Anda di halaman 1dari 23

PERKEMBANGAN KEJAHATAN MAYANTARA DIBIDANG

CYBERPORN, CYBERSEX, KEJAHATAN PERBANKAN DAN


KEJAHATAN DIBIDANG PERKONOMIAN

1. Sabariah : 227410101032
2. Rapikah Hasanah : 227410101007
3. Zumaira Zulkifli : 227410101009
4. Zuruh Zun Natur : 227410101037
Latar Belakang
Teknologi yang semakin maju hingga seperti saat ini menyebabkan tak sedikit orang yang melakukan
perbuatan melawan hukum banyak kejahatan yang menggunakan media internet lebih dari jutaan milyar konten,
aplikasi dan blog. Karena semakin tinggi minat masyarakat terhadap media sosial, maka tentu menjadi akan
semakin tinggi pula media sosial mempengaruhi kehidupan mereka dan sangat tergantung pada media sosial.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam beberapa dekade terakhir, tidak hanya membawa
dampak positif bagi kehidupan manusia, namun juga membuka peluang bagi para pelaku kejahatan untuk
melakukan aksinya. Salah satu bentuk kejahatan yang semakin marak terjadi di era digital seperti sekarang adalah
kejahatan mayantara.
Kejahatan mayantara merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan internet
sebagai alat untuk melakukan tindakan kriminal. Ada beberapa jenis kejahatan mayantara yang semakin populer
dan meresahkan masyarakat, di antaranya adalah cyberporn, cybersex, kejahatan perbankan, dan kejahatan di
bidang ekonomi.

2 Annual Review February 5, 2024


Rumusan Masalah
01. Bagaimana 02. Bagaimana
perkembangan perkembangan
kejahatan mayantara .kejahatan mayantara
dibidang cyberporn ? dibidang cybersex ?

3. Bagaimana 04. Bagaimana


perkembangan perkembangan
kejahatan mayantara kejahatan mayantara
dibidang perbankan ? dibidang ekonomi ?

3 Annual Review February 5, 2024


Cyberporn

cyberporn merupakan penyebaran bahan-bahan


atau materi-materi pornografi melalui internet, baik itu
tulisan, gambar, foto, suara maupun film/video.
Materimateri pornografi di internet dapat dijumpai pada
situs-situs porno, situs-situs media informasi seperti situs
majalah dan Koran

4 Annual Review February 5, 2024


Perkembangan Cyberporn
a Industri pornografi terus berkembang seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya, media
pornografi baru akan selalu muncul bersamaan dengan munculnya teknologi baru. Industri pornografi selalu
memanfaatkan setiap perkembangan media, karena media merupakan sarana komunikasi dimasyarakat. Everett
M. Rogers menyatakan, bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal 4 (empat) era komunikasi,
yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif.
Adanya fasilitas video call, e-mail, chatting dan lain-lain telah menunjukkan kita memasuki era
komunikasi interaktif. Kerby Anderson menyebutkan ada 6 (enam) tipe pornografi, yaitu Pornography is adult
magazines, Pornography is video cassettes, Pornography is motion picture, Pornography is television,
Pornography is cyberporn and Pornography is audioporn. Apabila diamati, masing-masing tipe pornografi
memiliki media yang berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan teknologi. Walaupun saat ini, semua tipe media
pornografi tersebut masih tetap eksis dan digunakan masyarakat.
Internet merupakan salah satu media yang dijadikan sarana untuk penyebaran pornografi, yang dikenal
dengan istilah cyberporn dan internet pornography. Dalam situs www. computeruser.com, cyberporn
didefinisikan sebagai “materi pornografi yang tersedia online” (Pornographic material available online

