Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HASIL OBSERVASI

MUSEUM BAYT AL-QUR’AN

Kelas : X-3

Khairunnisa Dwi Agustin


Naima Elnaura
Risya Aulia Putri
Putri Aprilia
Nur Reva Luthfi

YAYASAN PENDIDIKAN BUDHI WARMAN


SMA BUDHI WARMAN 1
JL. Raya Bogor Km. 19 Kramat Jati Jakarta Timur
Telp. (021) 8096069, Email: smasbudhiwarman1@gmail.com
i

KATA PENGANTAR

Bismillahirramanirahim
Assalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang
Maha Sempurna pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan
ridha-Nya kami dapat menyelesaikan tugas hasil observasi ini sesuai dengan
apa yang diharapkan yaitu tentang “Sejarah perkembangan masuknya Islam
dan Al-Qur’an ke Indonesia”. Dengan ini, semoga tugas makalah ini bisa
bermanfaat dan mendapatkan manfaatnya bagi kita semua, Aamiin. Tak
lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang ikut serta dalam proses penyusunan tugas makalah ini, karena penulis
sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada
interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan
karunia dari-Nya. Akhirnya meskipun kami telah berusaha dengan secermat
mungkin, namun sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah
dan lupa. Untuk itu kami mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita
selalu berada dalam lindungan-Nya.

Wabillahi taufik wal hidayah,


Wassalamu`alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................1
PEDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan...............................................................................1
C. Manfaat Kegiatan.............................................................................1
BAB II………………………………………………………………………………2
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................2
A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.............................................2
B. Teori – Teori.....................................................................................3
C. Kondisi dan Situasi Politik................................................................3
D. Proses Penyebaran Agama.............................................................4
E. Perkembangan Islam dibeberapa Wilayah Nusantara.....................6
F. Sejarah Masuknya Al-Quran............................................................8
BAB III……………………………………………………………………………...10
PENUTUP.....................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
DOKUMENTASI KEGIATAN OBSERVASI...................................................12
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Museum Bayt Al-Qur’an merupakan salah satu museum yang berada
disalah satu tempat rekreasi wisata edukasi yang berisikan sejarah
peninggalan Islam di Indonesia maupun sejarah peninggalan Al-quran. Ide
awal pendirian Bayt Al-Qur'an ini muncul dari mantan Menteri Agama RI,
Dr. H. Tarmizi Taher pada tahun 1994 ketika ia mendampingi Presiden RI
H.M. Soeharto menerima hadiah mushaf Al-Qur'an besar dari Pondok
Pesantren Al-Asy'ariyah, Wonosobo, Jawa Tengah. Pada tahun 1995,
pemikiran memperluas fungsi Bayt Al-Qur'an muncul selepas
penyelenggaraan Festival Istiqlal II, yang sukses menghimpun banyak
benda- benda khazanah budaya Islam Nusantara. Sejak saat itu, muncul
gagasan untuk mengga- bungkan pendirian Bayt Al-Qur'an dengan
pendirian Museum Istiqlal.
Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal dimaksud- kan untuk menjadi dua
lembaga yang memiliki kesatuan utuh, dengan perannya masing- masing.
Bayt Al-Qur'an menggambarkan fungsi Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup
manusia, dan Museum Istiqlal merupakan perwujudan pelak- sanaan
petunjuk Allah dalam kehidupan dan budaya umat Islam Nusantara. Bayt
Al-Qur'an & Museum Istiqlal diresmikan pembukaan dan pemakaiannya
pada tanggal 20 April 1997 oleh Presiden RI H.M. Soeharto.
Benda-benda koleksi yang disimpan di Bayt Al-Qur'an & Museum
Istiqlal antara lain berupa manuskrip (naskah tulisan tangan) Al-Qur'an, Al-
Qur'an cetakan, Al-Qur'an elektronik, berbagai terjemahan dan tafsir Al-
Qur'an, manuskrip keagamaan, dokumentasi arsitektur masjid, tekstil,
replika nisan, seni rupa tradisional, seni rupa modern, serta benda-benda
warisan budaya Islam lainnya.

B. Tujuan kegiatan
Berdasarkan permasalahan di atas, adapun tujuan yang hendak di capai
dengan kegiatan ini:
1. Mengetahui sejarah perkembangan masuknya Islam ke Indonesia.
2. Mengetahui sejarah perkembangan Al-Qur’an di Indonesia.
3. Bertujuan agar pesertadidik memahami dan mempelajari sejarah
perkembangan Islam dan Al-Qur’an ke Indonesia.

