BAHAYA PORNOGRAFI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
AUFA SA’DAN MUNAIYAH
DZAKY ABIYU MUFLIF
TASYA APRIA
ASTI AUDHEA REVINA
NABILA SAPUTRI
NAZLI HASWANI
FAISAL
BAB II
A.Pengertian Pornogaraf
Kata pornografi berasal dari dua kata Yunani, porneia yang berarti seksualitas yang
tak bermoral atau tak beretika (sexual immorality) atau yang popular disebut sebagai zinah,
dan kata grafe yang berarti kitab atau tulisan. Kata kerja porneuw (porneo) berarti
melakukan tindakan seksual tak bermoral(berzinah commit sexual immorality ) dan kata
benda pornh (porne) berarti perzinahan atau juga prostitusi. Rupanya dalam dunia Yunani
kuno, kaum laki-laki yang melakukan perzinahan, maka muncul istilah pornoz yang artinya
laki-laki yang melakukan praktik seksual yang tak bermoral.
Tidak ada bentuk kata feminin untuk porno.Kata grafh (grafe) pada mulanya diartikan
sebagai kitabsuci, tetapi kemudian hanya berarti kitab atau tulisan. Ketika kata itu dirangkai
dengan kata porno menjadi pornografi, maka yang dimaksudnya adalah tulisan atau
penggambaran tentang seksualitas yang tak bermoral, baik secara tertulis maupun secara
lisan. Maka sering anak-anak muda yang mengucapkan kata-kata berbau seks disebut sebagai
porno. Dengan sendirinya tulisan yang memakai kata-kata yang bersangkut dengan
seksualitas dan memakai gambar-gambar yang memunculkan alat kelamin atau hubungan
kelamin adalah pornografi.
Pornografi umumnya dikaitkan dengan tulisan dan penggambaran, karena cara seperti
itulah yang paling banyak ditemukan dalam mengekspos masalah seksualitas. Akhir-akhir ini
dalam masyarakat kita ada istilah baru yaitu porno aksi. Yang dimaksudkan kiranya adalah
penampilan seseorang yang sedikit banyak menonjolkan hal-hal seksual, misalnya gerakan-
gerakan yang merangsang atau cara berpakaian minim yang menyingkap sedikit atau banyak
bagian-bagian yang terkait dengan alat kelamin, misalnya bagian dari paha. Tetapi tidak
semua penonjolan atau penyingkapan itu dapat disebut sebagai pornoaksi, sebab di kolam
renang misalnya, memang "halal" bagi siapapun untuk berpakaian mini, bahkan memang
dengan hanya berbusana bikini (pakaian renang yang hanya menutup alat kelamin). Jadi soal
porno aksi itu sangat relatif, tergantung motivasi manusianya.
B. Sumber-sumber Pornografi
Dari pengertian dan kriteria di atas, dapatlah disebutkan sumber-sumber pornografi yang
menonjolakhir-akhir ini yaitu:
1. Tulisan berupa majalah, buku, koran dan bentuk tulisan lain-liannya.
2. Produk elektronik misalnya kaset video, VCD, DVD, laser disc.
3. Gambar-gambar bergerak (misalnya”hard-r").
4. Program TV dan TV cable.
5. Cyber-porno melalui internet.
6. Audio-porno misalnya berporno melalui telepon yang juga sedang marak diiklankan
di koran-koran maupun tabloid akhir-akhir ini.
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi orang tua yang memiliki anak yang rentan terhadap bahaya pornografi, terutama
anak-anak padausia SD hendaknya memberikan perhatian lebih dan kontrol penuh pada
anaknya, seperti mengetahui kegiatan keseharian anak,dan teman bermain anak. Karena
orang tua adalah sebagai orang terdekat anak dan orang yang lebih mengerti dan memahami
kondisi anak. Selain itu perlulah hendaknya dilakukan suatu pembinaan dan pengawasan dari
semua kalangan, khususnya untuk anak-anak yang rentan terhadap pornografi, agar bisa
terhindar dari bahaya kecanduan pornografi tersebut yaitu rusaknya otak anak ,sehingga
perkembangan belajar anak menjadi tergaggu akhirnya anak gagal dalam bidang akademik
DAFTAR PUSTAKA
http://echopedian.blogspot.com/2012/11/makalah-pengaruh-pornografi-terhadap.html
http://chaylilkusairi.wordpress.com/2012/04/16/makalah-media-dan-pornografi/