5 Annual Review February 5, 2024


Menurut Elidar, wakil ketua Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (ASAI), secara umum anak Indonesia
sudah mengenal pornografi dan pornoaksi saat usia 8 hingga 9 tahun. Data ini justru berbeda jauh dengan negara maju,
seperti Amerika, dimana dalam riset mereka menyebutkan anak mereka mengenal situs porno pada usia 11 tahun.
Diungkapkan pula, setidaknya ada sekitar 20 ribu situs porno yang setiap hari bebas diakses anak–anak. Penggemar
a
pornografi internet terbesar adalah kelompok usia 12 sampai 17 tahun dan 90 % kelompok usia 8 sampai 16 tahun
mengakses situs porno di internet pada saat mengerjakan PR sekolah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak mengkonsumsi pornografi, khususnya cyber porn adalah
:
1. Kurangnya pengawasan dan pembinaan dari orang tua kepada anakanaknya tentang manfaat internet dan dampak
negatifnya;
2. Sikap ketertutupan orang tua kepada anak-anak tentang sex education, akibatnya rasa penasaran yang begitu besar
dicari jawabannya di luar rumah, seperti di warnet;
3. Orang tua yang gagap teknologi (gaptek), sehingga memenuhi kebutuhan internet untuk anak di rumah, tetapi orang
tua sendiri tidak menguasainya, bahkan tidak mengetahui dampak negatif internet;

6 Annual Review February 5, 2024


4. Kurangnya upaya proteksi oleh orang tua yang memiliki internet di rumah atau di kamar anak-anak, yaitu tidak
melengkapinya dengan software untuk memblokir situs-situs porno;
5. Minimnya informasi dan pendidikan dari sekolah berkaitan dengan sex education dan dampak negatif internet dan
pornografi;
6. Orientasi akeuntungan finansial para pemilik warnet, sehingga siapa pun bisa menyewa internet termasuk anak-anak
atau remaja, bahkan pada jam-jam sekolah. Selain itu ruangan tertutup yang tersedia diwarnet menjadikan anak-anak
merasa nyaman dan aman untuk membuka situs-situs porno;
7. Murahnya biaya untuk dapat mengkonsumsi bahkan memiliki fotofoto atau video porno dengan cara
mendownloadnya dari sebuah situs porno dan menyimpannya pada disket, CD atau flasdisc;
8. Sikap keterbukaan masyarakat, termasuk orang tua yang sedikit demi sedikit tidak menganggap tabu hal-hal yang
bersifat pornografi. Akibatnya kontrol sosial menjadi berkurang terhadap pornografi.
Maraknya konsumsi cyberporn didukung pula dengan sikap keterbukaan masyarakat yang melewati batas-
batas norma dan menjadikan sesuatu yang tidak biasa menjadi biasa-biasa saja. Berkaitan dengan sikap keterbukaan
masyarakat pada dasarnya merupakan suatu proses sosial yang dapat terjadi karena pengaruh nilai-nilai modernitas dan
kemajuan teknologi yang merubah cara pandang masyarakat. Namun seharusnya pengaruh ini tetap difilter dengan
norma-norma yang ada, sehingga kontrol sosial tetap berjalan, termasuk cara pandang terhadap pornografi dan
seksualitas.
Cybersex
Definisi cybersex
Fauzan dan Baharuddin Siagian dalam Bukunya yang berjudul Kamus Hukum dan Yurisprudensi
mengatakan bahwa Pengertian CyberSex adalah Komunikasi melalui alat elektronik, seperti email (surat-surat
elektronik), percakapan atau newsgroup dengan tujuan rangsangan atau kepuasan seksual.
Peter David Goldberg mendefinisikan CyberSex sebagai pemanfaatan/ penggunaan internet untuk tujuan
seksual (the use of the internet fot seual purpose).
David Greenfield mengatakan bahwa Cyber Sex adalah menggunakan komputer untuk setiap bentuk
ekspresi atau kepuasan seksual (using the computer for any form of sexual expression or gratification). Selanjutnya
David Greenfield menambahkan bahwa CyberSex dapat dipandang sebagai kepuasan/kegembiraa maya (virtual
gratification), dan suatu bentuk baru dari keintiman ( a new type of intimacy). Hubungan intim atau keintiman ini
dapat bermakna hubungan seksual atau perbuatan zina.
Barda Nawawi Arief mendefinisikan cybersex :
a. Internet digunakan untuk tujuan seksual;
b. Penggunaan komputer untuk segala bentuk ekspresi/pemuasan seksual;Bentuk baru dari keintiman ( new type of
intimacy);
c. Bentuk baru dari perzinahan/hubungan gelap (illicit sexual relations);
d. Virtual sex expressions/gratification; (tindakan memuaskan hasrat seksual melalui media virtual )
e. Virtual sex encounter atau sex on-line. (tindakan berhubungan seksual melalui media virtual )
Ruang lingkup dan Perkembangan cybersex

