Kerajaan Bintan-Tumasik abad 12-13
dan kemudian memasuki periode Melayu Riau yaitu - zaman Melaka abad 14-15, -
zaman Johor-Kampar abad 16-17, dan - zaman Riau-Lingga abad 18-19.
Paramesywara atau Iskandar Syah dikenal dengan gelar Sri Tri Buana,
Maharaja Tiga Dunia, ia seorang pangeran keturunan raja besar. Ia sangat
berpandangan luas, cerdik cendikia, mempunyai gagasan untuk menyatukan
nusantara dan akhirnya beliau pulalah yang membukakan jalan bagi perkembangan
Islam di seluruh nusantara. Paramesywara adalah keturunan raja-raja Sriwijaya-
Sailendra. Menurut M.Said (dalam bukunya Zelfbestuur Landchappen) Raja Suran
adalah keturunan Raja Sultan Iskandar Zulkarnain di Hindustan yang mengunjungi
Melaka, mempunyai tiga orang anak laki-laki. Diantara putranya adalah Sang Si
Purba, yang menikah dengan Ratu Riau. Dari puteranya menjadi turunan Raja Riau.
Sang Si Purba sendiri pergi ke Bukit Sigantung Mahameru (Palembang) menjadi
Raja dan menikah disana. Ia mengunjungi Minangkabau dan menjadi Raja
Pagarruyung.1
Menurut Sejarah Melayu tiga bersaudara dari Bukit Siguntang menjadi raja
di Minangkabau, Tanjung Pura (Kalimantan Barat) dan yang ketiga memerintah di
Palembang, yang menjadi Raja di Palembang adalah Sang Nila Utama. Sang Nila
Utama inilah yang menjadi Raja di Bintan dan Kemudian Singapura.

1
Abdul Kadir. 1999. Sejarah Masuknya Islam di Riau, Pekanbaru.

3
Sedangkan menurut hikayat Hang Tuah yang terkenal, ada disebutkan
seseorang yang bernama Sang Pertala Dewa. Dimana ada seorang raja yang
mempunyai anak yang bernama Puteri Kemala Ratna Pelinggam. Namun setelah
dewasa, sang puteri diasingkan ke sebuah pulau bernama pulau Biram Dewa. Sang
Pertala Dewa berburu di pulau Biram Dewa tersebut. Akhirnya dia menikah dengan
Putri Kemala Ratna Pelinggam. Lalu lahir anaknya yang dinamai Sang Purba. Sang
purba dirajakan di bukit siguntang. Sang Purba kawin dengan puteri dan lahir
seorang putra dinamai Sang Maniaka dan kemudian lahir pula putera yang kedua
Sang Jaya Mantaka, yang ketiga Sang Saniaka dan yang keempat Sang Satiaka.
Sang Maniaka dirajakan di Bintan dan singapura.

B. Islam Masuk ke Riau

Sebelum masuknya agama Islam ke daerah Riau, tidak ada seorangpun dari
penduduk Riau yang memegang agama tauhid. Agama penduduk asli adalah
anismisme yang percaya ruh nenek moyang dan para leluhur, kemudian menyusul
pada sebagian penduduk mereka yang beragama Budha dan sekali berkembang
menjadi Hindu-Budha. Agar lebih jelas pembahasan masuk Islam ke Riau dibatasi
kepada beberapa daerah, yaitu: Kuntu-Kampar, Rokan, Kuantan, Indragiri, dan
Taqpung. Menurut Sejarah Riau, Kuntu-Kampar adalah daerah pertama-tama di
Riau Daratan yang berhubungan dengan orang-orang Islam (pedagang).2 Hal ini
dimungkinkan karena sejak zaman bahari daerah ini telah berhubungan dengan
pedagang-pedagang asing dari negeri Cina, India, dan Arab-Persia. Hubungan
tersebut didasarkan oleh kepentingan perdagangan, karena daerah lembah sungai
Kampar Kanan/ Kiri merupakan daerah penghasil lada terpenting di dunia dalam
periode 50-140 M. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau daerah Kuntu-
Kampar yang mula-mula dimasuki agama Islam.
Berdasarkan perjalanan para penyiar agama Islam yang datang sebagai
pedagang itu, maka besar kemungkinan pada abad pertama hirjiah atau abad ke-7
M agama Islam itu mungkin telah sampai di Riau, sebagaimana juga disimpulkan

