Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI TERHADAP HUKUM


INDONESIA DIBIDANG PORNOGRAFI
ABDUL RAHMAN
• Salah satu masalah cyber crime yang juga sangat
meresahkan dan mendapat perhatian berbagai
kalangan, adalah masalah cyber crime di bidang
kesusilaan. Jenis cyber crime dibidang kesusilaan
yang sering diungkapkan adalah cyberporn.
Cyberporn atau kejahatan pornografi adalah
konten pornografi yang dimuat secara digital,
salah satunya melalui jaringan internet.
• DEFENISI PORNOGRAFI
• Menurut American Heritage Dictionary pornografi adalah gambar, tulisan atau material lain yang
memiliki tujuan utama memenuhi hasrat seksual, Hal ini didukung dengan pernyataan dari Greek
word pornographia bahwa pornografi adalah tulisan atau gambar yang berbau prostitus.
• (Larson, 2007) The Council of Europe mendefinisikan pornografi sebagai segala bentuk materi
audio visual dalam konteks seksual. International Criminal Police Organisation (INTERPOL) delegates
mendefinisikan pornografi sebagai bentuk gambaran dari eksploitasi seksual, yang berfokus pada
perilaku seksual atau alat kelamin.
• Menurut Family English Dictionary karya Collin, pornografi adalah tulisan-tulisan, gambar atau film
yang didisain untuk keperluan kepuasan atau kesenangan seksual. Pendapat ini didukung oleh Elly
Risman, M.Psi (Yayasan Buah Hati) (2007) yang mendedinisikan pornografi meliputi gambar atau
tayangan naked/nudity (ketelanjangan), orang yang berbusana tidak pantas/minim, situasi seksual,
kissing, touching antar lawan/sejenis, dan humor porno.
• Elly Risman menambahkan pornografi merupakan hasil dari tindakan pornoaksi, dimana pornoaksi
merupakan tindakan melakukan eksploitasi seksual. Lebih lanjut pornoaksi menurut Risman adalah
perbuatan mengeksploitasi seksual, kecabulan dan/atau erotika dimuka umum maupun melalui
sarana seperti media cetak dan elektronik.
• dinyatakan dalam tesis Peter David Goldberg yang
bersumber dari Nua Internet Surveys 2001 bahwa seks
merupakan topik paling popular di internet (the most
popular topic on the internet). dalam tesis Goldberg
dikemukakan pula bahwa perdagangan bahan-bahan
porno melalui internet sudah mencapai miliran dolar US
pertahun, sekitar 20 % pengguna internet mengunjungi
lebih dari 60.000 situs seks tiap bulan dan sekitar 30 juta
orang memasuki situs seks tiap hari.
• Indonesia membuat Undang-Undang yang memuat
larangan penyebaran pornografi, yaitu Undang
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan
atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
dan Undang Undang Nomor 44 tahun 2008
tentang pornografi.
• Cyberporn dapat dikatakan penggunaan internet untuk
tujuan seksual atau menggunakan komputer untuk setiap
bentuk ekspresi atau kepuasan seksual. Cyberporn juga
dapat dipandang sebagai “kepuasan/kegembiraan
maya” ("virtual gratification”), dan suatu “bentuk baru
dari keintiman” dapat juga mengandung arti “hubungan
seksual atau perzinahan”. Ini berarti, cyberporn
merupakan bentuk baru dari perzinahan. Cyberporn
adalah suatu kegiatan sex yang dilakukan melalui
komputer atau dilakukan secara online di internet.
• Azimah Soebagijo membagi ragam pornografi menjadi dua macam, yaitu
ragam pornografi secara muatan dan ragam pornografi berdasarkan
mediumnya.
• a. Ragam Pornografi Berdasarkan Muatan
1. Sexually violent material, yaitu materi pornografi dengan menyertakan
kekerasan.
2. Nonviolent material depicting degradation, domination, subordination, or
humiliation, (melecehkan perempuan)
3. Nonviolent and nondegrading materials, (suka sama suka)
4. Nudity, yaitu materi seksual yang menampilkan model telanjang
5. Child Pornography adalah produk media yang menampilkan anak atau
remaja sebagai modelnya
• b. Ragam Pornografi Berdasarkan Mediumnya
1. Billboard atau papan reklame dari suatu produk yang menggunakan model yang
berpenampilan sensual (biasanya produk pakaian dalam wanita/ pria).
2. Poster-poster atau spanduk atau baliho promp film layer lebar yang terpampang
di bioskop-bioskop.
3. Lukisan atau gambar seronok yang biasa terpampang dibadan belakang truk-truk
besar.
4. Iklan sexual dan iklan situs porno yang keluar secara otomatis dari ponsel kita
karena membuka suatu situs dan aplikasi bajakan atau dari serangan virus
diperangkat elektranik.
5. Melalui majalah dewasa, comik dewasa, vcd-dvd porno dan perangkat
penyimpanan media porno yang siap di jual belikan.