Cybersex adalah segala media atau sarana komunikasi yang dirancang untuk menyampaikan pemikiran
tentang seks, pornografi, atau aktivitas pornografi melalui perangkat komputer dengan menggunakan jaringan
internet. Anda dapat menyebarkan informasi gambar ataupun cerita, menggunakan alat komunikasi Relay Chat.
Cybersex di chat room hadir dalam dua bentuk. masturbasi interaktif yang dimediasi komputer dan penceritaan
seksual interaktif yang dimediasi komputer (real-time) yang dimaksudkan untuk membangkitkan gairah.
Cybersex merupakan salah satu kejahatan cybercrime. Apa yang terjadi secara diam-diam atau sembunyi-
sembunyi. Orang-orang yang mengunjungi situs ini tidak cukup umur, tetapi mereka bebas untuk melakukannya.
Kafe internet dan penyedia layanan Internet lainnya tidak memiliki batasan usia, batasan akses, atau aturan lain yang
membatasi akses negatif.

Ruang Lingkup Cybersex yaitu :


1) Chat Sex
2) Vidio Call Sex
3) Phonesex
Ruang lingkup dan Perkembangan cybersex

Dalam kaitannya dengan fenomena cybersex di Indonesia, fasilitas chatting kerap kali digunakan untuk
memuaskan hasrat seksual seseorang. Dalam cyber sex, chat seks atau yang biasa disebut dengan CS merupakan
salah satu cara yang lazim digunakan untuk mengeksplorasi gairah seksual si pelaku melalui aktivitas sensual chat.
Ketika melakukan chatting online, permainan identitas memegang peranan penting. Chat sex sangat memungkinkan
pemakainya untuk menggunakan identitas apapun yang diinginkannya,
meski tidak sesuai dengan kenyataan yang melekat pada dirinya.
Namun, seiring dengan perkembangannya, chatting kini tidak hanya terbatas pada tulisan atau teks belaka.
Kini, dengan adanya fasilitas chatting yang dilengkapi dengan webcam, para pelaku bisa
menangkap gambar lawan bicara atau “partner”nya secara real time. Dan fasilitas yang sedang menjadi trend
sekarang ini adalah camfrog video chat. Dengan sarana web cam yang tersedia tersebut, para pecinta cyber sex
saling berinteraksi dan menikmati keindahan tubuh lawan bicaranya. Keberadaan produk perkembangan teknologi
internet, khususnya fasilitas camfrog video chat ini tentu semakin mendorong serta memperbesar minat pelaku
cybersex untuk memanfaatkan aktivitas cybersex sebagai salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan biologisnya.
Tak pelak, hal tersebut pun membuat fenomena cybersex tumbuh semakin subur di Indonesia.
Kejahatan Perbankan
Kejahatan maya ditemukan berbagai bentuk dan selalu berkembang. Pada sektor perbankan, layanan
perbankan melalui media elektronik diantaranya adalah skimming, malware serta hacking dengan memanfaatkan
akses internet pada saat melakukan transaksi yang kemudian dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan cyber tersebut.
Informasi perbankan serta layanan transaksi perbankan sangat dimungkinkan menggunakan layanan Electronic
Banking (E-banking) oleh bank sehingga nasabah dapat dengan mudah melakukan berbagai macam transaksi
perbankan dengan memanfaatkan jaringan internet. Misalnya melakukan pengecekan saldo simpanan, pembayaran
beberapa tagihan, pembelian, transfer dana baik sesama bank maupun antar bank, pembukaan rekening baru, serta
transaksi perbankan yang lain . Perubahan strategi bisnis perbankan bagi pelaku usaha sebagai suatu terobosan baru
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan produk–produk sektor perbankan. Apalagi sektor perbankan
di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian negara, pemerataan serta