2
Hamidy. 1994. Potensi Lembaga Pendidikan Islam Di Daerah Riau. Pekanbaru: UIR Press.

4
oleh seminar masuknya islam ke nusantara di Aceh tahun 1980 M.3 Meskipun Islam
telah masuk pada abad ke 7 atau 8 Masehi di Riau, namun penganut agama ini masih
terbatas di lingkungan para pedagang dan penduduk kota di pesisir pantai tersebut.
Hal ini disebabkan karena kuatnya pengaruh agama Budha yang merupakan agama
Negara dalam kerajaan Sriwijaya waktu itu.
Dari Kuntu, Islam diperkirakan menyebar ke Rokan dalam tahun 738/ 1349
M. saat mereka datang ke daerah ini, Rokan sudah memiliki kehidupan
bermasyarakat yang teratur, dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Said.
Masuknya pelarian-pelarian Muslim dari Kuntu berhasil membawa pengikut-
pengikut Raja Said memeluk Islam, dan bahkan Raja Said sendiri akhirnya menjadi
penganut islam yang baik. Di samping itu, terdapat pula pendapat-pendapat lainnya,
ada yang menyatakan Islam di Rokan berasal dari Lima Koto (Bangkinang, Kuok,
Salo, Rumbio dan Air Tiris) yang terletak di tepi Sungai Kampar Kanan.
Adapula yang berpendapat bahwa islam yang masuk ke Rokan datang dari
Aceh (Kerajaan Samudera Pasai) pada abad ke 14. Kerajaan Pasai inilah yang
kemudian mensponsori berdirinya Kerajaan Rokan bernama Kerajaan Kuntodar al-
Salam yang dalam perkembangannya sejajar dengan Kerajaan Aceh Daral-Salam.
Akan tetapi, dalam abad ke 14 itu juga, Kunto Dar al-Salam diserang majapahit.
Baru pada abad ke 16, terutama melalui tokoh syekh Burhanuddin diintensifkan
kembali penyebaran islam, Syekh Burhanuddin bukan hanya sebagai mubalig,
tetapi juga bertindak sebagai guru.
Dari Kuntu-Kampar dan Kunto Dar al-Salam, Islam menyebar ke Kuantan
dan Indra Giri. Di antara ulama yang berjasa menyebarkan islam kedaerah ini
adalah syekh Burhanudin al-Kamil (Wafat 610/1214). Islamisasi yang dilakukan
Syekh ini sampai ke Kuantan, terus ke hilirnya Muara Sungai Indragiri, seperti
Sapat dan Prigiraja. Sumber lain menyebutkan masuknya Islam ke Indragiri melalui
pantai barat Sumatera, dibawa oleh seorang ulama bernama Sayed Ali al-Idrus.
Jalur-Jalur yang dilaluinya adalah: dari Hadramaut singgah di Samudra Pasai, dan
sampai dipantai barat Sumatera, tepatnya kota Air Bangis. Di daerah ini ia tinggal

3
Shafie Abu Bakar.t.th.Kedatangan dan Perkembangan Ilmu Islam di Nusantara.

5
berapa lama dalam tugas mengembangkan agama Islam. Kemudian menuju timur
dan sampai ke Kerajaan Siak, terus ke Pelalawan.

