Kelas : X-3
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirahim
Assalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang
Maha Sempurna pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan
ridha-Nya kami dapat menyelesaikan tugas hasil observasi ini sesuai dengan
apa yang diharapkan yaitu tentang “Sejarah perkembangan masuknya Islam
dan Al-Qur’an ke Indonesia”. Dengan ini, semoga tugas makalah ini bisa
bermanfaat dan mendapatkan manfaatnya bagi kita semua, Aamiin. Tak
lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang ikut serta dalam proses penyusunan tugas makalah ini, karena penulis
sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada
interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan
karunia dari-Nya. Akhirnya meskipun kami telah berusaha dengan secermat
mungkin, namun sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah
dan lupa. Untuk itu kami mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita
selalu berada dalam lindungan-Nya.
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................1
PEDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan...............................................................................1
C. Manfaat Kegiatan.............................................................................1
BAB II………………………………………………………………………………2
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................2
A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.............................................2
B. Teori – Teori.....................................................................................3
C. Kondisi dan Situasi Politik................................................................3
D. Proses Penyebaran Agama.............................................................4
E. Perkembangan Islam dibeberapa Wilayah Nusantara.....................6
F. Sejarah Masuknya Al-Quran............................................................8
BAB III……………………………………………………………………………...10
PENUTUP.....................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
DOKUMENTASI KEGIATAN OBSERVASI...................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Museum Bayt Al-Qur’an merupakan salah satu museum yang berada
disalah satu tempat rekreasi wisata edukasi yang berisikan sejarah
peninggalan Islam di Indonesia maupun sejarah peninggalan Al-quran. Ide
awal pendirian Bayt Al-Qur'an ini muncul dari mantan Menteri Agama RI,
Dr. H. Tarmizi Taher pada tahun 1994 ketika ia mendampingi Presiden RI
H.M. Soeharto menerima hadiah mushaf Al-Qur'an besar dari Pondok
Pesantren Al-Asy'ariyah, Wonosobo, Jawa Tengah. Pada tahun 1995,
pemikiran memperluas fungsi Bayt Al-Qur'an muncul selepas
penyelenggaraan Festival Istiqlal II, yang sukses menghimpun banyak
benda- benda khazanah budaya Islam Nusantara. Sejak saat itu, muncul
gagasan untuk mengga- bungkan pendirian Bayt Al-Qur'an dengan
pendirian Museum Istiqlal.
Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal dimaksud- kan untuk menjadi dua
lembaga yang memiliki kesatuan utuh, dengan perannya masing- masing.
Bayt Al-Qur'an menggambarkan fungsi Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup
manusia, dan Museum Istiqlal merupakan perwujudan pelak- sanaan
petunjuk Allah dalam kehidupan dan budaya umat Islam Nusantara. Bayt
Al-Qur'an & Museum Istiqlal diresmikan pembukaan dan pemakaiannya
pada tanggal 20 April 1997 oleh Presiden RI H.M. Soeharto.
Benda-benda koleksi yang disimpan di Bayt Al-Qur'an & Museum
Istiqlal antara lain berupa manuskrip (naskah tulisan tangan) Al-Qur'an, Al-
Qur'an cetakan, Al-Qur'an elektronik, berbagai terjemahan dan tafsir Al-
Qur'an, manuskrip keagamaan, dokumentasi arsitektur masjid, tekstil,
replika nisan, seni rupa tradisional, seni rupa modern, serta benda-benda
warisan budaya Islam lainnya.
B. Tujuan kegiatan
Berdasarkan permasalahan di atas, adapun tujuan yang hendak di capai
dengan kegiatan ini:
1. Mengetahui sejarah perkembangan masuknya Islam ke Indonesia.
2. Mengetahui sejarah perkembangan Al-Qur’an di Indonesia.
3. Bertujuan agar pesertadidik memahami dan mempelajari sejarah
perkembangan Islam dan Al-Qur’an ke Indonesia.