stabilitas ekonomi bangsa atau yang kerap disebut sebagai Agent of Development. Pemanfaatan teknologi informasi
pada sektor perbankan menjadi hal yang sangat krusial untuk mempermudah transaksi. Namun demikian, hal
tersebut dibarengi juga dengan risiko kejahatan dunia maya yang memanfaatkan situasi lemahnya bank dan nasabah
sebagai korban yang dapat mengalami kerugian secara finansial.
Bank sebagai suatu badan usaha memiliki fungsi sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary)
yakni menerima dana (funding) dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan kepada pengguna
dalam bentuk kredit. Bank dan nasabah penyimpan dana memiliki ikatan yang dilandasi oleh trust atau kepercayaan,
yang lazim disebut “fiduciary relation”. Usaha perbankan tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat sebagai
nasabahnya maka dapat dipastikan tidak akan berjalan. Sehingga, wajib bagi bank untuk menjaga tingkat Kesehatan
bank demi memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Sebagaimana disebutkan di awal bahwa derasnya arus
teknologi informasi mempengaruhi berbagai sektor kegiatan manusia salah satunya dalam bidang kegiatan
perbankan. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan manusia.
Efisiensi dan efektivitas menjadi poin yang sangat penting dalam kemajuan teknologi informasi dalam bidang
perbankan. Inovasi pada produk dan jasa industri perbankan menjadi tidak terbendung lagi.
Namun demikian hal tersebut tetap harus sesuai dengan regulasi yang berlaku yakni Undang – Undang Nomor
7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (UU
Perbankan). Bentuk efisiensi dari teknologi informasi pada sektor perbankan yang secara umum kita sebut Sebagai
Elektronik Banking (E-banking), memberikan fasilitas layanan perbankan hanya dalam genggaman. Namun dibalik
kemudahan–kemudahan tersebut terdapat risiko pemanfaatan data–data nasabah secara melawan hukum melalui
kejahatan cyber. Sehingga badan usaha perbankan harus memiliki security features yang mumpuni agar dapat
memberikan trust kepada masyarakat bahwa penggunaan teknologi informasi di bidang perbankan tetap dapat
dilakukan. Pun juga demikian, instrumen hukum juga harus bisa memberikan rasa aman bagi nasabah sebagai
konsumen dalam industri perbankan. Kejahatan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Kejahatan yang berkelindan dengan teknologi informasi disebut sebagai cybercrime. Bentuk kejahatan tersebut yang
telah lama diketahui adalah sebagai berikut :
a. menggunakan komputer tanpa izin,
b. memasuki sistem jaringan komputer secara melawan hukum,
c. manipulasi program dan/atau data computer,
d. pembocoran data,
e. kerusakan data pada komputer.
Metode yang sering digunakan oleh pelaku cybercrime pada sektor perbankan dengan memanfaatkan
teknologi informasi diantaranya adalah:
a. skimming, yakni suatu bentuk kejahatan cyber dengan cara mencuri informasi nasabah pada saat bertransaksi
menggunakan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM);
b. malware (malicious software), yakni perangkat lunak berbahaya untuk mencuri data, merusak sistem serta perangkat
komputer;
c. hacking, yakni suatu bentuk kejahatan cyber dengan cara penyerangan terhadap program komputer dan
mengeksploitasi komputer milik orang pribadi atau perusahaan yang digunakan untuk kepentingan sendiri maupun
orang lain secara melawan hukum.
Kejahatan
dibidang
perekonomian