C. Teori Tentang Tempat Asal Datangnya Islam ke Riau


Ada beberapa teori yang meenyebutkan asal datangnya islam ke Riau,
diantaranya :4
1. Teori dari India
Ditemukan oleh Snouck Hurgronje : “…Seolah sebagian bangsa India
memeluk Islam, maka orang-orang Islam dari India turut mengambil lalulintas
dan emigrasi di Nusantara, dan mereka itulah yang memasukkan Islam ke
wilayah Nusantara.” Kemudian pendapat ini jadi popular dan sebagian
orientalis menyetujuinya antaranya, R.O. Winstedt, B. Harrison dll.
Alasan dalam kukuhkan teori ini:
a. Batu-batu nisan awal yang dijumpai di alam melayu telah diimport dari
Kambay (Kembayat) Gujarat.
b. Peranan penting yang dimainkan oleh pedagang-pedagang Gujarat di
Kepulauan Melayu dan Kesannya terhadap penyebaran Islam.
c. Tradisi Kesusasteraan Melayu lebih mirip tradisi India Islam.
d. Catatan Marco Polo dan Ibn Batutah yang pernah melawat Alam Melayu
sekitar abad ke-13 dan 14 M.
e. Ditemukannya makam Sultan Malik al-Salleh, pemerintah Pasai yang
disebut dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai sebagai
Pemerintah di Kepulauan Melayu.
f. Kekukuhan teori Islam hanya tersebar sekitar abad 13 M.
Kelemahan Teori :
Kajian mutakhir – perhubungan diantara Alam Melayu dan Tanah Arab
sebelum lahirnya Islam lagi. Tidak tepat jika dikatakan batu nisan yang
dijumpai menyerupai India, jadi Islam dari India.

4
Syed Naquib Al-Attas. 1972.Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Kuala Lumpur:
Universiti Kebangsaan Malaysia.

6
Bukan hanya pedagang India saja yang berdagang di Alam Melayu tetapi juga
dari tempat lain seperti China. Pedagang arab yang pergi ke Canton juga
singgah ke Alam Melayu sekurang-kurangnya untuk mendapatkan bekal atau
menunggu angin yang sesuai untuk meneruskan pelayaran meraka dan masa
inilah yang mereka gunakan untuk berdagang. Tradisi kesusasteraan mulai
berkembang jauh setelah Islam lama menginjak dan berkembang luas di India.

2. Teori dari China5


a. Prof.S.Q. Fatimi – perpindahan besar-besaran orang Islam dari Canton 876
(atau 878) akibat pemberontakan yang terjadi dan menjatuhkan korban
hingga 100,000 – 150,000 orang Islam membuat mereka pergi menuju
Alam Melayu yang diantaranya menurut S. Naquib ke Kedah dan
Palembang. Selain itu, ke Champa, Brunei, pantai timur T.Melayu (Patani,
Kelantan, T’ganu dan Pahang) dan Jawa Timur.
b. Bukti dari batu nisan Syekh Abdul Qadir di Langgar, Kedah, batu
bertuliskan Phan-rang di Kamboja, batu nisan Pahang dan batu bertuliskan
Terenggganu 1303M. Pengaruh China ini dibuktikan dalam bentuk Mesjid
di Malaka dan Jawa seperti Pagoda.
c. Bukti yang dikemukakan cukup meyakinkan tetapi tidak bermakna Islam
hanya pada masa itu baru diperkenalkan di Alam Melayu karena telah ada
penempatan Islam di awal Tarikh tersebut terutama di utara Sumatera.

3. Teori dari Tanah Arab


Teori ini mendapat banyak dukungan pada masa sekarang.
Bukti:6
a. Hamka : ada bukti orang Arab telah berlayar ke Indonesia sebelum
kelahiran Nabi Muhammad untuk membeli rempah ratus dan kapur barus