C. Manfaat Kegiatan
agar hasil observasu dapat memberikan manfaat ilmu sejarah peradaban
Islam dan Manfaat dari observasi ini seperti yang diharapkan yaitu
Menambah pengetahuan dan wawasan dan dapat memberikan masukan
kepada pihak-pihak lain.
.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Masuknya Islam ke Indonesia


Sejarah masuknya Islam di Indonesia bermula di kota Makkah
sekitar 610 M saat Nabi Muhammad saw. Menerima wahyu dari ALLAH
Swt. Di usia 40 tahun. Inti ajaran islam ialah menjadikan Allah Swt. Sebagai
satu-satunya ilah yang disembah dan di taati serta menjadikan Muhammad
Saw. Jejak peninggalan Islam Di Nusantara, terdapat beberapa sumber yang
mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7M yang
ditandakan dengan batu Nisan atau Makam makam disebuah bukit di daerah
Sumatera Barat. Namun, pada saat itu Islam belum bekembang di
Nusantara.

Sebagai panutan utama dalam pengalaman ajaran Islam dalam


kehidupan sehari-hari. Suatu kenyataan bahwa Kedatangan Islam ke
Indonesia dilakukan secara damai. Islam dalam batas tertentu disebarkan
oleh para pedagang, saudagar-saudagar kaya, maupun para ulama.
Singkatnya agama Islam sudah mulai tersebar di seluruh Nusantar sekitar
abad ke-13 M, yang ditandakan dengan berdirinya kerajaan Islam Samudra
Pasai oleh Sultan Muhammad Malikus Sholeh, yang berada di Aceh saat ini.
Dan dari situlah dakwah Agama Islam dari Aceh kemudian menyebar
keseluruh pulau Sumatera ke Jawa dan seluruh pulau yang di Nusantara.
Yang menyebarkan ulama pastinya, kemudian para saudagar saudagar
Muslim dari berbagai penjuru Dunia yang berkunjung ke Indonesia. Salah
satunya berasal dari Yaman, India, bahkan ada yang dari China menurut
salah satu sumbernya. Sampai saat ini agama Islam berkembang melalui
dakwah para ulama terdahulu.

Pedagang-pedagang Muslim asal Arab, Persia dan India juga ada


yang sampai kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M (abad
I H), ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah. Malaka, jauh
sebelum di taklukkan Portugis merupakan pusat utama lalu-lintas
perdagangan dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah-
rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama
Gujarat, yang melakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada
waktu itu. Dengan demikian, Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang
penting Teori – Teori Masuknya Islam ke Nusantara. Lebih ke Barat lagi
dari Gujarat, perjalanan laut melintasi Laut Arab. Dari sana perjalanan
bercabang dua. Jalan pertama di sebelah utara menuju Teluk Oman, melalui
selat Ormuz, ke teluk Persia. Jalan kedua melalui Teluk Aden dan laut
Merah, dan dari kota Suez jalan perdagangan harus melalui daratan ke Kairo
dan Iskandariah.
Pada zaman-zaman berikutnya, penduduk kepulauan ini masuk
Islam, bermula dari penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang Muslim
itu. Menjelang abad ke-13 M, masyarakat muslim sudah ada di Samudera
Pasai, Perlak, dan Palembang di Sumatera. Di Jawa, makam Fatimah binti
Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 475 H (1082 M), dan
makam-makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13 M merupakan
bukti berkembangnya komunitas Islam, termasuk di pusat kekuasaan Hindu-
Jawa ketika itu, Majapahit.

B. Teori – Teori Masuknya Islam ke Indonesia


Proses masuknya agama Islam ke nusantara tidak berlangsung
secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-
laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan, teori-teori tentang
kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi 3, yaitu;

1. Teori Arab
Islam dibawa masuk ke Nusantara pada apad V oleh orang-orang
Arab, dengan lebih dulu singgah di Gujarat.

2. Teori Gujarat
Islam di bawa masuk ke Nusantara pada awal abad XIII oleh para
pedagang muslim India, yang bertolak dari Gujarat.

3. Teori Persia
Islam masuk ke Nusantara dari Persia pada abad XIII. Teori ini juga
menyambut para penemuan Islam lebih dulu singgah ke Gujarat sebelum
tiba di Nusantara.