17 Annual Review February 5, 2024


Kejahatan Ekonomi Sebagai White Collar Crime

Dibandingkan dengan kejahatan tradisional yang lain, khususnya kejahatan terhadap harta benda, kejahatan
ekonomi mempunyai karakteristik khusus. Kejahatan ekonomi lebih banyak tergantung pada sistem ekonomi dan
tingkat pembangunan suatu masyarakat. Dengan demikian sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis
ataupun sistem gabungan masing-masing akan memiliki pengaturan tersendiri tentang apa yang dinamakan kejahatan
ekonomi. Berkaitan dengan tindak pidana ekonomi ini Muladi mengemukakan bahwa yang paling mendasar adalah
pemahaman bahwa tindak pidana di bidang perekonomian merupakan bagian dari hukum ekonomi yang berlaku di
suatu bangsa, sedangkan hukum ekonomi yang berlaku di suatu negara tidak terlepas dari sistem ekonomi yang
dianut oleh bangsa tersebut.
Kejahatan ekonomi mencakup pula kejahatan korporasi yaitu setiap perbuatan yang dilakukan oleh
korporasi yang diancam dengan sanksi baik sanksi hukum administrasi, hukum perdata maupun hukum pidana.
Kejahatan korporasi tersebut dapat berupa “crime for corporations” atau “ corporate criminal”. Sedangkan “crimes
against corporations” lebih bersifat kejahatan okupasional (occupational crime) untuk kepentingan pribadi, misalnya
penggelapan uang perusahaan.

18 Annual Review February 5, 2024


Dalam kejahatan ekonomi seringkali terdapat batas yang sempit antara legalitas, illegalitas dan kriminalitas
(mala prohibita) dan bukan “mala in se”. Pelaku sering merasakan dirinya bukan sungguh-sungguh jahat tetapi lebih
karena kesialan (unfortunate mistake) atau secara teknis tidak berbuat apa yang diharuskan (technical ommision).
Perumusan tindak pidana cenderung akan dianggap sebagai campur tangan pemerintah yang terlalu luas bagi
dunia bisnis sehingga dianggap sebagai over criminalization. Istilah White Collar Crime (WCC) sering diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia sebagai “kejahatan kerah putih” atau “kejahatan berdasi”. Istilah WCC memiliki pesan moral dan
politik yang nampak dari dua elemen yaitu status pelaku (status of the offender) dan kedua, kejahatan tersebut berkaitan
dengan karakter pekerjaan atau jabatan tertentu (the occupation of character of the offence).
Salah satu model WCC di sektor publik adalah kolusi atau konspirasi antara penguasa dan pengusaha yang bisa
meliputi berbagai bidang seperti administratif, litigasi, perbankan, dan sebagainya. Para pelaku perbuatan WCC ini sering
disebut dengan istilah-istilah seperti White Collar Criminal, Criminaloids, Criminals of the Upper World, Educated
Criminals.
Penggolongan lain menyatakan bahwa modus operandi perbankan dapat dikelompokan sebagai tindak pidana
yaitu sebagai berikut :tindak pidana umum, misalnya pemalsuan kartu kredit, giro bilyet dan sebagainya; tindak pidana
perbankan, misalnya praktik bank gelap; tindak pidana korupsi, misalnya kasus kredit likuiditas Bank Indonesia,
manipulasi data untuk mendapatkan kredit dalam jumlah besar dan sebagainya.
Selain kejahatan perbankan tersebut ada juga yang sifatnya masih dalam ruang lingkup etika perbankan.
Penggolongan lain menyatakan bahwa modus operandi perbankan dapat dikelompokkan sebagai tindak pidana yaitu
tindak pidana umum, misalnya pemalsuan kartu kredit, giro bilyet dan sebagainya; tindak pidana perbankan, misalnya
praktik bank gelap; tindak pidana korupsi, misalnya kasus kredit likuiditas Bank Indonesia
Money Laundering
Money laundering dapat diistilahkan dengan pencucian uang atau pemutihan uang. Kata money dalam
money laundering diistilahkan secara beragam. Ada yang menyebutnya dengan dirty money, hot money, illegal
money atau illicit money. Dalam istilah Indonesia juga disebut secara beragam yaitu, uang kotor, uang haram, uang
panas atau uang gelap. Istilah money laundering sendiri sudah merupakan istilah yang lazim dipergunakan secara
internasional. Belum ada definisi yang komprehensif dan universal tentang money laundering, karena berbagai pihak
seperti institusi investigasi, kalangan pengusaha, negara-negara dan organisasi lainnya memiliki definisi-definisi
sendiri. Secara singkat money laundering adalah perbuatan yang bertujuan mengubah suatu perolehan dana secara
tidak sah supaya terlihat diperoleh dari dana yang sah. Tidak mudah untuk membuktikan adanya money laundering
karena kegiatannya sangat kompleks sekali.
Unsur pertama dari tindak pidana ini adalah setiap orang. Menurut Pasal 1 angka 2 UUPU yang dimaksud
dengan setiap orang adalah orang perorangan atau korporasi. Korporasi menurut Pasal 1 angka 3 UUPU adalah
kumpulan orang dan/ atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.
Sedangkan yang dimaksud dengan Harta Kekayaan menurut Pasal 1 angka 4 adalah semua benda bergerak atau benda
tidak bergerak, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Karena dalam perumusan ditentukan bahwa tindak
pidana pencucian uang hanya dilakukan dalam hal menyangkut Harta Kekayaan yang diketahui atau diduga diketahui
oleh pelaku merupakan hasil tindak pidana, maka juga harus diketahui mengenai batasan dari hasil tindak pidana
Computer Crime
Adalah serangkaian atau kumpulan mesin elektronik yang bekerja bersama-sama dan dapat melakukan
rentetan atau rangkaian pekerjaan secara otomatis melalui instruksi/program yang diberikan kepadanya. Definisi lain
menyebutkan: suatu rangkaian peralatan dan fasilitas yang bekerja secara elektronis, bekerja di bawah kontrol suatu
operating system melaksanakan pekerjaan berdasarkan rangkaian instruksi-instruksi yang disebut program, serta
mempunyai internal storage yang digunakan untuk menyimpan sistem-sistem operasi, program dan data yang diolah.
secara luas dari penyalahgunaan komputer menyatakan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan
memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai obyek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun
tidak, dengan merugikan pihak lain. Sedangkan pengertian secara sempit menyatakan sebagai perbuatan melawan
hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer yang canggih.