5
Loc.cit.
6
http://afdhalilahi.blogspot.com/2013/03/awal-masuknya-islam-ke-riau.html

7
yang hanya terdapat di Sumatera. Peta/lokasi Alam Melayu telah lama
berada di orang Arab.
b. 7 M – Islam telah sampai ke Sumatera ketika Muawiyah bin Abi Sofyan
mengirim utusan ke Raja Sriwijaya. Begitu pula Umar bin Abd Azis telah
menggiatkan dakwah dan perniagaan di Alam Melayu.
c. Pemerintahan Khalifah Sulaiman bi Malik – mengirim 35 buah armada ke
muara Sabak di Jambi. Armada inilah yang di sebut-sebut berangkat dari
Ceylon ke Palembang 717M sebelum ke China.
d. Pedagang Arab telah berdagang di Alam Melayu sebelum Islam masuk.
Karena mereka telah memeluk agama Islam, maka mulailah Islam masuk
di Alam Melayu. Sebagian besar pedagang dari Yama, Hadramaut dan
Oman.pengislama Yaman atas usaha Ali bin Abi Thalib mempunyai
implikasi terhadap pengislaman Alam Melayu karena merekalah yang
menyebarkan Islam ketika singgah di Alam Melayu.
e. Bukti catatan sejarah pengislaman raja-raja di Alam Melayu dilakukan
oleh pendakwah dari Timur Tengah. Contohnya Maharaja Drebar II yang
memerintah Kedah pada 1136M telah memeluk Islam dari S. Abdullah bin
S. Ahmad dari Yaman dengan memakai nama beru Sultan Muzafar Shah.
Parameswara juga masuk Islam dari Syekh Abdul Azis dari Jeddah dan
berganti nama menjadi Sultan Muhammad Syah.
f. Islam telah sampai sejak pertama Hijrah (abad ke-7M) wujud
perkampungan islam di utara Sumatera yang dikenal sebagai Ta-Shih.
g. Pengaruh Arab dalam bahasa Melayu separti Kitab, Surat, Kertas, dll.
Begitu juga dengan nama orang Melayu yang berunsurkan kearaban.
h. Terdapat di Alam Melayu keturunan Arab separti Syed dan Syarifah.
Dari ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Islam telah
datang ke Tanah Melayu sejak abad ke-7 M. Akan tetapi baru berkembang pesat
sejak abad 11-15 M yakni sejak berdirinya Kerajaan Islam di tanah Melayu yang
memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam ke seluruh pelosok Alam
Melayu.

8
D. Situs-Situs Peninggalan Sejarah Islam di Riau
Salah satu bukti nyata dari perkembangan dan penyebaran agama Islam di
Riau dapat kita lihat dari Situs-situs peninggalan sejarah islam di Riau Seperti :7
a. Masjid Raya Nur Alam Senapelan Tonggak Sejarah Islam Pekanbaru Sebuah
bangunan masjid megah yang didominasi warna kuning di daerah Senapelan.
Bangunan tempat ibadah kaum muslimin seluas 60 x 80 meter itu dikenal
dengan nama Masjid Raya Nur Alam. Sejarah nama Masjid Raya Nur Alam
yang juga dijuluki Masjid Alam ini, diambil dari nama kecil Sultan Alamudin
yaitu Raja Alam. Dimana upacara menaiki bangunan ini dilakukan pada salat
Jum'at yang dipimpin oleh menantu Sultan Alamudin yaitu Imam Syaid
Oesman Syahabuddin, menantu Sultan Alamuddin, ulama besar kerajaan Siak.
Bangunan Masjid bersejarah itu terlihat masih berdiri kokoh di sudut kota
Pekanbaru.
Selama masa berdirinya, masjid tersebut hanya mengalami pelebaran saja,
mengingat umat muslim yang beribadah di masjid ini ini terus bertambah.
Masjid yang berdiri di luas tanah seluas setengah hektar ini, memiliki nilai
arsitektur tradisional yang amat menarik. Bangunan religius yang merupakan
peninggalan kerajaan Siak dan merupakan masjid batu pertama yang
dibangung di Pekanbaru. Tidak banyak orang mengetahui, komplek masjid
inilah nama Pekanbaru bermula.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah
(1766-1779), komplek kerajaan ini mengalami kemajuan pesat. Sebagai sebuah
pusat pemerintahan, dibangunlah sarana pendukung ekonomi berupa pasar.
Islam dalam catatan banyak sejarawan disebarkan oleh kalangan pedagang.
Pasar yang saat itu disebut sebagai “Pekan” sudah ada sebelumnya di komplek
itu. bangunan pasar baru itu saat itu dinamakan sebagai “Pekan Baharoe”. Pada
perkembanganya, kelaziman nama itu menjadi Pekanbaru dan menjadi nama
kota ini hingga kini.

7
http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau

9
b. Masjid Arrahman Tertua ke-2 di Pekanbaru8
Lokasi bangunan Masjid Ar-Rahman merupakan tanah wakaf dari Raden
Sastro Pawiro Djaya Diningrat. Pembangunan masjid ini dilakukan dengan
swadaya masyarakat yang berada di sekitar Jalan Sumatera dan wilayah
Pekanbaru hingga ke Tangkerang. Namun begitu, Raden Sastro merupakan
donatur terbesar dan yang berperan penting dalam pembangunan masjid ini.
Pembangunan masjid ini dimulai tahun 1930 hingga 1935. Saat itu, di sekitar
masjid terdapat tiga rumah panggung. Raden bersama masyarakat berswadaya
membangun satu-satunya masjid yang berada di tengah kota itu. Konsep
pembangunan juga sangat sederhana. Dinding, lantai, dan tiang masjid saat itu
hanya berasal dari papan biasa dengan atap daun dan bangunan berbentuk
panggung dengan ketinggian 1 meter. Luas bangunan juga hanya 8x8 m2.
Masjid juga dicat menggunakan oli bekas, sehingga warna masjid sedikit hitam
kecoklatan bergabung dengan warna papan.
Meski sederhana, warga Pekanbaru yang mayoritas muslim saat itu terus
memenuhi masjid tersebut. Mulai dari warga Jalan Sumatera, Tangkerang, Cut
Nyak Dien, A Yani hingga di Jalan Pinang. Apalagi setelah tabuhan beduk
disambut dengan suara azan terdengar saat masuknya waktu salat.
Melihat kondisi ini, sekitar tahun 1960 warga mulai berswadaya menurunkan
bangunan masjid itu dari panggung menjadi tidak panggung.

8
http://tanjungpinangarticle.blogspot.com/2010/06/perkembangan-islam-di-riau.html

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebaran agama Islam di Riau, dipandang dari sudut sejarah dan geografis
melalui 2 jalan yaitu perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah. Daerah
Riau yang terletak di pinggir selat Malaka berada di tengah-tengah kerajaan Malaka
sejak abad pertama masehi. Masuknya Islam di daerah ini tidak dapat dipisahkan
kapan mulai adanya hubungan dengan Negara lain. Kedatangan pedagang Arab,
Persia, ataupun India secara langsung ke daerah ini.
Sebelum masuknya agama Islam ke daerah Riau, tidak ada seorangpun dari
penduduk Riau yang memegang agama tauhid. Agama penduduk asli adalah
anismisme yang percaya ruh nenek moyang dan para leluhur, kemudian menyusul
pada sebagian penduduk mereka yang beragama Budha dan sekali berkembang
menjadi Hindu-Budha.
Islam telah datang ke Tanah Melayu sejak abad ke-7 M. Akan tetapi baru
berkembang pesat sejak abad 11-15 M yakni sejak berdirinya Kerajaan Islam di
tanah Melayu yang memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam ke seluruh
pelosok Alam Melayu.
Salah satu bukti nyata dari perkembangan dan penyebaran agama Islam di Riau
dapat kita lihat dari situs-situs peninggalan sejarah islam di Riau Seperti Masjid
Raya Nur Alam Senapelan Tonggak Sejarah Islam Pekanbaru dan Masjid
Arrahman Tertua ke-2 di Pekanbaru.

B. Saran
Diharapkan kepada kita semua untuk mempelajari sejarah masuknya islam di
Riau, agar mengetahui mengenai sejarah penyebaran Islam di Nusantara, khususnya
di Riau.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Kadir. 1999. Sejarah Masuknya Islam di Riau, Pekanbaru.

Hamidy. 1994. Potensi Lembaga Pendidikan Islam Di Daerah Riau. Pekanbaru: UIR
Press.

Shafie Abu Bakar.t.th.Kedatangan dan Perkembangan Ilmu Islam di Nusantara.

Syed Naquib Al-Attas. 1972.Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Kuala
Lumpur: Universiti Kebangsaan Malaysia.

Situs WEB

Abdul Kadir. 1999. Sejarah Masuknya Islam di Riau, Pekanbaru. Pepustakaan


Nasioanl RI.

http://afdhalilahi.blogspot.com/2013/03/awal-masuknya-islam-ke-riau.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau

http://tanjungpinangarticle.blogspot.com/2010/06/perkembangan-islam-di-
riau.html

12

Anda mungkin juga menyukai