Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH ISLAM DI MALUKU

....

Guru Pembimbing :
Pak Rojin

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Febrian Catur W. F.
2. Wahyu Bima Pratama
3. Deden Yuniarta
4. Aldo Andika S.
5. Ryan Agung W.

X TKJ B

SMK PGRI KASEMBON


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Rojin sebagai Guru
pembimbing yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Sabtu 1 Oktober

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. v
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Masuknya Islam di Indonesia ………………………………………. 4-5
1.2 Teori Penyebaran Islam di Indonesia ………………………………… 5-6
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Islam di Maluku…….................................................................. 7-8
2.2 Islamisasi di Maluku……………..………………………….................. 8
2.3 Proses dan Tahapan Islamisasi di Maluku ……………..……………… 8-9
2.4 Periode Kedatangan Islam di Maluku ……………..………………....... 10
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Masuknya Islam di Indonesia

Sejarah masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti
oleh pedagang arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam
ke tempat mereka berlabuh di seluruh indonesia.

Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7 atau 8,


karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar selat Malaka.

Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di


tanah jawa yang di lakukan oleh para walisongo. Mereka lah sang pendakwah dan
sang ulama yang menyebarkan islam dengan cara pendekatan sosial budaya.

Di jawa islam masuk melalui pesisir utara pulau jawa dengan di temukannya
makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di
temukannya ratusan makam islam kuno. Di perkikan makam ini adalah makam para
keluarga istana Majapahit.

Di kalimantan, islam masuk melalui pontianak pada abad 18. Di hulu sungai
Pawan, kalimantan barat di temukan pemakaman islam kuno. Di kalimantan timur
islam masuk melalui kerajaan Kutai, di kalimantan selatan melalui kerajaan banjar,

4
dan dari kalimantan tengah di temukannya masjid gede di kota Waringin yang di
bangun pada tahun 1434 M. Di sulawesi islam masuk melalui raja dan masyarakat
Gowa-Tallo.

1.2 Teori Penyebaran Islam di Indonesia

A. Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh G.W.J Drewes dan dikembangkan oleh
Snouck Hugronje, J. Pijnapel, W.F. Sutterheim, J.P. Moquette hingga
Suciptio Wirjosuparto. Teori ini meyakini bawah masuknya Islam ke
Nusantara dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India di abat ke-13
Masehi. Mereka melalui Selat Malaka dan menjalin kontak dengan kaum
pribumi di bagian barat Nusantara yang kemudian melahirkan Kesultanan
Samudera Pasai, yang tidak lain adalah kerajaan Islam pertama dan tertua
di Indonesia.

B. Teori Mekkah
Teori Makkah atau Arab ini didukung oleh J.C. van Leur, Anthony H.
Johns. T.W. Arnold, hingga Buya Hamka. Menurut Buya, Islam telah
menyebar di Nusantara sejak abad ke-7 M dengan dibawa oleh orang-
orang Arab yang masuk ke Indonesia.
Ungkapann Buya tersebut didukung oleh T.W Arnold yang menyatakan
bahwa saudagar Arab memiliki aktivitas perdagangan yang cukup
dominan di wilayah Nusantara. Mereka kemudian menikah dengan

5
pribumi, lalu membentuk komunitas muslim dan melakukan kegiatan
dakwah Islam.

C. Teori Persia
Teori masukknya Islam ke Indonesia dibawa oleh bangsa Persia ini
didukung oleh Umar Amir Husein dan Husein Djajadiningrat.
Menurutnya, tradisi dan kebudayaan Islam yang berkembang di Indonesia
ini sangat identik dengan budaya bangsa Persia. Namun, teori ini cukup
lemah. Pasalnya mayoritas pemeluk agama Islam di Nusantara bermahzab
Sunni.

D. Teori China
Teori penyebaran Islam di Indonesia yang terakhir adalah Teori China.
Menurut Jean A. Berlie (2004), relasi pertama orang-orang dari Arab
dengan bangsa China terjadi sekitar abad 713 M. Oleh karena itu, teori ini
meyakini bahwa Islam masuk ke Nusantara bersamaan dengan migrasi
orang-orang China ke Asia Tenggara dan memasuki wilayah Sumatera
pada abad ke-9 M

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Islam di Maluku


Maluku yang dikenal dengan sebutan Jazirah al-Mamluk (Kepulauan Raja-
raja) adalah sebuah negeri di Timur Indonesia yang yang sangat berpengaruh dengan
empat kerajaan yaitu Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan.

