Anda di halaman 1dari 7

Bab 7

Penyimpangan Pancasila Dalam Bidang Teknologi

Kemajuan teknologi dan era digital yang melanda dunia sekarang ini telah

membawa berbagai perubahan bagi masyarakat. kemudahan untuk mengakses

berbagai informasi tanpa batas dapat dilakukan dengan mudah, kejadian apapun di

belahan bumi manapun dapat diakses dan diketahui dalam sekejap tanpa ada yang

membatasi.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tak bisa dihindari dan dibendung,

karena teknologi berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.

Indonesia termasuk salah satu negara yang juga menikmati dan dipengaruhi

kemajuan teknologi dan digital tersebut. Kemajuan zaman dan teknologi memiliki

pengaruh positif dan negatif. Meskipun banyak anak bangsa yang memanfaatkan

teknologi untuk hal-hal yang berguna namun pengaruh negatifnya juga telah

terlihat nyata.

Kecanggihan teknologi dapat membantu setiap aktivitas manusia, namun pesatnya

perkembangan teknologi memerlukan filter untuk dapat menyaring hal-hal yang

baik bermanfaat dan hal-hal yang sia-sia atau bahkan informasi yang memberi

pengaruh buruk, ketidak hati-hatian dan kebebasan dalam menyikapi teknologi

memungkinkan terjadi penyimpangan dan kerugian, kemerosotan nilai-nilai moral

dan mengancam eksistensi nilai-nilai luhur bangsa.


Pandemi korona juga turut andil dalam semakin pesatnya perkembangan

teknologi. sebagian besar aktivitas dilakukan dengan teknologi seperti kegiatan

belajar mengajar, pegawai atau pekerja swasta bahkan berbelanja untuk keperluan

sehari-hari.

Teknologi membawa pengaruh positif namun sekaligus membawa dampak negatif

yang mengarah pada penyimpangan Pancasila, berikut ini beberapa dampaknya:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila ini menekankan bahwa pengembangan teknologi harusnya dimaknai

sebagai bentuk syukur pemberian akal oleh Yang Maha Esa. Sehingga

dalam proses pengembangan teknologi tidak dibuat untuk mencederai

keyakinan umat beragama.

Namun, beberapa penyimpangan dari Ketuhanan Yang Maha Esa telah

terjadi, seperti:

 Mengurangi waktu mendekatkan diri kepada Tuhan karena

keasyikan dan focus di media sosial daripada belajarnya.

 Merusak moral pelajar, karena sifat anak – anak atau remaja yang

labil, mereka dapat mengakses atau melihat gambar porno milik

orang lain dengan mudah.

 Adanya ajakan bergabung dengan radikalisme yang merupakan

akar dari terorisme secara online yang dikemas seolah-olah ajakan

dari agama. Hal ini juga menyebabkan perpecahan antar umat

beragama.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila ini menekankan bahwa dalam pengembangan teknologi harus dengan

cara-cara yang berperikemanusiaan dan tidak merugikan manusia

individual maupun umat manusia yang sekarang maupun yang akan

datang agar bisa mensejahterakan manusia.

Namun, ada penyimpangan yang telah terjadi, contohnya cyber bullying.

Cyberbullying (perundungan dunia maya) ialah bullying/perundungan

dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media

sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel. 

Contohnya termasuk:

 Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto

memalukan tentang seseorang di media sosial

 Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui

platform chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom

komentar media sosial, atau memposting sesuatu yang

memalukan/menyakitkan

 Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu

atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada

orang lain atas nama mereka.


 Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di

jejaring sosial, ruang obrolan, atau game online

 Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari game online, aktivitas, atau

grup pertemanan

 Menyiapkan/membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang berisi

kebencian tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar kebencian

terhadap seseorang

 Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan

seseorang

 Memberikan suara untuk atau menentang seseorang dalam jajak pendapat

yang melecehkan

 Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk

mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam

menggunakan nama mereka

 Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam

percakapan seksual.

Jika bullying terjadi di media sosial, kamu bisa memblokir akun pelaku


dan melaporkan perilaku mereka di media sosial itu sendiri. Media sosial
berkewajiban menjaga keamanan penggunanya. Mengumpulkan dan
menyimpan bukti-bukti bisa membantumu nanti.

Adapun cara untuk mengatasi cyber bullying adalah dengan

melaporkannya, Apabila terjadi permasalahan terkait cyber bullying di


Indonesia, maka penyelesaiannya menggunakan Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2016 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik. Penanganan kasusnya juga

melibatkan anggota kepolisian dan upaya hukum ditempuh melalui jalur

pengadilan negeri.

3. Sila Persatuan Indonesia

Sila ini mengingatkan agar pengembangan teknologi ditujukan untuk

seluruh tanah air dan bangsa secara merata. Selain itu, sila ini juga

memberikan kesadaran bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia dapat

meningkat dengan adanya kemajuan teknologi.

Ada banyak konten di media sosial yang berdampak positif terhadap

persatuan Indonesia, seperti video di youtube yang menampilkan

bersatunya rakyat meski adanya banyak perbedaan, video perayaan

kemerdekaan atau video teater yang menampilkan indahnya Indonesia, ada

juga platform sosial media yang membuat masyarakat berinteraksi saling

bertanya untuk saling mengenal perbedaan bahasa antar daerah.

Namun, beberapa penyimpangan juga terjadi seperti beredarnya hoax,

menyebabkan atmosfer pembaca disesaki dengan warta berisi ejekan dan

makian, bahkan kebencian antarwarga. Konten media sosial diwarnai

berita bohong, atau percakapan semu belaka yang menyebar luas di

jejaring sosial dan telepon selular.


4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

Sila ini menekankan agar membuka kesempatan yang sama bagi semua

warga untuk dapat mengembangkan teknologi dan merasakan hasilnya

sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing sehingga tidak terjadi

monopoli teknologi.

Contoh penyimpangan :

 Ketidakadilan bagi masyarakat : Sila keempat mengungkapkan akan lebih

mementingkan masyarakat daripada pemerintah itu sendiri. Namun

nyatanya masih banyak penyimpangan di media sosial seperti adanya

pekerjaan buzzer yang bertugas untuk menyebarkan postingan terkait hal-

hal yang memuji pemeritah dan mengkritik lawan politik lainnya, hal ini

sangat tidak adil karena opini masyarakat di media sosial menjadi tergiring

Dan masyarakat tidak dapat menilai dunia politik dari sisi yang netral.

 Melarang orang berpendapat : Hal ini jelas berbeda dan bertentangan dari

silam keempat. Banyak postingan yang mengkritik pemeritah namun akun

media sosial yang memposting tersebut berujung ditutup oleh pemerintah.

Masyarakat menjadi tidak bebas mengeluarkan opini pendapatnya di

media sosial.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila ini menekankan bahwa dalam pengembangan teknologi harus

didasarkan pada keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan


kemanusiaan. Namun terjadi banyak penyimpangan seperti halnya Sila ke

4 tadi, yaitu tidak bebasnya mengkritik pemerintah di media sosial, selain

itu banyak kasus hukum juga baru diangkat apabila seseorang

memviralkan kasus tersebut.

Sumber:

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-bekasi/baca-

artikel/13951/Mencermati-Tantangan-Pancasila-Sebagai-Ideologi-Negara-

Di-Era-Digital.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/25/201119769/pancasila-

sebagai-paradigma-pengembangan-iptek?page=all

https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbullying

https://guruppkn.com/contoh-kasus-pelanggaran-pancasila

Anda mungkin juga menyukai