C. Kondisi dan Situasi Politik


Kerajaan-kerajaan di Indonesia Pada abad ke-7 sampai ke-10
M,kerajaan Sriwijaya meluaskan kekuasaannya ke daerah Semenanjung
Malaka sampai Kedah. Datangnya orang-orang muslim ke daerah itu sama
sekali belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena merekadating
memang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan. Keterlibatan orang
orang Islam dalam bidang politik baru terlihat pada abad ke-9 M, Ketika
mereka terlibat dalam pemberontakan petani-petani Cina terhadap
kekuasaan T’ang pada masa pemerintahan Kaisar Hi-Tsung (878-889 M).
Akibat pemberontakan itu, kaum muslimin banyak yang dibunuh. Sebagian
lainnya lari ke Kedah, wilayah yang masuk kekuasaan Sriwijaya pada waktu
itu memang melindungi orang-orang muslim di wilayah kekuasaannya.
Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan pula oleh pedagang- pedagang
muslim untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan politik dan
perdagangan. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul dan daerah
yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu kerajaan
Samudera Pasai di pesisir Timur Laut Aceh. Daerah ini sudah disinggahi
pedagang-pedagang Muslim sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses Islamisasi
tentu berjalan di sana sejak abad tersebut. Kerajaan Samudera pasai dengan
segera berkembang baik dalam bidang politik maupun perdagangan.
Karena kekacauan-kekacauan dalam negeri sendiri akibat perebutan
kekuasaan di istana, kerajaan Singasari, juga selanjutnya, Majapahit, tidak
mampu mengontrol daerah Melayu dan Selat Malaka dengan baik, sehingga
kerajaan Samudera Pasai dan Malaka dapat berkembang dan mencapai
puncak kekuasaannya hingga abad ke-16 M

D. Proses Penyebaran Agama Islam di Indonesia


Dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu melalui perdagangan.
perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya
mendukung meluasnya ajaran agama Islam.

1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang
Islam dari Arab, Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dalam
kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya
menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan
para pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim
juga mempunyai kewaajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga
menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayuan Islam kepada
orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memeluk
agama Islam dan merekapun menyebarkan agama Islam dan budaya
Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara
bertahap agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia,
India kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaran Islam melalui
perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara
lainnya.
2. Perkawinan
Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah
menetap makin membaik. Para pedagang itu menjadi kaya dan
terhormat, tetapi keluarganya tidak dibawa serta. Para pedagang itu
kemudian menikahi gadis gadis setempat dengan syarat mereka harus
masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan. Misalnya,
perkawinan Raden 8
Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung
Wilatikta; perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang
beragama Islam kemudianberputra Raden Patah yang pada akhirnya
menjadi Raja Demak.

3. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan
memegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah
kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong-
bondong memeluk agama Islam. Karea, masyarakat Indonesia memiliki
kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika
raja dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan
politik maka akan diadakannya perluasan. Wilayah kerajaan, yang
diikuti dengan penyebaran agama Islam
4. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh
ulama atau mubalig yang menyebarkan Islam melalui pendidikan
dengan mendirikan pondok pondok pesantren. Dan di dalam pesantren
itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan
agama Islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut
ilmu mengenai agama Islam, mereka mempunyai kewajiban untuk
mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat
sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama
Islam. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di
Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh
Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya
banyak berasal dari Maluku (daerah Hitu), dls.
5. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan
(masjid), seni pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti
ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls. Seni budaya Islam
dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan
ajaran Islam yang disusupkan ajaran 98 dibuat sederhana, sehalus dan
sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal
E. Perkembangan Islam Dibeberapa Wilayah Nusantara
A. Perkembangan Islam di Sumatera
Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam
adalah Sumatera bagian Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah
Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal
dari India. Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai
terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun
1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai
berikut:
1. Sultan Al Malikus Shaleh.
2. Sultan Al Malikuz Zahir 1
3. Sultan Al Malikuz Zahir II
4. Sultan Zainal Abidin
5. Sultan Iskandar
Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang
menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah
dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga
terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga
ke Cina. Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada
para Raja-raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak
yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu
Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang
sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan
dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke
seluruh nusantara.
B. Perkembangan Islam di Jawa
Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh
pedagang muslim setelah berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak
kejayaannya pada asa Sultan Mansursah. Wilayah perdagangannya sangat
luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui hubungan
perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam. Adapun
gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali
Sanga, yaitu:
a. Sunan Gresik
b. Raden Ali Rahmatullah
c. Sunan Giri
d. Sunan Bonang
e. Sunan Kalijaga
f. Sunan Drajat
g. Syarif Hidayatullah
h. Sunan Kudus
i. Sunan Maria
C. Perkembangan Islam di Sulawesi
Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan
Giri di Gresik. Hal itu karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang
banyak didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ.
Di samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri
kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. 3kgwak yang memeluk agama Islam
karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada
masa Pemerintahan Somba Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak
dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk berdagang, mereka juga
bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah
lebih dahulu berkembang di daerah itu.
D. Perkembangan Islam di Kalimantan
Berdasarkan prasasti-prasasti yang ada disekitar abad VM di
Kalimantan Timur telah ada kerajaan hindu yakni kerajaan Kutai.
Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu yang lain adalah kerajaan Sukadana di
Kalimantan Barat, kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. Pada abad XVI
Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590
kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam, yang menjadi sultan
pertamanya adalah sultan Giri Kusuma. Setelah itu digantikan oleh putranya
Sultan Muhammad Syafiuddin. Beliau banyak berjasa dalam pengembangan
agama Islam karena bantuan seorang muballigh bernama Syekh Syamsudin.
Di kalimantan Selatan pada abad XVI M masih ada beberapa
kerajaan Hindu antara lain Kerajaan Banjar, Kerajaan Negaradipa, Kerajaan
Kahuripan dan Kerajaan Daha. Kerajaan- kerajaan ini berhubungan erat
dengan Majapahit. Ketika Kerajaan demak berdiri, para pemuka agama di
Demak segera mnyebarkan agama Islam ke Kalimantan Selatan. Raja
Banjar Raden Samudra masuk Islam dan ganti nama dengan Suryanullah.
Sultan Suryanullah dengan bantuan Demak dapat mengalahkan Kerajaan
Negaradipa. Setelah itu agama Islam semakin berkembang di Kalimantan.
E. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya
Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri
Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di
Ternate sejak abad ke-15. Pada saat itu, hubungan dagang dengan Indonesia
barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan lancar.Pada abad XVI
perkembangan Islam di Indonesia agak terhambat dan menghadapi
tantangan berat karena kedatangan Portugis pada tahun 1512 dan Spanyol
pada tahun 1521 dengan membawa penyiaran agama Nasrani. Pada
permulaan abad XVII Belanda dapat mengalahkan Portugis, setelah
berperang bertahun-tahun di Ambon, Sementara itu kerajaan Ternate dan
Tidore selalu bertentangan sehingga menjadi makin lemah dan tidak mampu
membendung meluasnya VOC ke Maluku Utara. Belanda mulai menjajah
Indonesia dimulai dari Maluku Berangsur-angsur Belanda memperluas
wilayahnya ke Barat, dan Makasar pada tahun 1669 dapat ditundukkan.
Selanjutnya seluruh Indonesia, kecuali Aceh yang mampu bertahan sampai
akhir abad XIX.

Dalam rangka mempertahankan wilayah dan kelangsungan


pengembangan Islam, maka kerajaan-kerajaan Islam tidak dengan mudah
menyerah, bahkan mengadakan perlawanan terhadap penjajah. Sehingga
banyak berjatuhan pahlawan-pahlawan muslim, antara lain:

a. Sultan Iskandar Mahkota Alam


b. Sultan Agung dari Mataram
c. Sultan Ageng Tirtayasa
d. Sultan Hasanudin
e. Sultan Babullah dari Ternate