Islam masuk di Maluku melalui jalur perdagangan di abad ke-15. Alasan


kenapa Islam masuk lewat jalur perdagangan, karena pada awal abad ke-15 Maluku
Sohor sebagai kepulauan rempah-rempah yang menjadi sasaran pada pedagang asing
untuk mendapatkan cengkeh dan buah pala. Pedagang-pedagang itu diantaranya dari

7
Asia-Arab, Gujarat, Cina, dan pedagang-pedagang Jawa serat Melayu yang telah
memeluk agama Islam.

Syekh Mansur adalah salah satu pedagang dari Arab yang meyiarkan Islam di
Tidore pada masa pemerintahan Calano Caliati. Sementara Datu Maulana Hussein
adalah salah satu pedagang dari Jawa yang juga berpengaruh dalam penyebaran
Islam di Ternate pada masa pemerintahan Kalano Marhum.

Sementara itu, Portugis menyebut bahwa Islam masuk di Maluku semenjak


pelantikan Sultan Zainal Abidin ditahun 1486. Namun, sumber lain menyebut Islam
sudah ada di Maluku sekitar 50-60 tahun sebelum tahun 1486.

Setelah Islam masuk di Maluku, pengaruh dan perkembangan Islam belum


kuat terutama di Ternate. Oleh sebabnya, Zainal Abidin pergi ke Jawa untuk
mempelajari Islam secara langsung dari Sunan Giri. Sunan Giri adalah salah satu
ulama atau wali terkenal di tanah Jawa. Dari sinilah muncul empat kerajaan Islam di
Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja).
Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Zainal Abidin (1486-1500);
Kesultanan Tidore dipimpin oleh Sultan Mansur; Kesultanan Jailolo yang dipimpin
oleh Sultan Sarajati; Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko.

Penyebaran Islam di Maluku, tanpa terkecuali tidak dapat dipisahkan dari


kerja keras seorang pedagang sekaligus muballigh asal Jawa bernama Datu Maulana
Hussein. Ia tiba di Ternate pada 1465. Hussein adalah seorang muballigh besar pada
masanya. Ia memiliki pengetahuan agama Islam yang luas dan dalam, serta pakar
tilawah dan kaligrafi Arab.

8
Dikisahkan pada suatu hari Hussein, dengan suara yang merdu dan keahlian
membuat kaligrafi, setiap ia mendendangkan lantunan ayat-ayat suci membuat
banyak orang berdatangan untuk mendengarkannya. Dengan demikian masyarakat
perlahan-lahan mulai menerima Islam.

2.2 Islamisasi di Maluku


Proses Islamisasi di Maluku berlangsung pada tahun 1300-1400 Masehi.
Sama halnya dengan wilayah lain, masuknya Islam di Maluku juga dimulai melalui
jalur perdagangan yang saling menguntungkan.

Para pedagang Arab masuk ke wilayah Maluku melaui berbagai jalur


perniagaan. Mereka datang untuk membeli hasil kekayaan sumber daya alam Maluku,
khususnya rempah-rempah seperti cengkeh dan pala.

2.3 Proses dan Tahapan Islamisasi di Maluku


Secara khusus, proses Islamisasi di Maluku dilakukan melalui dua jalur yakni
jalur atas dan bawah. Jalur atas maksudnya, proses pengislaman dilakukan
melalui usaha para penguasa ketika itu. Sedangkan jalur bawah adalah proses
pengislaman yang dilakukan melalui usaha perorangan atau masyarakat pada
umumnya.

9
Tentunya, kedua jalur tersebut bermula dari jalur perdagangan terlebih dahulu.
Melalui jalur ini, para pedagang Islam melakukan jual beli rempah-rempah di
bandar perniagaan yang tersebar di sana.

Wilayah Ternate terkenal akan produksi cengkihnya, sedangkan Banda terkenal


dengan buah palanya. Selain itu, ada pula daerah jazirah Leihitu pulau Ambon
yang merupakan pelabuhan transit baik ke utara (Ternate) maupun ke Selatan
(Banda).

Selain bertransaksi, para pedagang juga menyebarkan ajaran Islam di sana.


Kedatangan mereka disambut baik oleh masyarakat sekitar.

Mereka menikahi perempuan Maluku dan mengislamkannya. Hingga akhirnya,


melalui cara ini, proses Islamisasi pun menyebar luas ke seluruh wilayah Maluku.

Mengutip buku Sejarah Masuknya Islam di Maluku oleh Dr. Usman Thalib
M.Hum, kedatangan pedagang Arab, India, dan Cina lebih dulu dari bangsa
Portugis (1512) dan Belanda (1602). Ini dapat dibuktikan dari kebiasaan orang-
orang Maluku yang telah menggunakan huruf Arab dalam beberapa naskah
tuanya, seperti hikayat Tanah Hitu, Kronik Bacan, Hikayat Ternate dan Hikayat
Tanah Lonthor.

Hal ini mengindikasikan bahwa orang Maluku telah mengenal dan menggunakan
huruf Arab terlebih dahulu dalam kegiatan surat menyurat. Bahkan, mereka telah
menggunakan angka-angka Arab dalam berbagai transaksi dagangnya.
Masuknya Islam di Maluku berlangsung dalam waktu yang cukup singkat.
Namun proses kehidupan pemerintahannya, baru terwujud puluhan bahkan

10
ratusan tahun berikutnya. Contohnya, perubahan bentuk Kolano menjadi
Kesultanan yang identik dengan agama Islam.
Dalam konteks ini dapat dibenarkan sumber-sumber Portugis yang menyatakan
bahwa masyarakat di daerah Maluku yang mereka kunjungi sudah beragama
Islam. Artinya, Islam telah melembaga dalam kehidupan masyarakat dan
pemerintahannya, bukan sekedar agama yang dianut oleh para musyafir dan
pedagang asing saja

2.4 Periode Kedatangan Islam di Maluku


Kedatangan Islam ke Maluku dapat dibagi menjadi tiga periode,
yaitu sebagai berikut :

A. Periode awal, periode ini dimulai pada abad ke-7 Masehi yaitu masa
perdagangan orang-orang Arab untuk membeli rempah-rempah.
B. Periode pertengahan, periode ini dimulai pada abad ke-11 yang ditandai
dengan munculnya nama-nama Arab, yang diduga keras karena pengaruh
ajaran Islam, seperti Sultan Mansyur Malamo (1257-1277) yang nama aslinya
adalah Cico Bunga yang menjadi Raja Ternate.
C. Periode penerimaan Islam oleh kesultanan, periode ini ditandai dengan
diterimanya Islam oleh pihak Kerajaan yang sekaligus berganti nama menjadi
kesultanan. Periode ini dimulai pada tahun 1495 , dimana Sultan Zainal
Abidin (Sultan ke-19) memperdalam ilmu agama ke tanah Jawa.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Islam masuk di Maluku melalui jalur perdagangan di abad ke-15. Alasan kenapa
Islam masuk lewat jalur perdagangan, karena pada awal abad ke-15 Maluku
Sohor sebagai kepulauan rempah-rempah yang menjadi sasaran pada pedagang
asing untuk mendapatkan cengkeh dan buah pala. Pedagang-pedagang itu
diantaranya dari Asia-Arab, Gujarat, Cina, dan pedagang-pedagang Jawa serat
Melayu yang telah memeluk agama Islam.

Syekh Mansur adalah salah satu pedagang dari Arab yang meyiarkan Islam di
Tidore pada masa pemerintahan Calano Caliati. Sementara Datu Maulana Hussein
adalah salah satu pedagang dari Jawa yang juga berpengaruh dalam penyebaran
Islam di Ternate pada masa pemerintahan Kalano Marhum.

Sementara itu, Portugis menyebut bahwa Islam masuk di Maluku semenjak


pelantikan Sultan Zainal Abidin ditahun 1486. Namun, sumber lain menyebut
Islam sudah ada di Maluku sekitar 50-60 tahun sebelum tahun 1486.

Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Zainal Abidin (1486-1500);


Kesultanan Tidore dipimpin oleh Sultan Mansur; Kesultanan Jailolo yang
dipimpin oleh Sultan Sarajati; Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan
Kaicil Buko.

Penyebaran Islam di Maluku, tanpa terkecuali tidak dapat dipisahkan dari kerja
keras seorang pedagang sekaligus muballigh asal Jawa bernama Datu Maulana

12
Hussein. Ia tiba di Ternate pada 1465. Hussein adalah seorang muballigh besar
pada masanya. Ia memiliki pengetahuan agama Islam yang luas dan dalam, serta
pakar tilawah dan kaligrafi Arab.
Maulana :
Erik : malalui jalur mana islam masuk di maluku
Safirq :

13

Anda mungkin juga menyukai