C. Manfaat Kegiatan
agar hasil observasu dapat memberikan manfaat ilmu sejarah peradaban
Islam dan Manfaat dari observasi ini seperti yang diharapkan yaitu
Menambah pengetahuan dan wawasan dan dapat memberikan masukan
kepada pihak-pihak lain.
.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Teori Arab
Islam dibawa masuk ke Nusantara pada apad V oleh orang-orang
Arab, dengan lebih dulu singgah di Gujarat.
2. Teori Gujarat
Islam di bawa masuk ke Nusantara pada awal abad XIII oleh para
pedagang muslim India, yang bertolak dari Gujarat.
3. Teori Persia
Islam masuk ke Nusantara dari Persia pada abad XIII. Teori ini juga
menyambut para penemuan Islam lebih dulu singgah ke Gujarat sebelum
tiba di Nusantara.
1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang
Islam dari Arab, Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dalam
kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya
menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan
para pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim
juga mempunyai kewaajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga
menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayuan Islam kepada
orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memeluk
agama Islam dan merekapun menyebarkan agama Islam dan budaya
Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara
bertahap agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia,
India kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaran Islam melalui
perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara
lainnya.
2. Perkawinan
Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah
menetap makin membaik. Para pedagang itu menjadi kaya dan
terhormat, tetapi keluarganya tidak dibawa serta. Para pedagang itu
kemudian menikahi gadis gadis setempat dengan syarat mereka harus
masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan. Misalnya,
perkawinan Raden 8
Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung
Wilatikta; perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang
beragama Islam kemudianberputra Raden Patah yang pada akhirnya
menjadi Raja Demak.
3. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan
memegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah
kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong-
bondong memeluk agama Islam. Karea, masyarakat Indonesia memiliki
kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika
raja dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan
politik maka akan diadakannya perluasan. Wilayah kerajaan, yang
diikuti dengan penyebaran agama Islam
4. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh
ulama atau mubalig yang menyebarkan Islam melalui pendidikan
dengan mendirikan pondok pondok pesantren. Dan di dalam pesantren
itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan
agama Islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut
ilmu mengenai agama Islam, mereka mempunyai kewajiban untuk
mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat
sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama
Islam. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di
Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh
Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya
banyak berasal dari Maluku (daerah Hitu), dls.
5. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan
(masjid), seni pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti
ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls. Seni budaya Islam
dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan
ajaran Islam yang disusupkan ajaran 98 dibuat sederhana, sehalus dan
sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal
E. Perkembangan Islam Dibeberapa Wilayah Nusantara
A. Perkembangan Islam di Sumatera
Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam
adalah Sumatera bagian Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah
Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal
dari India. Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai
terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun
1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai
berikut:
1. Sultan Al Malikus Shaleh.
2. Sultan Al Malikuz Zahir 1
3. Sultan Al Malikuz Zahir II
4. Sultan Zainal Abidin
5. Sultan Iskandar
Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang
menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah
dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga
terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga
ke Cina. Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada
para Raja-raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak
yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu
Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang
sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan
dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke
seluruh nusantara.
B. Perkembangan Islam di Jawa
Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh
pedagang muslim setelah berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak
kejayaannya pada asa Sultan Mansursah. Wilayah perdagangannya sangat
luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui hubungan
perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam. Adapun
gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali
Sanga, yaitu:
a. Sunan Gresik
b. Raden Ali Rahmatullah
c. Sunan Giri
d. Sunan Bonang
e. Sunan Kalijaga
f. Sunan Drajat
g. Syarif Hidayatullah
h. Sunan Kudus
i. Sunan Maria
C. Perkembangan Islam di Sulawesi
Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan
Giri di Gresik. Hal itu karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang
banyak didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ.
Di samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri
kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. 3kgwak yang memeluk agama Islam
karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada
masa Pemerintahan Somba Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak
dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk berdagang, mereka juga
bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah
lebih dahulu berkembang di daerah itu.
