Term Of Reference
Oleh
MUSDANIL
1510812032
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
1. Latar Belakang
perubahan serta inovasi terus menerus berkembang dengan sangat cepat. Penggunaan
teknik tradisional mulai dihindari banyak orang karena banyaknya temuan-temuan yang
membuat pekerjaan manusia menjadi lebih efesien dan praktis. Dalam perkembangannya,
alat komunikasi pun juga mengalami perkembangan yang sangat pesat, diiringi dengan
dikembangankannya Internet untuk pertama kali pada tahun 1969 oleh Departemen
menawarkan akses informasi yang sangat cepat dan mudah untuk diakses oleh siapa pun
dan dimanapun.
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menjadi alasan bagi
89,35% chatting, 87,13% dengan penggunaan sosial media, 74,84% penggnaan akses
search engine, 72,79% untuk melihat gambar, 69,64% untuk melihat video, 70,23%
mengakses artikel, 35,99% untuk upload file, 33,58% untk menggunakan layanan email,
32,19% untuk transaksi beli barang, 16,97% untuk melakukan pendafatran, 8,12% untuk
bersifat positif, namun kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif juga kerap terjadi di
Salah satu masalah cybercrime yang sering menjadi pusat perhatian adalah masalah
penggunaan internet untuk terlibat dalam aktivitas yang berisi stimulasi dan kesenangan
chatting tentang seks, bertukar gambar atau pesan tentang seks termasuk mengakses
pornograpy secara online baik dalam bentuk audio, text maupun video yang terkadang
juga diikuti dengan mastrubasi. Akses internet menuju situs-situs pornografi sangat
mudah untuk ditelusuri, berbagai konten dan macam bentuk jenis pornografi dapat di
pilih dengan bebas oleh pengguna Internet. Ada yang berbayar dan ada juga yang free.
Kita pun dengan mudah memilih apakah hendak mengakses konten pornografi asia,
digambarkan melalui alat ukur Internet Sex Screening Test (ISST). ISST yang
dikembangkan oleh Delmonico pada tahun 1999 ini mengukur tujuh bentuk cybersex.
Tujuh bentuk perilaku yang merupakan indikasi cybersex yaitu: online sexual
compulsivity (perilaku kompulsif dari aktivitas seks online), online sexual behavior:
sosial (perilaku seksual online yang melibatkan interaksi sosial), online sexual behavior:
isolated (perilaku seksual online tanpa hubungan sosial atau interaksi interpersonal yang
terhadap aktivitas seksual online), non home use of the computer (kecenderungan
menggunakan komputer selain komputer di rumah untuk tujuan seks), dan illegal sexual
use of the computer (perilaku seksual secara online yang dianggap illegal).
Di Indonesia sendiri praktik cybersex juga bukan lagi merupakan hal yang baru,
hal ini terbukti dengan hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
menyatakan bahwa 97% remaja Indonesia sudah pernah mengakses konten pornografi di
Internet. Praktik-praktik cybersex tidak hanya menyentuh lintas gender, namun cybersex
juga menyentuh lintas orientasi seksual. Artinya aktivitas cybersex tidak hanya dapat
terjadi pada kelompok heteroseksual namun juga dapat terjadi pada kelompok biseksual
dan homoseksual.