F. Sejarah masuknya Al-Qur’an


Al-Qur'an adalah sebuah kitab suci bagi orang Islam dan merupakan
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai pedoman
hidup bagi manusia. Dalam al-Qur’an terdapat beberapa unsur di dalamnya,
di antaranya: unsur bacaan yang dibahas ilmu qira’at , unsur kandungan
yang dibahas ilmu tafsir , dan unsur tulisan yang dibahas ilmu rasm . Ilmu
rasm al-Qur’an yaitu ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushaf al-
Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-
lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan.
Berdirinya kerajaan Islam yang ada di Nusantara abad ke-13 sudah
berdiri kerajaan Islam yaitu kerajaan Samudra Pasir di Sumatera,seiring
juga dengan tradisi penulisan Al-Qur’an nya. Setiap kesultanan atau
kerajaan Islam di Nusantara itu memiliki Al-Qur’an tersendiri,tapi
bentuknya ketika itu masih tulis tangan kertasnya sudah kertas Eropa.
Cirinya belum ada nomor ayatnya tapi untuk kaligrafinya sudah mudah di
baca hanya itu saja. Tidak hanya penulisan Al-Qur’an yang seluruhnya
bahasa Arab pada zaman itu sudah ada sejarah tradisi penulisan Al-Qur’an
dan terjemahan Al-Qur’an dan tafsirnya. Salah satu penulis tafsir Al-Qur’an
yang dikaryakan oleh ulama Nusantara ini yaitu Syekh Nawawi Bin Umar
Al Bantani beliau menulis tafsir berjudul Tafsir MAROH LABIT. Lalu
sekarang jadi dari tulis tangan menjadi Teknik Cetak kemudian berkembang
menjadi digital sekarang
Pada masa Nabi Muhammad saw penulisan mushaf al-Qur’an
bermula saat kekhalifahan Abu Bakar atas usul Umar bin Khattab yang
merasa khawatir akan semakin menghilangnya para penghafal al-Qur’an.
Karena itu, tujuan pokok dalam penyalinan al-Qur’an dizaman Abu Bakar
masih dalam rangka pemeliharaan. Setelah itu, di zaman ke khalifahan
Usman bin Affan untuk menyempurnakannya menjadi mushaf yang mana
dalam penulisannya maupun pada urutannya ditentukan oleh para sahabat
dengan tujuan untuk menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf
dengan menyeragamkan bacaan serta menyatukan tertib susunan ayat-
ayatnya. Dengan demikian tidak terjadi perbedaan pemahaman antara
mushaf dengan mushaf yang lain. Sehingga, penulisan ayat-ayat al-Qur’an
pun, berawal dari membaca al-Qur’an, menjaganya dan untuk mengingat
hafalannya.
Al-Qur’an standar yang menjadi patokan dalam penulisan dan
penerbitan al-Qur’an sejak tahun 1984. Ada tiga varian Mushaf al-Qur’an
Standar Indonesia, yaitu Mushaf al-Qur’an Standar Usmani (untuk orang
awas), Mushaf al-Qur’an Standar Bahriyah (untuk para penghafal al-
Qur’an), dan Mushaf al-Qur’an Standar Braille (untuk para tunanetra).
Dengan demikian, keberadaan Al-Qur'an yang terus berkembang di
masyarakat patut kita jaga. Dan Inilah hal-hal yang di dikaji dalam
penelitian ini.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini bahwa Indonesia ternyata
memiliki peninggalan - peninggalan bersejarah contoh nyatanya seperti Al-
Quranyang berasal dari berbagai macam daerah, suku dan budaya. Selain itu
Al-Quran juga dapat dinikmati karyanya tidak hanya dari ragam hias dari
daerah asalnya saja namun juga bisa dinikmati dari proses pembuatannya,
jenis kertas yang digunakan, jenis kaligrafi yang diterapkan, ataupun
bagaimana cover dari Al-Quran tersebut di desain Al-Quran. Selain itu
bukti peninggalan sejarah perkembangan masuknya Islam ke Indonesia.
Maka dari itu. Benda berharga seperti inilah yang patut kita jaga, kita
pertahankan dan kita perlihatkan oleh semua kalangan masyarakat agar
mereka tahu seberapa pentingnya benda tersebut. Ketika masyarakat sudah
memahami keistimewaan dari objek tersebut dan bagaimana asal usulnya
lambat laun mereka akan tertarik untuk membacanya dan memahami setiap
makna yang terkandung.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu keritik, saran, dan masukan yang
sifatnya membangun sangatlah kami harapkan untuk baiknya makalah ini ke
depannya.
DAFTAR PUSTAKA

sumber langsung dari Pemandu Museum dan Buku Paket PAI SMA
kelas 10 Kurikulum Merdeka

https://tamanmini.com/taman_jelajah_indonesia/museum/bayt-al-quran-
dan-museum-istiqlal/
https://kemenag.go.id/read/sejarah-panjang-mushaf-al-quran-indonesia-
j7dn0
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia/
https://eprints.umpo.ac.id/3079/2/BAB%20I.pdf
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN OBSERVASI

Anda mungkin juga menyukai