• akibat dari tindak pidana pornografi dan
pornoaksi, seperti yang ditayangkan oleh televisi
maupun berita melalui media cetak Indonesia,
adalah banyaknya kasus perkosaan, perzinaan,
aborsi, bahkan pembunuhan. Perkosaan-perkosaan
akibat tindak pidana pornografi maupun pornoaksi
telah banyak dilakukan, meskipun pornografi dan
pornoaksi bukan satu satunya penyebab terjadinya
pemerkosaan.
• Dr. Donald Hilton Jr, MD dokter ahli bedah syaraf dari rumah sakit San
Antonio, Amerika Serikat, dalam seminar dan workshop internasional
yang bertema “Membangun Kesadaran Betapa Dahsyatnya Kerusakan
Kesehatan Otak Akibat Perilaku Adiksi Pornografi” di Hotel Grand
Kemang Jakarta, mengatakan bahwa dampak pornografi berpotensi
menimbulkan kerusakan otak melebihi bahaya narkoba. Adiksi narkoba
dapat merusak tiga bagian otak, sementara adiksi pornografi dapat
merusak lima bagian otak (bagian Lobus Frontal, Gyrus Insula, Nucleus
Accumbens Putamen, Cingulated, dan Cerebellum) yang berperan di
dalam control perilaku yang menimbulkan perbuatan berulang-ulang
terhadap pemuasan seksual. Selain itu adiksi pornografi
mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral
Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil.
• Selain masyarakat sebagai pengguna dan para pelaku bisnis di
bidang internet, tentu saja Pemerintah juga di tuntut berperan
serta dalam mencegah dan menanggulangi cyberporn di Indonsia.
Kejahatan dunia maya yang berupa cyberporn memang tidak
akan berdampak langsung saat ini dibanding cybercrime lainnya,
seperti pembobolan kartu kredit, penipuan online, penyebaran
virus computer dan sebagainya. Namun cyberporn akan memberi
ancaman yang besar di masa yang akan datang, moral anak
bangsa akan rusak sehingga di masa mendatang akan sulit
menemukan orang yang bermoral baik yang siap menjadi
generasi penerus.
• Pasal 27 ayat (1) UU ITE telah menyebutkan bahwa:
• “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memilki muatan yang melanggar
kesusilaan.”
• Dari pasal tersebut bahwa yang dimaksud “kesusilaan“ adalah sesuatu yang
berbau pornografi dan pelakunya dikenakan sanksi 6 tahun dan/atau denda
hingga satu miliar. Jadi sebenarnya pemerintah telah memberikan payung
hukum terhadap kejahatan dunia maya termasuk cyberporn di dalamnya.
Namun demikian masih banyak pro dan kontra dalam pasal tersebut, karena
di situ tidak dijelaskan yang termasuk perbuatan “melanggar kesusilaan”,
sehingga pemerintah perlu mengintegrasikan dengan Undang-Undang
lainnya, dalam hal ini adalah Undang-undang No. 44 tahun 2008 tentang
Pornografi.
• Berikut ini etika dalam penggunaan internet (cyber ethics), yaitu :
• 1. Setiap orang harus bertanggungjawab terhadap perilaku sosial dan hukum
tatkala menggunakan internet.
• 2. Tidak seharusnya ikut serta dalam berbagai bentuk saiber yang mengganggu.
• 3. Seharusnya tidak bercakap-cakap tentang satu apapun kepada orang lain yang
tidak dikenal di internet.
• 4. Mengcopy atau men-download program yang berhak cipta, games atau musik
tanpa ijin atau tanpa membayar adalah perbuatan Illegal.
• 5. Untuk menghindari plagiat plagiatism penting untuk memberikan kredit terhadap
situs yang digunakan untuk riset.
• 6. Jangan pernah bermaksud menyebarkan virus.
• 7. Internet tidak bersifat pribadi dan apa yang anda lakukan atau katakan akan
kembali kepada anda.
• Internet sebagai ruang tanpa batas-batas teritorial antar negara di dunia
(transnasional), menunjukkan bahwa dunia maya ini dalam pengaturan dan
penanggulangan dampak negatifnya tidak mungkin dilakukan oleh negara
secara sendiri-sendiri. Oleh karena itu diperlukan adanya pendekatan
global (kerjasama Internasional). Masyarakat perlu menyadari
bahwa cyberporn sebagai tindak pidana dan memiliki dampak yang tidak
baik bagi generasi bangsa di masa mendatang, oleh karena itu
masyarakat perlu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi hal
tersebut, bukan dengan menolak, namun berusaha semaksimal mungkin
untuk mendukung dan ikut berpatisipasi dalam penerapan Undang-
Undang Pornografi ataupun Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik agar dampak cyberporn dapat dicegah sehingga moral para
anak bangsa tetap terjaga dan tidak terpengaruh dengan dampak
pornografi.

Anda mungkin juga menyukai