Homoseksual sendiri dapat didefenisikan sebagai orientasi atau pilihan seks
seseorang dari jenis kelamin yang sama atau ketertarikan orang secara emosional dan
seksual kepada seseorang dari jenis kelamin yang sama pula. Menurut Christian (2014)
chating khusus gay, Grindr misalnya, aplikasi ini lahir pada tahun 2009 dengan konsep
anggota berbasis wilayah tinggal (Grindir, dalam Rahayu, 2014:100). Pengunaan aplikasi
ini dapat mencari teman sesama gay pada lokasi tempat tinggal yang sama. Dengan
adanya aplikasi khusus gay membuat akses sesama gay menjadi lebih mudah dalam
menemukan pasangan. Selain itu kehadiran aplikasi gay juga membuat penyuka sesama
jenis pria ini akan lebih mudah dalam berkomunikasi sesama mereka tanpa harus
menghiraukan kehadiran kaum heteroseksual yang identik dengan homofobia. Harek
daerah yang menjunung tinggi nilai adat dan agama tak luput dari serbuan internet beserta
sudah mulai pudar akibat globalisasi. Attubani (2005) Remaja di Minangkabau dewasa
ini memiliki pemahaman yang berbeda mengenai adat Minangkabau, sebagian remaja
minang banyak yang sudah tidak lagi memegang teguh adat istiadat minang yang berjalan
seiring dengan ajaran agama islam, bahkan beberapa kelompok remaja ada yang
menentang ajaran-ajaran budaya minang yang dianggap sudah ketinggalan jaman. Secara
Dengan komposisi penduduk hampir 25% nya adalah pelajar yang mana sebagian besar
adalah remaja. Sementara itu Roem (2016) memaparkan bahwa Kota Padang merupakan
kota semi metropolitan dengan jumlah keberadaan pengguna cybersex yang cukup tinggi,
dengan rata-rata pengguna berasal dari mahasiswa. Kota Padang sendiri merupakan kota
dengan remaja berprilaku seksual berisiko terbanyak nomor 3 setelah kota Payakumbuh
Poplasi gay di kota Padang di perkirakan mencapai angka 3 ribu orang. Dengan perkiraan
jumlah populasi gay di kota Padang yang cukup banyak tersebut menimbulkan
kekhawatiran bagi sebagian besar masyarakat dan pemerintahan Sumatra Barat. Dilansir
masyarakat maka pemerintah provinsi Sumatra Barat akan mengambil tindak lanjut
dengan Raperda tentang LGBT yang dicanangkan akan tuntas pada tahun 2018.
Penyalahgunaan internet terlebih untuk aktivitas seksual dapat berpengaruh
terhadap pola prilaku remaja dan dapat menyebabkan kecanduan akan cybersex. hal ini
dikhawatirkan karena dapat mendorong remaja tersebut untuk beraktivitas seks didunia
nyata. Didalam hasil penelitian Yovita (2016) menyatakan bahwa aktivitas cybersex dapat
berujung kepada bentuk dating, yaitu pertemuan antara kedua pelaku cybersex dalam
rangka pemenuhan hasrat seksual secara nyata setelah melakukan aktivitas cybersex
melalui internet.
Fokus dalam TOR ini adalah praktik sosial yang dilakukan oleh kalangan gay
dikota Padang. Terkait dengan lingkungan dimana gay tersebut berada tentunya akan
banyak faktor yang mendorong gay melakukan praktik cybersex, baik faktor internal
maupun eksternal. Sehingga untuk menjelaskan hal tersebut tidak bisa hanya dengan
mengasumsikan dan menduga, melainkan perlu dilakukan kajian yang lebih ilmiah untuk
2. Rumusan Masalah
dan sikap masyarakat. Aktivitas yang lumrahnya dilakukan di dunia nyata kini sebagain
sudah dipindahkan ke dalam dunia virtual. Salah satu bentuk aktivitas yang kini marak di
maka perhatian pada praktik cybersex dikalangan gay juga menjadi topik menarik untuk
di perbincangkan. Kota Padang dengan jumlah perkiraan gay yang mencapai ribuan
orang tentunya juga berkesempatan untuk terjadinya praktik cybersex. Maka untuk
menjelaskan fenomena tersebut dibutuhkan penjelasan yang ilmiah, maka dari itu
Padang.
B. Bagaimana faktor constraining pada praktik cybersex dikalangan gay kota
Padang.
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
4. Manfaat penelitian
a. Aspek akademik
Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
Daftar Pustaka
Rahayu, dkk. 2014. Aplikasi Gay: Perjuangan dan ruang negosiasi identitas bagi
kaum Gay muda di Yogyakarta. Yogyakarta. Jurnal Studi Pemuda Universitas Gadjah
Mada. http/:jurnal.ugm.ac.id.download diakses pada 23 april 2018
Christian, dkk. 2014. Gay and Bisexual Men's Use of the Internet: Research from the
1990s through 2013. London. University Michigan.
Arisha, Yovita. 2016. Aktivitas cybersex mahasisawa di kota Padang. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Andalas : Padang.
http://www.viva.co.id/berita/nasional/996421-hasil-survei-mengkhawatirkan-sumbar-
siapkan-perda-lgbt diakses pada 16 mei 2018