(K1323075)
A. Latar Belakang
Globalisasi menandai awal dari perkembangan teknologi dan informasi di seluruh
dunia. Perkembangan teknologi ini memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
menjalani aktivitas atau kegiatan setiap hari (Astrid Faidlatul Habibah, 2021). Perkembangan
teknologi juga memberikan berbagai manfaat lainnya seperti munculnya e-commerce, e-wallet,
mobile banking dan media sosial.
Media sosial merupakan tempat dimana setiap penggunanya dapat berpartisipasi,
membagikan informasi maupun cerita, bahkan pengguna media sosial juga dapat membagikan
foto dan video dalam kehidupan sehari-hari (Cahyono, 2016). Hal ini memberikan dampak
positif dimana setiap orang di dunia dapat berinteraksi dengan mudah. Namun, arus informasi
yang mudah dan cepat juga memberikan dampak negatif. Misalnya, seperti doxing, hacking,
cyberbullying dan hate speech.
Hate speech dapat diartikan sebagai segala bentuk tindakan maupun tulisan yang
sifatnya dilarang, dikarenakan dapat memicu terjadinya konflik (Marpaung, L, 2010). Menurut
Cohen hate speech atau ujaran kebencian, merupakan ujaran yang memiliki motif negatif atau
jahat serta ditunjukkan kepada seseorang atau kelompok lainnya (Azhar, 2020). Berdasarkan
beberapa pendapat ahli sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa hate speech merupakan
ujaran yang ditujukan baik untuk seseorang maupun suatu kelompok tertentu dengan tujuan
yang negatif, serta dapat memicu konflik dan perpecahan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, menjelaskan bahwa pada 2018 hingga tahun
2021 saja terdapat 3.640 konten yang memicu konflik dan permusuhan. Pada dasarnya konten
atau postingan ini bersifat diskriminatif serta merendahkan suku, agama, ras, maupun adat
istiadat lainnya. Kementerian Komunikasi dan Informatika Kemudian melakukan take-down
terhadap postingan atau konten-konten yang terindikasi dapat memicu konflik dan perpecahan
(KOMINFO, 2021).
Berdasasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka penulis bermaksud
untuk melakukan kajian dengan judul “Fenomena Hate Speech di Media Sosial dan
Dampaknya”
B. Pembahasan
Media sosial merupakan sarana dimana setiap orang didunia dapat bertemu dan saling
berinteraksi. Karena kemudahan, kecepatan dan luasnya jaringan media sosial, menyebabkan
arus informasi menyebar begitu cepat. Arus informasi yang begitu cepat tidak hanya
memberikan dampak positif, namun juga memberikan dampak negatif. Salah satu dampak
negatif yang muncul adalah hate speech.
Hate speech dalam media sosial terjadi karena adanya gesekan atau ketegangan antara
kelompok-kelompok tertentu (Rohman, 2016). Menurut pendapat Haidar Buldan Tantowi
sebagai ahli psikologi internet UGM, Menjelaskan terdapat beberapa alasan yang
menyebabkan hate speech dalam media sosial dapat terjadi (UGM, 2022), diantaranya:
1. Prasangka buruk terhadap kelompok lainnya dan merendahkan kelompok lainnya
dapat menyebabkan terjadinya hate speech. Misalnya seperti menjelekkan warna
kulit, bentuk tubuh atau kekurangan seseorang.
2. Trolling atau dapat diartikan bahwa sang pelaku tidak didasari oleh rasa prasangka
buruk terhadap kelompok lainnya, tetapi hanya mencari kesenangan setelah
melakukan hate speech.
3. Kondisi lingkungan media sosial yang dapat mendorong seseorang melakukan hate
speech dengan cara memanfaatkan anonimitas. Jadi seseorang dapat menggunakan
second account untuk menyembunyikan identitasnya dan kemudian melakukan
ujaran kebencian melalui komentar dalam postingan seseorang.
Kasus Hate speech di media sosial yang semakin meningkat perlu mendapatkan
perhatian yang serius karena dapat memberikan kerugian seperti stress, depresi tekanan sosial
hingga yang paling buruk adalah mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Namun, hate
speech merupakan tindakan yang melanggar hukum, sebagaimana sudah diatur melalui UU
ITE atau dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang transaksi elektronik. Pelaku
hate speech dapat dijatuhi hukuman pidana penjara paling lama enam tahun atau membayar
denda paling banyak satu miliyar.
Berdasarkan bahaya dari masalah hate speech yang sudah diuraikan sebelumya, maka
terdapat beberapa langkah antisipasi untuk menghindari hate speech di media sosial
diantaranya:
1. Jangan melakukan komentar terhadap hal atau masalah yang tidak kita kuasai.
2. Jangan melakukan komentar negatif atau mengina dan menghakimi orang lain di media
sosial.
3. Jangan memancing amarah atau emosi orang lain melalui komentar kita di media sosial.
4. Jangan ragu untuk melaporkan apabila menjadi korban ataupun menemui kasus hate
speech di media sosial.
Astrid Faidlatul Habibah, I. (2021). Era Masyarakat Informasi sebagai Dampak Media Baru. Jurnal
Teknologi dan Informasi Bisnis.
Azhar. (2020). Kebijakan Sistem Hukum Di Indonesia. Law Review.
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh Media Sosial Masyarakat di Indonesia.
KOMINFO. (2021). Sejak 2018, Kominfo Tangani 3.640 Ujaran Kebencian Berbasis SARA di Ruang
Digital.
Marpaung, L. (2010). Tindak Pidana Terhadap Kehormatan. Jakarta: Sinar Grafika.
Rohman, F. (2016). Analisis Meningkatnya Kejahatan Bullying dan Hate Speech Menggunakan
Berbagai Media Sosial dan Metode Pencegahannya.
UGM. (2022). Kenapa Hate Speech Begitu Marak Terjadi di Internet.