D. Perkembangan Islam di Kalimantan
Berdasarkan prasasti-prasasti yang ada disekitar abad VM di
Kalimantan Timur telah ada kerajaan hindu yakni kerajaan Kutai.
Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu yang lain adalah kerajaan Sukadana di
Kalimantan Barat, kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. Pada abad XVI
Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590
kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam, yang menjadi sultan
pertamanya adalah sultan Giri Kusuma. Setelah itu digantikan oleh putranya
Sultan Muhammad Syafiuddin. Beliau banyak berjasa dalam pengembangan
agama Islam karena bantuan seorang muballigh bernama Syekh Syamsudin.
Di kalimantan Selatan pada abad XVI M masih ada beberapa
kerajaan Hindu antara lain Kerajaan Banjar, Kerajaan Negaradipa, Kerajaan
Kahuripan dan Kerajaan Daha. Kerajaan- kerajaan ini berhubungan erat
dengan Majapahit. Ketika Kerajaan demak berdiri, para pemuka agama di
Demak segera mnyebarkan agama Islam ke Kalimantan Selatan. Raja
Banjar Raden Samudra masuk Islam dan ganti nama dengan Suryanullah.
Sultan Suryanullah dengan bantuan Demak dapat mengalahkan Kerajaan
Negaradipa. Setelah itu agama Islam semakin berkembang di Kalimantan.
E. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya
Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri
Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di
Ternate sejak abad ke-15. Pada saat itu, hubungan dagang dengan Indonesia
barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan lancar.Pada abad XVI
perkembangan Islam di Indonesia agak terhambat dan menghadapi
tantangan berat karena kedatangan Portugis pada tahun 1512 dan Spanyol
pada tahun 1521 dengan membawa penyiaran agama Nasrani. Pada
permulaan abad XVII Belanda dapat mengalahkan Portugis, setelah
berperang bertahun-tahun di Ambon, Sementara itu kerajaan Ternate dan
Tidore selalu bertentangan sehingga menjadi makin lemah dan tidak mampu
membendung meluasnya VOC ke Maluku Utara. Belanda mulai menjajah
Indonesia dimulai dari Maluku Berangsur-angsur Belanda memperluas
wilayahnya ke Barat, dan Makasar pada tahun 1669 dapat ditundukkan.
Selanjutnya seluruh Indonesia, kecuali Aceh yang mampu bertahan sampai
akhir abad XIX.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini bahwa Indonesia ternyata
memiliki peninggalan - peninggalan bersejarah contoh nyatanya seperti Al-
Quranyang berasal dari berbagai macam daerah, suku dan budaya. Selain itu
Al-Quran juga dapat dinikmati karyanya tidak hanya dari ragam hias dari
daerah asalnya saja namun juga bisa dinikmati dari proses pembuatannya,
jenis kertas yang digunakan, jenis kaligrafi yang diterapkan, ataupun
bagaimana cover dari Al-Quran tersebut di desain Al-Quran. Selain itu
bukti peninggalan sejarah perkembangan masuknya Islam ke Indonesia.
Maka dari itu. Benda berharga seperti inilah yang patut kita jaga, kita
pertahankan dan kita perlihatkan oleh semua kalangan masyarakat agar
mereka tahu seberapa pentingnya benda tersebut. Ketika masyarakat sudah
memahami keistimewaan dari objek tersebut dan bagaimana asal usulnya
lambat laun mereka akan tertarik untuk membacanya dan memahami setiap
makna yang terkandung.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu keritik, saran, dan masukan yang
sifatnya membangun sangatlah kami harapkan untuk baiknya makalah ini ke
depannya.
DAFTAR PUSTAKA
sumber langsung dari Pemandu Museum dan Buku Paket PAI SMA
kelas 10 Kurikulum Merdeka
https://tamanmini.com/taman_jelajah_indonesia/museum/bayt-al-quran-
dan-museum-istiqlal/
https://kemenag.go.id/read/sejarah-panjang-mushaf-al-quran-indonesia-
j7dn0
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia/
https://eprints.umpo.ac.id/3079/2/BAB%20I.pdf
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN OBSERVASI