Empat kategori kejahatan komputer


yaitu :
1) Pemasukan data yang tidak benar (fraudelent) ke dalam komputer.
2) Pemakaian fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan komputer.
3) Merubah atau merusak informasi atau arsip.
4) Pencurian apakah secara elektronis atau dengan cara-cara lain uang, benda,

KESIMPULA
N
Perkembangan teknologi dan internet yang pesat ini membuat masyarakat semakin rentan terhadap
ancaman kejahatan mayantara terutama dalam bidang:

1. Cyberporn dan cybersex adalah dua bentuk kejahatan mayantara yang dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi internet. Cyberporn adalah penyebaran konten pornografi melalui media
digital, sedangkan cybersex adalah praktik seksual yang dilakukan melalui komunikasi online.
Kejahatan-kejahatan ini banyak terjadi di kalangan anak-anak dan remaja yang belum dewasa.

2. kejahatan perbankan adalah aksi kriminal yang dilakukan dengan tujuan untuk mencuri data
dan informasi perbankan milik orang lain. Para pelaku kejahatan perbankan ini menggunakan
teknologi dan internet sebagai alat untuk melakukan aksinya. Mereka mencuri data seperti nomor
kartu kredit, password, dan informasi rekening bank dengan cara meretas sistem perbankan.

3. kejahatan di bidang ekonomi juga semakin marak terjadi di era digital ini. Kejahatan di bidang
ekonomi bisa mencakup beragam tindakan seperti penipuan online, pencurian identitas, dan
penggelapan dana. Para pelaku kejahatan tersebut menggunakan teknologi dan internet sebagai
media untuk melancarkan aksinya.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai